BAB IV-V Rendi Kurniawan
BAB IV-V Rendi Kurniawan
BAB IV
Tabel 4.1
Distribusi Karakteristik Responden Gagal Jantung Berdasarkan Usia,
Pendidikan, Jenis Kelamin Di Puskesmas Gedong Air
Kota Bandar Lampung Tahun 2020
Usia F Persentase (%)
20- 45 Tahun 6 40,0
>30 Tahun 9 60,0
Jenis Kelamin F Persentase (%)
Laki-laki 7 46,7
Perempuan 8 53,3
Pendidikan F Persentase (%)
Rendah 6 40,0
Menengah 7 46,7
Tinggi 2 13,3
Total 15 100
responden adalah usia > 30 tahun sebanyak 9 responden (60%), dan jenis
Tabel 4.2
Uji Normalitas
Kualitas Hidup N P-Value
Pretes 15 0,403
Postes 15 0,716
41
value > 0,05 maka distribusi normal Jika nilaip-value < 0,05 maka
distribusi tidak normal, p-value pada pengukuran pretes didapat nilai 0,403
> 0,05 dan pada pengukuran postes didapat nilai 0,716> 0,05 maka data
kualitas hidup terlebih dahulu, dan didapat rata-rata kualitas hidup pada 15
Tabel 4.3
Kualitas Hidup Pasien Gagal Jantung Sebelum Diberi Home Based
Exercise Training (HBET) Di Puskesmas Gedong Air
Kota Bandar Lampung Tahun 2020
Kualitas Hidup Mean SD Min-Max CI; 95% N
Pretes 1
35,93 6,770 25-48 31,80-40,07
5
Tabel 4.4
Kualitas Hidup Pasien Gagal Jantung Sesudah Diberi Home Based
Exercise Training (HBET) Di Puskesmas Gedong Air
Kota Bandar Lampung Tahun 2020
Kualitas Hidup Mean SD Min-Max CI; 95% N
Pretes 1
57,13 7,469 45-68 53,38-60,88
5
pembanding, selanjutnya antara pretes dan postes diuji dengan analisa one
sampel t-tes untuk melihat adakah perbedaan antara sebelum dan sesudah
diberi intervensi.
Tabel 4.5
Pengaruh Home Based Exercise Training (HBET) Terhadap Kualitas
Hidup Pasien Gagal Jantung Di Puskesmas Gedong Air
Kota Bandar Lampung Tahun 2020
Kualitas Hidup Mean SD t P-value*
Pretes 35,93±7,469
Postes 57,13±6,770 11,919 0,000
value 0,000 < 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan terdapat pengaruh home
43
4.2 Pembahasan
Training (HBET) terhadap self efficacy (p= , ). Hasil analisis dengan uji t
0 00
dan setelah intervensi HBET pada perempuan lebih tinggi yaitu 3,82
nilai p = 0,82, yang berarti bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara
singkat dan dinding otot jantung yang melemah tidak mampu memompa
dengan kuat
(p= 0,000). Hasil analisis dengan uji t didapatkan bahwa rerata perbedaan
0
skor self efficacy responden sebelum dan setelah intervensi HBET pada
3,68. Hasil analisis juga didapatkan nilai p = 0,82, yang berarti bahwa
tidak ada perbedaan bermakna antara rerata perbedaan skor self efficacy
perempuan.
(2012), kualitas hidup ini didefinisikan sebagai konsep yang disusun untuk
untuk hidup sehat. Beberapa pasien hanya mampu mengenal dengan pasti
pada saat gejala penyakit itu sudah dirasakan sangat berat, sedangkan yang
menyebabkan klien ini tidak mampu lagi untuk merawat diri dan
berupa mobilisasi ringan sudah dapat dilakukan sejak 48 jam setelah CHF
gerakan tangan dan kaki dan pengubahan postur. Program latihan biasanya
value 0,000 < 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan terdapat pengaruh home
gagal jantung, tetapi belum banyak diterapkan. hal ini dibuktikan pada
yang ditawarkan
48
balik. Peran dan keefektifan home based exercise training pada pasien
dengan gagal jantung masih perlu dilakukan review secara detail, termasuk
adaptasi perifer, dan kualitas hidup (Hwang, Redfern, & Alison, 2008;
Suharsono, 2013).
Myers (2008) Metode ini terbukti efektif untuk tetap menjaga bahkan
yang sesuai bagi pasien gagal jantung adalah aerobik yang bersifat dinamis
dan latihan tahanan ringan. Latihan fisik pada gagal jantung sedang
menjadi topik yang sering didiskusikan untuk menjadi bagian dari terapi
kapasitas fungsional.
49
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Usia responden adalah usia > 30 tahun sebanyak 9 responden (60%), dan
4. Hasil analisa data bivariat menggunakan uji t-tes didapat nilai p-value
0,000 < 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan terdapat pengaruh home
5.2 Saran
1. Bagi Responden
Latihan fisik home based exercise training (HBET) ini hendaknya menjadi
dari rumah sakit sehingga hasilnya lebih baik dan dapat diwujudkan
perubahan self care dan quality of life yang lebih baik terhadap pasien
gagal jantung.