Anda di halaman 1dari 15

JOURNAL READING

PREGNANCY OUTCOME AFTER


DIAGNOSIS OF OLIGOHYDRAMNIOS AT
TERM
ABSTRAK

 Latar Belakang: untuk mempelajari outcome perinatal pada oligohydroamnios dengan (AFI<5)
dan untuk mengetahui hubungan antara kejadian dengan ibu yang memiliki faktor resiko tinggi.
 Metode: Sebuah penelitian case control prospektif terdiri dari analisis hasil kehamilan pada 50
kasus dengan diagnosis oligohidramnion dengan ultrasound setelah 37 minggu kehamilan lengkap
dibandingkan dengan 50 kontrol tanpa oligohidramnion
 Hasil: Hasil yang dipilih menunjukkan variasi yang signifikan pada kedua kelompok. Ada
kemungkinan peningkatan deselerasi FHR, meconium tebal, skor Apgar rendah pada 5 menit. ,
berat lahir <2,5 kg, masuk ke NICU, kelainan bawaan & kematian neonatal (secara statistik tidak
signifikan).
 Kesimpulan: Indeks cairan ketuban <5 cm terdeteksi setelah 37 minggu kehamilan lengkap
merupakan indikator hasil perinatal yang buruk. Penentuan AFI dapat digunakan sebagai
tambahan untuk metode pengawasan janin lainnya. Metode ini membantu untuk mengidentifikasi
bayi-bayi yang berisiko hasil perinatal yang buruk.
 Kata kunci: Outcome perinatal, Oligohydramnios, AFI <5 cm
PENDAHULUAN

 Indeks cairan amniotik (AFI) ≤5 cm di definisikan sebagai oligohidramnion.


 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui oligohidramnion pada hasil perinatal dan
hasilnya pada ibu dengan kehamilan di atas 37 minggu.
 Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari hasil perinatal pada oligohidramnion (AFI
≤ 5) dan mengetahui insidensi hubungan faktor risiko tinggi ibu dengan oligohidramnion.
METODE

Studi kasus-kontrol prospektif ini dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi di RS


Acharya Vinoba Bhave, Sawangi, Wardha selama 24 bulan (Agustus 2010 - Juli 2012).

50 KASUS 50 KASUS
OLIGOHIDROAM Dibandingkan TANPA
NION (AFI OLIGOHIDROA
<5CM), USIA AMNION (AFI
KEHAMILAN 37 5,1-20cm)
MINGGU

Kasus dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.


Kriteria inklusi :
 Usia kehamilan 37 minggu Kriteria eksklusi
 Ketuban dengan indeks cairan ≤5 cm  Usia kehamilan < 37 minggu
 Membran utuh  Malformasi janin
 Kehamilan tunggal dengan presentasi kepala  Ketuban pecah
 Kehamilan diinduksi hipertensi  Malpresentasi dan kehamilan multiple.
 Bukti klinis oligohidramnion ditemukan dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan
USG. Berbagai hasil yang dicatat berupa usia kehamilan saat persalinan, warna
cairan ketuban, penelusuran FHR, cara persalinan, indikasi untuk operasi Caesar
atau persalinan instrumental, skor APGAR pada satu menit dan lima menit, berat
lahir, Riwayat masuk Neonatal Intensive Care Unit (NICU) ), morbiditas
perinatal dan mortalitas perinatal.
 Hasilnya dianalisis menggunakan parameter seperti mean, standar
deviasi dan uji chi square
HASIL

Hasil menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam keduanya kelompok.


 NST non reaktif
 Pewarnaan mekonium tebal
 Perkembangan gawat janin
 Tingkat LSCS
 Skor Apgar 5 menit rendah
 Berat lahir rendah
 Perinatal morbiditas dan mortalitas lebih banyak.
skor Apgar 5 menit rendah, morbiditas dan mortalitas perinatal jumlahnya tinggi tetapi secara
statistik perbedaan dalam penelitian dan kelompok kontrol tidak signifikan.
DISKUSI

 Volume cairan amnion akan berkurang seiring dengan meningkatnya umur kehamilan
diatas 40 minggu.
 Hipertensi yang disebabkan karena insufisiensi plasenta kronik bisa menyebabkan
oligohidramnion.
  Chandra P et al 10 Casey et al 5 Sriya R et al 11 Umber et al 12 Guin et al 13 Visvalingam Penelitian saat ini (2012)
(2000) (2000) (2001) (2009) (2011) G. et al 14
(2012)

Komplikasi sebelum lahir

 Gangguan hipertensi 38.46%   31.00%   3.5 %   8.0%

 Solutio Placenta 7.69%           2%

 Gawat Janun   48% 36.11%   80 %   42%


NST Non Reaktif 69.23%   41.55% 52.7%     38%
Cairan mekonium yang keruh dan tebal 23.7%   38.88% 6%     46%

prentase LSCS 76.92% 51% 43.05% 32% 42.8% 75.6% 64%

Perbandingan beberapa kasus dalam penelitian yang berbeda berdasarkan


komplikasi antepartum, pola NST, warna minuman keras dan persentase LSCS.
Presentase Angka kejadian skor APGAR <7 Presentase angka kejadian BB  
<2,5 kg Presentase penerimaan ke
NICu

Peneliti    
1 menit 5 menit

Casey et al 2000 - - 35% 7%

Chandra P et al. 2000 - 23.07 % 61.53% 46.15%

Sriya R. et al. 2001 38.88 % 9.72 % 58.38% 88.88%

Umber A. et al. 2009 8% 6% 36.3% 7%

Guin et al 2011 39 % - - -

Penelitian saat ini 30 % 16 % 62% 42%

Perbandingan neonatus pada penelitian yang berbeda berdasarkan Skor APGAR rendah, berat lahir
<2,5 Kg dan Penerimaan ke NICU.
KESIMPULAN

 Cairan ketuban yang ≤5 cm yan terdeteksi setelah 37 minggu kehamilan merupakan


indikator perinatal yang buruk.
 Pada kasus oligohidramnion, kerjadian NST nonreaktif, cairan mekonium yang kental,
perkembangan fetal distress, laju LSCS, skor Apgar 5 menit yang rendah, BBLR,
morbiditas dan mortalitas perinatal dan banyak lagi.
 Penenuan AFI dapat dgunakan sebagai metode tambahan untuk pengawasan janin.
Penentuan AFI merupakan screening yang penting untuk memprediksi fetal distress dalam
persalinan yang membutuhkan operasi caesar.

Anda mungkin juga menyukai