No
3
4
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
NOTE
HOR
FMEA
SWOT
PEST
FTE
ERM
SCOR
FTA
RCA
HIRA
HIRARC
REVIEW JURNAL & TUGAS AKHIR
Topic
Analisis Strategi Mitigasi Risiko Pada Supply Chain PT. PAL Indonesia (Persero)
Analisis Dan Mitigasi Risiko Proses Make, Deliver, Return Dengan Pendekatan Model Green Supply
Chain Operation Reference ( Green Scor) Dan Metode House Of Risk (Hor) Pada Pt. Globalindo
Intimates
Studi Implementasi Model House of Risk Untuk Mitigasi Risiko Keterlambatan Material dan
Komponen Impor Pada Pembangunan Kapal Baru
Identifikasi Dan Analisis Manajemen Risiko Pada Proyek Pembangunan Infrastruktur Bangunan
Gedung Bertingkat
Analisis Kecelakaan Kerja Pada Pekerjaan Pembersihan Esp Di Departement Oleo Chemical Dengan
Menggunakan Metode Failure Mode And Effect Analysis (Fmea) Dan Root Cause Analysis (Rca)
Aplikasi Model House Of Risk (Hor) Untuk Mitigasi Risiko Pada Supply Chain Bahan Baku Kulit
Analisis Dan Perbaikan Manajemen Risiko Rantai Pasok Gula Rafinasi Dengan Pendekatan House Of
Risk
Analisis Penyebab Kegagalan Produksi Batu Bata Hasil Mesin Extruder dengan Menggunakan Metode
FTA (Fault Tree Analysis) (Studi kasus di Perajin Batu Bata Ngunut, Kabupaten Klaten)
Identifikasi Risiko Kecelakaan Kerja Dengan Metode Hazard Identification And Risk Assessment
( Hira ) di Area Batching Plant Pt XYZ
Analisis Risiko Operasional Berdasarkan Pendekatan Enterprise Risk Management (ERM) Pada
Perusahaan Pembuatan Kardus Di Cv Mitra Dunia Palletindo
Analisis Mitigasi Risiko Pada Proses Pengadaan Menggunakan Matriks House Of Risk Pada Pt Janata
Marina Indah
Analisis Risiko dan Strategi Mitigasi Risiko Suplly Chain Susu Sapi (Studi Kasus di Desa Singosari,
Boyolali)
Analisis Risiko Supply Chain Dengan Model House Of Risk (Hor) Pada Pt.Tatalogam Lestari
Analisis Manajemen Dan Potensi Risiko Menggunakan Pest Analyysis Dan Risk Mapping Di
Kampung Batik Semarang
Analisis Resiko Keselamatan Kesehatan Kerja Dengan Metode Hirarc Pada Pt. Sumber Marine
Shipyard
Analisis Risiko Kecelakaan Kerja Pada Proyek Pembangunan Dengan Menggunakan FMEA Dan FTA
(Studi Kasus: Hotel Srondol Mixed Used Kota Semarang)
Analisis Manajemen Resiko UMKM Batik Bangkalan Madura di Tengah Pandemi Covid-19
Pendekatan Risk Management & Analisis SWOT Untuk Mengantisipasi Penurunan Laba Di Ecos
Minimart Gresik
Analisis Risiko Keterlambatan Material dan Komponen pada Proyek Pembangunan Kapal dengan
Metode House of Risk (HOR) Studi Kasus: Pembangunan Kapal Ro-Ro 300 GT Danau Toba
Mitigasi Risiko Keterlambatan Material dan Komponen Impor Menggunakan House of Risk (HOR)
pada Proyek Pembangunan Tug Boat 2x1200 HP
House of Risk
Failure Mode Effect Analysis
Strengths,Weaknesses,Opportunities,Threats
Political Economic Secio-cultural and Technological
Full Time Equivalent
Enterprise Risk Managemen
Supply Chain Operations Reference
Fault Tree Analysis
Root Cause Analysis
Hazzard Identification and Risk Assesment
Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control
Observer Afiliasi
Bayu Rizki Kristanto dan Ni Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,
Luh Putu Hariastuti Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Moh Nu’man Hadi, Wiwik Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik,
Budiawan Universitas Diponegoro
Hafidh Munawir,
Jurusan Teknik Industri UMS
Krismiyanto
2012 V
2018 V V
2016 V
2014 V
2014 V V
2014 V V
2016 V V V
2015 V
2017 V V
2016 V
2016 V
2016 V V
2019 V V
2019 V V
2021
2018 V V
2020 V
2018 V V
2019 V
2021 V
HIRARC
V
HASIL
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 41 kejadian risiko dan 29 agen risiko, yang berpotensi terjadi
pada Supply Chain perusahaan manufaktur pembuatan kapal PT. PAL Indonesia (Persero). Dari hasil tersebut
kemudian terpilih 3 agen risiko sebagai penyebab terjadinya risiko berdasarkan diagram Pareto 80/20 yang
memerlukan penanganan lebih lanjut oleh pihak manajemen. Strategi mitigasi risiko yang digunakan untuk
menangani ketiga agen risiko tersebut adalah strategy proactive supply, yaitu berupa strategy stock,
coordination dan multiple route
Untuk menangani risiko lingkungan yang ada PT. Globalindo Intimates memiliki manajemen risiko, namun
sangat sederhana sekali dan kurang mendetail belum ada untuk menentukan prioritas sumber risiko
longkungan beserta prioritas strategi penanganannya. Sehingga pada penelitian ini dilakukan manajemen
risiko dengan mengidentifikasi risiko dan menentukan prioritas sumber risiko yang dapat menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan beserta prioritas strategi penanganannya pada proses make, deliver dan
return dengan pendekatan model SCOR dan House of risk. Hasil yang didapat yaitu pada proses make
teridentifikasi 8 risk event dan 16 risk agent sedangkan proses deliver terdapat 6 risk event dan 11 risk agent
dan untuk proses return terdapat 4 risk event dan 9 risk agent yang teridentifikasi. Hasil dari HOR fase 1
make diketahui 7 agen risiko dominan ,HOR fase 1 deliver diketahui 5 agen risiko dominan dan HOR fase 1
return diketahui 5 agen risiko dominan. Kemudian pada HOR fase 2 dilakukan prioritas strategi penanganan.
Pada proses make didapatkan 11 prioritas strategi penanganan ,pada proses deliver didapatkan 7 prioritas
strategi penanganan dan proses return didapatkan 6 prioritas strategi penanganan.
Dilakukan penelitian tengtang HOR untuk mitigasi resiko keterlambatan material dan komponen impor pada
pembangunan kapal baru. Dari HOR fase 1, dihasilkan prioritas risk agent yaitu evaluasi teknis yang berlarut.
Sehingga dari HOR 2, dihasilkan tindakan preventif untuk proses bisnis umum pengadaan adalah training
peningkatan manajerial dan kemampuan masing-masing kompetensi. Sedangkan untuk proses bisnis
pengadaan setiap komponen adalah mempercepat pengurusan dokumen impor komponen.
Tujuan penelitian ini adalah identifikasi risiko dan agen penyebab risiko yang ada pada proyek pembangunan
infrastruktur bangunan gedung bertingkat dan memberikan usulan penanganan pada agen risiko yang paling
berpengaruh 14 dengan menggunakan metode House of risk (HOR). Terdapat 18 kejadian risiko dan 12 agen
atau penyebab risiko yang diidentifikasi. Dari hasil perhitungan, agen risiko yang paling berpengaruh adalah
Proses pengadaan sumberdaya berhenti dan belum dijadwal ulang. Aksi mitigasi yang yang berada pada
urutan teratas dari risk response adalah pembuatan jadwal yang realistis dan membuat system pengawasan
dan sanksi.
Dari perhitungan FMEA bahwa nilai RPN tertinggi adalah terkena chemical (486) dan dari cause map
diketahui bahwa kecelakaan kerja yang terjadi menyebabkan terpengaruhnya tujuan keselamatan dan aktivitas
pekerjaan. Berdasarkan identifikasi terhadap kecelakaan kerja yang ditemukan dengan menggunakan Root
Cause Analysis (RCA) maka dapat dikemukakan keberadaan basic cause yang diketahui dari dua jenis
kecelakaan kerja tersebut adalah untuk kecelakaan kerja terpeleset diperoleh 8 basic cause kecelakaan kerja
berupa kejatuhan peralatan kerja diperoleh 12 basic cause. Hasil tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu
tindakan tidak aman dan kondisi yang tidak aman. Tindakan tidak aman meliputi kurangnya kehati-hatian
pekerja di lapangan.
Aktivitas supply chain bahan baku kulit dipetakan di model SCOR (Supply Chain Operations Reference)
untuk mengklasifikasi aktivitas supply chain Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model house of
risk yang terdiri dari 2 fase. Fase pertama yaitu pengidentifikasian risiko dan agen risiko, yang kemudian
dilakukan pengukuran tingkat severity dan occurance serta perhitungan nilai aggregate risk priority (ARP).
Fase kedua yaitu penanganan risiko. Setelah dilakukan penelitian diperoleh hasil bahwa terdapat 27 kejadian
risiko dan 52 agen risiko. Terdapat 6 aksi mitigasi yang dapat digunakan, dengan harapan mampu memitigasi
risiko pada supply chain bahan baku kulit.
Dari hasil identifikasi risiko menggunakan pendekatan House of Risk 1 terdapat 47 risiko dan 47 sumber
risiko yang teridentifikasi pada keseluruhan tahapan proses kegiatan rantai pasok gula rafinasi menggunakan
model SCOR yang terdiri dari lima proses bisnis (Source, plan, make, deliver dan return). Dari HOR
2 diperoleh 22 aksi mitigasi yang diprioritaskan untuk direalisasikan berdasarkan ranking.
Untuk memenuhi permintaan pasar, produsen batu bata menggunakan mesin extruder, tetapi hasilnya lebih
buruk, karena jumlah batu bata yang pecah meningkat dari 5% hingga 40% saat batu bata dipanggang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akar penyebab produk gagal menggunakan extruder mesin, dan
memberikan rekomendasi akar penyebab produk gagal menggunakan mesin extruder. Hasil penelitian dengan
metode Fault Tree Analysis menunjukkan bahwa akar penyebab masalah peningkatan jumlah batu bata yang
rusak dari 5% menjadi 40% adalah untuk mengurangi operasi biaya, belum menemukan formulasi yang tepat,
untuk di ekstrude secara horizontal, hasil pemotongan ekstruder dengan pemotong kawat, menggunakan
tangan perpindahan keluaran, salah informasi, tidak berpengalaman, harga murah, cuaca, tidak ada mesin
pengering, ingin dijual cepat, tidak ada kontrol kelembaban, dan tradisi / bea cukai. Untuk itu beberapa
rekomendasi yang diberikan adalah : 1. merancang mesin baru yang lebih cocok untuk jenis campuran tanah
dengan metode TRIZ; 2. Pelajari cara mengeringkan batu bata yang efektif dan efisien.
penelitian ini didentifikasi risiko menggunakan metode HIRA untuk melakukan penilaian risiko potensi
bahaya kerja teridentifikasi potensi bahaya sebayak 51 potensi bahaya kerja di Area Batching Plant yang
terdiri dari 8 area sebagai area identifikasi. Potensi bahaya kerja yang teridentifikasi. dilakukan penilaian di
setiap potensi yang extreme dari potensi bahaya kerja yang teridentifikasi di lingkungan kerja Area Batching
plant. Potensi bahaya dengan kategori extreme terdapat pada tempat ruang operator, tempat mixer truck,
tempat Remix Truck Undeground, dan tempat Shotcreter Undeground. Untuk mengurangi risiko kecelakaan
kerja di area batching plant perlu dilakukan inspeksi rutin terhadap peralatan operator, dipakai peredam arus
listrik di setiap peralatan listrik, membuat tempat penyimpanan air untuk proses pembuatan adukan socrete,
dan mematuhi SOP yang ada.
Penelitian ini dilakukan pada CV Mitra Dunia Palletindo dengan menggunakan pendekatan Enterprise
Management Risk. (ERM) dengan memfokuskan pada risiko operasional perusahaan. Dari identifikasi risiko
yang dilakukan, temuan dari penelitian menunjukan bahwa terdapat 32 risiko operasional yang mungkin
terjadi dalam perusahaan. Risiko tersebut berasal dari adanya risiko sumber daya manusia, produktivitas,
pengadaan bahan baku, pergudangan, risiko sistem, delivery, lingkungan, reputasi dan risiko penanganan
limbah. Perhitungan penilaian setiap risiko didasarkan pada tingkat keparahannya dan tingkat peluang
terjadinya. Dari perhitungan yang dilakukan dalam penelitian, dapat diketahui bahwa risiko yang perlu
diprioritaskan untuk dikendalikan adalah mengenai penumpukkan buffer stock yang ada di gudang,
ketidaksesuaian jumlah barang datang dan barang pesanan dari supplier dan penanganan kapasitas gudang.
PT Janata Marina Indah merupakan perusahaan galangan kapal di Indonesia. Hasil penelitian menunjukan
kejadian risiko dipetakan menurut
kegiatan pada bagian gudang dan bagian logistik. Terdapat 23 kejadian risiko yang 11 diantaranya berasal
dari bagian logistik dan 12 lainnya dari bagian gudang. Berdasarkan matriks house of risk terdapat 2
penyebab risiko yang harus dikendalikan, yaitu variasi material yang besar dan kelangkaan material.
Hasil identifikasi risiko pada setiap aliran Supply Chain didapatkan 29 kejadian risiko dengan 44 agen risiko.
Hasil House of risk tahap 1 didapatkan 7 agen risiko dengan nilai ARP tertinggi .Hasil House of risk tahap 2
didapatkan 3 rancangan strategi mitigasi risiko berdasarkan urutan prioritas dari 18 rancangan mitigasi untuk
mengurangi dampak risiko yang ditimbulkan
Penelitian dilakukan atas kegiatan operasional di Plant L8 perusahaan dengan jenis risiko operasional.
Identifikasi kejadian risiko dan agen risiko dilakukan melalui wawancara dan observasi di lingkungan pabrik.
Penelitian menemukan 21 kejadian risiko (risk events) dan 20 agen risiko (risk agents). Pada HOR 1
dilakukan pengukuran severity pada risk events, occurrence pada risk agents, serta relationship antara risk
events dan risk agents; dan menghasilkan nilai Aggregate Risk Potential, di mana ditemukan 8 risk agents
yang menjadi 80% masalah dalam kegiatan operasional berdasarkan Pareto Diagram. HOR 2
mengidentifikasi 8 preventive actions dan perhitungan prioritas mitigasi yang sebaiknya dilakukan
perusahaan berdasarkan nilai rasio antara efektivitas dan kesulitan implementasi preventive actions.
Tujuan penelitian ini adalah melakukan identifikasi risiko yang dapat mempengaruhi kinerja UKM Batik dari
aspek politik, ekonomi, sosial dan teknologi (PEST). Risiko yang diperoleh kemudian dinilai untuk
mendapatkan mitigasi resiko dalam mengelola UKM Batik tersebut agar mampu mengambil keputusan yang
tepat sehingga dalam perjalanan bisnisnya mampu bertahan dan yang menghindari risiko yang mungkin
terjadi. Berdasarkan hasil analisis PEST dan perhitungan risiko menggunakan risk mapping didapatkan
bahwa resiko yang dapat mengganggu berjalannya UKM Batik adalah jam kerja dari para pekerja dan system
staffing yang kurang tepat. Masalah jam kerja pegawai UKM diselesaikan menggunakan full time ekuivalent
(FTE) sehingga didapatkan bahwa pekerja untuk membatik tulis seharusnya dibutuhkan 2 orang pekerja.
Sedangkan untuk masalah staffing diselesaikan menggunakan analisis jabatan yang mana dibutuhkan formulir
informasi jabatan agar pekerja dapat lebih jelas mengerti tugas – tugas apa saja yang harus diselesaikan oleh
pekerja.
Pengendalian bahaya/risiko pada aktivitas spray painting in confined space pada PT Sumber Marine Shipyard
adalah dengan penggunaan APD (Alat pelindung diri) melakukan rekayasa engineering dan administrasi.
Tingkat risiko terbanyak dari hasil analisis seluruh proses pada aktivitas spray painting in confined space
dengan 18 potensi bahaya / kecelakaan yang mempunyai 20 efek bahaya, maka tingkat resiko berat (high)
yang memiliki jumlah nilai risk level tertinggi, yaitu sebanyak 9 efek bahaya dengan persentase 45%.
Berdasarkan hasil perhitungan RPN, didapatkan 3 faktor utama penyebab terjadinya risiko kecelakaan kerja
pada proses pembangunan Hotel Semarang Mixed Used yaitu manusia, lingkungan dan peralatan. Usulan
perbaikan yang di harapkan mampu mengurangi tingkat risiko kecelakaan kerja dengan membuat SOP untuk
proyek tersebut dengan menggunakan Job Safety Analysis yang bertujuan agar selalu melakukan pengecekan
dan pengawasan lebih.
Hasil pengamatan, interview dan studi literature mengenai kondisi UMKM Batik di Kabupaten Bangkalan
maka dapat dibuat analisa Strength, Weakness, Opportunity dan Threat (SWOT); Pertama, Strenght, Usaha
UMKM Batik memiliki beberapa strength, antara lain: Produk merupakan produk homemade yang disukai
konsumen terutama pelanggan yang menyukai batik tulis asli Madura, dan biasanya para wisatawan yang
berkunjung ke Madura.
Berdasarkan pendekatan manajemen risiko dan analisis SWOT dapat direkomendasikan penanganan risiko
yang dihasilkan dengan skor nilai preferensi yang lebih besar dari risiko kondisi awal pengobatan. Dengan
resiko kekurangan biaya operasional peleburan batas kredit anggota koperasi karyawan (KKS). Perawatan
kondisi awal adalah membatasi risiko limit kredit sesuai dengan ketentuan Ecos Minimart dengan preferensi
skor 1,39 nilai, sedangkan perlakuan risiko yang direkomendasikan adalah mengubah sistem limit kredit
menjadi sistem simpanan menjadi nilai preferensi skor 1,45, serta perlakuan risiko lainnya.
Hasil identifikasi risiko keterlambatan material dan komponen yang dilakukan dengan pengukuran occurance
dan severity diperoleh risiko pelat geladak utama tepi 8 mm dan pelat geladak utama tipikal 12 mm sebanyak
17 kejadian risiko (risk event) dan 22 penyebab risiko (risk agent), dan gading utama (main frame) sebanyak
15 kejadian risiko (risk event) dan 17 penyebab risiko (risk agent). Dari hasil HOR I, pelat geladak utama tepi
8 mm dan pelat geladak utama tipikal 12 mm didapatkan dari 22 penyebab risiko terdapat 14 penyebab risiko,
sedangkan gading utama (main frame) didapatkan dari 17 penyebab risiko terdapat 11 penyebab risiko yang
perlu diberikan penanganan. Hasil HOR II, menunjukkan pelat geladak utama tepi 8 mm dan pelat geladak
utama tipikal 12 mm dari 20 tindakan pencegahan terdapat 11 tindakan pencegahan dan gading utama (main
frame) dari 14 tindakan pencegahan terdapat 8 tindakan pencegahan yang perlu dilakukan terlebih dahulu.
Pada proses pembangunan Tug Boat 2x1200 HP terdapat beberapa risiko yang akan terjadi, salah satunya
adalah risiko keterlambatan material dan komponen terutama pada material dan komponen impor. Tujuan
penelitian ini, membuat tindakan pencegahan menggunakan metode House of Risk (HOR) terhadap risiko
yang terjadi pada keterlambatan material dan komponen impor pembangunan Tug Boat 2x1200 HP di PT.
XYZ.
Metode House of Risk (HOR) dibagi menjadi 2 fase :
1) mengidentifikasi risiko yang akan menjadi prioritas Risk Agent.
2) menyusun tindakan pencegahan berdasarkan tingkat prioritas Risk Agent.
Hasil dari penelitian ini, dari HOR Fase I didapatkan sebanyak 22 Risk Agent dan 10 yang menjadi prioritas
Risk Agent. Dari HOR Fase II didapatkan sebanyak 14 tindakan pencegahan dari 10 yang menjadi prioritas
Risk Agent
No Topic Observer Afiliasi Publish Year
Jurusan Teknik
Analisis Strategi Mitigasi
Industri, Fakultas
Risiko Pada Supply Chain Ari Fendi, Evi
1 Teknologi Industri, 2012
PT. PAL Indonesia Yuliawati
Institut Teknologi
(Persero)
Adhi Tama Surabaya
Identifikasi Risiko
Kecelakaan Kerja Dengan Jurusan Teknik
Metode Hazard Rudy Darmawan , Industri, Fakultas
9 Identification And Risk Nurul Ummi , Ani Teknik, Universitas 2017
Assessment ( Hira ) di Umyati Sultan Ageng
Area Batching Plant Pt Tirtayasa
XYZ
Analisis Risiko
Operasional Berdasarkan
Program Studi Teknik
Pendekatan Enterprise
Normaria Mustiana Industri, Fakultas
10 Risk Management (ERM) 2016
Sirait, Aries Susanty Teknik, Universitas
Pada Perusahaan
Diponegoro
Pembuatan Kardus Di Cv
Mitra Dunia Palletindo
Analisis Resiko
Keselamatan Kesehatan Program Studi Teknik
Flafianus Suhardi dan
15 Kerja Dengan Metode Industri, Universitas 2021
Sri Zetli
Hirarc Pada Pt. Sumber Putera Batam
Marine Shipyard
Analisis Risiko
Kecelakaan Kerja Pada
Proyek Pembangunan
Seno Aji Nugroho , Program Studi Teknik
Dengan Menggunakan
16 Hery Suliantoro , dan Industri Universitas 2018
FMEA Dan FTA (Studi
Naniek Utami H Diponegoro
Kasus: Hotel Srondol
Mixed Used Kota
Semarang)
Analisis Manajemen
Resiko UMKM Batik
Universitas Brawijaya
17 Bangkalan Madura di Ahmad Suhaimi 2020
Malang
Tengah Pandemi Covid-
19
Pendekatan Risk
Management & Analisis Teknik Industri
Hari Bahari , Eko Budi
SWOT Untuk Universitas
18 Leksono , dan Elly 2018
Mengantisipasi Muhammadiyah
Ismiyah
Penurunan Laba Di Ecos Gresik
Minimart Gresik
Analisis Risiko
Keterlambatan Material
dan Komponen pada 1Program Studi
Proyek Pembangunan Maria Elfrida Sibuea Manajemen Rekayasa,
19 Kapal dengan Metode dan Hadi Sutanto Fakultas Teknologi 2019
House of Risk (HOR) Saragi Industri, Institut
Studi Kasus: Teknologi Del
Pembangunan Kapal Ro-
Ro 300 GT Danau Toba
Mitigasi Risiko
Keterlambatan Material Magister Teknik
dan Komponen Impor Oka Hildawan Industri, Fakultas
20 Menggunakan House of Mahendra , Minto Teknologi Industri 2021
Risk (HOR) pada Proyek Basuki Institut Teknologi
Pembangunan Tug Boat Adhi Tama Surabaya
2x1200 HP
Metode