Pada pemeriksaan pada ibu yang di duga melakukan aborsi, usaha dokter adalah mendapatkan
tanda-tanda sisa kehamilan dan menentukan cara pengguguran yang dilakukan. Pemeriksaan ini
sebaiknya dilakukan oleh Sp.OG
Untuk menentukan tanda-tanda sisa kehamilan diusahakan melakukan anamnesis secara teliti
dan pemeriksaan fisik berupa adanya payudara yang membesar dan pengeluaran ASI serta
dijumpai adanya kolustrum pada pemeriksaan laboratorium, Warna kehitaman disekitar
payudara, uterus masih membesar, dijumpai adanya striae, lochia dari vagin, dan perlukaan pada
portio
Untuk menentukan usaha penghentian kehamilan dilakukan pemeriksaan toksikologi,
pemeriksaan PA jaringan hasil aborsi atau sisa plasenta yang tertinggal dirahim, luka,
peradangan, bahan-bahan yang tidak lazim dalam liang senggama, sisa bahan abortivum. Pada
masa kini bila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan DNA untuk pemastian hubungan ibu dan
janin.
Pemeriksaan korban mati
Pemeriksaan dilakukan menyeluruh melalui pemeriksaan luar dan dalam (autopsi). Pemeriksaan
ditujukan pada
a. Menentukan perempuan tersebut dalam keadaan hamil atau tidak. Untuk ini diperiksa:
Payudara secara makroskopis maupun mikroskop
Ovarium, mencari adanya corpus luteum persisten secara mikroskopik
Uterus, lihat besarnya uterus, kemungkinan sisa janin dan secara mikroskopik
adanya sel-sel trofoblast dan sel-sel decidua.
b. Mencari tanda-tanda cara abortus provokatus yang dilakukan
Mencari tanda-tanda kekerasan lokal seperti memar, luka, perdarahan jalan lahir
Mencari tanda-tanda infeksi akibat pemakaian alat yang tidak steril. Jika
digunakan zat kimia secara lokal maka pada liang senggama atau cavum uteri
dapat ditemukan zat-zat tersebut.
Jika digunakan obat-obatan oral atau suntikan maka tentunya obat-obatan tersebut
akan dapat dilacak melalui pemeriksaan toksikologik
c. Menentukan sebab kematian
Vagal refleks : komplikasi ini terjadi karena adanya rangsangan pada permukaan
sebelah dalam ari canalis servikalis. Kematian khas terjadi di meja operasi
Perdarahan : terjadi karena robeknya vagina, serviks, atau uterus sehingga
menyebabkan perdarahan yang massif
Emboli udara : komplikasi ini sering terjadi pada aborsi dengan alat semprot.
Dimana udara ikut masuk ke dalam pembuluh darah dan dapat menyebabkan
emboli udara pada arteri coronaria atau arteri otak.
Sepsis : Dapat terjadi karena alat-alat yang digunakan tidak steril, uterus tidak
bersih, dan robeknya usus besar
Setelah kematian, lakukan pemeriksaan terhadap:
Tanda-tanda kehamilan.
Cedera, terutama akibat kekerasan
Periksa alat-alat genitalia interna, apakah pucat, mengalami kongesti, atau adanya memar
Laserasi, inflamasi pada vagina
Cedera pada serviks
Uterus dan jaringan sekitarnya, diambil contoh jaringan untuk pemeriksaan. Apakah ada
pembesaran, krepitasi, luka, atau perforasi
Uterus diiris mendatar dengan jarak antar irisan 1 cm untuk mendeteksi perdarahan yang
berasal dari bawah.
Letak plasenta yang akan terlihat jika uterus dibuka
Tes emboli udara dilakukan pada vena kava inferior dan jantung. Pemeriksaan
toksikologik dilakukan segera setelah tes emboli dengan mengambil darah dari jantung.
Pemeriksaan kehamilan/toksikologik juga dapat dilakukan dengan mengambil urin.
Pemeriksaan organ-organ lain dilakukan seperti biasa.