Anda di halaman 1dari 25

Dislokasi Bahu

Dibuat oleh : Kelompok D


Karen Kuniya
Nabila Fatimah
Sitti Hazrina
William Bahagia

Perceptor : dr. Ahmad Fauzi, Sp. OT (K) Spine


Dislokasi Bahu

 Suatu kondisi dimana caput humerus bergeser keluar batas fossa glenoid
 Klasifikasi
 Dislokasi Bahu Anterior (97%)
 Dislokasi Bahu Posterior (2%)
 Dislokasi Bahu Inferior (1%)
Anatomi
Dislokasi Bahu Anterior

 Dislokasi bahu yang paling sering terjadi (97%)


 Paling sering terjadi pada dewasa muda (biasanya pada atlet)
Mekanisme Cedera

 Rotasi eksternal paksa dan ekstensi


yang berlebihan dari bahu
 Caput humerus terdorong ke
depan, menyebabkan robekan pada
kartilago glenoid labrum dan
kapsul dari batas anterior cavum
glenoid (the Bankart lesion)
Mekanisme Trauma

 Terjadi pada pasien yang terjatuh


dengan bertumpu pada tangan dan
sendi bahu pada posisi ekstensi
 Caput humerus mengalami
pergeseran ke arah medial ke
glenoid, tepat di bawah processus
coracoideus
Manifestasi Klinis

 Nyeri hebat
 Pasien mengeluhkan sesuatu keluar dari tempatnya  tidak dapat
menggerakkan tangannya
 Kemudian tangan yang sehat akan berusaha untuk menopang tangan yang
sakit
 Pada pemeriksaan fisik  nyeri, benjolan pada bagian depan bahu, posisi
lengan abduksi-eksorotasi, tepi bahu tampat menyudu
 Fungsi nervus sirkumflex harus diperiksa saat pemeriksaan awal  rentan
cedera
Radiologi Dislokasi Bahu

 Foto rongten posisi AP  bayangan overlapping pada caput humerus dan fossa
glenoidalis  dimana caput biasanya berada pada bagian infeior-medial dari
sendi
 Foto rongten posisi lateral  spina scapulae akan maju ke depan dan caput
humerus berada di luar dari cavitas glenoidale
Tatalaksana

Metode Stimson
 Pasien ditelungkupkan dan lengan
tergantung di sebelah tempat
tidur. 15-20 menit bahu akan
tereduksi
Metode Hipocrates
 Pasien dibaringkan, anggota gerak
ditarik ke atas, dan caput humerus
ditekan dengan kaki agar kembali
ke tempatnya
Metode Kocher
 Pasien berbaring dan pemeriksa
berada di samping penderita
 Sendi berada dalam posisi fleksi 90
derajat dan dilakukan traksi sesuai
garis humerus
 Kemudian dilakukan rotasi ke arah
lateral dan lengan diadduksi
 Sendi dibawa mendekati tubuh ke
arah garis tengah dan dirotasi ke
medial
 Kurang direkomendasikan  dapat
mengakibatkan cedera pada vaskular
dan nervus
Penanganan Setelah Reposisi

 Lengan diistirahatkan selama 3 minggu (pada penderita usia dibawah 30 tahun


 mencegah rekurensi) ; hanya 1 minggu (pada pasien yang lebih dari 30
tahun)
 Melakukan pergerakkan ringan kecuali abduksi dan rotasi lateral harus
dihindari selama 3 minggu
Komplikasi

Komplikasi Awal (Early) Komplikasi Lanjut (Late)


 Rotator cuff tear  Kekakuan pada bahu
 Kerusakan saraf  n axillaris paling  Dislokasi tidak ter reduksi
sering  m deltoid tidak dapat
 Dislokasi rekuren
kontraksi
 Kerusakan pembuluh darah  a
axillaris yang cedera  terjadi
saat melakukan reduksi
 Fraktur-dislokasi
Dislokasi Posterior

Dislokasi posterior lebih jarang terjadi, jumlahnya kurang dari 2%


dari semua dislokasi sekitar bahu dan biasanya disebabkan karena
adanya trauma langsung pada sendi bahu dalam keadaan rotasi
interna.

Mekanisme Cedera

Gaya tidak langsung yang menghasilkan rotasi internal dan adduksi


berat dapat menyebabkan dislokasi. Keadaan ini paling sering terjadi
pada pasien yang mengalami kejang-kejang, atau karena sengatan
listrik. Dislokasi posterior dapat terjadi akibat jatuh dengan lengan
yang adduksi, pukulan langsung ke depan bahu
Manifestasi Klinik

Anamnesis  riwayat trauma yang hebat pada


bahu, riwayat terkena aliran listrik.

Pemeriksaan fisik  terlihat lengan dalam


posisi adduksi dan rotasi internal, terkunci di
posisi tersebut.

Pergerakan rotasi eksternal mengalami


tahanan.

Bagian depan bahu terlihat datar dengan


coracoid yang menonjol, adanya
pembengkakan, terlihat pergeseran posterior.

Ditemukan adanya nyeri tekan serta benjolan


di bagian belakang sendi.
Pemeriksaan Radiologis

Pada pemeriksaan rontgen bagian


anteroposterior, kaput humerus yang
berotasi ke medial, bentuknya
menjadi abnormal (seperti bola
lampu listrik/light bulb) dan terletak
agak jauh dari fossa glenoid ('empty
glenoid').

Rontgen lateral dapat menunjukkan


subluksasi atau dislokasi posterior
dan terkadang menunjukkan lekukan
pada aspek anterior kaput humerus.
Ditemukan adanya tanda khas berupa light
bulb karena adanya rotasi interna humerus.
Tata Laksana

biarkan
beberapa menit jika tidak, bahu
Dislokasi akut agar kaput Jika reduksi dipertahankan
direduksi dengan humerus lepas terasa stabil, berabduksi dan Gerakan bahu
menarik lengan dan kemudian lengan dirotasi ke diperoleh
sementara bahu lengan diputar diimobilisasi lateral dalam kembali dengan
pada posisi ke lateral dalam kain spika gips latihan aktif.
adduksi sementara kaput gendongan, selama 3-6
humeri didorong minggu.
ke depan.
Komplikasi

 Dislokasi yang tidak tereduksi.


 Setengah dari pasien dengan dislokasi posterior tidak tereduksi ketika pertama kali.
Kadang-kadang sudah terlewat beberapa minggu atau beberapa bulan sebelum diagnosis
ditegakkan. Biasanya pasien mempertahankan lengan dalam posisi rotasi internal 
tidak dapat mengabduksi lengan lebih dari 70-80 derajat, dan jika mengangkat lengan
yang terentang ke depan  biasanya pasien tidak dapat membalikkan telapak tangan ke
atas.
 Jika pasien masih muda, atau merasa tidak nyaman dan dislokasi belum lama terjadi,
reduksi terbuka diindikasikan.
 Dislokasi atau subluksasi rekuren  ketidakstabilan posterior yang kronis pada
bahu
 Dislokasi rekuren posterior  lebih jarang ditemukan
Dislokasi inferior
Dislokasi inferior (luxutio erecta), jarang terjadi tetapi merupakan kondisi dislokasi
bahu yang serius. Biasanya terjadi pada trauma pada kecelakaan bermotor. Dislokasi
terjadi dengan lengan di abduksi /elevasi. Biasanya terjadi pada trauma pada
kecelakaan bermotor

Mekanisme cedera
cedera ini disebabkan oleh kekuatan hiper-abduksi dengan humerus sebagai tuas dan
akromion sebagai titik tumpu, kaput humerus terangkat melintasi inferior rim dari
glenoid socket  tetap dalam posisi subglenoid, dengan poros humerus yang mengarah
ke atas. Cedera jaringan lunak termasuk avulsi dari kapsul dan tendon sekitarnya,
ruptur otot, fraktur glenoid atau humerus proksimal dan kerusakan pleksus brachialis
dan arteri aksila.
Manifestasi klinik

kerusakan
neurovaskular.
Caput humerus
terletak di
bawah axila.

Lengan dalam
posisi terkunci
dan abduksi
hampir
seluruhnya
X ray

Poros humerus ditampilkan


dalam posisi abduksi dengan
kaput yang terletak di bawah
glenoid. Penting untuk mencari
fraktur terkait dari glenoid atau
humerus proksimal.

Anda mungkin juga menyukai