Tujuan Pembelajaran
Setelah pelaksanaan belajar mengajar, peserta didik dapat:
1. menjelaskan konsep tekanan uap jenuh;
2. menganalisis hubungan dan rumusan tekanan uap jenuh dan penurunan tekanan uap larutan dengan hukum Raoult
3. menghitung tekanan tekanan uap jenuh dan penurunan tekanan uap larutan
4. menjelaskan konsep titik didih dan titik beku
5. merumuskan hubungan dan menghitung titik didih, kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan titik didih larutan
nonelektrolit
6. menjelaskan konsep tekanan osmotik
7. merumuskan hubungan dan mengitung tekanan osmotik larutan nonelektrolit
8. menganalisis dan menjelaskan diagram P-T (diagram fase)
Tekanan yang ditimbulkan oleh uap jenuh suatu zat disebut tekanan uap zat itu. Besarnya tekanan uap bergantung pada jenis
zat dan suhu. Zat yang memiliki gaya tarik-menarik antarpartikel relatif besar, berarti sukar menguap dan mempunyai tekanan
uap yang relatif rendah, contohnya garam, gula, glikol, dan gliserol. Sebaliknya, zat yang memiliki gaya tarik-menarik
antarpartikel relatif lemah, berarti mudah menguap dan mempunyai tekanan uap yang relatif tinggi.
Zat seperti itu dikatakan mudah menguap atau atsiri (volatile), contohnya etanol dan eter.
Tekanan uap suatu zat akan bertambah jika suhu dinaikkan. Hubungan ini dapat dipahami sebagai berikut. Kenaikkan suhu
menyebabkan energi kinetik molekul-molekul cairan bertambah besar, sehingga lebih banyak molekul yang dapat meninggalkan
permukaan cairan memasuki fase gas. Akibatnya, konsentrasi uap semakin besar dan dengan demikian tekanan uap semakin
besar.
Latihan 1
Pada suhu yang sama, alkohol mempunyai tekanan uap yang lebih besar dari air. Mengapa demikian?
Komposisi uap di permukaan larutan telah dipelajari oleh seorang kimiawan Perancis yaitu Francois Marie Raoult (1830-1901).
Raoult menemukan bahwa tekanan uap suatu komponen bergantung pada fraksi mol komponen itu dalam larutan, dengan
hubungan sebagai berikut.
(1) By: LaFayn_Print_0815
LKS 02. Sifat-Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit
0 0
PA = XA.P A, dengan PA = tekanan uap komponen A; P A = tekanan uap A murni; XA = fraksi mol komponen A
Contoh 1
0 0
Diketahui tekanan uap (P ) air dan etanol pada suhu 78 C etanol. Dalam hal ini, karena etanol merupakan zat yang
berturut-turut sebesar 350 mmHg dan 760 mmHg. Tekanan mudah menguap, maka uap larutan terdiri dari uap pelarut
0
uap (P) larutan etanol pada suhu 78 C, jika fraksi mol sebesar dan uap terlarut. Tekanan uap masing-masing komponen
0,2. dihitung dengan rumus Raoult. Jika fraksi mol etanol = 0,2
maka fraksi mol air = 0,8.
Analisis masalah: Plarutan = Pair + Palkohol
0 0
Diketahui tekanan uap air dan alkohol, serta fraksi mol = (Xair x P air) + (Xetanol x P etanol)
alkohol, lalu Anda diminta menentukan tekanan uap larutan = (0,8 x 350 mmHg) + (0,2 x 760 mmHg) = 423 mmHg
2.1.3 Tekanan Uap Larutan Jika Zat Terlarut Sukar Menguap
Jika zat sukar terlarut menguap, maka uap di permukaan Nilai penurunan tekanan uap laruatn (∆P) dapat dikaitkan
larutan terdiri atas uap zat pelarut saja. Jika demikian, maka dengan fraksi mol zat terlarut sebagai berikut. Telah diketahui
tekanan uap larutan sama dengan uap pelarut. Sesuai dengan bahwa Xpelarut + Xterlarut = 1, sehingga Xpelarut = (1 – Xterlarut),
hukum Raoult, tekanan uap pelarut bergantung pada fraksi maka persamaan di atas dapat ditulis dalam bentuk lain
molnya. Jadi, jika zat terlarut sukar menguap, maka: sebagai berikut:
o
∆P = P – P
0 o 0
Plarutan = Ppelarut = Xpelarut x P pelarut = P – (Xpelarut x P )
0 o 0
Plarutan = Xpelarut x P pelarut ..... (1) = P – [(1 – Xterlarut) P ]
o o 0
= P – P + (Xterlarut x P )
0
Oleh karena fraksi mol pelarut < 1, maka Plarutan akan lebih = Xterlarut x P ..... (3)
o
rendah dari pada P pelarut. Dengan kata lain, zat terlarut yang Zat terlarut mengurangi kecederungan pelarut untuk
sukar menguap akan menurunkan tekanan uap pelarut. menguap. Penurunan tekanan uap merupakan sifat koligatif
o
Selisih antara tekanan uap pelarut murni (P ) dengan tekanan larutan, artinya bahwa penurunan tekanan uap tidak
uap larutan (P) disebut penurunan tekanan uap (∆P). bergantung pada jenis zat tertentu, tetapi hanya pada
o
∆P = P – P ..... (2) konsentrasinya.
Contoh 2
0
Tekanan uap air pada 100 C adalah 760 mmHg. Tentukan:
a. tekanan uap jenuh larutan glukosa!
b. penurunan tekanan uap larutan glukosa!
Latihan Soal 2
0
1. Tekanan uap air pada suhu 29 C diketahuhi sebesar 30 mmHg. Pada suhu yang sama, hitunglah:
a. tekanan uap dan penurunan tekanan uap larutan urea 20%!
b. tekanan uap dan penurunan tekanan uap larutan urea 0,5 molal!
c. massa glukosa yang dilarutkan dalam 90 gram air hingga memiliki tekanan uap 29,41 mmHg!
2. Berikut ini disajikan data hasil pengukuran penurunan tekanan uap jenuh (∆P) beberapa jenis larutan nonelektrolit dalam
0
air pada suhu 20 C.
Zat Fraksi Mol Tekanan Uap Penurunan Tekanan
Terlarut Zat Terlarut Jenuh Larutan Uap Jenuh Buatlah kesimpulan dari data
Air murni - 17,54 mmHg - hasil pengamatan tersebut!
glikol 0,01 17,36 mmHg 0,18 mmHg
glikol 0,02 17,18 mmHg 0,36 mmHg
urea 0,01 17,36 mmHg 0,18 mmHg
urea 0,02 17,18 mmHg 0,36 mmHg
Contoh Soal 3
Tentukan titik didih dan titik beku larutan yang mengandung titik didih larutan = titik didih pelarut + ∆Tb
6,4 gram naftalena (C10H8) dalam 100 gram benzena (C6H6), titik beku larutan = titik beku pelarut - ∆Tf
0
jika diketahui Kb benzena = 2,53 C/m; Kf benzena = 5,07
0 0
C/m; titik didih benzena = 80,2 C dan titik beku benzena = Penyelesaian:
0
5,45 C. Mr Naftalena (C10H8) = 128 g/mol
g 1000 6,4 g 1000
Analisis masalah: m x = x = 0,5 molal
Mr p 128 g/mol 100
Diketahui massa zat terlarut (naftalena) dan massa zat
pelarut (benzena), Kb; Kf; titik didih dan titik beku benzena,
∆Tb = m x Kb
Anda diminta menentukan titik dan titik beku larutan. 0 0
= 0,5 m x 2,53 C/m = 1,265 C
Sebagaimana pebahasan di atas, kenaikan titik didih dan
titik didih larutan = titik didih pelarut + ∆Tb
penurunan titik beku tergantung pada kemolalan larutan. 0 0 0
= 80,2 C + 1,265 C = 81,465 C
Oleh karena itu, yang harus dilakukan adalah:
∆Tf = m x Kf
a) menentukan kemolalan larutan 0 0
= 0,5 m x 5,07 C/m = 2,535 C
b) menghitung ∆Td dan ∆Tf larutan menggunakan rumus:
titik beku larutan = titik beku pelarut – ∆Tf
∆Tb = m x Kb dan ∆Tf = m x Kf 0 0 0
= 5,45 C – 2,535 C = 2,915 C
c) menentukan titik didih larutan dan titik beku larutan
dengan rumus:
Latihan Soal
0
1. Berapa gram urea harus dilarutkan dalam air pada suhu 25 C hingga diperoleh volume larutan 400 mL agar larutan tersebut
isotonik dengan 600 mL larutan yang mengandung 6,84 gram sukrosa (C12H22O11) pada suhu yang sama? (0,8 gram)
2. Berapakah tekanan osmotik 400 mL larutan yang mengandung 11,85 gram morfin (C 13H19NO3) pada suhu dimana volume 1
mol gas NO yang tekanannya 80 cmHg adalah 19 L? (190 cmHg)
3. Suatu zat nonelektrolit sebanyak 12 gram dilarutkan dalam air sampai diperoleh 400 mL larutan zat tersebut yang tekanan
osmotiknya 60,8 cmHg pada suhu yang sama dengan gas NO. Jika berat 2 L gas NO yang tekanannya 19 cmHg adalah 7,5
gram. Tentukan Mr zat nonelektrolit tersebut! (75 g/mol) pelarut
murni
2.4 Diagram P.T (Diagram fase)
Diagaram P.T atau diagram fase adalah diagram yang ∆Tf ∆Tb
1
memperlihatkan hubungan tekanan dan temperatur
dengan keadaan wujud zat murni dan campuran/
∆P
larutannya.
Dengan menggunakan diagram P –T kita dapat menafsirkan
penurunan tekanan uap jenuh, kenaikan titik didih larutan,
dan penurunan titik beku larutan.
larutan
Keterangan:
1. Garis-garis AB’, B’C’, dan B’D’ juga AB, BC, dan BD
menyatakan batas-batas antara ketiga fase (padat-cair-
gas), ketiga garis ini disebut garis 2 fase.
T2 0 100 T
0
temperatur ( C)
(4) By: LaFayn_Print_0815
LKS 02. Sifat-Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit
Tiap titik pada garis 2 fase ini menyatakan P (tekanan)
dan T (suhu) di mana 2 fase dalam keadaan seimbang.
2. Garis AB dan AB’ merupakan garis kesetimbangan antara fase padat dan uap jenuh
Garis BC dan B’C’ merupakan garis kesetimbangan antara fase padat dan dan fase cair
Garis BD dan B’D’ merupakan garis kesetimbangan antara fase cair dan uap jenuh
3. Titik B disebut titik tripel
4. G titik beku air, M titik beku larutan; F titik didih air, K titik didih larutan
5. Semua garis yang bertanda aksen adalah grafik untuk larutannya.
6. Penurunan tekanan uap jenuh larutan pada setiap suhu dapat dilihat dengan menarik garis vertikal pada setiap suhu yang
dikehendaki sampai memotong garis pelarut murni dan garis larutannya pada gambar ∆P adalah penurunan tekanan uap
0
jenuh larutan pada suhu 100 C.