Anda di halaman 1dari 7

Opini

Potensi Bisnis Kelautan


di Negara Maritim Poros Dunia
untuk Kesejahteraan Rakyat
Indonesia
Oleh: Yudi Wahyudin

Indonesia memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk


mendudukkan posisinya sebagai negara maritim poros
dunia. Bukan sebuah isapan jempol biasa bahwa bangsa
ini memiliki “standing point” secara “geososekbud”
strategik sebagai sebuah negara yang berkedudukan 2002; Dahuri, 2003; Bappenas, 2008). Potensi nilai
strategis penting untuk menjadi negara maritim poros ekonomi kelautan ini diperkirakan dapat mencapai
dunia. Bagaimana tidak? Secara geografis, negara ini minimal sebesar 8,22 trilyun dollar per tahun.
berada di tengah-tengah dua benua yaitu Asia dan
Australia serta berada di jalur persimpangan sistem Sumberdaya manusia Indonesia pada sektor kelautan
logistik dunia yang menghubungkan dua samudera sangatlah besar. Indonesia merupakan negara dengan
terluas di dunia yaitu Hindia dan Pasifik. Posisi strategis penduduk terbesar keempat di dunia (sebanyak
ini tentu saja memiliki konsekuensi besar terhadap 255,71 juta jiwa) setelah Cina (1,40 milyar jiwa), India
pola dan struktur ruang dunia untuk menempatkan (1,28 milyar jiwa), dan Amerika Serikat (325,13 juta
wilayah RI sebagai perlintasan jalur perdagangan jiwa). Sebagian besar penduduk Indonesia (60%)
dan keamaan dunia. Posisi ini memberikan berkah hidup, bermukim dan berpenghidupan pada sektor
bagi bangsa ini untuk turut berpartisipasi aktif dalam kelautan. Artinya bahwa secara kuantitas SDM
mengambil perannya sebagai negara maritim poros kelautan Indonesia diestimasi sebesar 153,43 juta jiwa
dunia. Jalur perdagangan dan sistem logistik dunia yang tersebar di pulau-pulau besar maupu pulau-pulau
menggunakan media laut sebagai media perhubungan kecil. Keberadaan 153,71 juta jiwa ini menandakan
dan transportasi laut dunia. 80 persen lebih distribusi bahwa modal sosial sebagai bagian dari input produksi
perdagangan barang dan jasa menggunakan media perekonomian maritim sangat dibutuhkan sebagai
transportasi laut dan 40 persennya melewati wilayah pendamping atas penggunaan input alami dan
negara yang memanjang dari Sabang hingga Merauke kapital pada sektor maritim ini. Keberadaan SDM
dan melintang dari Miangas sampai Pulau Rote ini. kelautan tersebut juga memberikan gambaran betapa
kebudayaan berbasis maritim seharusnya juga menjadi
Secara ekonomi berbasis sumberdaya alam dan input produksi yang bernilai guna, terutama dalam hal
lingkungan, bangsa ini memiliki potensi yang tidak akselerasi internalisasi kinerja pembangunan kelautan
kalah mentereng dan menyilaukan nilainya. Ada tujuh nasional. Budaya maritim setidaknya juga menjadi
spektrum ekonomi yang berpotensi memberikan faktor pengungkit dari bagaimana politik maritim juga
kontribusi sektor maritim terhadap PDB nasional diperankan agar benefit pembangunan kemaritiman
Indonesia. Ketujuh spektrum ekonomi kelautan itu dapat direngkuh secara optimal dan didistribusikan
diantaranya adalah perikanan, pariwisata bahari, secara proporsional untuk sebesar-besarnya
transportasi laut, esdm lepas pantai, industri kelautan, kesejahteraan rakyat Indonesia.
bangunan kelautan dan jasa kelautan (Kusumastanto,

17 Volume 21 No. 1 Juni 2016 Agrimedia


Bisnis Ekonomi Perikanan dan Industri Pendukungnya Bisnis Pariwisata Bahari Berbasis Kawasan Konservasi
dan Kebutuhan Industri Turunannya
Kepmen KP RI No.45 Tahun 2014 menyebutkan bahwa
Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic Indonesia dikenal sebagai negara tujuan wisata dunia,
state) terbesar di dunia dan memiliki potensi sumber karena Indonesia mempunyai kemampuan untuk
daya ikan yang melimpah sebagai modal bagi menyediakan surga bawah laut dan ruang pantai sebagai
pembangunan ekonomi nasional. Pembangunan atraksi daya tarik wisatawan. Kehadiran wisata bahari
perikanan sebagai bagian dari pembangunan ekonomi di Indonesia tentu saja membawa konsekuensi akan
nasional mempunyai tujuan antara lain untuk hadirnya potensi ekonomi yang berbasis kemaritiman,
meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan nelayan karena kegiatan wisata ini membutuhkan dukungan
dan petani ikan. Potensi sumber daya ikan di perairan penyediaan aksesibilitas (transportasi udara, darat dan
Indonesia cukup besar untuk memberikan kontribusi laut) dan juga dukungan industri turunannya, seperti
yang signifikan dalam mencapai tujuan pembangunan industri penyediaan jasa akomodasi (hotel, guest house,
nasional. Meskipun kenaikan produksi perikanan wisma, pondok dan sebagainya), penyediaan konsumsi
selama ini masih dapat dipertahankan atau mungkin (makanan dan minuman, termasuk penyediaan ikan
dapat ditingkatkan, namun tingkat pemanfaatan konsumsi yang merupakan basis minat wisatawan
sumber daya ikan masih belum merata. Sebagian di bidang kebaharian), penyediaan souvenir, dan
wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik sebagainya. Tentu saja, kegiatan turunan dari aktivitas
Indonesia telah mengalami lebih tangkap (over fishing) wisata bahari ini akan memberikan gairah ekonomi
dan sebagian lagi masih belum termanfaatkan secara lokal dan pada gilirannya dapat meningkatkan potensi
optimal. devisa negara yang dibutuhkan bagi pembangunan
nasional secara menyeluruh.
Potensi sumberdaya perikanan laut cukup besar dan
tersebar di 11 wilayah pengelolaan perikanan dengan
potensi pemanfaatan lestari mencapai sebesar 9,93
juta ton per tahun (Kepmen KP RI No.47 Tahun 2016)
atau setara dengan nilai sebesar 29,80 milyar US dollar
per tahun bilamana harga ikan dirata-ratakan sebesar 3
US dollar per satuan kilonya. Nilai ini tentu saja dapat
bertambah bilamana digabungkan dengan potensi
produksi perikanan dari kegiatan budidaya yang
diperkirakan mencapai sebesar 9 juta ton (perkiraan
2 ton per hektar per tahun, potensi lahan 4,5 juta
hektar). Artinya bahwa potensi ekonomi perikanan
budidaya diperkirakan dapat mencapai sebesar
18 milyar US dollar per tahun. Sektor perikanan
disebutkan di atas hanya baru merupakan sektor
primer (produksi) saja, sedangkan sektor perikanan
dalam arti luas juga meliputi industri pengolahan hasil
perikanan yang mempunyai nilai investasi yang juga
tidak kalah besarnya, sehingga tidaklah mengherankan
bilamana kemudian sektor perikanan merupakan salah
satu spektrum ekonomi maritim yang mampu menjadi
andalan bagi perekonomian nasional.

Agrimedia Volume 21 No. 1 Juni 2016 18


Opini
Pemanfaatan potensi wisata bahari ini sangat erat (regulating service) seperti iklim dan pencegahan abrasi
kaitannya dengan bagaimana promosi wisata dapat pantai, jasa budaya (cultural service), seperti estetika
dilakukan untuk memenuhi target dan potensi alam, dan jasa pendukung (supporting service), seperti
kunjungan wisata yang telah dicanangkan pemerintah siklus nutrien.
RI. Target dan potensi kunjungan wisata mancanegara
ke Indonesia diharapkan sebanyak 20 juta wisatawan Republik Indonesia menargetkan sebanyak 20 juta
(Kemenpar, 2016). 20 juta wisatawan ini tentu saja hektar kawasan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
akan berdampak ekonomi bagi Indonesia, baik secara didaulat untuk ditetapkan menjadi kawasan konservasi
langsung (direct economic impact) maupun tidak laut, saat ini baru tersedia seluas 13,52 juta hektar.
langsung (indirect economic impact), disamping juga Merujuk pada Costanza et al. (2014) dengan pendekatan
mendorong terjadinya dampak ekonomi turunan nilai ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang,
(induced demand) yang tidak sedikit. Artinya nilai jasa ekosistem kawasan konservasi diestimasi
bilamana setiap wisatawan memberikan dampak sebesar 575.008 US dollar per hektar per tahun. Dengan
ekonomi (economic impact) yang dihitung berdasarkan demikian dapat diestimasi bahwa potensi nilai ekonomi
pengeluaran kunjungan wisata yang dilakukan sebesar jasa kelautan dari keberadaan kawasan konservasi laut
1000 US dollar saja (tidak termasuk biaya transportasi), saat ini (13,52 juta hektar) adalah sebesar 7774,11
maka potensi pemasukan devisa negara dari sektor milyar US dollar per tahun.
ekonomi pariwisata bahari ini dapat mencapai sebesar
20 milyar US dollar per tahun. Tentu saja biaya Bisnis Transportasi Laut, Industri Galangan Kapal dan
transportasi yang hadir di dalamnya akan memberikan Kepelabuhanan
dampak ekonomi tersendiri, diantaranya pengeluaran
untuk tiket pesawat, jasa transportasi darat (rental, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di
taxi, dsb) dan jasa transportasi laut (rental, pelayaran, dunia, yaitu mencapai sebanyak 17.504 buah pulau
dsb). kecil dan besar, sedangkan 2/3 wilayahnya merupakan
perairan. Salah satu yang pasti adalah bahwa sistem
Atraksi wisata bahari di Indonesia biasanya berada di distribusi logistik dan pelayaran nasional menggunakan
dalam suatu kawasan konservasi perairan. Kawasan armada transportasi laut. Oleh karena itu, tidaklah
konservasi perairan. Kawasan konservasi ini tentu saja mengherankan bilamana kemudian KADIN Indonesia
menyimpan begitu banyak jasa-jasa ekosistem, baik (2015) memberikan taksiran bahwa Indonesia memiliki
jasa penyediaan/produksi (provisioning service), seperti potensi bisnis transportasi laut sebesar 20 milyar dollar
ikan konsumsi dan biota lainnya, jasa pengaturan per tahun.

19 Volume 21 No. 1 Juni 2016 Agrimedia


Perikanan merupakan salah satu spektrum ekonomi memadai untuk memenuhi kebutuhan distribusi logistik
maritim yang sangat membutuhkan transportasi laut nasional. Sarana ini tentu saja memerlukan pelabuhan
untuk mendistribusikan produk hasil perikanannya, sebagai prasarana dasar agar konektivitas antar pulau-
baik dalam bentuk primer maupun olahan. Tentu pulau di Indonesia dapat didistribusi secara merata ke
saja kebutuhan distribusi produk hasil perikanan seluruh daratan pulau. Konektivitas antar pulau ini
memerlukan penanganan yang khusus, sehingga jenis perlu didesain dengan sistem koridor dan hub utama
transportasi laut yang digunakan juga harus mampu yang akan berfungsi menjadi pelabuhan utama yang
menyediakan ruang khusus yang dibutuhkan agar akan dihubungkan dan menghubungkan kota-kota
kualitas produk yang dibawa dapat dipertahankan bandar di nusantara. Dalam konteks inilah, “Tol Laut”
hingga sampai tujuan pasarnya. perlu diintegrasikan dengan jaringan jalan nasional
dan Ferry penyeberangan sebagai jembatan bergerak
Selain perikanan, pariwisata bahari merupakan (movable bridge). Perpaduan konsep “Tol Laut”,
spektrum ekonomi maritim yang juga sangat jaringan jalan, ferry penyeberangan, diharapkan dapat
membutuhkan kehadiran dan ketersediaan sarana membentuk jaringan nautical freeway yang menjadi
transportasi laut. Akses terbatas ke daerah-daerah kunci konektivitas domestik.
khusus yang menyediakan atraksi wisata bahari
sangatlah terpencil dan cenderung langka dikunjungi Kebutuhan untuk menunjang implementasi konektivitas
transportasi laut yang disediakan secara publik. Oleh ini, dibutuhkan sebanyak 24 pelabuhan utama yang
karena itu, dibutuhkan jenis transportasi khusus yang akan didukung oleh 36 pelabuhan pengumpul dan 7
mampu memenuhi kebutuhan angkutan wisatawan pelabuhan pengumpan (BPIW, 2016). Potensi ekonomi
dengan dilengkapi sistem keamanan pelayaran yang kelautan yang dapat dihadirkan oleh keberadaan
memadai. Oleh karena itu, hadirnya industri turunan bangunan kelautan ini diantaranya berupa dampak
akan penyediaan sarana transportasi (industri galangan ekonomi langsung (direct economic impact), tidak
kapal) ini menjadi hal yang diperlukan agar kegiatan langsung (indirect economic impact), dan dampak
wisata bahari dapat memenuhi target wisata yang permintaan turunan (induced demand). Mengacu pada
ditetapkan dan pada gilirannya akan memberikan kajian dampak pelabuhan perikanan yang dilakukan KKP
dampak lebih signifikan bagi perekonomian nasional. (2015), dampak ekonomi dari keberadaan pelabuhan
perikanan di PPS Jakarta dapat mencapai 0,48 milyar
Potensi kebutuhan galangan kapal untuk menyediakan US dollar. Bilamana koefisien pengungkit dampak
sarana transportasi laut ini memang menjadi pelabuhan umum diestimasikan sama rata sebesar
mutlak diperlukan kehadirannya. Bappenas (2015) 3 kali dari dampak ekonomi keberadaan pelabuhan
menyebutkan bahwa potensi pemenuhan kebutuhan perikanan, maka potensi ekonomi bangunan kelautan
kapal dari industri perkapalan Indonesia mencapai ini dapat mencapai sebesar 95,30 milyar US dollar per
per tahunnya dapat mencapai sebanyak 1000 kapal. tahun.
Artinya bahwa bilamana rata-rata harga kapal tersebut
diduga dapat mencapai sebesar 10 juta dollar saja, Bisnis Migas Lepas Pantai
maka potensi industri kelautan sektor perkapalan ini
diperkirakan sebesar 10 milyar US dollar per tahun. Spektrum ekonomi perikanan, pariwisata bahari,
Bisnis industri kelautan sendiri seperti dalam taksiran transportasi laut dan industri kelautan tentu saja
KADIN Indonesia (2015) diperkirakan mencapai senilai sangat memerlukan dukungan kehadiran sektor
171 milyar per tahun, termasuk industri perkapalan, energi dan sumberdaya mineral (ESDM) dalam rangka
pengolahan ikan, penyediaan sarana alat tangkap, menyediakan kebutuhan akan energi penggerak dan
penyediaan alat selam, mesin kapal, dsb. pendukung keempat spektrum tersebut. Oleh karena
itu, kehadiran ESDM mutlak diperlukan untuk menjaga
Sebagai negara dengan garis pantai terpanjang kedua pasokan energi yang dibutuhkan empat spektrum
(95.181 km) di dunia setelah Kanada tentu saja ekonomi maritim terkait tersebut tetap dapat
membutuhkan konektivitas antar pulau yang dipenuhi memberikan manfaat ekonomi bagi bangsa Indonesia.
dengan penyediaan sarana transportasi laut yang Kebutuhan keempat spektrum ekonomi maritim

Agrimedia Volume 21 No. 1 Juni 2016 20


Opini
tersebut sangatlah besar, terutama dalam hal Arahan Kebijakan dan Pembangunan Negara Maritim
penyediaan bahan bakar minyak sebagai kebutuhan Poros Dunia
primer bagi beroperasinya kapal-kapal pengangkut
barang dan jasa serta kapal-kapal penangkap ikan Menutur pada beberapa ringkasan kebijakan para
yang tersebar di seluruh wilayah perairan di Indonesia. pemimpin terdahulu, maka tidaklah kemudian
Khusus untuk kapal perikanan, sebanyak lebih dari 40 menjadi kendala untuk menuangkan pandangan-
persen (Wahyudin, 2012) biaya operasi penangkapan pandangan tersebut menjadi suatu rumusan
ikan yang dilakukannya merupakan kebutuhan kebijakan pembangunan negara maritim poros dunia.
akan BBM (bahan bakar minyak), sehingga tidaklah Kebijakan tersebut tentu saja harus dijalankan agar
mengherankan bilamana sektor ini merupakan salah cita-cita tersebut dapat terwujud, dimana kebijakan
satu sektor yang sangat tergantung pada ketersediaan pembangunan negara maritim poros dunia ini harus
stok BBM yang dapat disediakan negara. Demikian dilakukan secara holistik, integratif, tematik dan spasial
halnya dengan transportasi laut yang lebih dari 60 (HITS, merujuk Menteri ATR, 2016).
persen biaya operasionalnya adalah untuk kebutuhan
BBM. Oleh karena itu, sektor ESDM dapat menjadi Kebijakan pertama, merujuk pada deklarasi Juanda (13
sektor kunci (prasyarat) bagi pengembangan ekonomi Desember 1957), yaitu menyatukan pulau-pulau dalam
maritim Indonesia, selain tentu saja diperlukan upaya kesatuan negara kepulauan. Artinya bahwa konsep
pengembangan penyediaan energi alternatif yang pembangunan nasional harus diarahkan dan berbasis
dapat menjadi pelengkap atau bahkan pengganti pada pembangunan kelautan. Dalam konten ini, Prof.
kebutuhan bahan bakar berbasis fosil. Saat ini, potensi Tridoyo Kusumastanto (2010) menyodorkan pentingnya
sumberdaya minyak dan gas di laut yang menakjubkan membangun 3 pilar pembangunan kelautan, yaitu (i)
juga dimiliki Indonesia. Data BPPT (1998) menunjukkan pilar kebijakan kelautan, (ii) pilar ekonomi kelautan, dan
bahwa sampai saat ini Indonesia mempunyai potensi (iii) pilar tata kelola kelautan. Ketiga pilar pembangunan
ketersediaan minyak dan gas dari wilayah laut sebanyak kelautan ini harus dimiliki dan diimplementasikan
106,2 milyar barel setara minyak atau senilai 5,30 secara holistik, integratif, tematik dan terdistribusi
trilyun US dollar bilamana asumsi harga minyak tetap secara spasial.
sebesar 50 US dollar per barel. Bilamana diperkirakan
potensi tersebut habis dalam 50 tahun ke depan,
potensi sektor ini diperkirakan mencapai sebesar 106,2
milyar per tahun.

21 Volume 21 No. 1 Juni 2016 Agrimedia


Kebijakan kedua, merujuk pada pidato Presiden RI lain wisata bahari, mengelola kawasan-kawasan
pertama pada “First Maritime Convention” pada tahun pesisir, laut dan pulau-pulau kecil untuk menciptakan
1963, yaitu bahwa “negara dapat menjadi kuat jika pertumbuhan ekonomi secara serasi dan berkelanjutan.
dapat menguasai lautan dan untuk menguasai lautan, Artinya, bahwa perlu akselerasi pembangunan dan
kita harus menguasai armada yang seimbang”. Artinya pengembangan industri kelautan dan jasa kelautan
bahwa transportasi laut dan industri galangan kapal serta mengoptimalkan penerapan pengelolaan wilayah
harus memegang peranan penting dalam menguasai pesisir secara terpadu (integrated coastal management,
laut, termasuk dalam bagaimana memanfaatkan potensi ICM).
kelautan yang ada secara optimal dan berkelanjutan.
Kebijakan ketujuh, merujuk pada pidato Presiden RI
Kebijakan ketiga, merujuk pada pandangan Presiden keenam pada acara World Ocean Convention pada
RI kedua, dimana dalam kepemimpinannya tersirat bulan Mei 2009, yaitu “we must come to the rescue of
pandangan bahwa “maritim tidak hanya laut, tetapi the ocean and we must preserve them as our legacy for
juga kebudayaan, jadi marilah kita memanfaatkan laut our future generations, so that they may live free from
kita kita yang luas ini dengan baik”. Artinya bahwa the shackles of poverty”. Artinya, bahwa peningkatan
perlu upaya peningkatan SDM yang profesional dan kawasan konservasi laut perlu diakselerasi dan
proporsional agar dapat mengelola dan memanfaatkan diwujudkan dengan baik agar kawasan tersebut dapat
sumberdaya kelautan dengan baik (baca: optimal dan menjadi warisan bagi upaya pemenuhan kesejahteraan
berkelanjutan). masyarakat di masa mendatang. Dan masyarakat
sekarang dan masa mendatang memperoleh benefit
Kebijakan keempat, merujuk pada pidato Presiden RI yang minimal sama sesuai dengan konsep pembangunan
ketiga pada Deklarasi Bunaken pada 26 September berkelanjutan yang telah menjadi kesepakatan bersama
1998, yaitu bahwa “visi pembangunan dan persatuan bangsa-bangsa di dunia.
nasional Indonesia harus juga berorientasi ke laut,
dengan memberikan perhatian pada pengembangan, Berdasarkan tujuh arahan kebijakan tersebut, maka
pemanfaatan dan pemeliharaan potensi kelautan tidaklah mengherankan bilamana kemudian Presiden
Indonesia”. Artinya bahwa kebijakan pengembangan RI ketujuh membuat sebuah kesimpulan cerdas
IPTEK kelautan sangat diperlukan agar potensi kelautan untuk meramu, merangkai dan menyatukan seluruh
yang ada dapat dimanfaatkan secara ekonomi dengan cita-cita dari para pendahulunya agar menempatkan
tetap memperhatikan prinsip-prinsip kelestarian sektor maritim sebagai motor penggerak utama
sumberdayanya. Selain itu, pandangan ini mengobarkan pembangunan nasional dengan cara membangun
pentingnya pembangunan yang berorientasi dan Indonesia sebagai negara maritim poros dunia. Tentu
berbasis kelautan. saja, bukanlah menjadi keputusan gegabah bilamana
menempatkan Indonesia sebagai poros maritim
Kebijakan kelima, merujuk pada semangat membangun dunia, karena secara geografis, sosial, ekonomi dan
kelautan yang diimplementasi oleh Presiden RI budaya, Indonesia memang mempunyai kapasitas dan
keempat dengan membentuk departemen khusus yang kapabilitas untuk mewujudkannya. Oleh karena itu,
mengurusi kelautan. Keberadaan departemen ini tentu proses yang dilakukan secara holistik, ter-integrasi,
saja merupakan salah satu komitmen yang harus tetap ber-tematik, serta didistribusikan secara spasial
dijaga dan diaktifkan oleh siapa saja penerus tongkat proporsional harus dilakukan agar perencanaan
estafet kepemimpinan negara ini. pembangunan, perencanaan ruang, dan implementasi
pembangunannya dapat berjalan dalam harmoni
Kebijakan keenam, merujuk pada pidato Presiden RI untuk mewujudkan misi ketujuh yang tercantum dalam
kelima pada acara deklarasi “Seruan Sunda Kelapa, 27 UU No.17 Tahun 2007 tentang rencana pembangunan
Desember 2001”, yaitu bahwa “perlu mengembangkan jangka panjang nasional 2005-2025, yaitu “mewujudkan
industri dan jasa maritim secara optimal dan lestari Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri,
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, antara maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional”.

Agrimedia Volume 20 21
Volume No.No.
1 Juni 2015
1 Juni 2016 22 22
Opini
REFERENSI potensi-bisnis-transportasi-laut-di-indonesia-
capai-usd-20-milyar.
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah. 2016. Kemenpar. 2016. Rencana Induk Pengembangan
Pengembangan Infrastruktur Kawasan Berbasis Pariwisata Nasional. Kementerian Pariwisata
Kemaritiman. Disampaikan dalam acara Focus Republik Indonesia. Jakarta.
Group Discussion“Pengembangan Kawasan KKP. 2015. Kajian Evaluasi Dan Analisis Dampak
Ekonomi Maritim”, Jakarta, 11 Agustus 2016. Pembangunan Pelabuhan Perikanan Terhadap
Bappenas. 2015. Arahan Pembangunan Nasional Perekonomian Kawasan. Laporan Akhir.
Bidang Kemaritiman 2015-2025. Strategic Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap
Report. Badan Perencanaan Pembangunan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik
Nasional Republik Indonesia. Jakarta. Indonesia. Jakarta.
Bappenas. 2008. Rencana Pembangunan Jangka Kusumastanto, T. 2002. Reposisi Ocean Policy dalam
Menengah Nasional 2009-2014. Badan Pembangunan Ekonomi Indonesia. Orasi Ilmiah
Perencanaan Pembangunan Nasional. Jakarta. Guru Besar, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir
BPPT. 1998. Potensi Minyak Indonesia. Badan dan Lautan, Institut Pertanian Bogor (PKSPL-IPB),
Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Jakarta. Bogor.
Costanza,R., de Groot, R., Sutton, P., van der Ploeg, S., Kusumastanto, T. 2010. Kebijakan Tatakelola Kelautan
Anderson, S.J., Kubiszewski, I., Farber, S., and Indonesia (Indonesia Ocean Governance Policy).
Turner, R.K. 2014. Changes in the global value Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan
of ecosystem services. Global Environmental Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Change 26 (2014) 152–158. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut, Aset Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Jakarta: Tahun 2005-2025.
PT. Gramedia Pustaka Utama. Wahyudin, Y. 2012. Perlukah Impor Ikan? Opini
KADIN Indonesia. 2015. Potensi Bisnis Transportasi pada Harian Bisnis Indonesia. Jakarta, 15
Laut di Indonesia Capai USD 20 Milyar. Ruang Juni 2012. http://www.researchgate.net/
Bisnis. Hetanews.com. Selasa, 26 Mei 2015. publication/282604773_Perlukan_Impok_
http://www.hetanews.com/article/21780/ Ikan?ev=prf_pub

*) Kepala Divisi Kebijakan Ekonomi dan Kelautan PKSPL IPB


Mahasiswa Doktoral Program Studi Ekonomi Sumberdaya Kelautan Tropika IPB

23 Volume 21 No. 1 Juni 2016 Agrimedia

Anda mungkin juga menyukai