Anda di halaman 1dari 3

PENTINGNYA MENJAGA LIDAH

Mungkin sebagian dari kita pernah mendengar atau sering melihat di media sosial, kalimat yang
berbunyi “kata kata mu adalah kualitas dirimu”, jika dipelajari lebih lanjut ternyata kalimat
tersebut mengandung makna yang cukup dalam. Bahwa kualitas dan karakter seseorang
tergambar jelas dari kata kata yang keluar dari lidahnya. Satu satu nya manusia yang pantas kita
jadikan panutan dan idola yakni Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, juga berkata bahwa“
orang muslim yang paling baik yakni seseorang yang muslim lainnya selamat dari gangguan
lisan dan tangannya”.

Sebagai pemuda kita sering mengabaikan dan tidak mengontrol lidah kita. Banyak menganggap
remeh setiap kata-kata yang keluar dari lidah kita. Bahkan banyak sebagian dari kita
menggunakan lidahnya merayu perempuan yang bukan mahram nya, merasa paling jagoan
dengan cara berkata kata kotor dan bahkan juga antusias dan bersemangat dalam membicarakan
keburukan orang lain.

Seseorang yang dengan biasanya merayu perempuan yang bukan mahramnya, tidak kah dia
sadar bahwa pada hakikatnya dia telah merendahkan dirinya sendiri. Kata kata rayuan yang
seharusnya hanya diperuntukkan bagi istrinya, namun di umbar secara murah kepada setiap
perempuan. Pada hakikatnya di telah menunjukkan borok dalam dirinya, bahwa dia telah
menunjukkan sifat aslinya. Jika sebelum nikah sudah sering mengeluarkan kata rayuan kepada
non mahram, lantas apa yang menghalanginya melakukan hal yang serupa setelah menikah.
Mungkin dia berdalih hanya untuk bercanda dan mencairkan suasana, sungguh hal tersebut tidak
mendatangkan tawa justru dapat mendatangkan azab yang pedih, karena hal tersebut sudah dapat
dikategorikan zina mulut. Pada awalnya hanya kata kata rayuan, namun jika mendapat respon
positif dari si gadis maka perbuatan buruk pun akan terus berlanjut hingga mengantarkannya
kepada kepedihan dan kerendahan yang sebenar benar nya.

Seseorang yang dengan lumrah mengatakan kata kata kotor dan keji. Begitu fasih dan lantang
jika memaki, mencaci , serta berkata kata kotor, sebenarnya telah menunjukkan watak dan
karakter mereka yakni watak yang keras, tidak dapat mengontrol emosi dan cenderung mengarah
kepada hal hal yang bersifat kekerasan dan keburukan. Mungkin mereka berdalih, bahwa kata
kata tersebut ialah sarana untuk mempererat keakraban dan kekeluargaan antar teman. Jika
demikian maka cobalah keluarkan kata kata kotor kalian kepada bapak, ibu, dan keluarga kalian
dalam rangka mempererat keakraban dan kekeluargaan (saya melarang keras anda melakukan
hal tersebut). Meskipun memiliki kelebihan dalam hal fisik(ganteng dan cantik), harta(kaya),
intelektuliatas (pintar) namun jika kata kata yang keluar dari lisannya berupa kata kata kotor,
vulgar, dan hinaan maka orang lain akan berusaha menjauh dan menghindar darinya. Begitu pula
sebaliknya, seseorang yang mungkin menurut kebanyakan orang memiliki kekurangan, baik
berupa fisik, harta, maupun kecerdasan namun jika kata kata yang keluar dari lisan nya yakni
kata kata yang baik, murni, bersahaja dan sering mengingatkan dalam kebaikan, maka
kedatangan nya akan sangat dinanti dan kepergiannnya akan banyak membuat orang bersedih.

Seseorang yang dengan semangat dalam membicarakan keburukan orang lain. Inilah fenomena
yang banyak di jumpai apabila sudah saling berkumpul dengan sesama teman. Dengan bahagia
dan antusias membicarakan keburukan orang lain yang orang tersebut tidak menyukainya, entah
hal tersebut benar atau tidak. Jika ternyata keburukan yang meraka tuduhkan benar maka hal itu
disebut Ghibah, namun jika ternyata keburukan yang mereka tuduhkan tidak benar maka hal itu
disebut Fitnah. Ghibah dan Fitnah , keduannya merupakan perbuatan yang dilarang. Mungkin
mereka berdalih saling menambah dan bertukar informasi, apakah mereka tidak sadar bahwa
yang mereka lakukan di ibaratkan seperti seseorang yang memakan bangkai dari teman mereka
sendiri, sungguh perbuatan yang menjijikan. Tidak kah mereka paham bahwa setiap orang
memiliki keburukan dan pernah melakukan kesalahan, termasuk pula dirinya sendiri. Tidak lah
perlu membicarakan aib dan keburukan orang lain, sebab potensi orang lain untuk membicarakan
aib nya juga semakin besar.

Lantas apa yang harus dilakukan jika ternyata kita pernah melakukan 3 hal diatas dan sering
menyalah gunakan lisan kita, maka jawabannya sederhana yakni bertobat. Tobat yang sebenar
benar nya dengan benar benar berhenti dan mejauhi perbuatan tersebut serta tetap konsiten dalam
menjaga lidah.

kita semua juga harus sadar bahwa tiada suatu ucapan pun yang diucapkan melainkan di
dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir dan mencatat amal perbuatannya. Kita tentu tidak
ingin buku catatan kita dipenuhi dengan catatan buruk akibat menganggap enteng kejelekan yang
kita lakukan. Rasulullah juga menambahkan dengan mengatakan” apabila waktu masuk pagi,
maka seluruh anggota badan tunduk kepada lidah, seraya berkata bertakwalah kepada allah
dalam menjaga hak hak kami, karena kami mengikutimu, apabila kamu lurus, kami pun lurus
dan apabila kamu bengkok maka kami pun bengkok”.

Dalam hadist lain, muadz bin ibn jabal berkata “aku berkendara dengan rasulullah sampai
lututkuh bersentuhan dengan lututnya, kami berkendara bersama kemudian aku bertanya tentang
shalat, sedekah, tentang iman, tentang amal baik yang akan mendekatkan kepada surga dan
mejauhkan dari neraka”. Nabi memberikan ceramah kecil tentang amal baik dan amal yang
paling baik dalam islam dan rasulullah bersabda “haruskah aku memberitahumu sesuatu yang
mencakup semua yang kusebutkan ?”. Muadz berkata “ya rasulullah , amal apakah itu ?”.
Rasulullah dengan jarinya yang mulia, menunjuk kearah lidahnya dan berkata kepada muadz
jagalah ini. Muadz berkata “wahai rasulullah akankah kita dipertanggungjawabkan dan
ditanyakan perihal lidah kita ?”. Kemudian rasulullah berkata “APAKAH ADA SESUATU
YANG MENYEBABKAN WAJAH ORANG ORANG TERJATUH KE DALAM NERAKA
JAHANNAM SELAIN DARIPADA APA YANG LIDAH MEREKA UCAPKAN ?” . hadist ini
menjelaskan bahwa, kata kata yang keluar dari lidah yang menurut kebanyakan orang diangap
remeh, dianggap tidak berpengaruh, terserah yang keluar kata kata yang baik atau kata kata yang
buruk, ternyata sangat menentukan bagaimana kehidupan kita di akhirat kelak, maka mulai
sekarang marilah kita jaga lisan kita, pikirkan dahulu sebelum berkata, dan lebih baik diam
apabila kita tidak bisa mengeluarkan kata kata yang baik serta basahi lisan kita dengan
senantaiasa berdzikir dan istighfar kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.

Mohon maaf apabila dalam penulisan terdapat kesalahan, kata kata kurang berkenan atau teman
teman yang merasa tersindir(hehe), sebab tujuan penulisan ini yakni sebagai tambahan ilmu dan
saling mengingatkan dalam hal kebaikan, agar kelak kita semua dapat berkumpul dan reuni di
surga-Nya Allah subhanahu wa ta’ala. Amin.

(Seseorang yang terus berjuang menjaga lidahnya, 2017)

Anda mungkin juga menyukai