Anda di halaman 1dari 3

Klasifikasi Dislokasi Bahu

A. Dislokasi Anterior

Dislokasi preglenoid, subcoracoid, subclaviculer. Paling sering ditemukan jatuh


dalam keadaan out stretched atau jatuh yang menyebabkan rotasi eksternal bahu atau
cedera akut karena lengan dipaksa berabduksi, dan ekstensi. trauma pada scapula
gambaran klinis nyeri hebat dengan gangguan pergerakan bahu, kontur sendi bahu
rata, caput humerus bergeser ke depan pada pemeriksaan radiologis.

 Manifestasi :

1. Khas : penderita biasanya menyangga lengan yang cedera pada bagian siku
dengan menggunakan tangan sebelahnya.
2. Lengan dalam posisi abduksi ringan
3. Kontur terlihat ‘squared off’
4. Nyeri yang sangat.

 X ray : AP dan axial atau “Y” Scapular view akan membantu membedakan
dislokasi anterior dengan posterior.
Catatan : X ray sangat penting menurut standar medikolegal untuk
menyingkirkan fraktur lain yang terjadi sebelum dilakukannya Manipulasi dan
Reduksi. ada peningkatan bukti yang menunjukkan bahwa dislokasi bahu yang
rekuren dan atraumatis tidak membutuhkan pre-Manipulasi dan reduksi X ray.
Namun, keadaan ini tidak diterima secara luas dalam kalangan ahli ortopedi.
B. Dislokasi Posterior

Biasanya trauma langsung pada sendi bahu dalam keadaan rotasi interna, serta
terjulur atau karena hantaman pada bagian depan bahu, dan dapat juga terkait
dengan kontraksi otot saat kejang atau cedera akibat tersetrum listrik.

 Manifestasi
1. Lengan terletak berotasi internal dan adduksi
2. Penderita merasakan nyeri, dan terdapat penurunan pergerakan dari bahu.

 X ray : posisi AP dan “Y” scapular view


Catatan : sangat mudah terjadi miss diagnosa dislokasi bahu posterior pada
bahu AP. Suspek dislokasi posterior jika terdapat ‘light bulb sign’ karena rotasi
internal bahu dan terdapat overlap antara head humerus dan glenoid labrum
pada foto bahu AP.
C. Dislokasi Inferior

Pada luxatio erecta posisi lengan atas dalam posisi abduksi, kepala humerus
terletak dibawah glenoid, terjepit pada kapsul yang robek . Karena robekan kapsul
sendi lebih kecil dibanding kepala humerus, maka sangat susah kepala humerus
ditarik keluar, hal ini disebut sebagai “efek lubang kancing” ( Button hole effect ).
Pengobatan dilakukan reposisi tertutup seperti dislokasi anterior, jika gagal dilakukan
reposisi terbuka dengan operasi

 Manifestasi klinis :

1. Abduksi lengan atas dengan posisi ‘hand over head’


2. Hilangnya kontur bulat dari bahu.

 X ray : foto AP cukup untuk mendiagnosa.

Daftar Pustaka

1. Sholihah S. Analisis faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pada pasien cedera
muskuloskeletal yang memilih berobat ke sangkal puting berdasarkan pendekatan teori
health belief model. Universitas Airlangga; 2018.

Anda mungkin juga menyukai