Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN RESMI

MODUL I
MODEL PROGRAMA LINIER

Disusun oleh :
Kelompok : A-10

Muhammad Eko Mamonto (07.2018.1.03450)


Muhammad Rafly Isnantoro (07.2018.1.03463)
Beta Bimo Al-Ghifari (07.2018.1.03468)
Deni Ismail (07.2018.1.03473)

LABORATORIUM PENELITIAN OPERASIONAL


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Programa linier secara umum adalah salah satu teknik menyelesaikan riset
operasi, dalam hal ini adalah khusus menyelesaikan masalah-masalah optimasi
(memaksimalkan atau meminimumkan) tetapi hanya terbatas pada masalah-
masalah yang dapat diubah menjadi fungsi linear. Secara khusus, persoalan
program linear merupakan suatu persoalan untuk menentukan besarnya masing-
masing nilai variabel sehingga nilai fungsi tujuan atau objektif yang linear
menjadi optimum (memaksimalkan atau meminimumkan) dengan memperhatikan
adannya kendala yang ada, yaitu kendala yang harus dinyatakan dalam bentuk
ketidaksamaan yang linear (Dimyati, 1994).
Banyak sekali keputusan utama dihadapi oleh seorang manajer perusahaan
untuk mencapai tujuan perusahaan dengan batasan situasi lingkungan operasi.
Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki keterbatasan atas sumber dayanya,
baik keterbatasan waktu, tenaga kerja, energi, bahan baku, atau uang. Secara
umum, tujuan umum perusahaan yang paling sering terjadi adalah sedapat
mungkin memaksimalkan laba. Tujuan dari unit organisasi lain yang merupakan
bagian dari suatu organisasi biasanya meminimalkan biaya. Saat manajer berusaha
untuk menyelesaikan masalah dengan mencari tujuan yang dibatasi oleh batasan
tertentu, teknik sains manajemen berupa program linear sering digunakan untuk
permasalahan ini.
Dalam programa linear terdapat dua pendekatan yang sering dipergunakan
yaitu metode grafis dan metode simplek (untuk 2 variabel atau lebih). Untuk hal
ini, metode yang dipelajari mengenai metode simplek dimana metode simplek
adalah suatu metode yang secara sistematis dimulai dari suatu penyelesaian dasar
yang fisibel ke pemecahan dasar fisibel lainnya, yang dilakukan berulang-ulang
(iteratif) sehingga tercapai suatu penyelesaian optimum. Pembuatan laporan ini
ditujukan untuk melatih kemampuan praktikan dalam hal pemrograman liniear,
yang dimulai dari pengumpulan, perhitungan, penyebaran hingga penyajian data.
Teknik ini telah diterapkan secara luas pada berbagai persoalan dalam perusahaan,
untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penugasan karyawan,
penggunaan mesin, distribusi, dan pengangkutan, penentuan kapasitas produk,
ataupun dalam penentuan portofolio investasi. Diharapkan pembuatan laporan ini
dapat membantu praktikan lebih memahami tentang programa linier pada data-
data yang sudah tersedia.
Pada praktikum kali ini, praktikan terlebih dahulu membuat desain produk
yang akan dibuat menggunakan bahan utama yaitu stik es krim. Kemudian
dilakukan proses pengukuran, pemotongan, perapraktikann, dan finishing.
Selanjutnya, praktikan menentukan harga jual produk dengan mempertimbangkan
biaya-biaya sepeti biaya total produksi (biaya stik es krim, lem, dan aksesoris) dan
margin keuntungan.

1.2 Rumusan Masalah Praktikum


Adapun rumusan masalah dalam penelitian kali ini adalah :
1. Bagaimana menentukan model programa linier pada proses pembuatan
miniatur jembatan, tempat pensil, dan boneka kayu?
2. Bagaimana menentukan banyaknya miniatur jembatan, tempat pensil, dan
boneka kayu yang harus dibuat untuk memperoleh pendapatan optimal ?
3. Bagaimana menentukan pendapatan optimal pada pembuatan miniatur
jembatan, tempat pensil, dan boneka kayu?

1.3 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Dapat menentukan model programa linier pada proses pembuatan produk
miniatur jembatan, tempat pensil, dan boneka kayu.
2. Dapat menentukan banyaknya miniatur jembatan, tempat pensil, dan boneka
kayu yang harus dibuat untuk memperoleh pendapatan optimal.
3. Dapat menentukan pendapatan optimal pada pembuatan miniatur jembatan,
tempat pensil, dan boneka kayu.
1.4 Manfaat Praktikum
Beberapa manfaat yang diperoleh yaitu :
1. Manfaat bagi perserta praktikum
Adapun manfaat bagi peserta praktikum yaitu dapat menerapkan ilmu
tentang programa linier dalam kehidupan sehari-hari.
2. Manfaat bagi pembaca
Adapun manfaat bagi pembaca yaitu sebagai acuan dalam menyelesaikan
tugas- tugas yang berkaitan dengan programa linier.
3. Manfaat bagi umum
Adapun manfaat bagi umum yaitu untuk memudahkan dalam
menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan programa
linier dalam kehidupan sehari-hari.

1.5 Batasan Masalah Praktikum


Agar pembahasan tidak meluas dan menyimpang dari permasalahan yang
ada, maka ditentukan batasan masalah dalam penelitian kali ini adalah :
1. Material utama yang digunakan untuk membentuk produk adalah stik es
krim.
2. Data penelitian diambil dari perhitungan produk kelompok-kelompok yang
telah ditentukan oleh asisten laboratorium dimana kelompok-kelompok
tersebut adalah kelompok mahasiswa teknik industri pagi yang mengikuti
praktikum penelitian operasional.
3. Kapasitas waktu yang digunakan adalah nilai yang ditentukan oleh asisten
praktikum.

1.6 Asumsi Praktikum


Adapun asumsi yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah :
1. Produk yang dibuat sesuai degan struktur desain produk yang telah
disetujui.
2. Pengerjaan pada setiap stasiun kerja sesuai dengan pembagiannya masing-
masing.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Model Programa Linier


Setiap perusahaan atau organisasi memiliki keterbatasan atas sumber
dayanya, baik keterbatasan dalam jumlah bahan baku, mesin dan peralatan, ruang
tenaga kerja, jam kerja, maupun modal. Dengan keterbatasan ini, perusahaan perlu
merencanakan strategi yang dapat mengoptimalkan hasil yang ingin dicapai, baik
itu berupa keuntungan maksimal atau biaya minimal. Berbagai cara lain telah
ditemukan untuk tujuan itu, salah satu diantaranya pemrograman linier (Eddy,
2008).
Programa linier (linier programming) merupakan model optimasi
persamaan linier yang berkenaan dengan masalah-masalah pertidaksamaan linier,
masalah program linier berarti masalah nilai optimum (maksimum atau minimum)
sebuah fungsi linier pada suatu sistem pertidaksamaan linier yang harus
memenuhi optimasi fungsi objektif. Dalam banyak situasi sering dijumpai
masalah-masalah yang berhubungan dengan program linier. Agar masalah
optimasinya dapat diselesaikan dengan program linier, maka masalah tersebut
harus diterjemahkan dalam bentuk model matematika (Mulyani,Sri. 2007).
Program linier adalah suatu cara matematis yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pengalokasian sumber daya yang
terbatas untuk mencapai optimasi, yaitu memaksimumkan atau meminimumkan
fungsi tujuan yang bergabung pada sejumlah variabel input. Penerapan program
linier banyak diterapkan dalam masalah ekonomi, industri, sosial dan lain-lainnya,
misalnya periklanan, industri manufaktur (penggunaan tenagakerja kapasitas
produksi dan mesin), distribusi dan pengangkutan, dan perbankan (portofolio
investasi).
Program linier berkaitan dengan penjelasan suatu kasus dalam dunia nyata
sebagai model matematik yang terdiri dari sebuah fungsi tujuan linier dengan
beberapa kendala linier. Pemrograman linier merupakan metode matematik dalam
mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti
memaksimumkan keuntungan dan memminimumkan biaya.
Pemrograman linier banyak diterapkan dalam masalah ekonomi, industri,
militer, sosial dan lain-lain. Pemrograman linier berkaitan dengan penjelasan
suatu kasus dalam dunia nyata sebagai suatu model matematik yang terdiri dari
sebuah fungsi tujuan linier dengan beberapa kendala linier. Pemrograman linier
meliputi perencanaan aktivitas untuk mendapatkan hasil optimal, yaitu sebuah
hasil yang mencapai tujuan terbaik (menurut model matematika) diantara semua
kemungkinan alternatif yang ada.

2.1.1 Pembentukan Model Matematik


Setelah memahami permasalahan optimasi adalah membuat model yang
sesuai untuk analisis. Pendektan konvensional riset oprasional untuk pemodelan
adalah membangun model matematik yang menggambarkan inti permasalahan.
Model matematik merupakan representasi kuantitatif tujuan dan sumber daya
yang membatasi sebagai fungsi variabel keputusan. Bagian kedua merupakan
model matematik yang mempresentasikan sumber daya yang membatasi. Fungsi
pembatas bias berbentuk persamaan (=) atau pertidaksamaan (≤) atau (≥) fungsi
pembatas tersebut juga constraint.
Konstanta pada fungsi pembatas maupun pada tujuan dikatakan sebagai
parameter model-model matematik juga memiliki kelemahan, tidak semua
karakteristik system dapat dengan mudah dimodelkan menggunakan fungsi
matematik. Kadang kadang penyelesaiannya sulit diterima karena kompleksitas
fungsi dan teknik yang dibutuhkan. Bentuk umum linier programming adalah
sebagai berikut :
Fungsi tujuan :

Maksimumkan atau minimumkan Z =

Sumber daya yang membatatasi :


Keterangan : Z = fungsi tujuan (maksimum atau minimum)

= konstanta ke-1 atau konstribusi

= variabel ke-1

= koefisien ke-n

= variabel ke-n

= variabel pembatas ke-1

= resources ke-1

= resources ke-m

= pembatas non negatif

Kasus programa linier sangat beragam, dalam setiap kasus hal yang
penting adalah memahami setiap kasus dan memahami konsep pemodelannya.
Meskipun fungsi tujuan misalnya hanya mempunyai kemungkinan bentuk
maksimisasi atau minimasi, keputusan untuk memilih salah satunya bukan
pekerjaan mudah. Masalah keputusan yang biasa dihadapi para analis adalah
alokasi optimum sumber daya yang langkah, sumber daya dapat berupa modal,
tenaga kerja, bahan mentah dan lain-lain.

2.1.2 Asumsi Programa Linier


Model programa linier mengandung asumsi-asumsi tertentu yang harus
dipenuhi agar definisinya sebagai suatu masalah programa linier menjadi absah.
Membentuk suatu model programa linier perlu diterapkan asumsi-asumsi sebagai
berikut :
1. Linearity
Fungsi obyektif dan kendala haruslah merupakan fungsi linear dan variabel
keputusan, tingkat perubah atau kemiringan hubungan fungsional adalah
konstan.
2. Divisibility
Solusi tidak harus bilangan bulat atau bilangan pecahan dengan demikian
variabel keputusan merupakan variabel kontinu sebagai lawan dari variabel
diskrit atau bilangan bulat.
3. Deterministik
Mencerminkan kondisi masa depan maupun sekarang dan keadaan masa
depan sangat sulit untuk diketahui.
4. Homogenety
Memiliki arti yaitu sumber daya digunakan dalam proses harus sama.
5. Non negativity
Nilai variabel keputusan harus ≥ 0

2.1.3 Karakteristik Programa Linier


Programa linier merupakan bagian dari Matematika yang khusus diterapkan
untuk menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan penentuan :
1. Jumlah variabel-variabel input yang dipakai dalam suatu masalah.
2. Kombinasi variabel input yang harus disediakan atau kombinasi output yang
harus dihasilkan.
3. Jumlah output yang harus dihasilkan untuk mencapai tujuan (objective)
tertentu yakni untuk mencapai optimalisasi dari suatu masalah, misalnya
untuk mencapai profit maksimum atau biaya minimum.

Dalam membangun model dari persoalan linier programming digunakan


karakteristik-karakteristik sebagai berikut :
1. Variabel keputusan
Variabel keputusan adalah variabel yang menguraikan secara lengkap
keputusan-keputusan yang akan dibuat.
2. Fungsi tujuan
Fungsi tujuan merupakan fungsi dari variabel keputusan yang akan
memaksimumkan (untuk pendapatan atau keuntungan) atau diminimumkan
(untuk ongkos).

3. Pembatas-Pembatas
Merupakan kendala-kendala yang dihadapi sehingga praktikan tidak bisa
menentukan harga variabel keputusan secara sembarang. Jadi maksudnya
disini nilai dari variabel keputusan tersebut diabtasi oleh pembatas
(constraint).
4. Pembatas tanda
Pembatas tanda adalah pembatas yang menjelaskan apakah variabel
keputusannya diasumsikan hanya berharga non negative atau variabel
keputusan tersebut boleh berhatga positif, boleh juga negatif (tidak terbatas
dalam tanda).

2.1.4 Teknik Pemecahan Programa Linier


Programa linier dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa macam
metode sesuai dengan tingkat persoalannya. Metode-metode tersebut sama dapat
memecahkan persoalan yang mengandung beberapa permasalahan, berikut ini
metode dalam memecahkan persoalan programa linier:
1. Metode Grafik yaitu metode yang digunakan untuk memecahkan persoalan
yang mengandung dua permasalahan
2. Metode Simpleks dapat digunakan untuk memecahkan persoalan yang
mengandung tiga atau lebih permasalahan dan didasarkan pada proses
perhitungan ulang supaya mendapat hasil yang optimal.
3. Metode Big-M biasanya dipakai untuk memecahkan persoalan yang
memiliki pembatas “=” atau “>.

2.1.5 Model Pemrograman Linier Metode Grafik


Metode grafik hanya bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
dimana hanya terdapat dua variabel keputusan. Untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut. Metode grafik adalah satu cara yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah optimalisasi dalam programasi linier. Keterbatasan
metode ini adalah variabel yang bisa digunakan terbatas (hanya dua), penggunaan
3 variabel akan sangat sulit dilakukan. Ada dua macam fungsi Programa linier :
1. Fungsi tujuan : mengarahkan analisa untuk mendeteksi tujuan perumusan
masalah.
2. Fungsi kendala : untuk mengetahui sumber daya yang tersedia dan
permintaan atas sumber daya tersebut.

Langkah-langkah penyelesaian dengan metode grafik :


1. Buatlah model matematika / kendala
2. Tentukan fungsi sasaran (Z)
3. Menyelesaikan fungsi pertidaksamaan
4. Jadikan setiap kendala menjadi bentuk persamaan
5. Buat grafik untuk setiap kendala dan kemudian tentukan daerah
penyelesaian atau HP
6. Setelah grafik dibuat, kemudian tentukan himpunana penyelesaian (HP)
setelah itu, praktikan menentukan titik-titik terluar yang terdapat
didalam grafik tersebut.
7. Setelah titik-titik terluar ditentukan, Uji titik-titik terluarnya untuk
menentukan nilai maksimumnya.

2.1.6 Model Pemrograman Linier Metode Simplek


Metode simplek adalah salah satu metode yang ada dalam linier
programming yang digunakan untuk memecahkan persoalan yang megandung tiga
permasalahan atau lebih dan didasarkan pada proses perhitungan ulang supaya
mendapat hasil yang optimal. Tahap paling awal yang diperhatikan dalam metode
simplek ini adalah tiga tahap yang dilakukan pada linier programming yaitu:
1. Masalah harus dapat diidentifikasi sebagai sesuatu yang dapat
diselesaikan
dengan linier programming.
2. Masalah yang tidak terstruktur harus dapat dirumuskan dalam model
matematika sehingga menjadi terstruktur.
3. Model harus diselesaikan dengan teknik matematika yang dibuat.
Tahap selanjutnya merupakan tahap teknis yang secara umum ada dalam
linier programming (Ayu, 1996). Tahap tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Membuat bentuk standar model matematik
2. Membuat tabel awal simpleks berdasarkan bentuk baku yang sudah ada.
3. Memeriksa kelayakan tabel awal dengan melihat nilai kanan. Bila ada yang
bernilai negatif maka tidak layak diselesaikan.
4. Menentukan kolom pivot dengan cara sebagai berikut :
a. Bila fungsi tujuannya maksimisasi maka pilih kolom dengan nilai negatif
terbesar.
b. Bila fungsi tujuannya minimalisasi maka pilih kolom dengan nilai positif
terkecil.
c. Bila nilai-nilai tersebut jumlahnya lebih dari satu, pilih sembarang.

Bila kolom pivot ditarik ke atas maka akan ditemukan variabel keluar.
1. Menentukan baris pivot dengan melihat hasil bagi nilai solusi dengan nilai
kolom pivot yang bersesuaian. Pilih yang mempunyai nilai bagi terkecil.
Bila baris pivot ditarik ke kiri maka akan diperoleh variabel keluar.
2. Menentukan elemen pivot dengan mencari perpotongan kolom pivot dan
baris pivot.
3. Lakukan perhitungan-perhitungan untuk membuat iterasi selanjutnya.
4. Memeriksa keoptimalan dengan melihat nilai koefisien fungsi tujuan di
mana :
a. Bila maksimisasi maka nilai solusi sudah positif atau nol.
b. Bila minimisasi maka nilai solusi sudah negatif atau nol.

2.1.7 Kasus Khusus Programa Linier


1. Solusi optimum ganda
Jika fungsi tujuan sejajar dengan fungsi kendala, maka akan terjadi nilai
optimum yang sama pada lebih dari satu titik solusi. Keadaan ini dinamakan
Optimum Ganda atau Optimum Alternatif.
2. Solusi tak terbatas
Pada beberapa model PL, nilai variabel mungkin bertambah tek terbatas
tanpa menyimpang dari kendala, berarti bahwa ruang solusi menjadi tak
terbatas sekurang-kurangnya pada satu arah. Akibatnya, nilai fungsi tujuan
dapat bertambah tanpa pernah mencapai batas fungsi kendala. Dalam
keadaan ini dikatakan bahwa baik ruang solusi maupun nilai tujuan
optimum adalah tak terbatas.
3. Degenerasi
Dalam penerapan feasibility condition, jika terdapat rasio minimum kembar,
maka pemilihan leaving variabel dilakukan secara sembarang. Jika ini
terjadi, satu atau lebih variabel dasar akan sama dengan nol pada iterasi
berikutnya. Dalam kasus ini, solusi mengalami Degenerasi. Berdasarkan
pengalaman, degenerasi muncul jika model memiliki sekurang-kurangnya
sebuah kendala yang berlebihan. Celakanya, tidak ada teknik untuk
mengalokasikan secara langsung dari fungsi kendala mana yang berlebih.

2.2 Jam Kerja Optimal dan Slack


Waktu merupakan elemen yang sangat menentukan dalam merancang atau
memperbaiki suatu sistem kerja. Peningkatan efisiensi suatu sistem kerja mutlak
berhubungan dengan waktu kerja yang digunakan dalam berproduksi. Pengukuran
waktu (time study) pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menentukan
lamanya waktu kerja yang dibutuhkkan oleh seorang operator (yang sudah
terlatih) untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik, pada tingkat
kecepatan kerja yang normal, serta dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat
itu.
Dengan demikian pengukuran waktu ini merupakan suatu proses kuantitatif,
yang diarahkan untuk mendapatkan suatu kriteria yang obyektif. Studi mengenai
pengukuran waktu kerja dilakukan untuk dapat melakukan perancangan atau
perbaikan dari suatu sistem kerja. Untuk keperluan tersebut, dilakukan penentuan
waktu baku, yaitu waktu yang diperlukan dalam bekerja dengan telah
mempertimbangkan faktor-faktor diluar elemen pekerjaan yang dilakukan. Waktu
kerja efektif adalah waktu kerja yang secara efektif digunakan untuk bekerja.
waktu kerja efektif terdiri atas hari kerja efektif dan jam kerja efektif.
Slack adalah waktu kelonggaran atau sisa waktu yang telah digunakan pada
jam kerja. Slack atau surplus terjadi jika ada sisa waktu pada jam kerja optimal
yang telah ditentukan (kapasitas waktu) atau sisa dari sumberdaya yang tidak
terpakai. Baik memang karena jam kerja yang kurang efektif atau jam yang
digunakan untuk keperluan pribadi pada saat bekerja. Cara menghitung slack
yaitu: kapasitas waktu/sumber daya yang tersedia dikurangi dengan jam kerja
efektif atau optimal pada pekerjaan tersebut.

2.3 Kasus Khusus Program Linier


Terdapat beberapa kasus pada metode simpleks Yng menyebabkan
perhitungan pada metode simpleks ini sangat rumit.
Kasus khusus dari penggunaan metode simpleks ini dapat berupa
degenerasi, solusi optimum banyak, solusi tak terbatas, dan solusi tidak layak
(George Dantzing, 1947)
Berikut ini adalah kasus khusus dalam penggunaan metode simpleks :
1. Degenerasi
Suatu program linieer bersifat degenerasi apabila satu atau beberapa
variable basis bernilai nol, sehingga iterasi yang dilakukan selanjutnya
menjadi suatu loop yang akan kembali ke bentuk sebelumnya.
2. Solusi Optimum Banyak
Persoalan memiliki solusi lebih dari satu apabila fungsi tujuan parallel
dengan fungsi pembatas dimana paling sedikit salah satu dari variable
non-basis (persamaan Z pada iterasi terakhir) mempunyai koefisien
bernilai nol. Akibatnya walaupun variable tersebut dinaikkan nilainya,
haga Z tetap tidak berubah. Karena itu solusi-solusi optimum yang lain
biasanya dapat dilakukan iterasi tambahan pada metode simpleksnya
dimana variable-variabel non-basis berkoefisien nol tersebut selalu
dipilih untuk menjadi entering variabel.
3. Solusi Tidak Terbatas
Penyelesaian dikatakan tidak terbatas apabila nilai suatu fungsi tujuan
dapat dibuat tak terhingga tanpa mlanggar setiap batasan yang ada. Jika
hal ini terjadi pada masalah maksimasi keuntungan berarti dapat dicapai
suatu tingkat keuntungan yang terbatas. Kejadian ini dapat berarti
bahwa masalah yang ada tidak dirumuskan dengan tepat. Kesalahan ini
dapat berupa adanya kendala tak berlebih yang diikutsertakan dan
adanya parameter dari beberapa kendala tidak diduga dengan benar.
4. Solusi Tidak Layak
Solusi tidak layak terjadi apabila fungsi pembatas tidak dapat terpenuhi
secara bersamaan. Hal ini tidak akan terjadi apabila semua fungsi
kendala menggunakan pertidaksamaan ≤ (diasumsikan nilai kanan
adalah positif) karena variabel slack selalu memberikan solusi layak.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Flowchart Metode Penelitian

Mulai

Identifikasi Masalah dan Tujuan Penelitian


Tahap
Identifikasi Studi Literatur

Pengumpulan Data :
Tahap 1. Waktu proses di stasiun kerja 1,2,3,d dan 4.
Pengumpulan 2. Kapasitas waktu di setiap stasiun kerja
Data 3. Fungsi tujuan
4. Menggunakan batasan yang telah ditentukan.

Pengolahan Data :

Tahap 1. Mengolah pendapatan produk yang optimal

Pengolahan 2. Mengolah total waktu pada setiap stasiun kerja

Data 3. Mengolah jumlah waktu yang optimal pada


masing-masing proses stasiun kerja

Tahap Pembahasan data dengan penganalisaan secara


Analisa terperinci.
dan
Kesimpulan
Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart Metode Penelitian


3.2 Tahap – Tahap Metode Penelitian

3.2.1 Identifikasi Masalah dan Tujuan Penelitian


Kegiatan ini dilakukan untuk merumuskan masalah dalam penelitian
sehingga apa yang menjadi tujuan dari penelitian ini dapat tercapai.

3.2.2 Studi Literatur


Setelah mempelajari pesoalan dalam praktikum, maka diperlukan suatu
metode atau rumusan pemecahan masalah. Oleh karena itu, pembelajaran ini
dilakukan melalui berbagai sumber baik online (melalui internet) atau offline
(laporan resmi praktikum tahun sebelumnya) agar mendapatkan banyak referensi.

3.2.3 Pengumpulan Data


Mengumpulkan data dari setiap satsiun kerja dari kelompok A10, A7, dan
A12, Berupa gambar produk, bill of material, lembar kerja praktikum, dan layout
masing-masing stasiun kerja.

3.2.4 Pengolahan Data


Melakukan pengolahan data mentah (data yang belum diolah) untuk
menentukan fungsi tujuan, pembatas, waktu, dan pendapatan optimal pada
setiap stasiun kerja yang menghasilkan produk miniature jembatan, tempat
pensil, dan boneka kayu.

3.2.5 Pembahasan
Pembahasan dilakukan untuk mengetahui secara detail pesoalan praktikum
yang telah diselesaikan denga analisa terperinci sehingga dapat diambil suatu
kesimpulan dengan jelas.

3.2.6 Kesimpulan dan Saran


Berisi suatu ulasan keputusan dan petimbangan dari hasil praktikum yang
telah dibahas dan analisa lebih lanjut.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Setelah melakukan perhitungan dengan hasil seperti diatas, maka dapat
disimpulkan :
1. Model programa linier yang digunakan dalam pembuatan produk miniatur
jembatan, tempat pensil, dan boneka kayu adalah model dengan metode
simpleks. Metode tersebut digunakan karena persoalan yang dialami
mengandung tiga permasalahan dan didasarkan pada proses perhitungan
ulang agar mendapatkan hasil yang optimal
2. Dengan melakukan perhitungan menggunakan metode simpleks, didapatkan
hasil bahwa untuk memperoleh pendapatan optimal dibutuhkan 5 produk
tempat pensil. Sedangkan untuk produk miniatur jembatan dan boneka kayu
tidak diproduksi.
3. Pendapatan optimal diperoleh dari hasil perhitungan harga jual produksi
dikali dengan banyaknya produk yang dibutuhkan untuk masing-masing
produk. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa
pendapatan optimal yaitu sebesar Rp87.318,61

6.2 Saran
Diharapkan untuk praktikum selanjutnya, alat dan bahan untuk masing-
masing kelompok praktikum telah disiapkan dengan maksimal baik dalam jumlah
maupun kualitas sehingga para praktikan tidak saling pinjam meminjam alat dan
bahan. Para praktikan juga diharapkan dapat melakukan praktikum dengan
seksama dan tertib agar pelaksanaan praktikum dapat berjalan dengan kondusif.

Anda mungkin juga menyukai