Anda di halaman 1dari 6

LKS 02.

Sifat-Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit


LKS 02
SIFAT-SIFAT KOLOGATIF LARUTAN NONELEKTROLIT

Tujuan Pembelajaran
Setelah pelaksanaan belajar mengajar, peserta didik dapat:
1. menjelaskan konsep tekanan uap jenuh;
2. menganalisis hubungan dan rumusan tekanan uap jenuh dan penurunan tekanan uap larutan dengan hukum Raoult
3. menghitung tekanan tekanan uap jenuh dan penurunan tekanan uap larutan
4. menjelaskan konsep titik didih dan titik beku
5. merumuskan hubungan dan menghitung titik didih, kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan titik didih larutan
nonelektrolit
6. menjelaskan konsep tekanan osmotik
7. merumuskan hubungan dan mengitung tekanan osmotik larutan nonelektrolit
8. menganalisis dan menjelaskan diagram P-T (diagram fase)

2.1 Penurunan Tekanan Uap Larutan


2.1.1 Pengertian Tekanan Uap Jenuh
0
Anda ketahui bahwa air memiliki titik didih 100 C. Ketika air
mendidih, air berubah menjadi uap air. Akan tetapi, air dapat
menguap pada suhu berapa saja, termasuk pada suhu di
0-
bawah 100 C. Sebagai contoh, pakaian basah menjadi kering
ketika dijemur karena air menguap. Meskipun demikian,
pakaian basah tidak akan menjadi kering ketika ditempatkan
dalam ruangan tertutup karena ruangan itu akan menjadi
jenuh dengan uap air. Pada keadaan jenuh, proses
penguapan tetap berlangsung, tetapi pada saat itu juga
terjadi pengembunan dengan laju yang sama. Dengan kata Gambar 1. Kesetimbangan zat cair dengan uap
lain, terdapat kesetimbangan dinamis antara zat cair dengan jenuhnya dalam ruang tertutup
uap jenuhnya, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.

Tekanan yang ditimbulkan oleh uap jenuh suatu zat disebut tekanan uap zat itu. Besarnya tekanan uap bergantung pada jenis
zat dan suhu. Zat yang memiliki gaya tarik-menarik antarpartikel relatif besar, berarti sukar menguap dan mempunyai tekanan
uap yang relatif rendah, contohnya garam, gula, glikol, dan gliserol. Sebaliknya, zat yang memiliki gaya tarik-menarik
antarpartikel relatif lemah, berarti mudah menguap dan mempunyai tekanan uap yang relatif tinggi.
Zat seperti itu dikatakan mudah menguap atau atsiri (volatile), contohnya etanol dan eter.

Gambar 2. Ilustrasi tekanan uap berbagai jenis zat

Tekanan uap suatu zat akan bertambah jika suhu dinaikkan. Hubungan ini dapat dipahami sebagai berikut. Kenaikkan suhu
menyebabkan energi kinetik molekul-molekul cairan bertambah besar, sehingga lebih banyak molekul yang dapat meninggalkan
permukaan cairan memasuki fase gas. Akibatnya, konsentrasi uap semakin besar dan dengan demikian tekanan uap semakin
besar.

Latihan 1
Pada suhu yang sama, alkohol mempunyai tekanan uap yang lebih besar dari air. Mengapa demikian?

2.1.2 Takanan Uap Larutan dan Hukum Raoult


Bagaimanakah pengaruh zat terlarut terhadap tekanan uap dan tekanan uap larutan? Jika zat terlarut bersifat volatil (mudah
menguap), maka uap di permukaan larutan terdiri atas uap pelarut dan uap zat terlarut. Akan tetapi, jika zat terlarut sukar
menguap, maka uap di permukaan larutan hanya terdiri dari uap zat pelarut saja. Perhatikan Gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3. Ilustrasi uap berbagai zat

Komposisi uap di permukaan larutan telah dipelajari oleh seorang kimiawan Perancis yaitu Francois Marie Raoult (1830-1901).
Raoult menemukan bahwa tekanan uap suatu komponen bergantung pada fraksi mol komponen itu dalam larutan, dengan
hubungan sebagai berikut.
(1) By: LaFayn_Print_0815
LKS 02. Sifat-Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit

0 0
PA = XA.P A, dengan PA = tekanan uap komponen A; P A = tekanan uap A murni; XA = fraksi mol komponen A

Contoh 1
0 0
Diketahui tekanan uap (P ) air dan etanol pada suhu 78 C etanol. Dalam hal ini, karena etanol merupakan zat yang
berturut-turut sebesar 350 mmHg dan 760 mmHg. Tekanan mudah menguap, maka uap larutan terdiri dari uap pelarut
0
uap (P) larutan etanol pada suhu 78 C, jika fraksi mol sebesar dan uap terlarut. Tekanan uap masing-masing komponen
0,2. dihitung dengan rumus Raoult. Jika fraksi mol etanol = 0,2
maka fraksi mol air = 0,8.
Analisis masalah: Plarutan = Pair + Palkohol
0 0
Diketahui tekanan uap air dan alkohol, serta fraksi mol = (Xair x P air) + (Xetanol x P etanol)
alkohol, lalu Anda diminta menentukan tekanan uap larutan = (0,8 x 350 mmHg) + (0,2 x 760 mmHg) = 423 mmHg
2.1.3 Tekanan Uap Larutan Jika Zat Terlarut Sukar Menguap
Jika zat sukar terlarut menguap, maka uap di permukaan Nilai penurunan tekanan uap laruatn (∆P) dapat dikaitkan
larutan terdiri atas uap zat pelarut saja. Jika demikian, maka dengan fraksi mol zat terlarut sebagai berikut. Telah diketahui
tekanan uap larutan sama dengan uap pelarut. Sesuai dengan bahwa Xpelarut + Xterlarut = 1, sehingga Xpelarut = (1 – Xterlarut),
hukum Raoult, tekanan uap pelarut bergantung pada fraksi maka persamaan di atas dapat ditulis dalam bentuk lain
molnya. Jadi, jika zat terlarut sukar menguap, maka: sebagai berikut:
o
∆P = P – P
0 o 0
Plarutan = Ppelarut = Xpelarut x P pelarut = P – (Xpelarut x P )
0 o 0
Plarutan = Xpelarut x P pelarut ..... (1) = P – [(1 – Xterlarut) P ]
o o 0
= P – P + (Xterlarut x P )
0
Oleh karena fraksi mol pelarut < 1, maka Plarutan akan lebih = Xterlarut x P ..... (3)
o
rendah dari pada P pelarut. Dengan kata lain, zat terlarut yang Zat terlarut mengurangi kecederungan pelarut untuk
sukar menguap akan menurunkan tekanan uap pelarut. menguap. Penurunan tekanan uap merupakan sifat koligatif
o
Selisih antara tekanan uap pelarut murni (P ) dengan tekanan larutan, artinya bahwa penurunan tekanan uap tidak
uap larutan (P) disebut penurunan tekanan uap (∆P). bergantung pada jenis zat tertentu, tetapi hanya pada
o
∆P = P – P ..... (2) konsentrasinya.

Contoh 2
0
Tekanan uap air pada 100 C adalah 760 mmHg. Tentukan:
a. tekanan uap jenuh larutan glukosa!
b. penurunan tekanan uap larutan glukosa!

Analisis masalah: n air = massa = 82 g


 4,55 mol
Diketahui kadar larutan dan tekanan uap pealrut murninya, Mr 18 g/mol
lalu Anda diminta menentukan tekanan uap larutan pada n
suhu yang sama. Menurut hukum Raoult, tekanan uap air 4,55
Xair = 
larutan sebanding dengan fraksi mol pelarut: P = Xpelarut x n n 4 ,55  0,1
0 air glukosa
P . Oleh karena itu, yang harus dicari terlebih dahulu
adalah fraksi mol pelarut (air), kemudian menghitung 0
P = Xpelarut x P
tekanan uap larutan dengan rumus yang ada. Sementara
itu, penurunan tekanan uap (∆P) ditentukan dengan cara 4,55
 x 760 mmHg  743,66 mmHg
mencari selisih antara tekanan uap pelarut murni (P )
o 4 ,55  0,1
dengan tekanan uap larutan (P).
o
∆P = P – P
Dalam 100 gram larutan glukosa 18% terdapat: = (760 – 743,66) mmHg = 16,34 mmHg
Larutan glukosa dengan kadar 18%, artinya: dalam 100
gram larutan glukosa, massa glukosa adalah: Atau, penurunan tekanan uap larutan dapat dicari
18 menggunakan rumus:
 x 100 g  18 g 0
100 ∆P = Xterlarut x P
Massa pelarut (air) = (100 – 18) g = 82 g 0,1
∆P  x 760 mmHg  16,34 mmHg
n glukosa = massa = 18 g 4 ,55  0,1
 0,1 mol
Mr 180 g/mol

Latihan Soal 2
0
1. Tekanan uap air pada suhu 29 C diketahuhi sebesar 30 mmHg. Pada suhu yang sama, hitunglah:
a. tekanan uap dan penurunan tekanan uap larutan urea 20%!
b. tekanan uap dan penurunan tekanan uap larutan urea 0,5 molal!
c. massa glukosa yang dilarutkan dalam 90 gram air hingga memiliki tekanan uap 29,41 mmHg!
2. Berikut ini disajikan data hasil pengukuran penurunan tekanan uap jenuh (∆P) beberapa jenis larutan nonelektrolit dalam
0
air pada suhu 20 C.
Zat Fraksi Mol Tekanan Uap Penurunan Tekanan
Terlarut Zat Terlarut Jenuh Larutan Uap Jenuh Buatlah kesimpulan dari data
Air murni - 17,54 mmHg - hasil pengamatan tersebut!
glikol 0,01 17,36 mmHg 0,18 mmHg
glikol 0,02 17,18 mmHg 0,36 mmHg
urea 0,01 17,36 mmHg 0,18 mmHg
urea 0,02 17,18 mmHg 0,36 mmHg

(2) By: LaFayn_Print_0815


LKS 02. Sifat-Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit
3. Ke dalam 900 gram air dilarutkan 24 gram suatu larutan nonelektrolit. Jika tekanan uap jenuh larutan yang terbentuk
adalah 25 mmHg dan tekanan uap jenuh air pada suhu tersebut adalah 25,2 mmHg, tentukan Mr zat elektrolit tersebut!
(60)
4. Tekanan uap jenuh larutan yang mengandung x gram naftalena C 10H8 dalam 2496 gram benzena C6H6, 1,2 mmHg lebih
rendah dari tekanan uap jenuh benzena pada suhu yang sama. Jika tekanan uap jenuh benzena pada suhu itu adalah 65,2
mmHg. Tentukanlah x! (76,8)
5. Suatu zat nonelektrolit akan ditentukan Mr-nya. Ditimbang 18 gram zat ini kemudian dilarutkan dalam 900 gram air pada
0
suhu t C. Ternyata tekanan uap jenuh larutan yang terjadi 25 mmHg. Jika tekanan uap jenuh air pada suhu tersebut adalah
25,1 mmHg. Tentukan Mr zat nonelektrolit tersebut. (90)

2.2 Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih


2.2.1 Titik didih dan titik beku
0
Mengapa air mendidih pada suhu 100 C dan membeku pada Jadi, titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap cairan
0
0 C? Pada pembelajaran sebelumnya telah kita pelajari sama dengan tekanan di permukaan. Oleh karena itu, titik
bahwa air dapat menguap pada suhu berapa saja dan didih bergantung pada tekanan di permukaan. Di permukaan
tekanan uapnya akan meningkat seiring dengan kenaikan laut (tekanan = 760 mmHg = 1 atm), air mendidih pada suhu
0
suhu. Tekanan uap menggambarkan kecenderungan cairan 100 C karena pada suhu ini tekanan uap air sama dengan 760
untuk menguap. Semakin besar tekanan uap, semakin mudah mmHg. Di puncak everest (ketinggian 8882 m dari permukaan
0
zat itu menguap. Sementara itu, tekanan udara luar memaksa laut), air mendidih pada suhu 71 C. Biasanya, yang dimaksud
uap tetap berada dalam cairan. Jika tekanan uap kurang dari dengan titik didih adalah titik didih normal, yaitu titik didih
0
tekanan udara luar (tekanan di permukaan cairan), uap hanya pada tekanan 760 mmHg atau pada suhu 100 C.
terbentuk dari permukaan cairan. Namun, ketika tekanan Adapun titik beku adalah suhu pada saat tekanan uap cairan
cairan sama dengan tekanan udara di permukaan, penguapan sama dengan tekanan uap padatannya. Pada tekanan 1 atm,
0
dapat terjadi di seluruh bagian cairan. Uap yang terbentuk air membeku pada suhu 0 C karena pada suhu itu, tekanan
naik dan pecah di permukaan. Keadaan ini disebut mendidih. uap air sama dengan tekanan uap es.

2.2.2 Kenaikan titik didih larutan


Dari hasil eksperimen yang dilakukan pada penentuan titik Raoult mengemukakan bahwa kenaikan titik didih suatu
didih larutan, ternyata titik didih larutan selalu lebih tinggi larutan berbanding lurus dengan molalitas larutan dikalikan
dari titik didih pelarut murninya. Hal ini disebabkan adanya dengan tetapan kenaikan titik didih molalnya.
partikel-partikel zat terlarut dalam suatu larutan menghalangi Hukum ini dirumuskan sebagai: ∆Tb = m x Kb ..... (5)
peristiwa penguapan partikel-partikel pelarut. Oleh karena g 1000
itu, penguapan partikel-partikel pelarut diperlukan energi Karena m  x , maka rumus di atas dapat ditulis:
Mr p
yang lebih besar.
Kenaikan titik didih (∆Tb = boilling point elevation) adalah g 1000
∆Tb =  x x Kb ..... (6)
selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarutnya. Mr p
0
∆Tb = Tb larutan – Tb pelarut ..... (4) dimana: ∆Tb = kenaikan titik didih larutan ( C); g = massa zat
terlarut (gram); p = massa zat pelarut (gram); Kb = tetapan
0
kenaikan titik didih molal ( C/m)
2.2.3 Penurunan titik beku larutan
Penurunan titik beku (∆Tf = freezing point depression) adalah g 1000
selisih antara titik beku pelarut dengan titik didih larutannya. Karena m  x , maka rumus di atas dapat ditulis:
Mr p
∆Tf = Tf pelarut – Tf larutan
Dalam kehidupan sehari-hari titik beku suatu larutan selalu g 1000
∆Tf =  x x Kf ..... (8)
lebih rendah daripada titik beku pelarut murninya. Raoult Mr p
0
mengemukakan bahwa penurunan titik beku suatu larutan dimana: ∆Tf = penurunan titik beku larutan ( C); g = massa zat
berbanding lurus dengan molalitas larutan dikalikan dengan terlarut (gram); p = massa zat pelarut (gram); K f = tetapan
0
tetapan penurunan titik beku molalnya. penurunan titik beku molal ( C/m)
Hukum ini dirumuskan sebagai: ∆Tf = m x Kf ..... (7)

Contoh Soal 3
Tentukan titik didih dan titik beku larutan yang mengandung titik didih larutan = titik didih pelarut + ∆Tb
6,4 gram naftalena (C10H8) dalam 100 gram benzena (C6H6), titik beku larutan = titik beku pelarut - ∆Tf
0
jika diketahui Kb benzena = 2,53 C/m; Kf benzena = 5,07
0 0
C/m; titik didih benzena = 80,2 C dan titik beku benzena = Penyelesaian:
0
5,45 C. Mr Naftalena (C10H8) = 128 g/mol
g 1000 6,4 g 1000
Analisis masalah: m x = x = 0,5 molal
Mr p 128 g/mol 100
Diketahui massa zat terlarut (naftalena) dan massa zat
pelarut (benzena), Kb; Kf; titik didih dan titik beku benzena,
∆Tb = m x Kb
Anda diminta menentukan titik dan titik beku larutan. 0 0
= 0,5 m x 2,53 C/m = 1,265 C
Sebagaimana pebahasan di atas, kenaikan titik didih dan
titik didih larutan = titik didih pelarut + ∆Tb
penurunan titik beku tergantung pada kemolalan larutan. 0 0 0
= 80,2 C + 1,265 C = 81,465 C
Oleh karena itu, yang harus dilakukan adalah:
∆Tf = m x Kf
a) menentukan kemolalan larutan 0 0
= 0,5 m x 5,07 C/m = 2,535 C
b) menghitung ∆Td dan ∆Tf larutan menggunakan rumus:
titik beku larutan = titik beku pelarut – ∆Tf
∆Tb = m x Kb dan ∆Tf = m x Kf 0 0 0
= 5,45 C – 2,535 C = 2,915 C
c) menentukan titik didih larutan dan titik beku larutan
dengan rumus:

(3) By: LaFayn_Print_0815


LKS 02. Sifat-Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit
Latihan Soal 2
1. Tentukan titik didih dan titik beku larutan 32 gram belerang, S 8, dalam 400 gram asam asetat. Asam asetat murni mendidih
0 0 0 0
pada 118,3 C dan membeku pada 16,6 C pada tekanan 1 atm. (Kb CH3COOH =3,1 C/m dan Kf CH3COOH = 3,6 C/m).
2. BHT (butylated Hydroxytoluene) adalah suatu bahan antioksidan yang banyak digunakan sebagai bahan aditif pada olahan
0
makanan. Larutan 2,5 gram BHT dalam 100 gram benzena membeku pada 4,88 C. Tentukan Mr BHT tersebut, jika diketahui
0 0
titik beku normal benzena = 5,46 C dan Kf benzena = 5,07 C/m.
3. Suatu senyawa organik mempunyai rumus empiris CH2O. Larutan 9 gram senyawa itu dalam 100 gram air membeku pada -
0
0,93 C. Tentukan rumus molekul senyaw tersebut!
0 0
4. Titik didih larutan glikol C2H6O2 dalam air 100,104 C. Berapakah tekanan uap jenuh larutan ini pada t C jika tekanan uap
0 0
jenuh air pada t C = 40 mmHg dan Kb air = 0,52 C/m?
2.3 Tekanan Osmotik larutan
Osmosis adalah peristiwa merembesnya pelarut dari Tekanan osmotik tergolong sifat koligatif karena
larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat melalui harganya bergantung pada konsentrasi dan bukan pada jenis
selaput/ membran semipermeabel. Selaput/ membran partikel zat terlarut. Menurut Van’t Hoff, besarnya tekanan
semipermeabel adalah selaput/membran tipis yang hanya osmotik yang ditimbulkan oleh zat dalam larutan sama
dapat dilawati oleh molekul-molekul pelarut tetapi tidak dengan besarnya tekanan gas dari zat tersebut dalam fase
dapat dilewati molekul-molekul zat terlarut. gas, atau sesuai dengan rumusan persamaan gas ideal.
Tekanan osmotik ialah besarnya gaya yang diperlukan PV = nRT atau πV = nRT ..... (9)
untuk mengatasi desakan pelarut dari larutan yang kurang n
jenuh ke larutan yang lebih jenuh agar peristiwa osmosis π  .RT , karena n/V = junlah mol zat dalam volume adalah
V
tidak terjadi. Atau, perbedaan tekanan hidrostatik konsentrasi molar zat, maka untuk menyatakan tekanan
maksimum antara suatu larutan dengan pelarutnya. osmotik larutan dengan konsentrasi molar dirumuskan
Osmosis dapat dicegah dengan memberikan suatu sebagai:
tekanan pada permukaan larutan. Besarnya tekanan yang π = M.R.T ..... (10)
diperlukan untuk menghentikan aliran pelarut dari pelarut dimana:
murni menuju larutan sama dengan tekanan osmotik larutan. π = tekanan osmotik (atm); M = molaritas larutan (mol/L)
Jika tekanan yang diberikan melampaui tekanan osmotiknya, R = tetapan gas (0,082 L.atm/mol.K) dan T = temperatur
maka yang akan terjadi adalah osmosis balik, yaitu air mutlak larutan (K)
mengalir dari larutan ke pelarut.

Beberapa istilah dalam pengukuran tekanan osmotik:


1. Isotonik : digunakan untuk menyatakan beberapa larutan yang mempunyai tekanan yang sama.
2. Hipotonik : digunakan untuk menyatakan suatu larutan yang tekanan osmotiknya lebih rendah dari larutan lain.
3. Hipertonik : digunakan untuk menyatakan suatu larutan yang tekanan osmotiknya lebih besar daipada tekanan osmotik
larutan lainnya.
Contoh Soal
0
24 gram urea dilarutkan dalam air yang suhunya 27 C mutlak larutan, maka langkah awal adalah menghitung
hingga volume larutan menjadi 800 mL. Tentukan tekanan jumlah mol urea untuk menentukan konsentrasi zat.
osmotik larutan urea pada suhu tersebut. g 24 g
n urea    0,04 mol
Mr 60 g/mol
Analisis masalah:
Diketahui massa urea dilarutkan dalam air hingga diperoleh n 0,04 mol
M=   0,05 mol/L
0
larutan urea dengan volume 800 mL pada suhu 27 C. Anda V 0,8 L
diminta untuk menentukan tekanan osmotik larutan urea π = M.R.T
yang dihasilkan. Karena tekanan osmotik larutan = = (0,05 mol/L) x (0,082 L.atm/mol.K) x (273 + 27)K
perkalian konsentrasi larutan dengan tetapan gas dan suhu = 1,23 atm

Latihan Soal
0
1. Berapa gram urea harus dilarutkan dalam air pada suhu 25 C hingga diperoleh volume larutan 400 mL agar larutan tersebut
isotonik dengan 600 mL larutan yang mengandung 6,84 gram sukrosa (C12H22O11) pada suhu yang sama? (0,8 gram)
2. Berapakah tekanan osmotik 400 mL larutan yang mengandung 11,85 gram morfin (C 13H19NO3) pada suhu dimana volume 1
mol gas NO yang tekanannya 80 cmHg adalah 19 L? (190 cmHg)
3. Suatu zat nonelektrolit sebanyak 12 gram dilarutkan dalam air sampai diperoleh 400 mL larutan zat tersebut yang tekanan
osmotiknya 60,8 cmHg pada suhu yang sama dengan gas NO. Jika berat 2 L gas NO yang tekanannya 19 cmHg adalah 7,5
gram. Tentukan Mr zat nonelektrolit tersebut! (75 g/mol) pelarut
murni
2.4 Diagram P.T (Diagram fase)
Diagaram P.T atau diagram fase adalah diagram yang ∆Tf ∆Tb
1
memperlihatkan hubungan tekanan dan temperatur
dengan keadaan wujud zat murni dan campuran/
∆P
larutannya.
Dengan menggunakan diagram P –T kita dapat menafsirkan
penurunan tekanan uap jenuh, kenaikan titik didih larutan,
dan penurunan titik beku larutan.
larutan
Keterangan:
1. Garis-garis AB’, B’C’, dan B’D’ juga AB, BC, dan BD
menyatakan batas-batas antara ketiga fase (padat-cair-
gas), ketiga garis ini disebut garis 2 fase.
T2 0 100 T
0
temperatur ( C)
(4) By: LaFayn_Print_0815
LKS 02. Sifat-Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit
Tiap titik pada garis 2 fase ini menyatakan P (tekanan)
dan T (suhu) di mana 2 fase dalam keadaan seimbang.
2. Garis AB dan AB’ merupakan garis kesetimbangan antara fase padat dan uap jenuh
Garis BC dan B’C’ merupakan garis kesetimbangan antara fase padat dan dan fase cair
Garis BD dan B’D’ merupakan garis kesetimbangan antara fase cair dan uap jenuh
3. Titik B disebut titik tripel
4. G titik beku air, M titik beku larutan; F titik didih air, K titik didih larutan
5. Semua garis yang bertanda aksen adalah grafik untuk larutannya.
6. Penurunan tekanan uap jenuh larutan pada setiap suhu dapat dilihat dengan menarik garis vertikal pada setiap suhu yang
dikehendaki sampai memotong garis pelarut murni dan garis larutannya pada gambar ∆P adalah penurunan tekanan uap
0
jenuh larutan pada suhu 100 C.

(5) By: LaFayn_Print_0815


LKS 02. Sifat-Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit

(6) By: LaFayn_Print_0815

Anda mungkin juga menyukai