Anda di halaman 1dari 35

MODUL MUSKULOSKELETAL

kegawatdaruratan pada musculoskeletal

TUTOR XV
Fasilitator :dr.Naima Lassie Sp,M
Ketua :Yassinta Allisya Noer
Sekretaris :Novita Ramadini
Anggota :-Irma Juwita
-Elza Ramadhani Afnis
-Hamimah Risfhahani
-Halimah Tusya’diah Maisa
-Salman Rahul
-Ilham Wahyudi
Trigger 5 :
Salah satu kasus emergency pada
muskuloskeletal adalah dislokasi dan strain.
Kasus dislokasi yang terbanyak adalah dislokasi
panggul posterior. Pasien datang ke IGD dengan
nyeri hebat pada panggul dengan pemendekan
ekstremitas bawah dengan posisi panggul flexi,
adduksi dan internal rotasi.
Mekanisme trauma pada kasus dislokasi ini
adalah dashboard injury dimana terjadi gaya
yang menekan caput femur ke posterior
melewati acetabulum pada posisi panggul flexi.
Pemeriksaan radiografi menunjukkan caput os
femur berada di atas acetabulum. Dislokasi
harus direposisi secepatnya dengan pembisuan
umum disertai relaksasi yang cukup.
Komplikasi yang dapat terjadi bila tidak
direposisi segera adalah terjadinya avaskular
nekrosis sendi dan arthritis. Sedangkan strain
yaitu peristiwa robeknya otot tendon. Biasanya
hal ini terjadi saat kontraksi otot yang sangat
kuat,ada 3 derajat strain. Strain derajat 3 adalah
bentuk ruptur total cedera yang memerlukan
penanganan bedah.
STEP I : Clarify Unfamiliar Terms

1. Emergency : keadaan darurat


2. Strain : kerusakan bagian otot atau
tendon karena penggunaan
yang berlebihan atau stres yg
berlebihan
3. Posterior : bagian belakang
4. Dashboard Injury : cedera yg terjadi karena
berkurangnya aliran
darah ke tulang.
5. Avaskular nekrosis : penyakit tulang yang
terjaadi karena
berkurangnya aliran
darah ke tulang.
6. Arthritis : kelainan sendi yang me-
liputi peradangan.
7. Acetabulum : wadah kepala femur yg
dibentuk oleh illium,
ischium,dan pubis.
STEP II : Define The Problem
1. Jelaskan macam-macam dislokasi akibat
dashboard injury!
2. Apa saja gejala arthritis dan avaskular nekrosis?
3. Jelaskan macam-macam strain!
4. Kenapa kasus dislokasi terbanyak terjadi pada
posterior panggul?
5. Apa saja kasus-kasus emergency
muskuloskeletal?
6. Bagaimana proses reposisi pada dislokasi?
STEP III : Brainstrom Possible Hypothesis or
Explanation
1. Dislokasi posterior  caput femur berada diluar
dan diatas acetabulum femur adduksi dan internal
rotasi.
Gejala dislokasi :
- sendi panggul dalam posisi fleksi,adduksi,
dan internal rotasi.
- tungkai tampak lebih pendek
- terab caput femur pada panggul
Jadi, dislokasi yg disebabkan oleh dashboard adalah
traumatik.
2. Arthritis
- pasien mengalami rasa lelah dan tidak
enak badan
- mengalami kaku sendi
- rasa sakit pada bagian yg terkena
- pembengkakan dan demam
- rasa kesemutan dan mati rasa
- range of movement (ROM) berkurang
Avaskuler Nekrosis Caput Femur
- Nyeri di daerah panggul dengan atau tidak nyeri
menjalar hingga paha dan lutut
- Penurunan kemampuan gerak rotasi dan jarak
pergerakan panggul
- Adanya resiko terjadinya AVN pada sisi yg lainnya.
- Nyeri bersifat dalam, terus menerus dan memburuk bila
bergerak.
- Biasanya didasaran riwayat trauma, penyalahgunaan
steroid, dan alcohol
3. Tingkat 1
regangan serabut tendon dan strain
dengan minimal strain pada tingkat ini bersifat
ringan dan tidak ada robekan. Misalnya strain
pada otot hamstring yg megganggu atlit sprin.
Tingkat 2
 Regangan serabut tendon dan otot dengan
robekan sebagian bersamaan dengan nyeri dan
bengkak sehingga mempengaruhi kekuatannya.
Tingkat 3
Robekan serabut otot yg luas dengan nyeri,
bengkak dan kemungkinan ada yg putus
4. Karena caput femur tidak sepenuhnya masuk
pada acetabulum dan jika terbentur terlalu
keras ligamen-ligamen yg ada tidak mampu
menahan perekatan pd sendi tersebut.
5. – strain - sprain
- tendon itis - tenosinovitis
- bursitis - frakture
- dislokasi
6. Reposisi segera
- dislokasi sendi kecil dapat direposisi di
tempat kejadian tanpa anastesi
ex: dislokasi siku,bahu, dan jari
- dislokasi bahu,jari
STEP IV : Arrange Explanation Into A
Tentative Section
Muskloskeletal

otot tulang

sendi

gangguan komplikasi

Avaskular
arthritis
dislokasi strain nekrosis

Dashboard
injury
STEP V : Define Learning Objective

1. Macam dislokasi sendi panggul


2. Mekanisme terjadinya dislokasi sendi panggul
posterior
3. Penanganan pada kasus dislokasi
4. Komplikasi terjadinya dislokasi sendi
5. Macam cedera pada otot dan tulang yang
disebabkan oleh kerja otot
6. Dasar fisiologis terjadinya cedera otot dan
tulang akibat kerja otot
7. Diagnosis cedera otot yang bersifat
emergency
8. Penanganan cedera otot sebelum dibawa ke
rumah sakit.
STEP VI : Gather Information And Private
Study
STEP VII : Share The Result Of
Information Gathering And Private Study

1. Dislokasi Panggul
a. dislokasi posterior jenis luksasi iliaka.
kedudukan tungkai fleksi,endorotasi,
adduksi,dan “tungkai bawah
memendek”
b. dislokasi posterior jenis luksasi
iskiadikus dengan fleksi, enodorotasi,
dan aduksi lebih jelas daripada luksasi
iliaka.
c. dislokasi anterior suprapubik jarang
ditemukan. Kedudukan tungkai bawah
fleksi ringan, eksorotasi,abduksi, dan
pemendekan tungkai yang bersangku-
tan.
d. dislokasi anterior obturatoria juga
jarang didapatkan. Kedudukan
tungkai bawah seperti pada luksasi
suprapubik tetapi jauh lebih jelas.
e. luksasi posterior panggul traumatik
kanan lama.
2. Dislokasi posterior terjadi sebagai akibat
trauma panggul pada posisi fleksi dan
adduksi. Pada posisi ini, tekanan
disalurkan melalui lutut sepanjang femur,
misalnya trauma benturan dengan panel
depan (dashboard) mobil akibat tabrakan
dan arah frontal,atau jatuh dari ketinggian
dengan lutut fleksi. Tekanan ini dapat
membran kaput femur menabrak ke posterior
Melewati bibir belakang acetabulum dan
terjadilah dislokasi posterior. Femur yang
terkena berada dalam posisi fleksi,adduksi, dan
rotasi interna dengan tungkai tampak lebih
pendek. Biasanya disertai nyeri akibat spasme
otot sekitar panggul. Kaput femur terletak di
kraniodorsal acetabulum.
3. Penanganan dislokasi merupakan tindakan
darurat karena reposisi segera dapat
mencegah nekrosis avaskular kaput femur.
makin lambat reposisi dilaksanakan,makin
tinggi kejadian nekrosis avaskular. Reposisi
tertutup dilakukan dengan tarikan ke ventral
dan kaudal tungkai dalam posisi fleksi dan
rotasi eksterna.
Tarikan dapat juga dibuat oleh berat kakinya
Sendiri dengan meletakkan penderita tengkurap dan
tungkau yang terdislokasi dibiarkan terganutng di sisi
tempat tidurnya. Relaksasi otot dan berat kaki ke arah
ventral secara perlahan-lahan dapat mereduksi
dislokasi tersebut. Pascareposisi penderita
diistirahatkan dalam traksi selama 6-8 minggu untuk
mengurangi tekanan pada kaput femur. Setelah itu,
penderita tidak boleh menumpu berat badan selama
6-8 minggu.
4. - Robek otot, ligamen dan tendon yang
memperburuk cedera sendi.
- Kerusakan saraf atau pembuluh darah di
sekitar sendi.
- Rentan terluka jika dislokasi berulang atau
parah.
- Berkembangnya arthritis pada sendi yang
mengalami dislokasi ketika seseorang menua.
5. – cedera otot fleksor tungkai atas. Cedera
akibat pembebanan berlebihan pada
kelompok otot hamstring (m.semitendo-
nosus,m.semimembranosus,dan m.biceps
femoris).
- cedera otot ekstensor tungkai atas. Sistem
ekstensi tungkai atas,yaitu otot kuadriseps
femur, terdiri dari empat otot yaitu m.vastus
intermedius, m. Vastus medialis, m. Vastus
lateralis, dan rektus femur.
- Cedera tungkai bawah. Patah tulang batang
tibia dan fibula yang lazim disebut patah
tulang kruris merupakan fraktur yang sering
terjadi dibanding fraktur batang tulang
panjang lainnya.
- Cedera pada pergelangan kaki, pergerakan
pada sendi pergelangan kaki hanya terjadi
pada suatu arah yaitu fleksor plantar dan
dorsofleksi. Gerakan abduksi,adduksi, dan
rotasi interna serta eksterna yang dipaksakan
dapat menyebabkan robekan ligamen dan
atau fraktur maleolus yang umumnya
merupakan patah tulang intraartikuler.
6. perkembangan nyeri otot berasal dari aktivasi
hampir terus menerus dari unit motorik rendah
ambang batas yang terjadi pada otot melakukan
terus menerus atau lambat, tugas yang berulang,
menyebabkan penipisan adenosine 5'-trifosfat (ATP)
dalam serat tersebut. Dengan cukup ATP, reuptake
sarkoplasma dari Ca ++ dapat dikurangi, sehingga
konsentrasi tinggi dalam sitosol, yang
memungkinkan Ca ++ aktivasi -tergantung dari
fosfolipase, generasi radikal bebas, dan kerusakan
pada serat otot yang terlibat.
7. a. Look, cari apakah terdapat :
1. deformitas, terdiri atas penonjolan
yang abnormal, angulasi,rotasi,dan
pemendekan
2. function laesa (hilangnya rasa)
3. membandingkan ukuran panjang
tulang (kesimetrian)
b. Feel, apakah terdapat nyeri tekan.
pemriksaan sumbu tidak dilakukan lagi
karena akan menambah trauma.
c. Move, untuk mencari :
1. krepitasi,terasa bila fraktur digerakkan.
2. nyeri bila digerakkan yg aktif maupun
pasif.
8. - Protection
​ Pada daerah yang terkena cedera diberikan perlindungan agar terhindar dari
kerusakan lebih lanjut.
- Rest
Otot yang cedera harus diistirahatkan untuk mempercepat penyembuhan.
Penggunaan yang dipaksakan mengakibatkan kerusakan yang lebih parah.
-Ice
​Penggunaan es ditujukan untuk beberapa hari pertama (3 hari pertama sejak cedera)
untuk mengurangi reaksi peradangan. Es dilapisi dengan handuk atau kain dan
ditempelkan pada bagian yang cedera. Tidak boleh menempelkan langsung es dengan
kulit.
-Compression
Untuk mencegah pembengkakan yang hebat dapat dilakukan kompresi dengan
menggunakan stoking. Namun tidak boleh terlalu ketat karena dapat menyebabkan
penekanan pada pembuluh darah dan saraf.
-Elevation
​Bila cedera terjadi pada daerah kaki, maka posisi kaki dinaikkan agar lebih tinggi dari
posisi jantung saat berbaring. Hal ini dilakukan untuk mengurangi pembengkakan.
KESIMPULAN
Masalah kegawatdaruratan muskuloskeletal, yaitu
pada tulang terjadi fraktur,pada sendi terjadi sprain
dan dislokasi.
Dislokasi adalah pemindahan atau pereseran suatu
bagian atau cedera pada sendi. Cedera ini terjadi
ketika tulang bergeser dan keluar dari posisi
normalnya sendi. Sebagian besar kasusu dislokasi
terjadi akibat benturan dialami oleh sendi. Dislokasi
yang sering terjadi adalah dislokasi sendi bahu dan
sendi panggul.
Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi,
ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor.
Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.
Strain adalah peristiwa robeknya otot tendom.
Biasanya ini terjadi kontraksi otot yang sangat
kuat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai