PENDAHULUAN
Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum
diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi yang buruk jauh
kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah.
Indonesia akan sulit menghadapi pasar global karena mengalami ketidak efisienan
pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan
sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaan,
pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus bersifat manusiawi atau bermartabat. Seperti yang
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Dan atas dasar pasal
tersebut dikeluarkanlah UU No. 14 Tahun 1969 tentang Pokok-Pokok Tenaga Kerja, yaitu
pasal 9: “Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan kesehatan,
pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral
agama”.
Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak
lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja
karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas
1
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi
pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh,
merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas
kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita
pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa
sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja
yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak
undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap
tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan
bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk
diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan
berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat
mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat
kesehatan kerja.
2
Penulisan makalah mengenai kumpulan regulasi tentang keselamatan dan kesehatan
kerja, dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang regulasi / undang –
I.3Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
kerja yang dilatar belakangi oleh kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang ada saat
ini di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
3
Terdiri dari 11 Bab dan 18 Pasal
Tentang: Ketenagakerjaan
Tentang: Mengubah Peraturan Uap No. 342 tahun 1924 Menimbang bahwa dianggap perlu
untuk menindjau kembali Peraturan Uap jang ditetapkan berdasarkan Ordonansi tanggal 4
III. Izin untuk mendjalankan pesawat uap, Pasal 6 sampai dengan 12.
VIII. pengecualian dan aturan peralihan, Pasal 29, 30, 31, 32.
Pasal II: Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal jang ditetapkan oleh
Gubernur Djenderal.
Tentang: Keselamatan Kerja Pada Pemurnian Dan Pengolahan Minyak Dan Gas Bumi
4
Terdiri Dari:
Pejelasan umum
1,2, 3,5,6
Terdiri dari:
I. Penjelasan umum
sampai dengan 12
PER.01/MEN/1979
Tentang: kewajiban latihan hygiene perusahaan kesehatan dan keselamatan kerja bagi tenaga
Memutuskan
Menetapkan: Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi tentang kewajiban latihan
Menetapkan: Peraturan menteri tenaga kerja, transkop tentang kewajiban latihan hiperkes bagi
Tentang: tata cara penunjukan kewajiban dan wewenang ahli keselamatan dan kesehatan kerja
Memutuskan
Menetapkan: Peraturan menteri tenaga kerja republik indonesia tentang tata cara penunjukan,
BABII : Tata cara penunjukan ahli keselamatan dan kesehatan kerja, 3, 4,5,6,7, dan 8
BABIII : kewajiban dan wewenang ahli keselamatan dan kesehatan kerja, Pasal 9 dan 10
II. 10 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No. Per.03/MEN/1978
Memutuskan
dengan 7.
6
BAB III
PENUTUP
III. 1 Kesimpulan
Penerapan regulasi tentang kesehatan dan selamatan kerja yang tercantum dalam
Undang-undang republik indonesia nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dan
beberapa regulasi lainya meupakan acuan atau pun landasan bagi setiap pekerja dan
keamanan dan keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus menjadi perhatian
utama semua pihak. Kerberhasilan kita dalam melaksanakan pekerjaan tidak hanya diukur
dari selesainya pekerjaan tersebut. Banyak hal yang dijadikan sebagai parameter penilaian
terhadap keberhasilan suatu pekerjaan. Pekerjaan dinilai berhasil apabila keamanan dan
keselamatan semua sumber daya yang ada terjamin, dapat diselesaikan tepat waktu atau
bahkan bisa lebih cepat dari waktu yang ditentukan, memberikan keuntungan bagi
perusahaan, memberikan kepuasan kepada semua pihak (pimpinan, karyawan dan pemberi
kerja).
III. 2 Saran
Besar harapan kami bahwa dari penulisan makalah ini dapat memberikan
7
BAB IV
LAMPIRAN