Anda di halaman 1dari 16

Tikus Kampung Online

Info Unik,sejarah Nusantara, Sejarah Islam, Tips dan Trik, Cerita Lucu, Ilmu Pengetahuan, Berbagai
Materi Semuanya ada disini

Select Language

Powered by Google TranslateTranslate

Friday, December 4, 2015

TEKNIK ATAU SISTEM DOKUMENTASI DAN PELAPORAN DALAM KEPERAWATAN

A. Pengertian Dokumentasi

Dokumentasi proses asuhan keperawatan merupakan tampilan perilaku atau kinerja perawat
pelaksanaan dalam memberikan proses asuhan keperawatan kepada pasien selama pasien dirawat di
rumah sakit. Kualitas pendokumentasian keperawatan dapat dilihat dari kelengkapan dan keakuratan
menuliskan proses asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien, yang meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan evaluasi.

Dokumentasi proses asuhan keperawatan berguna untuk memperkuat pola pencatatan dan sebagai
petunjuk atau pedoman praktik pendokumentasian dalam memberikan tindakan keperawatan. Bila
terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi keperawatan, dimana perawat sebagai pemberi
jasa dan klien sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi proses asuhan keperawatan diperlukan,
dimana dokumentasi tersebut dapat dipergunakan sebagai barang bukti di pengadilan.

(Berman Snyder, Kozier, B. Erb, 2008)

Sistem Dokumentasi
Sistem dokumentasi adalah keseluruhan format yang digunakan untuk mencatat data, melaporkan data
kondisi klien serta kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk mencatat data. Untuk efisiensi dalam
mendokumentasian diperlukan protokol yang menjelaskan siapa yang berhak melakukan pencatatan,
dimana kelompok data akan dicatat, bagaimana informasi akan dilaporkan (narasi, flow sheet dan grafik)
dan kapan data harus didokumentaskan.

Tujuan utama sistem pendokumentasian adalah untuk mendapatkan gambaran secara lengkap dan
akurat informasi tentang pasien ke dalam suatu organisasi data yang mudah untuk dibaca. Kemudahan
mendapatkan data bagi seluruh tim kesehatan akan memudahkan kualitas asuhan, penelitian dan untuk
keperluan pendidikan.

1. Elemen Sistem Dokumentasi

Menentukan sistem pendokumentasian yang ideal merupakan suatu tantangan. Permasalahan dapat
timbul pada saat menuliskan data sehingga menjadi terorganisir dan logis serta memuat semuaa
informasi tentang klien, maupun pada saat menentukan perencanaan asuhan keperawatan dan respon
klien terhadap pengobatan.

Dengan demikian sistem pendokumentasian keperawatan harus diorganisir sedemikian rupa, dapat
diukur, dapat menggambarkan asuhan keperawatan dan dapat dikomunikasikan kepasa tim kesehatan
lain. Elemen utama dalam system pendokumentasian keperawatan adalah mengikuti alur proses
keperawatan, sedang elemen lainnya adalah :

a. Kecocokan

Metode pencatatan harus konsisten dengan kebutuhan pencatatan diklinik.

b. Kemudahan Untuk Didapat

Sistem pencatatan harus tersimpan pada sistem penyimpanan data yang mudah didapat oleh semua
tenaga kesehatan.

c. Saling Berhubungan

Sistem pencatatan yang baik yaitu harus dicatat dalam form yang secara keseluruhan harus
komprehensif menggambarkan status kesehatan klien dan bagaimana upaya tim kesehatan dalam
menentukan masalah klien, menentukan intervensi dan mengelola klien.

2. Tipologi Sistem Dokumentasi

a. Berorientasi pada sumber

Fokus pada sumber informasi dan urutan.

b. Berorientasi pada pengecualian


Focus pada kejadian abnormal atau fakta (hasil observasi) yang pengecualian. Formatnya biasanya
terpisah. Umumnya digunakan format SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa, Planning).

c. Berorientasi pada proses

Focus pada proses. Model pencatatan mengikuti alur proses keperawatan atau pencatatan berorientasi
pada masalah.

3. Sistem yang Umum Digunakan dan Formatnya

a. Dokumentasi yang berorientasi pada sumber dan format narasi

Pencatatan bentuk narasi merupakan system pencatatan bentuk tradisional, lebih banyak digunakan
dan fleksibel. Sistem pencatatan bentuk narasi sangat tergantung pada cara setiap individu yang
mecatat.

b. Dokumentasi yang berorientasi pada masalah

Sistem pendokumentasian yang berorientasi pada masalah merupakan suatu metoda mengorganisir
data klien yang strukturnya diidentifikasi sebagai masalah keperawatan atau medical.

(Berman Snyder, Kozier, B. Erb, 2010)

Standar Dokumentasi

1. Pentingnya Standar Dokumentasi

Standar diartikan sebagai ukuran atau model terhadap sesuatu yang hampir sama. Model tersebut
mencakup kualitas, karakteristik properties, dan performance yang diharapkan dalam suatu tindakan,
pelayanan dan seluruh komponen yang terlibat. Nilai suatu standar ditentukan oleh adanya pemakaian
konstitensi dan evaluasi. Standar keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan kualitas,
karakteristik, properti, atau performance yang diharapkan terhadap beberapa aspek praktik
keperawatan.

Perawat memerlukan suatu standar dokumentasi sebagai petunjuk dan arah terhadap penyimpanan dan
teknik pencatatan yang benar. Oleh karena itu standar harus dipahami oleh teman sejawat dan tenaga
kesehatan profesional lainnya, termasuk tim akreditasi. Siapa saja yang membutuhkan catatan
keperawatan yang akurat dan informasi yang bermanfaat mempunyai hak terhadap dokumentasi
tersebut sesuai dengan standar yang berlaku. Jika standar dapat diobservasi, perawat, pekerja, dan
pasien akan dihargai dan dilindungi dari kesalahan (misconduct).

Karakteristik umum bagi semua standar secara menyeluruh

Karakteristik umum terhadap standar keperawatan

Dibentuk oleh penguasa yang sudah diakui.

1.Didasarkan pada definisi keperawatan dan proses keperawatan yang sudah ditentukan.

Mendefinisikan suatu tingkat kualitas atau pelaksanaan yang sesuai terhadap tujuan yang spesifik.

2.Diaplikasikan terhadap semua perawatan praktik dalam sistem pelayanan kesehatan.

Menjelaskan keamanan minimum sikap praktek.

3.Petunjuk tindakan keperawatan

Dinyatakan dengan istilah yang rasional jelas, dan mencakup secara luas.

4.Dapat dipertahankan dan promosi kesehatan yang optimal.

Dinyatakan dengan istilah yang rasional-jelas, dan mencakup secara luas. Dipublikasikan untuk
pertimbangan terhadap hal-hal yang perlu diperhatikan.

5.Bahasanya bermakna dan dimengerti oleh perawat yang melaksanakan standar tersebut. Dapat
diperoleh siapa saja yang memerlukan.

2. Standar Tanggung Jawab Individu Profesional

Pelaksanaan standar dapat dicapai pada tingkat individu. Untuk individu perawat berarti menunjukan
adanya tanggung jawab terhadap dokumentasi praktik keperawatan dalam konteks proses
keperawatan. Dengan mengasumsikan tanggung jawab dan mutu kerja yang baik dalam praktik
keperawatan, termasuk didalamnya dokumentasi terhadap tindakan independen dan interdependen.

Keikutsertaan dalam melaksanakan kode(seperti kode ANA) bagian perawat menunjukkan adanya
tanggung jawab. Kode ini memberikan pedoman bagi individu praktisi sehingga tanggung jawab
terhadap individu pasien dan masyarakat dapat dipenuhi.

3. Standar Individual Profesional Accountability

Standar individual profesional accountability yaitu menggambarkan tanggung jawab perawat dalam
pendokumentasian praktik keperawatan berdasarkan proses keperawatan. Tanggung jawab untuk
bekerja yang terbaik dalam praktik keperawatan meliputi kegiatan dokumentasi yang independen dan
interpenden.
1. Sepuluh Standar Tindakan Keperawatan (dari ANA, 1973)

Perawat mempunyai tanggung jawab :

a. Memberi pelayanan dengan menghargai klien sebagai makhluk hidup.

b. Melindungi hak pasien (privacy; rahasia).

c. Mempertahankan kompetensi dalam tindakan keperawatan dan mengenal pasien serta menerima
tanggung jawab pribadi terhadap tindakannya.

d. Melindungi pasien jika tindakan dan keselamatannya diakibatkan oleh orang lain yang tidak
kompeten,tidak etik,dan ilegal.

e. Menggunakan kemampuan individu sebagai kriteria untuk menerima tanggung jawab dan
pelimpahan tugas dalam tindakan keperawatan kepada tenaga kesehatan lainnya.

f. Partisipasi dalam kegiatan riset jika hak reponden dilindungi.

g. Partisipasi dalam kegiatan profesi keperawatan untuk meningkatkan standar praktik pelayanan
keperawatan dan pendidikan.

h. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas keperawatan tenaga perawat lainnya dengan


partisipasi dalam kegiatan profesi.

i. Mempromosikan kesehatan dengan bekerja sama terhadap masyarakat dan tenaga kesehatan
lainnya.

j. Menolak untuk memberikan persetujuan untuk promosi atau menjual produk komersial,
pelayanan atau hiburan lainnya.

2. Lingkup Kegiatan Independen

Tanggung jawab perawat yang independen dalam kegiatan dokumentasi, meliputi :

a. Menjaga akurasi, terhadap catatan pelayanan keperawatan, bersama dengan data dan hasil
memonitor, observasi, dan evaluasi status kesehatan klien, supaya dokumentasi tetap konsisten dengan
program dokter dan tindakan keperawatan.

b. Mencatat semua tindakan keperawatan yang digunakan untuk mengurangi atau mencegah resiko
pasien dan mempertahankan keselamatan.

c. Mencatat semua tindakan keperawatan pasien. Perawat merespon terhadap situasi klinis dan
menentukan rencana tindakan selanjutnya. Respon – respon tersebut termasuk penilaian mengenai
pemberian pengobatan, tindakan keperawatan untuk memberi istirahat yang nyaman, rencana untuk
pendidikan klien, penentuan tingkat perawatan diri, dan penilaian tentang hasil konsultasi dengan tim
kesehatan lainnya.
d. Mencatat semua komponen proses keperawatan sesuai dengan waktu pelaksanaannya.
Komponen – komponen ini termasuk pengkajian ulang, diagnosa keperawatan, rencana tindakan
modifikasi tujuan, dan catatan pengajaran klien.

3. Lingkup Tindakan Interdependen

Kegiatan interdependen merupakan aktivitas keperawatan, yang dilakukan secara tim dengan profesi
kesehatan lainnya. Pengetahuan, keterampilan dan fokus praktik keperawatan merupakan aktivitas yang
interdependen. Dokumentasi dari segmen keseluruhan rencana medis yang diawali oleh departemen –
departemen lain (seperti farmasi atau bank darah) tetapi dilakukan oleh perawat.

Selama kegiatan interdependen, perawat membuat rencana keperawatan dengan anggota tim
kesehatan lain (dokter, farmasi,ahli gizi,fisioterapis). Catatan keperawatan perlu merefleksikan
gambaran dimana suatu proses dilaksanakan. Pada tahap ini penting untuk melakukan
pendokumentasian alasan – alasan “penghapus”suatu kegiatan.

Kegiatan keperawatan independen memerlukan suatu bukti yang terdokumenter dimana tatanan atau
petunjuk medis dihubungkan denga aktivitas – aktivitas keperawatan yang memerlukan adanya
“program medis” khusus untuk pengobatan yang diberikan, penanganan, prosedur, tes/pemeriksaan
lain,masuk rumah sakit, rujukan, ataupun pemulangan klien.

Kegiatan – kegiatan dokumentasi interdependen :

Contoh – contoh program medis atau rekomendasi tim kesehatan lainnya, perawat harus
mendokumentasian didalamnya meliputi : tanda – tanda vital, penghisapan sekret, perawatan
tracheostomy, pengaturan posisi, informasi dari rekaman cardia, pacemaker, dukungan, pemberian
enema, pengobatan iritasi atau aktivitas interdependen lainnya. Pembuatan rencana keperawatan
menggabungkan sutau gambaran aktivitas atau prosedur yang melengkapi/tidak respon klien.
Dokumentasi pasien masuk dan rencana pemulangan dilakukan sesuai dengan program dokter.

4. Standar Tanggung Jawab Profesi Keperawatan

Penentuan suatu standar dan petunjuk pelaksanaan dan standar dokumentasi keperawatan merupakan
fungsi suatu organisasi keperawatan. Suatu profesi, jika telah menentukan suatu standar, menandakan
adanya suatu komitmen terhadap penerapan tindakan yang konsisten dalam “ problem solving “ proses.

Perawat mempunyai suatu keahlian tertentu untuk mengidentifikasi, mengartikan, memberikan


rekomendasi, dan memvalidasi suatu standar yang bermanfaat. Hal ini sangat sesuai bahwa profesi
keperawatan, dalam melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya, mempunyai peran yang
penting dalam menentukan suatu standar keperawatan.

Tanggung jawab profesi keperawatan dalam pendokumentasian keperawatan, meliputi :

1. Menggunakan standar untuk mencatat dan penyimpanan

2. Memberi masukan sebagai suatu “code”


3. Menggunakan kebijaksanaan tenaga keperawatan untuk pencatatan.

4. Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan praktik keperawatan dan multi disiplin profesi
keperawatan.

5. Memprioritaskan masalah dan kebutuhan klien.

6. Memenuhi permintaan kelompok; tim akreditasidan pemakai/masyarakat

5. Standar Disusun Oleh Pelayanan Kesehatan

Standar dokumetasi pada bagian depan adalah penyimpulan pencatatan berdasarkan institusi pelayanan
kesehatan. Standar tersebut meliputi kebijaksanaan, prosedur dan pelaksanaan standar serta kriteria
kualifikasi pernyataan tulisan. Apabila kebijaksanaan sudah tertulis kepada staf, maka semua
pendokumentasian harus mengacu pada standar tersebut. Isi kebijaksanaan dan prosedur meliputi
pedomanumum dan khusus yang diharapkan dalam dokumentasi. Harapan tersebut mencakup :

a. Isi setiap data masuk, meliputi tanggal, waktu, aspek legal, judul dan identifikasi individu/perawat.

b. Penggunaan singkatan dan simbol yang disepakati.

c. Prosedur koreksi jika ada keselahan.

d. Orang yang berwenang untuk memasukan data pada pencatatan klien.

e. Prosedur untuk koreksi dokumentasi.

f. Prosedur untuk pencatatan perintah verbal

g. Tanggal pencatatan

h. Akses terhadap pencatatan klien

i. Penggunaan formulir standar

j. Prosedur untuk pencatatan tindakan pengobatan.

Contoh Perbedaan Standar Kebijakan dan Prosedur :

· Standar Kebijakan :

Perawat akan menuliskan tindakan pengobatan dan akan menandatangani pada bagian tempat yang
tersedia.

· Standar Prosedur :
Jika ada kesalahan harus ditandai dengan dicoret pada kata yang salah, kemudian dituliskan kata yang
benar.

(Berman Snyder, Kozier, B. Erb, 2010)

Pelaporan

1. Tujuan Pelaporan :

Tujuan pelaporan adalah menyampaikan informasi spesifik pada seseorang ataupun kelompok orang.
Laporan, apakah lisan atau tulisan, harus singkat, yang mencakup informasi yang berhubungan, tetapi
bukan detail yang tidak berhubungan. Selain laporan pergantian sip dan laporan telepon, pelaporan juga
dapat mencakup pencapaian informasi atau ide dengan rekan sejawat dan profesional kesehaan lain
tentang beberapa aspek perawatan klien. Contohnya meliputi konferensi rencana perawat dan ronde
keperawatan`

2. Macam-Macam Laporan :

a. Laporan Pergantian Sip

Laporan pergaantian sip adalah laporan yang diberikan kepada semua perawat pada sip berikutnya.
Tujuannya adalah memberikan kontinuitas asuhan kepada klien dengan memberikan pemberi asuhan
yang baru ringkasan cepat tentang kebutuhan klien dan detail keperawatan yang akan diberikan.

Laporan pergantian sip dapat berupa tulisan atau diberikan melalui lisan, baik melalui pertukaran
langsung atau pencatatan audio tape. Laporan langsung memungkinkan pendengar untuk mengajukan
pertanyaan selama pelaporan, laporan tertulis dan laporan tape rekorder sering kali lebih singkat dan
tidak memakan waktu. Laporan kadang kala diberikan disamping tempat tidur dan klien juga perawat
dapat berpartisipasi dalam pertukaran informasi.

b. Laporan Lewat Telepon

Profesional kesehatan sering kali melaporkan tentang klien melalui telepon. Perawat menginformasikan
dokter tentang perubahan kondisi klien; ahli rediologi melaporkan hasil pemeriksaan sinar-x; perawat
mungkin melaporkan kepada perawat di unit lain tentang klien yang dipindahkan.

Perawat yang menerima laporan telepon harus mendokumentasikan tanggal dan waktu, nama orang
yang diberikan informasi, dan subjek informasi yang diterima, serta menandatangani notasi. Misalnya :

6/6/03 30:35 GL Messina, teknisi laboratorium, melaporkan melalui telepon bahwa hematokrit Ny. Sara
Ames adalah 39/100 ml._B. Ireland RN

Jika ada keraguan tentang informasi yang diberikan melali telepon, orang yang menerima informasi
harus mengulangi informasi kembali kepada pengirim untuk memastikan akurasi. Ketika memberikan
laporan telepon kepada dokter, penting sekali perawat menyampaikan laporan dengan singkat dan
akurat. Mulai dengan nama dan hubungan dengan klien (mis., “Ini Jana Gomez, RN; saya menghubungi
terkait dengan pasien Anda, Dorothy Mendes. Saya perawatnya pada sip pukul 19.00 sampai 07.00”).

Laporan telepon biasanya mencakup nama klien dan diagnosis medis, perubahan dalam pengkajian
keperawatan, tanda-tanda vital yang berhubungan dengan tanda-tanda vital dasar, data laboratorium
yang signifikan, dan intervensi keperawatan yang berhubungan. Perawat harus menyiapkan catatan
klien untuk memberikan informasi lebih lanjut kepada dokter.

Setelah pelaporan, perawat harus mendokumentasikan tanggal, waktu, dan isi berita. Misalnya :

Dorothy Mendes masuk rumah sakit pada pukul 12.00; mengeluh nyeri seperti terbakar pada abdomen
kuadran atas kanan. TD 120/80, N 100, P 20 saat masuk. Demorol 100 mg IM saat masuk. Pada pukul
15.15 sore TD 100/40, N 120, P 30. Nyeri tidak berubah. Warna pucat dan diaforesis. Dilaporkan melalui
telepon kepada Dr. Burns pada pukul 14.10._TS Jones RN

c. Instruksi Lewat Telepon

Dokter sering kali memprogramkan suatu terapi(mis., obat) untuk klien melalui telepon. Kebanyakan
instansi memiliki kebijakan khusus tentang instruksi lewat telepon. Banyak instansi hanya mengijinkan
perawat terdaftar untuk menerima instruksi lewat telepon.

Ketika dokter memberikan instruksi :

1. Tulis dan ulangi kembai instruksi tersebut kepada dokter untuk memastikan akurasi

2. Tanyakan kepada dokter setiap instruksi yang ambigu, tidak lazim(mis., obat dosis sangat tinggi),
atau kontraindikasi dengan kondisi klien.

3. Tuliskan instruksi pada lembar instruksi dokter, yang menunjukan instruksi sebagai instruksi
verbal(VO) atau instruksi telepon(TO).

Setelah instruksi dituliskan pada lembar instruksi dokter, instruksi harus ditanda tangani oleh dokter
dalam periode waktu yang diatur oleh kebijakan instansi. Banyak rumah sakit perawatan akut
mengharuskan ini dilakukan dalam 24 jam.

d. Konferensi Rencana Asuhan

Konferensi rencana asuhan adalah pertemuan sekelompok perawat untuk mendiskusikan kemungkinan
solusi terhadap masalah tertentu seorang klien, misalnya, ketidakmampuan untuk mengatasi perstiwa
atau kemajuan kurang untuk pencapaian tujuan. Konferensi rencana asuhan memberikan setiap
perawat kesempatan untuk memberikan opini tentang kemungkinan solusi masalah. Profesional
kesehatan lain mungkin diundang untuk menghadiri konferensi guna memberikan keahlian mereka.
Misalnya, petugas dinas sosial mungkin mendiskusikan masalah keluarga dari anak yang luka bakar
parah, atau ahli diet mungkin mendiskusikan masalah diet klien penyandang diabetes.
Konferensi rencana asuhan paling efektif ketika terbangun suasana yang saling menghargai yakni,
penerimaan tanpa menghakimi terhadap orang lain walaupun nilai, opini, dan keyakinan mereka
mungkin tampak berbeda. Perawat harus menerima dan menghormati setiap kontribusi individu,
mendengarkan dengan pikiran terbuka tentang apa yang orang lain katakan walaupun tidak sepakat.

(Ermawati Dalami , 2011)

Posted by Zaenal M Ibrahim at 9:35 PM

Email This

BlogThis!

Share to Twitter

Share to Facebook

Share to Pinterest

Labels: Materi Keperawatan

No comments:

Post a Comment

Newer PostOlder PostHome

View mobile version

Subscribe to: Post Comments (Atom)

Wikipedia
Entri Populer

GAGAK HAYANG JADI MERAK (DONGENG SUNDA)

Dihiji leuweuh geledegan, aya dua tangkal kiara anu kacida gedena. Perenahna di sisi sampalan paranti
sato jarah nyatoan. Eta tangk...

TEKNIK ATAU SISTEM DOKUMENTASI DAN PELAPORAN DALAM KEPERAWATAN

A. Pengertian Dokumentasi Dokumentasi proses asuhan keperawatan merupakan tampilan perilaku


atau kinerja perawat pelaksa...

MODEL DOKUMENTASI KEPERAWATAN SOR, POR, POR.

1.) SOR (Source-Oriented Record). Merupakan model dokumentasi yang berorientasi kepada sumber.
Model ini umumnya diterapkan pad...

DALEM BONCEL (DONGENG SUNDA)

Dalem Boncel teh Bupati Caringin, Banten. Kacaturkeun, harita anjeuna nuju moyan di taman
kadaleman. Teu lila, jol aya pangiringna la...

KADO ISTIMEWA ( Oleh Jujur Prananto)

Bu Kustiyah bertekad bulat menghadiri resepsi pernikahan putra pak Hargi. Tidak bisa tidak. Apapun
hambatannya. Berapapun biayanya. Ini s...

PERMAINAN ANAK-ANAK SUNDA (KAULINAN BARUDAK SUNDA)

Di tanah Sunda sejak dulu sudah memiliki permainan yang biasa dilakukan oleh anak-anak. Biasanya
anak-anak bermain diluar rumah, di...

PAMENTA TILU RUPA (Dongeng Sunda)

Jaman baheula aya hiji jalma anu hirupna malarat rosa. Carekna dahar isuk henteu sore teh lain
bobohongan. Ari pagaweanan...

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA

Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia telah banyak dipengaruhi oleh kolonial penjajah
diantaranya Jepang, Belanda dan ...
makalah patient safety

PERAN PERAWAT DAN KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN PATIENT SAFETY Untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Manajemen Patient Sa...

Makalah Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem perkemihan merupakan bagian dari anatomi
dan fisiologi tubuh manusia, y...

Blog Archive

► 2020 (1)

► 2018 (2)

► 2017 (17)

► 2016 (9)

▼ 2015 (223)

▼ December (15)

A. Model Dokumentasi SOR

Sel Saraf (Neuron)

Pengertian Sistem Saraf

RUJUK DALAM ISLAM

ASKEP TYPOID

CONTOH DRAMA

PENYAKIT TERMINAL DAN ASUHAN KEPERAWATANNYA

PROSES KEHILANGAN DAN FASE-FASE BERDUKA

PENYAKIT KRONIS

SUSUNAN SYSTEM SYARAF

Model Keperawatan POR(progress oriented record )

TEKNIK ATAU SISTEM DOKUMENTASI DAN PELAPORAN DALAM...


A. Personal Hygiene

MANFAAT PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Standar Dokumentasi Keperawatan

► November (15)

► October (19)

► September (12)

► August (4)

► July (6)

► June (26)

► May (9)

► April (7)

► March (35)

► February (44)

► January (31)

► 2014 (53)

► 2013 (10)

About Me

My photo

Zaenal M Ibrahim

sumedang, Jawa Barat, Indonesia

saya hanya seorang individu yang sedang memahami arti dari sebuah kehidupan, belajar akan manis dan
pahitnya dunia dan merasakan arti dari sebuah keluarga dan sahabat tentunya seorang kekasih yang
kelak akan jadi ibu dari anak-anak saya.

View my complete profile

Total Pageviews

475448
Labels

Carpon Sunda

Catatan Kecil

CERPEN

Contoh Drama

Info Unik

Materi

Materi Bhs.Inggris

Materi Keperawatan

Materi Kesehatan

Materi Psikologi

Opini

Puisi

Sejarah

Tips

Tips dan trik

Wisata

Followers

JADWAL ADZAN

Categories

Carpon Sunda

Catatan Kecil

CERPEN

Contoh Drama
Info Unik

Materi

Materi Bhs.Inggris

Materi Keperawatan

Materi Kesehatan

Materi Psikologi

Opini

Puisi

Sejarah

Tips

Tips dan trik

Wisata

IKLANKU

LAZADA

adsense

iklan

@ZM.Ibrahim follow on ig. Theme images by ImagesbyTrista. Powered by Blogger.

My Blog List
Report Abuse

Anda mungkin juga menyukai