Bab II Rijal NEW)
Bab II Rijal NEW)
2.1.1 Klasifikasi
Phylum : Chordata
Subphylum : vertebrata
Kelas : Osteichthyes
Subkelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Subordo : Cyprinoidei
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus Carpio L.
2.1.2 Morfologi
Secara umum, karakteristik ikan mas memiliki bentuk tubuh yang agak
ikan mas ditutupi oleh sisik kecuali pada beberapa strain yang memiliki sedikit
(protaktil). Pada bibirnya yang lunak terdapat dua pasang sungut (berbel) dan
tidak bergerigi. Pada bagian dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharynreal
(dorsal) berjari jari keras, sedangkan dibagian akhir bergerigi. Seperti halnya sirip
punggung, bagian belakang sirip dubur (anal) ikan mas ini pun berjari jari keras
6
hingga ke belakang tutup insang. Sisik ikan mas relatif besar dengan tipe sisik
lingkaran (cycloid) yang terletak beraturan. Garis rusuk atau gurat sisi (linea
lateralis) yang lengkap terletak di tengah tubuh dengan posisi melintang dari
Sirip dorsal ikan mas terdapat rusuk – rusuk yang kuat dan memanjang
dengan jumlah rusuk sekitar 17 – 22. Sirip anal terdapat 6 – 7 rusuk halus, pada
ujung posterior ke tiga dari sirip dorsal dan anal dihiasi oleh spinula tajam. Linea
tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor (Khairuman dkk. 2008).
Habitat atau lingkungan hidup ikan mas yaitu pada kolam - kolam air
tawar dan danau - danau serta perairan umum lainnya. Dalam perkembangannya
ikan ini sangat peka terhadap perubahan kualitas lingkungan. Ikan mas merupakan
salah satu ikan yang hidup di perairan tawar yang tidak terlalu dalam dan aliran
air tidak terlalu deras. Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150
7
- 600 meter di atas permukaan air laut dan pada suhu 25 - 30°C. Meskipun
tergolong ikan air tawar, ikan mas kadang kadang ditemukan di perairan payau
atau muara sungai yang bersalinitas 25 - 30 ppt (Huet, 1971). Ikan mas mudah
suhu sampai 50C dan penurunan O2 sampai 2 mg/liter. Di perairan yang dangkal
dan airnya mengalir pelan-pelan, ikan mas juga mampu bertahan hidup (Cahyono,
2000).
Penyebaran ikan mas di daerah Jawa, dimulai pada awal abad ke-20, yakni
(Kemakmuran) saat itu. Dari Jawa, ikan mas kemudian dikembangkan ke Bukit
(Minahasa, Sulawesi Utara) tahun 1895, daerah Bali Selatan (Tabanan) tahun
1903, Ende (Flores, NTT) tahun 1932 dan Sulawesi Selatan tahun 1935. Pada
tahun 1927 atas permintaan Jawatan Perikanan Darat pada saat itu juga
mendatangkan jenis-jenis ikan mas dari Negeri Belanda, yakni jenis Galisia (Mas
Gajah) dan kemudian tahun 1930 mendatangkan lagi ikan mas jenis Frankisia
(Mas Kaca) (Rudianti dan Ekasari, 2009). Hingga saat ini ikan mas terus
Ikan mas termasuk salah satu jenis ikan pemakan segala (omnivorous) dan
jenis makanannya, ikan mas termasuk jenis ikan pemakan segala dan pemakan
8
organisme dasar. Makanan alami benih ikan mas adalah rotifer, algae, crustacean
kecil dan insecta kecil (Ghittino, 1972). Sedangkan menurut Bardach et. al. (1972)
Ardiwinata menyatakan bahwa makanan alami ikan mas sampai berat 50 gram
terdiri dari 22% plankton, 52% binatang kecil perairan dan 26% organism dasar.
Ikan mas sangat gemar akan insecta dan larva insecta dalam semua tingkat hidup,
bahkan kadang kadang benih ikan dimakan juga. Sedang protozoa dan rotifer
Dalam kegiatan budidaya, ikan mas sangat responsif terhadap pakan buatan
berupa pellet. Bagi ikan Mas, kini banyak digunakan makanan tambahan yang
bahan makanan tambahan yang mengandung protein, baik nabati maupun hewani
dan dicetak hingga bebentuk pelet. Istilah pelet ini digunakan untuk menyebut
bentuk yang tidak merupakan butiran, bukan pula tepung namun bentuknya
Fungsi reproduksi pada ikan pada dasarnya merupakan bagian dari sistem
reproduksi yang terdiri dari komponen kelenjar kelamin atau gonad, dimana pada
ikan betina disebut ovariumsedang pada jantan disebut testis beserta salurannya.
Pada prinsipnya, seksualitas pada ikan terdiri dari dua jenis kelamin yaitu jantan
dan betina. Ikan jantan adalah ikan yang mempunyai organ penghasil sperma,
sedangkan ikan betina adalah ikan yang mempunyai organ penghasil telur. Sifat
seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung
9
ikan betina, dan testis dengan pembuluhnya pada ikan jantan. Sifat seksual
sekunder ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan ikan
2.1.6 Perkembangbiakkan
(ovarium pada ikan betina yang menghasilkan telur dan testis pada ikan jantan
yang menghasillkan telur dan testis pada ikan jantan yang menghasilkan sperma).
Sebenarnya pemijahan ikna mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak
tergantung pada musim. Namun, di habitat aslinya, ikan mas sering memijah
pada awal musim hujan , karena adanya rangsangan aroma tanah kering yang
tergenang air (Khairuman, 2002). Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah
malam sampai akhir fajar. Menjelang memijah, induk induk ikan mas aktif
mencari tempat yang rimbun , seperti tanaman air atau rerumputan yang menutupi
permukaan air. Substrat inilah yang nantinya akan digunakan sebagai tempat
Telur ikan mas menempel pada substrat. Telur tersebut berbentuk bulat,
berwarna bening, berdiameter 1,5-1,8 mm, berbobot antara 0,17-0,20 mg. ukuran
telur bervariasi, tergantung umur dan ukuran atau bobot induk. Embrio akan
tumbuh di dalam telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa. Antara 2-3 hari
kemudian, telur telur tersebut akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Larva ikan
mas mempunyai kantung kuning telur yang berukuran relative besar sebagai
cadangan makanan bagi larva. Kantong kuning telur tersebut biasanya akan habis
10
dalam waktu 2-4 hari. Larva ikan mas bersifat menempel dan bergerak vertikal.
Larva kemudian berubah menjadi kebul dalam 4-5 hari. Pada stadia kebul
ini, ikan mas memerlukan pasokan makanan dari luar untuk menunjang
rotifer, moina, dan daphnia. Kebutuhan pakan alami untuk kebul dalam satu hari
Setelah 2-3 minggu, kebul tumbuh menjadi burayak yang berukuran 1-3 cm
dan beratnya 0,1-0,5 g. Antara 2-3 minggu kemudian burayak tumbuh menjadi
putihan (benih yang siap untuk didederkan) yang berukuran 3-5 cm dan berbobot
0,5-2,5 g. tiga bulan kemudian menjadi gelondongan yang bobot per ekornya
sekitar 100 g. Gelondonga tersebut akan tumbuh terus menjadi induk. Setelah
enam bulan di pelihara, induk jantan dapat mencapai bobot 1,5 kg setelah berumur
baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Beberapa hal juga perlu dipersiapkan
tahapan kegiatan dalam pembenihan ikan mas antara lain yaitu pemilihan lokasi
yang tepat, pengelolaan induk yang baik, pemijahan, penetasan telur, pendederan,
dari segi kualitas maupun kuantitas, langkah pertama yakni melakukan seleksi
induk. Diusahakan induk yang diseleksi benar benar jenis unggul dengan
pertumbuhan bagus, berumur satu tahun atau lebih, sehat, tidak cacat, dan bersisik
besar dengan letak beraturan (Susanto, 1997). Induk ikan mas betina yang dapat
dipijahkan berumur 1,50 tahun dengan bobot minimum 1,50 kg/ekor, sedangkan
induk jantan berumur 6 bulan ke atas dengan bobot minimum 0,50 kg/ekor. Badan
tidak cacat, termasuk sirip, dengan sisik yang besar dan letaknya teratur. Kepala
relatif kecil dibandingkan panjang badan. Tubuh relatif besar sehingga mampu
menghasilkan banyak telur. Pangkal ekor normal (pangkal ekor lebih panjang
dibandingkan tingginya), lebar dan tebal yang menggambarkan sifat yang kuat
serta cepat tumbuh. Induk betina matang kelamin ditandai dengan gerakan yang
lamban, perut membesar atau buncit ke arah belakang, jika diraba terasa lunak,
lubang anus agak membengkak atau menonjol, dan bila perut diurut (striping)
perlahan ke arah anus akan keluar cairan kuning kemerahan. Untuk induk jantan
gerakannya lincah, badannya langsing, dan jika perut diurut akan keluar cairan
sperma berwarna putih seperti susu dari lubang kelamin. Dalam persiapan
12
pemijahan, perbandingan induk jantan dan betina adalah 1:1 (kg/m 2), artinya
untuk satu ekor induk betina berbobot 2 kg/ekor maka jumlah induk jantan adalah
luasnya terbatas dan sengaja dibuat manusia agar mudah dikelola dalam hal
pengaturan air, jenis hewan budidaya dan target produksinya (Susanto, 1992).
berkembang ikan. Air merupakan salah satu lingkungan budaya untuk ikan dan
organisme air lainnya. Berdasarkan hal tersebut maka pasokan dan kualitas air
yang baik sangat penting untuk pembuatan kolam (Davies dan Ansa, 2010).
Kelebihan dari kolam tembok antara lain lebih awet, mudah diatur, lebih aman
dari bibit penyakit, dan dapat mempertahankan air dalam jangka waktu lama.
Kelemahan utama dari segi biaya, karena untuk membuatnya dibutuhkan modal
Kolam pemijahan ikan mas sebaiknya berupa kolam yang dasar dan
dindingnya terbuat dari tembok sehingga mudah dalam pengeringan dan pengisian
air. Luas kolam pemijahan 20-50 meter persegi dengan ketinggian air 75 cm
hingga 4m x 10m. Tentu saja ukuran ukuran ukuran ini bukan sebagai patokan
mutlak melainkan juga dapat disesuaikan dengan lokasi dan jumlah induk yang
akan dipijahkan (Susanto,1997). jumlah induk yang ditebar tergantung dari luas
kolam, sebagai patokan seekor induk berat 1 kg memerlukan kolam seluas 5 meter
13
diberikan secara teratur 2x sehari (pagi dan sore hari) dengan takaran 2-4% dari
proses pemijahan. Selanjutnya kolam di isi air bersih dan jernih sampai setinggi
75 cm. air kolam pemijahan harus benar benar bersih dan jernih supaya kotoran
tidak menempel pada telur telur ikan mas yang ada di kakaban. Kakaban berfungsi
sebagai tempat untuk menempelnya telur. Umunnya kakaban dibuat dari ijuk yang
di jepit dengan bamboo berukuran 1,5 x 0,4 m. untuk 1 kg induk betina yang akan
pisang (Khairuman,2002).
baik menggunakan hapa maupun tidak. Air kolam sebaiknya jernih dan
penempelan telur dipasang di kolam pemijahan setelah induk jantan dan betina di
masukkan ke dalam kolma tersebut. Jumlah kakaban yang diperlukan untuk setiap
betina terpilih yang telah matang gonad di masukkan dalam hapa pada sore hari.
Perbandingan bobot induk jantan dan induk betina adalah 1 : 1. Jika hapa
Rangsangan pemijahan diutamakan untuk induk betina. Induk jantan tidak terlalu
banyak dijual di pasaran dengan berbagai merk, salah satunya yakni ovaprim.
lakukan(Khairuman,2002).
kehendaki, misalnya pagi, siang, atau sore hari. Penyuntikan induk ikan mas dapat
dilakukan 1 – 2 kali dengan dosis 1 – 1,5. Satu dosis adalah berat ikan donor.
Dosis 1,5 artinya 1 kg ikan resipien memerlukan 1,5 kg ikan donor. Syarat ikan
donor yang akan diambil kelenjar hipofisanya harus sudah matang kelamin
dalam hapa pemijahan yang sudah dipersiapkan seperti pemijahan secara alami.
perawatan telur dan larva sama seperti pemijahan secara alami (Khairuman,2002).
menurut umur dan bobot induk. Sifat telur ikan mas adalah melekat pada substrat.
Diameter telur ikan mas antara 1,5—1,8 mm dengan bobot antara 0,17—0,20 mg.
(Suseno, 2003). Setelah 2—3 hari telur-telur akan menetas dan larva dibiarkan
pada hapa dalam kolam pemijahan sampai kuning telur hilang. Setelah 5 hari
biasanya larva siap ditebar di kolam pemeliharaan larva. Dari 1 kg induk betina
agar larva ikan mas hidup dengan layak, tidak terganggu oleh lingkungan yang
tidak dikehendaki, tidak terganggu oleh bakteri atau kuman sehingga pertumbuhan
larva akan cepat. Peralatan dan wadah perlu disanitasi dengan direndam pada air
memenuhi persyaratan hidup larva ikan mas tersebut. Penebaran larva perlu hati-
hati. Setelah 3 hari biasanya yolksac telah habis, sehingga pada saat itu
membutuhkan tambahan pakan dari luar, dan larva sudah mulai makan pakan
16
tambahan itu. Setelah larva ikan mas menetas semua kakaban perlu diangkat
untuk dibersihkan dan dikeringkan. Benih siap tebar yang diambil dari hapa
sebelum ditebar harus diseleksi terlebih dahulu sesuai ukuran. Ukuran atau
panjang benih yang akan ditebar diusahakan sama untuk menghindari adanya
hujan, air waduk, air sungai, mata air, air irigasi, air permukaan, air sumur
terbuka, dan air sumur pantek. Menurut Cahyono (2001), Dari berbagai sumber air
tersebut, air waduk dianggap yang terbaik karena endapannya cukup sedikit dan
kandungan oksigen serta unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan pakan
Sementara air sumur terbuka, air sumur pantek, atau air tanah lainnya,
lebih aman dari kontaminasi biota dan penyakit, tetapi miskin oksigen (O2)
terlarut dan kandungan karbondioksidanya (CO2) cukup tinggi. Air jenis ini harus
Menurut Gufhran (2007), Kualitas air atau mutu air sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup ikan dan hewan air lainnya. Kualitas air yang baik,
ikan hidup dengan baik, nafsu makan tinggi, dan tidak mudah terserang penyakit.
Sebaliknya, kualitas air yang buruk, ikan tidak dapat hidup dengan baik, nafsu
makan rendah, mudah terserang penyakit, mudah setres, dan dapat menimbulkan
kematian.
17
usaha budi daya ikan mas. Tidak jarang, ikan mas yang akan di panen mengalami
(Khairuman,2002).
Hama dikenal juga sebagai predator atau pemangsa yang hidup di air atau
di darat. Jenis hama yang umum menyerang ikan mas adalah biawak, ular,
linsang, kodok, dan beberapa jenis burung. Pengendalian hama dapat dilakukan
melokalisir seluruh areal kolam dengan pagar tembok. Selain hama berukuran
besar, ada juga sekelompok hama air berukuran kecil yang dapat memangsa benih
benih ikan mas di kolam pembenihan. Hewan air yang menyerang benih ikan mas
Pakan tambahan yang diberikan harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
Penanganan sewaktu panen harus secara hati hati dan benar untuk