Anda di halaman 1dari 27

No Topic Observer

Analisis Strategi Mitigasi Risiko Pada


1 Ari Fendi, Evi Yuliawati
Supply Chain PT. PAL Indonesia (Persero)

Analisis Dan Mitigasi Risiko Proses Make,


Deliver, Return Dengan Pendekatan Model
2 Green Supply Chain Operation Reference ( Dwi Cahya Kurniawan
Green Scor) Dan Metode House Of Risk
(Hor) Pada Pt. Globalindo Intimates
Studi Implementasi Model House of Risk
Zulia Dewi Cahyani, Sri
Untuk Mitigasi Risiko Keterlambatan
3 Rejeki Wahyu Pribadi,
Material dan Komponen Impor Pada
Imam Baihaqi
Pembangunan Kapal Baru

Identifikasi Dan Analisis Manajemen


4 Risiko Pada Proyek Pembangunan Nurlela, Heri Suprapto
Infrastruktur Bangunan Gedung Bertingkat
Analisis Kecelakaan Kerja Pada Pekerjaan
Pembersihan Esp Di Departement Oleo
5 Chemical Dengan Menggunakan Metode Rachmat Dwi Agusta
Failure Mode And Effect Analysis (Fmea)
Dan Root Cause Analysis (Rca)

Aplikasi Model House Of Risk (Hor)


Bayu Rizki Kristanto dan
6 Untuk Mitigasi Risiko Pada Supply Chain
Ni Luh Putu Hariastuti
Bahan Baku Kulit
Analisis Dan Perbaikan Manajemen Risiko Maria Ulfah, Mohamad
7 Rantai Pasok Gula Rafinasi Dengan Syamsul Maarif, Sukardi,
Pendekatan House Of Risk Sapta Raharja

Analisis Penyebab Kegagalan Produksi


Batu Bata Hasil Mesin Extruder dengan
Pulung Aji Purwandhito ,
8 Menggunakan Metode FTA (Fault Tree
Susatyo Nugroho WP
Analysis) (Studi kasus di Perajin Batu Bata
Ngunut, Kabupaten Klaten)
Identifikasi Risiko Kecelakaan Kerja
Dengan Metode Hazard Identification And Rudy Darmawan , Nurul
9
Risk Assessment ( Hira ) di Area Batching Ummi , Ani Umyati
Plant Pt XYZ

Analisis Risiko Operasional Berdasarkan


Pendekatan Enterprise Risk Management Normaria Mustiana Sirait,
10
(ERM) Pada Perusahaan Pembuatan Aries Susanty
Kardus Di Cv Mitra Dunia Palletindo

Analisis Mitigasi Risiko Pada Proses


Moh Nu’man Hadi,
11 Pengadaan Menggunakan Matriks House
Wiwik Budiawan
Of Risk Pada Pt Janata Marina Indah
Analisis Risiko dan Strategi Mitigasi
Hafidh Munawir,
12 Risiko Suplly Chain Susu Sapi (Studi
Krismiyanto
Kasus di Desa Singosari, Boyolali)

Analisis Risiko Supply Chain Dengan


13 Model House Of Risk (Hor) Pada Riana Magdalena, Vannie
Pt.Tatalogam Lestari
Diana Puspita Sari ,
Naniek Utami Handayani,
Analisis Manajemen Dan Potensi Risiko
Yusuf Widharto, Kusno
14 Menggunakan Pest Analyysis Dan Risk
H. Ridho, Salsabila
Mapping Di Kampung Batik Semarang
Senamelia, Finiesa S.
Aulia, Reza Ardiyawan

Analisis Resiko Keselamatan Kesehatan


Flafianus Suhardi dan Sri
15 Kerja Dengan Metode Hirarc Pada Pt.
Zetli
Sumber Marine Shipyard

Analisis Risiko Kecelakaan Kerja Pada


Proyek Pembangunan Dengan Seno Aji Nugroho , Hery
16 Menggunakan FMEA Dan FTA (Studi Suliantoro , dan Naniek
Kasus: Hotel Srondol Mixed Used Kota Utami H
Semarang)
Analisis Manajemen Resiko UMKM Batik
17 Bangkalan Madura di Tengah Pandemi Ahmad Suhaimi
Covid-19

Pendekatan Risk Management & Analisis Hari Bahari , Eko Budi


18 SWOT Untuk Mengantisipasi Penurunan Leksono , dan Elly
Laba Di Ecos Minimart Gresik Ismiyah

Analisis Risiko Keterlambatan Material


dan Komponen pada Proyek Pembangunan
Maria Elfrida Sibuea dan
19 Kapal dengan Metode House of Risk
Hadi Sutanto Saragi
(HOR) Studi Kasus: Pembangunan Kapal
Ro-Ro 300 GT Danau Toba
Mitigasi Risiko Keterlambatan Material
dan Komponen Impor Menggunakan Oka Hildawan
20
House of Risk (HOR) pada Proyek Mahendra , Minto Basuki
Pembangunan Tug Boat 2x1200 HP
Afiliasi Publish Year Metode

Jurusan Teknik Industri,


Fakultas Teknologi Industri,
2012 HOR
Institut Teknologi Adhi
Tama Surabaya

Program Studi Teknik


Industri Fakultas Teknologi
Industri UNIVERSITAS 2018 HOR,SCOR
ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
Jurusan Teknik Perkapalan,
Fakultas Teknologi
2016 HOR
Kelautan, Institut Teknologi
Sepuluh Nopembe

Fakultas Teknik Sipil dan


Perencanaan Universitas 2014 HOR
Gunadarma
Program Studi Teknik
Industri, Fakultas Teknik,
2014 FMEA,RCA
Universitas Muhammadiyah
Gresik

Jurusan Teknik Industri,


Fakultas Teknologi Industri,
2014 SCOR,HOR
Institut Teknologi Adhi
Tama Surabaya
Jurusan Teknik Industri ,
Fakultas Teknik,
Universitas Sultan Ageng
HOR,FMEA,
Tirtayasa Departemen 2016 SCOR
Teknologi Industri
Pertanian,Fakultas
Teknologi Pertanian IPB

Program Studi Teknik


Industri, Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro 2015 FTA
Kampus Universitas
Diponegoro
Jurusan Teknik Industri,
Fakultas Teknik,
2017 FTA, HIRA
Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa

Program Studi Teknik


Industri, Fakultas Teknik, 2016 ERP
Universitas Diponegoro

Program Studi Teknik


Industri, Fakultas Teknik, 2016 HOR
Universitas Diponegoro
Jurusan Teknik Industri
2016 HOR,FMEA
UMS

Program Studi Teknik


Industri, Fakultas Teknik,
2019 SCOR,HOR
Universitas Katolik
Indonesia Atma Jaya,
Departemen Teknik
Industri, Fakultas Teknik, 2019 PEST,FTE
Universitas Diponegoro

Program Studi Teknik


Industri, Universitas Putera 2021 HIRARC
Batam

Program Studi Teknik


Industri Universitas 2018 FMEA,FTA
Diponegoro
Universitas Brawijaya
2020 SWOT
Malang

Teknik Industri Universitas


2018 FMEA,SWOT
Muhammadiyah Gresik

1Program Studi Manajemen


Rekayasa, Fakultas
2019 HOR
Teknologi Industri, Institut
Teknologi Del
Magister Teknik Industri,
Fakultas Teknologi Industri
2021 HOR
Institut Teknologi Adhi
Tama Surabaya
Hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 41 kejadian risiko dan 29


agen risiko, yang berpotensi terjadi pada Supply Chain perusahaan
manufaktur pembuatan kapal PT. PAL Indonesia (Persero). Dari hasil
tersebut kemudian terpilih 3 agen risiko sebagai penyebab terjadinya
risiko berdasarkan diagram Pareto 80/20 yang memerlukan penanganan
lebih lanjut oleh pihak manajemen. Strategi mitigasi risiko yang
digunakan untuk menangani ketiga agen risiko tersebut adalah strategy
proactive supply, yaitu berupa strategy stock, coordination dan multiple
route

Untuk menangani risiko lingkungan yang ada PT. Globalindo Intimates


memiliki manajemen risiko, namun sangat sederhana sekali dan kurang
mendetail belum ada untuk menentukan prioritas sumber risiko
longkungan beserta prioritas strategi penanganannya. Sehingga pada
penelitian ini dilakukan manajemen risiko dengan mengidentifikasi
risiko dan menentukan prioritas sumber risiko yang dapat menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan beserta prioritas strategi
penanganannya pada proses make, deliver dan return dengan pendekatan
model SCOR dan House of risk. Hasil yang didapat yaitu pada proses
make teridentifikasi 8 risk event dan 16 risk agent sedangkan proses
deliver terdapat 6 risk event dan 11 risk agent dan untuk proses return
terdapat 4 risk event dan 9 risk agent yang teridentifikasi. Hasil dari
HOR fase 1 make diketahui 7 agen risiko dominan ,HOR fase 1 deliver
diketahui 5 agen risiko dominan dan HOR fase 1 return diketahui 5 agen
risiko dominan. Kemudian pada HOR fase 2 dilakukan prioritas strategi
penanganan. Pada proses make didapatkan 11 prioritas strategi
penanganan ,pada proses deliver didapatkan 7 prioritas strategi
penanganan dan proses return didapatkan 6 prioritas strategi
penanganan.
Dilakukan penelitian tengtang HOR untuk mitigasi resiko keterlambatan
material dan komponen impor pada pembangunan kapal baru. Dari HOR
fase 1, dihasilkan prioritas risk agent yaitu evaluasi teknis yang berlarut.
Sehingga dari HOR 2, dihasilkan tindakan preventif untuk proses bisnis
umum pengadaan adalah training peningkatan manajerial dan
kemampuan masing-masing kompetensi. Sedangkan untuk proses bisnis
pengadaan setiap komponen adalah mempercepat pengurusan dokumen
impor komponen.

Tujuan penelitian ini adalah identifikasi risiko dan agen penyebab risiko
yang ada pada proyek pembangunan infrastruktur bangunan gedung
bertingkat dan memberikan usulan penanganan pada agen risiko yang
paling berpengaruh 14 dengan menggunakan metode House of risk
(HOR). Terdapat 18 kejadian risiko dan 12 agen atau penyebab risiko
yang diidentifikasi. Dari hasil perhitungan, agen risiko yang paling
berpengaruh adalah Proses pengadaan sumberdaya berhenti dan belum
dijadwal ulang. Aksi mitigasi yang yang berada pada urutan teratas dari
risk response adalah pembuatan jadwal yang realistis dan membuat
system pengawasan dan sanksi.
Dari perhitungan FMEA bahwa nilai RPN tertinggi adalah terkena
chemical (486) dan dari cause map diketahui bahwa kecelakaan kerja
yang terjadi menyebabkan terpengaruhnya tujuan keselamatan dan
aktivitas pekerjaan. Berdasarkan identifikasi terhadap kecelakaan kerja
yang ditemukan dengan menggunakan Root Cause Analysis (RCA)
maka dapat dikemukakan keberadaan basic cause yang diketahui dari
dua jenis kecelakaan kerja tersebut adalah untuk kecelakaan kerja
terpeleset diperoleh 8 basic cause kecelakaan kerja berupa kejatuhan
peralatan kerja diperoleh 12 basic cause. Hasil tersebut dikelompokkan
menjadi dua, yaitu tindakan tidak aman dan kondisi yang tidak aman.
Tindakan tidak aman meliputi kurangnya kehati-hatian pekerja di
lapangan.

Aktivitas supply chain bahan baku kulit dipetakan di model SCOR


(Supply Chain Operations Reference) untuk mengklasifikasi aktivitas
supply chain Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model house
of risk yang terdiri dari 2 fase. Fase pertama yaitu pengidentifikasian
risiko dan agen risiko, yang kemudian dilakukan pengukuran tingkat
severity dan occurance serta perhitungan nilai aggregate risk priority
(ARP). Fase kedua yaitu penanganan risiko. Setelah dilakukan
penelitian diperoleh hasil bahwa terdapat 27 kejadian risiko dan 52 agen
risiko. Terdapat 6 aksi mitigasi yang dapat digunakan, dengan harapan
mampu memitigasi risiko pada supply chain bahan baku kulit.
Dari hasil identifikasi risiko menggunakan pendekatan House of Risk 1
terdapat 47 risiko dan 47 sumber risiko yang teridentifikasi pada
keseluruhan tahapan proses kegiatan rantai pasok gula rafinasi
menggunakan model SCOR yang terdiri dari lima proses bisnis (Source,
plan, make, deliver dan return). Dari HOR
2 diperoleh 22 aksi mitigasi yang diprioritaskan untuk direalisasikan
berdasarkan ranking.

Untuk memenuhi permintaan pasar, produsen batu bata menggunakan


mesin extruder, tetapi hasilnya lebih buruk, karena jumlah batu bata
yang pecah meningkat dari 5% hingga 40% saat batu bata dipanggang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akar penyebab produk gagal
menggunakan extruder mesin, dan memberikan rekomendasi akar
penyebab produk gagal menggunakan mesin extruder. Hasil penelitian
dengan metode Fault Tree Analysis menunjukkan bahwa akar penyebab
masalah peningkatan jumlah batu bata yang rusak dari 5% menjadi 40%
adalah untuk mengurangi operasi biaya, belum menemukan formulasi
yang tepat, untuk di ekstrude secara horizontal, hasil pemotongan
ekstruder dengan pemotong kawat, menggunakan tangan perpindahan
keluaran, salah informasi, tidak berpengalaman, harga murah, cuaca,
tidak ada mesin pengering, ingin dijual cepat, tidak ada kontrol
kelembaban, dan tradisi / bea cukai. Untuk itu beberapa rekomendasi
yang diberikan adalah : 1. merancang mesin baru yang lebih cocok
untuk jenis campuran tanah dengan metode TRIZ; 2. Pelajari cara
mengeringkan batu bata yang efektif dan efisien.
penelitian ini didentifikasi risiko menggunakan metode HIRA untuk
melakukan penilaian risiko potensi bahaya kerja teridentifikasi potensi
bahaya sebayak 51 potensi bahaya kerja di Area Batching Plant yang
terdiri dari 8 area sebagai area identifikasi. Potensi bahaya kerja yang
teridentifikasi. dilakukan penilaian di setiap potensi yang extreme dari
potensi bahaya kerja yang teridentifikasi di lingkungan kerja Area
Batching plant. Potensi bahaya dengan kategori extreme terdapat pada
tempat ruang operator, tempat mixer truck, tempat Remix Truck
Undeground, dan tempat Shotcreter Undeground. Untuk mengurangi
risiko kecelakaan kerja di area batching plant perlu dilakukan inspeksi
rutin terhadap peralatan operator, dipakai peredam arus listrik di setiap
peralatan listrik, membuat tempat penyimpanan air untuk proses
pembuatan adukan socrete, dan mematuhi SOP yang ada.

Penelitian ini dilakukan pada CV Mitra Dunia Palletindo dengan


menggunakan pendekatan Enterprise Management Risk. (ERM) dengan
memfokuskan pada risiko operasional perusahaan. Dari identifikasi
risiko yang dilakukan, temuan dari penelitian menunjukan bahwa
terdapat 32 risiko operasional yang mungkin terjadi dalam perusahaan.
Risiko tersebut berasal dari adanya risiko sumber daya manusia,
produktivitas, pengadaan bahan baku, pergudangan, risiko sistem,
delivery, lingkungan, reputasi dan risiko penanganan limbah.
Perhitungan penilaian setiap risiko didasarkan pada tingkat
keparahannya dan tingkat peluang terjadinya. Dari perhitungan yang
dilakukan dalam penelitian, dapat diketahui bahwa risiko yang perlu
diprioritaskan untuk dikendalikan adalah mengenai penumpukkan buffer
stock yang ada di gudang, ketidaksesuaian jumlah barang datang dan
barang pesanan dari supplier dan penanganan kapasitas gudang.

PT Janata Marina Indah merupakan perusahaan galangan kapal di


Indonesia. Hasil penelitian menunjukan kejadian risiko dipetakan
menurut
kegiatan pada bagian gudang dan bagian logistik. Terdapat 23 kejadian
risiko yang 11 diantaranya berasal dari bagian logistik dan 12 lainnya
dari bagian gudang. Berdasarkan matriks house of risk terdapat 2
penyebab risiko yang harus dikendalikan, yaitu variasi material yang
besar dan kelangkaan material.
Hasil identifikasi risiko pada setiap aliran Supply Chain didapatkan 29
kejadian risiko dengan 44 agen risiko. Hasil House of risk tahap 1
didapatkan 7 agen risiko dengan nilai ARP tertinggi .Hasil House of risk
tahap 2 didapatkan 3 rancangan strategi mitigasi risiko berdasarkan
urutan prioritas dari 18 rancangan mitigasi untuk mengurangi dampak
risiko yang ditimbulkan

Penelitian dilakukan atas kegiatan operasional di Plant L8 perusahaan


dengan jenis risiko operasional. Identifikasi kejadian risiko dan agen
risiko dilakukan melalui wawancara dan observasi di lingkungan pabrik.
Penelitian menemukan 21 kejadian risiko (risk events) dan 20 agen
risiko (risk agents). Pada HOR 1 dilakukan pengukuran severity pada
risk events, occurrence pada risk agents, serta relationship antara risk
events dan risk agents; dan menghasilkan nilai Aggregate Risk Potential,
di mana ditemukan 8 risk agents yang menjadi 80% masalah dalam
kegiatan operasional berdasarkan Pareto Diagram. HOR 2
mengidentifikasi 8 preventive actions dan perhitungan prioritas mitigasi
yang sebaiknya dilakukan perusahaan berdasarkan nilai rasio antara
efektivitas dan kesulitan implementasi preventive actions.
Tujuan penelitian ini adalah melakukan identifikasi risiko yang dapat
mempengaruhi kinerja UKM Batik dari aspek politik, ekonomi, sosial
dan teknologi (PEST). Risiko yang diperoleh kemudian dinilai untuk
mendapatkan mitigasi resiko dalam mengelola UKM Batik tersebut agar
mampu mengambil keputusan yang tepat sehingga dalam perjalanan
bisnisnya mampu bertahan dan yang menghindari risiko yang mungkin
terjadi. Berdasarkan hasil analisis PEST dan perhitungan risiko
menggunakan risk mapping didapatkan bahwa resiko yang dapat
mengganggu berjalannya UKM Batik adalah jam kerja dari para pekerja
dan system staffing yang kurang tepat. Masalah jam kerja pegawai
UKM diselesaikan menggunakan full time ekuivalent (FTE) sehingga
didapatkan bahwa pekerja untuk membatik tulis seharusnya dibutuhkan
2 orang pekerja. Sedangkan untuk masalah staffing diselesaikan
menggunakan analisis jabatan yang mana dibutuhkan formulir informasi
jabatan agar pekerja dapat lebih jelas mengerti tugas – tugas apa saja
yang harus diselesaikan oleh pekerja.

Pengendalian bahaya/risiko pada aktivitas spray painting in confined


space pada PT Sumber Marine Shipyard adalah dengan penggunaan
APD (Alat pelindung diri) melakukan rekayasa engineering dan
administrasi. Tingkat risiko terbanyak dari hasil analisis seluruh proses
pada aktivitas spray painting in confined space dengan 18 potensi
bahaya / kecelakaan yang mempunyai 20 efek bahaya, maka tingkat
resiko berat (high) yang memiliki jumlah nilai risk level tertinggi, yaitu
sebanyak 9 efek bahaya dengan persentase 45%.

Berdasarkan hasil perhitungan RPN, didapatkan 3 faktor utama


penyebab terjadinya risiko kecelakaan kerja pada proses pembangunan
Hotel Semarang Mixed Used yaitu manusia, lingkungan dan peralatan.
Usulan perbaikan yang di harapkan mampu mengurangi tingkat risiko
kecelakaan kerja dengan membuat SOP untuk proyek tersebut dengan
menggunakan Job Safety Analysis yang bertujuan agar selalu
melakukan pengecekan dan pengawasan lebih.
Hasil pengamatan, interview dan studi literature mengenai kondisi
UMKM Batik di Kabupaten Bangkalan maka dapat dibuat analisa
Strength, Weakness, Opportunity dan Threat (SWOT); Pertama,
Strenght, Usaha UMKM Batik memiliki beberapa strength, antara lain:
Produk merupakan produk homemade yang disukai konsumen terutama
pelanggan yang menyukai batik tulis asli Madura, dan biasanya para
wisatawan yang berkunjung ke Madura.

Berdasarkan pendekatan manajemen risiko dan analisis SWOT dapat


direkomendasikan penanganan risiko yang dihasilkan dengan skor nilai
preferensi yang lebih besar dari risiko kondisi awal pengobatan. Dengan
resiko kekurangan biaya operasional peleburan batas kredit anggota
koperasi karyawan (KKS). Perawatan kondisi awal adalah membatasi
risiko limit kredit sesuai dengan ketentuan Ecos Minimart dengan
preferensi skor 1,39 nilai, sedangkan perlakuan risiko yang
direkomendasikan adalah mengubah sistem limit kredit menjadi sistem
simpanan menjadi nilai preferensi skor 1,45, serta perlakuan risiko
lainnya.

Hasil identifikasi risiko keterlambatan material dan komponen yang


dilakukan dengan pengukuran occurance dan severity diperoleh risiko
pelat geladak utama tepi 8 mm dan pelat geladak utama tipikal 12 mm
sebanyak 17 kejadian risiko (risk event) dan 22 penyebab risiko (risk
agent), dan gading utama (main frame) sebanyak 15 kejadian risiko (risk
event) dan 17 penyebab risiko (risk agent). Dari hasil HOR I, pelat
geladak utama tepi 8 mm dan pelat geladak utama tipikal 12 mm
didapatkan dari 22 penyebab risiko terdapat 14 penyebab risiko,
sedangkan gading utama (main frame) didapatkan dari 17 penyebab
risiko terdapat 11 penyebab risiko yang perlu diberikan penanganan.
Hasil HOR II, menunjukkan pelat geladak utama tepi 8 mm dan pelat
geladak utama tipikal 12 mm dari 20 tindakan pencegahan terdapat 11
tindakan pencegahan dan gading utama (main frame) dari 14 tindakan
pencegahan terdapat 8 tindakan pencegahan yang perlu dilakukan
terlebih dahulu.
Pada proses pembangunan Tug Boat 2x1200 HP terdapat beberapa
risiko yang akan terjadi, salah satunya adalah risiko keterlambatan
material dan komponen terutama pada material dan komponen impor.
Tujuan penelitian ini, membuat tindakan pencegahan menggunakan
metode House of Risk (HOR) terhadap risiko yang terjadi pada
keterlambatan material dan komponen impor pembangunan Tug Boat
2x1200 HP di PT. XYZ.
Metode House of Risk (HOR) dibagi menjadi 2 fase :
1) mengidentifikasi risiko yang akan menjadi prioritas Risk Agent.
2) menyusun tindakan pencegahan berdasarkan tingkat prioritas Risk
Agent.
Hasil dari penelitian ini, dari HOR Fase I didapatkan sebanyak 22 Risk
Agent dan 10 yang menjadi prioritas Risk Agent. Dari HOR Fase II
didapatkan sebanyak 14 tindakan pencegahan dari 10 yang menjadi
prioritas Risk Agent

Anda mungkin juga menyukai