Dislokasi Sternoklavikular • Mekanisme Cedera biasanya dikarenakan adanya kompresi pada bagian lateral bahu, jarang terjadi akibat cedera langsung pada bagian depan sendi. • Dislokasi anterior ditandai dengan menonjolnya bagian medial klavikula ke arah depan. Mengakibatkan nyeri namun biasanya tidak terjadi komplikasi cardiothoracic. • Dislokasi posterior lebih jarang terjadi, namun menimbulkan komplikasi serius. Dapat terjadi penekanan pada trakea dan pembuluh-pembuluh darah besar, menyebabkan kongesti vena di leher, lengan, sehingga mengurangi sirkulasi ke lengan. Pencitraan Pencitraan dengan foto X-ray dilakukan dengan posisi oblique agar bayangan tidak terlihat tumpang tindih. Namun CT-scan dapat memberikan gambaran lebih jelas. Reposisi • Pada dislokasi anterior, dapat dilakukan reposisi dengan memberikan tekanan pada klavikula dan menarik lengan dengan bahu diabduksikan. • Pada dislokasi posterior, reposisi dilakukan dengan membaringkan pasien dengan “sandbag” di antara skapula, kemudian menarik lengan pasien dengan bahu diabduksikan dan diekstensikan. Jika manuver ini gagal, ujung medial klavikula ditarik ke depan menggunakan forsep. Jika maneuver ini gagal juga (sangat jarang), dapat dilakukan fiksasi internal. • Redislokasi dapat dilakukan dengan anestesi umum apabila pasien tidak dapat menahan nyeri. • Setelah reposisi, pasien menggunakan perban elastis dengan metode angka 8 selama 3 minggu. Dislokasi Sendi Bahu Di antara sendi-sendi besar, bahu merupakan yang paling sering mengalami dislokasi. Hal ini dikarenakan sejumlah faktor: (1) fossa glenoid yang dangkal; (2) rentang gerak yang luar biasa; serta (3) kondisi yang mendasarinya seperti kelemahan ligamen atau displasia glenoid. Dislokasi Sendi Bahu Anterior • Mekanisme cedera, biasanya disebabkan oleh karena jatuh dengan tangan sebagai penyangga. Caput humerus terdorong ke depan, merobek kapsul dan menyebabkan avulsi pada labrum glenoid (Lesi Bankart). • X-ray AP menunjukkan bayangan tumpang tindih caput humerus dan fossa glenoid, dengan caput terletak di bawah dan medial dari fossa. Foto lateral menunjukkan caput humerus tidak sejajar dengan fossa. • Jika sendi pernah dislokasi sebelumnya, dapat terlihat adanya ekskavasi dari kontur posterolateral caput humerus, akibat indentasi oleh tepi anterior fossa glenoid sebelumnya (lesi Hill-Sachs). Diagnosis • Nyeri tak tertahankan, Pasien datang dengan menyangga lengan yang sakit menggunakan lengan yang satunya. Garis lateral bahu rata, tonjolan prosesus akromion dapat teraba tepat di bawah klavikula. Periksa kemungkinan adanya cedera nervus dan pembuluh darah sekitar sebelum dilakukan tatalaksana. Reposisi
Metode Kochler’s. Siku ditekuk 90 derajat, dilakukan
traksi dengan cara rotasi eksternal pada caput Metode Hippocratic. Pasien keadaan humerus dan mengadduksikan siku pada dada. telentang, kaki pemeriksa pada ketiak Metode ini kurang disarankan karena resiko cedera Pasien. Pergelangan tangan digenggam pada nervus dan pembuluh darah sekitar. dengan kedua tangan pemeriksa kemudian dilakukan rotasi eksternal. Teknik Stimson’s. Pasien tengkurap dengan lengan yang sakit dibiarkan menggantung pada tepi tempat tidur selama 15-20 menit. Dislokasi Sendi Bahu Posterior Dislokasi ini jarang terjadi, mekanismenya akibat tekanan yang menyebabkan rotasi internal dan adduksi. Biasa terjadi apabila seseorang terjatuh dengan posisi lengan terfleksi dan adduksi, jatuh dengan lengan yang terulur, serta pukulan langsung pada bagian depan bahu. Diagnosis Lengan terkunci dalam posisi rotasi internal. Terlihat penonjolan prosesus coracoideus pada bagian depan. Dislokasi posterior juga bisa terlihat jelas dari atas. Pencitraan • Pada X-ray AP, caput humerus, karena ter-rotasi secara medial, terlihat seperti bohlam lampu (“electric light bulb” sign) dan agak menjauh dari fossa glenoid (“empty glenoid” sign). Reposisi Dislokasi direposisi dengan menarik lengan dengan bahu diadduksi, kemudian perlahan-lahan lengan dirotasi ke arah lateral sambil mendorong caput humerus ke depan. Kemudian lengan diimobilisasi menggunakan airplane abduction sling selama 3-6 minggu. Referensi • Blom, A., 2018. Apley & Solomon System Of Orthopaedics And Trauma 10Th Edition. Boca Raton: CRC Press. Terima Kasih