1. Definisi
Dislokasi sendi panggul (hip) adalah keadaan dimana kaput femur keluar dari
socketnya pada tulang panggul (pelvis). Bergesernya caput femur dari sendi panggul,
berada di posterior dan atas acetabulum (dislokasi posterior), di anterior acetabulum
(dislokasi anterior) dan caput femur menembus acetabulum (dislokasi sentra)
2. Etiologi
Disebabkan oleh trauma dengan gaya atau tekanan yang besar seperti kecelakaan
kendaraan bermotor, pejalan kaki yang ditabrak mobil, jatuh dari ketinggian atau cedera
pada waktu olahraga
Klasifikasi Steward and Milford didasarkan pada stabilitas fungsi panggul, yaitu:
Type 2 : Associated with a single or comminuted posterior wall fragment, but the
hip remains stable through a functional range of motion
Type 3 : Associated with gross instability of the hip joint secondary to loss of
structural support
b. Dislokasi Anterior
Dislokasi anterior paling sering disebabkan tekanan hiperekstensi
melawan tungkai yang abduksi sehingga mengangkat kaput femur keluar dari
acetabulum. Biasanya kaput femur tetap di lateral otot obturator eksternus tetapi
dapat juga ditemukan di bawahnya (dislokasi obturator) atau di bawah otot
iliopsoas dengan hubungan ke ramus pubis superior (dislokasi pubis).
Klasifikasi dislokasi sendi panggul anterior menurut Epstein yaitu:
Tipe I : Superior dislocations, including pubic and subspinous
IA: No associated fractures
IB: Associated fracture or impaction of femoral head
IC: Associated fracture of the acetabulum
Tipe II : Inferior dislocations, including obturator and perineal
IIA : No associated fractures
IIB : Associated fracture or impaction of the femoral head
IIC : Associated fracture of the acetabulum
Gejala klinis didapatkan sendi panggul dalam posisi eksorotasi, ekstensi
dan abduksi, tidak ada pemendekan tungkai, terdapat benjolan di depan daerah
inguinal dimana kaput femur dapat diraba dengan mudah, dan sendi panggul sulit
digerakkan.
c. Dislokasi Sentral
Dislokasi sentral adalah fraktur-dislokasi, dimana kaput femur terletak di
medial acetabulum yang fraktur. Ini disebabkan adanya tekanan lateral melawan
femur yang adduksi dijumpai pada kecelakaan kendaraan bermotor.
Gejala klinis didapatkan posisi panggul tampak normal, hanya sedikit lecet
dibagian lateral, gerakan sendi panggul terbatas
5. Pemeriksaan Penunjang
Dari pemeriksaan radiologis dijumpai:
a. Dislokasi posterior yaitu caput femur berada di luar dan di atas acetabulum femur
adduksi dan internal rotasi
b. Dislokasi anterior didapatkan caput femur terlihat di depan acetabulum
c. Dislokasi sentral terlihat pergeseran dan caput femur menembus panggul
6. Tatalaksana
Reduksi tertutup harus dilakukan setelah pemeriksaan klinis yang adekuat dan
telah diberikan analgetik, sedatif, dan muscle relaxan, Dislokasi posterior disertai adanya
fraktur dapat dilakukan reduksi tertutup dan dapat dilakukan beberapa metode sebagai
berikut:
a. Allis method : pasien dalam posisi supine, pemeriksa berada diatas pasien kemudian
melakukan in-line traction, sementra assisten melakukan counter traction sambil
menstabilkan pelvis pasien. Ketika traksi di tingkatkan, operator mengurangi fleksi
sekitar 70o, kemudian lakukan gerakan rotasi dari hip seperti melakukan adduksi, hal
ini akan membantu caput femur terbebas dari lip of acetabulum. Penekanan dari
lateral ke arah proksimal femur akan membantu reduksi. Bunyi “clunk” merupakan
tanda berhasilnya reduksi tertutup.
b. Stimson gravity technique : pasien di posisikan prone, dengan kaki yang cedera
tergantung di samping tempat tidur akan membuat hip fleksi dan knee fleksi masing-
masing 90o, dalam posisi ini assisten mengimobilisasi pelvis sementara operator
melakukan dorongan secara langsung pada proksimal betis, rotasi dari tungkai bawah
akan membantu reduksi.
c. Bigelow and reverse bigelow manuvers : Pasien dalam posisi supine, sementara
operator melakukan traksi longitudinal pada tungkai, Femur yang dalam posisi
adduksi dan rotasi internal kemudian difleksikan 90o , caput femur bergeser ke
acetabulum dengan melakukan abduksi, rotasi eksternal, dan ekstensi dari hip. Pada
reverse bigelow manuver dilakukan pada dislokasi anterior dari hip, traksi dilakukan
in-line dengan deformitas , kemudian hip di adduksikan secara tajam kemudian di
ekstensikan.
Post reposisi pada dislokasi pada hip dapat dilakukan:
a. Bedrest dilanjutkan dengan weight bearing protected selama 4-6 minggu
b. Jika reduksi tidak berhasil maka dilakukan reduksi terbuka
c. Pemeriksaan X-Ray Pelvis AP untuk menilai hasil reduksi