Oleh:
Eka Yupi Rahmawati
NPM: 62019040231
A. PENGERTIAN
PPOK adalah penyakit paru kronik dengan karakteristik adanya hambatan
aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif nonreversibel atau reversibel
parsial, serta adanya respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang
berbahaya.
Penyakit paru obstruksi kronis adalah suatu penyakit yang dikarakteristikkan
oleh adanya hambatan aliran udara secara kronis dan perubahan-perubahan
patologi pada paru, dimana hambatan aliran udara saluran nafas bersifat progresif
dan tidak sepenunya reversibel dan berhubungan dengan respon inflamasi yang
abnormal dari paru-paru terhadap gas atau partikel yang berbahaya ( Hariman,
2010).
Klasifikasi penyakit PPOK adalah :
1. Bronkitis kronik
Bronchitis Kronis merupakan gangguan klinis yang ditandai dengan pembentukan
mucus yang berlebihan dalam bronkus dan termanifestasikan dalam bentuk batuk
kronis dan pembentuk sputum selama 3 bulan dalam setahun, paling sedikit 2
tahun berturut – turut (Bruner & Suddarth, 2010).
B. ETIOLOGI
1. asap rokok
a. perokok aktif
b. perokok pasif
2. polusi udara
3. polusi di tempat kerja (bahan kimia, zat iritasi, gas beracun)
D. PATHOFISIOLOGIS
Saluran napas dan paru berfungsi untuk proses respirasi yaitu pengambilan
oksigen untuk keperluan metabolisme dan pengeluaran karbondioksida dan air
sebagai hasil metabolisme. Proses ini terdiri dari tiga tahap, yaitu ventilasi, difusi dan
perfusi.
Ventilasi adalah proses masuk dan keluarnya udara dari dalam paru. Difusi
adalah peristiwa pertukaran gas antara alveolus dan pembuluh darah, sedangkan
perfusi adalah distribusi darah yang sudah teroksigenasi.
E. PATHFLOW
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan radiologi
a. Pada bronchitis kronik secara radiologis ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan:
3. Pemeriksaan EKG
Kelainan yang paling dini adalah rotasi clock wise jantung. Bila sudah
terdapat kor pulmonal terdapat deviasi aksis kekanan dan P pulmonal
pada hantaran II, III, dan aVF. Voltase QRS rendah Di V1 rasio R/S lebih
dari 1 dan V6 rasio R/S kurang dari 1. Sering terdapat RBBB inkomplet.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Tujuan penatalaksanaan PPOK adalah:
1. Memeperbaiki kemampuan penderita mengatasi gejala tidak hanya pada
fase akut, tetapi juga fase kronik.
2. Memperbaiki kemampuan penderita dalam melaksanakan aktivitas harian.
3. Mengurangi laju progresivitas penyakit apabila penyakitnya dapat dideteksi
lebih awal.
c. Fisioterapi
6. Terapi oksigen jangka panjang bagi pasien yang mengalami gagal napas tipe II
dengan PaO2 (7,3Pa (55 MMHg).
H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN ( POLA FUNGSI KESEHATAN)
a. Pola Pernapasan
Gelaja :
Tanda:
b. Kebutuhan Nutrisi
Gejala :
- Mual/muntah
Tanda :
- Edema dependen
- Berkeringat
c. Kebutuhan Eliminasi
Gejala :
- Konstipasi
Tanda :
- Penurunan peristaltic otot-otot tractus digestis
Gejala :
- Keletihan, kelelahan, malaise,Ketidakmampuan untuk melakukan
aktivitas sehari-hari karena sulit bernafas.
- Ketidakmampian untuk tidur, perlu tidur dalam posisi duduk tinggi.
- Dispnea pasa saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan.
Tanda :
- Keletihan
- Gelisah, insomnia
- Kelemahan umum/kehilangan massa otot
Gejala :
- Riwayat reaksi alergi atau sensitive terhadap zat/faktor lingkungan
- Adanya/berulang infeksi
- Kemerahan/berkeringat (asma)
f. Kebutuhan Berpakaian
Karena mengalami sesak napas dan mengganggu aktivitas,
kebutuhan pasien akan berpakaian akan terganggu, pasien juga mengalami
demam jadi pasien merasa tidak perlu memakai bajunya
g. Kebutuhan mempertahankan suhu tubuh dan sirkulasi
Gejala :
- Penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan
aktivitas sehari-hari
Tanda :
- Kebersihan buruk, bau badan
Gejala :
- Hubungan ketergantungan Kurang sistem penndukung
- Kegagalan dukungan dari/terhadap pasangan/orang dekat
- Penyakit lama atau ketidakmampuan membaik
Tanda :
- Ketidakmampuan untuk membuat//mempertahankan suara karena
distress pernafasan
- Keterbatasan mobilitas fisik
- Kelalaian hubungan dengan anggota keluarga lain
k. Kebutuhan Spiritual
Gejala :
· - penurunan tingkat intensitas ibadah
-Kelalaian dalam melakukan ibadah
l. Kebutuhan Bekerja
Gejala :
- Hubungan ketergantungan, Kurang sistem penndukung
Tanda :
- Ketidakmampuan untuk membuat//mempertahankan suara karena
distress pernafasan
- Keterbatasan mobilitas fisik
m. Kebutuhan bermain dan rekreasi
Penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan
aktivitas sehari-hari, sehingga pasien membutuhkan kegiatan rekreasi.
n. Kebutuhan Belajar
-
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
v
Mendemonstrasikan
batuk efektif dan
suara nafas yang
bersih, tidak ada
sianosis dan
dyspneu (mampu
mengeluarkan
sputum, mampu
bernafas dengan
mudah, tidak ada
pursed lips)
v Menunjukkan
jalan nafas yang
paten (klien tidak
merasa tercekik,
irama nafas,
frekuensi
pernafasan dalam
rentang normal,
tidak ada suara
nafas abnormal)
v Tanda Tanda vital
dalam rentang
normal (tekanan
darah (sistole 110-
130mmHg dan
diastole 70-
90mmHg), nad (60-
100x/menit)i,
pernafasan (18-
24x/menit))
3. Gangguan pertukaran v Respiratory status 1. Deteksi bronkospasme saatauskultasi .
gas berhubungan : Ventilation
2. Pantau klien terhadap dispnea dan
dengan ketidaksamaan
Kriteria Hasil : hipoksia.
ventilasi perfusi
v Frkuensi nafas 3. Berikan obat-obatan bronkodialtor dan
normal (16- kortikosteroid dengan tepat dan waspada
24x/menit) kemungkinan efek sampingnya.
v Itmia 4. Berikan terapi aerosol sebelum waktu
makan, untuk membantu mengencerkan
v Tidak terdapat sekresi sehingga ventilasi paru mengalami
disritmia perbaikan.
v Melaporkan 5. Pantau pemberian oksigen
penurunan dispnea
v Menunjukkan
perbaikan dalam
laju aliran ekspirasi
4. Intoleransi aktivitas NOC : 1. Kaji respon individu terhadap aktivitas;
berhubungan dengan nadi, tekanan darah, pernapasan
v Energy
ketidakseimbangan
conservation 2. Ukur tanda-tanda vital segera setelah
antara suplai dengan
aktivitas, istirahatkan klien selama 3 menit
kebutuhan oksigen v Self Care : ADLs kemudian ukur lagi tanda-tanda vital.
Kriteria Hasil : 3. Dukung pasien dalam menegakkan
v Berpartisipasi latihan teratur dengan menggunakan
dalam aktivitas fisik treadmill dan exercycle, berjalan atau latihan
tanpa disertai lainnya yang sesuai, seperti berjalan
peningkatan perlahan.
tekanan darah, nadi 4. Kaji tingkat fungsi pasien yang terakhir
dan RR dan kembangkan rencana latihan
v Mampu berdasarkan pada status fungsi dasar.
melakukan aktivitas 5. Sarankan konsultasi dengan ahli terapi
sehari hari (ADLs) fisik untuk menentukan program latihan
secara mandiri spesifik terhadap kemampuan pasien.
6. Sediakan oksigen sebagaiman
diperlukan sebelum dan selama
menjalankan aktivitas untuk berjaga-jaga.
7. Tingkatkan aktivitas secara bertahap;
klien yang sedang atau tirah baring lama
mulai melakukan rentang gerak sedikitnya 2
kali sehari.
8. Tingkatkan toleransi terhadap aktivitas
dengan mendorong klien melakukan
aktivitas lebih lambat, atau waktu yang lebih
singkat, dengan istirahat yang lebih banyak
atau dengan banyak bantuan.
9. Secara bertahap tingkatkan toleransi
latihan dengan meningkatkan waktu diluar
tempat tidur sampai 15 menit tiap hari
sebanyak 3 kali sehari.
5. Perubahan nutrisi NOC : 1. Kaji kebiasaan diet, masukan makanan
kurang dari kebutuhan saat ini. Catat derajat kesulitan makan.
v Nutritional
tubuh berhubungan Evaluasi berat badan dan ukuran tubuh.
Status : food and
dengan dispnea,
Fluid Intake 2. Auskultasi bunyi usus
kelamahan, efek
samping obat, produksi Kriteria Hasil : 3. Berikan perawatan oral sering, buang
sputum dan anoreksia, sekret.
mual muntah. v Adanya
peningkatan berat 4. Dorong periode istirahat I jam sebelum
badan sesuai dan sesudah makan.
dengan tujuan
5. Pesankan diet lunak, porsi kecil sering,
v Berat badan ideal tidak perlu dikunyah lama.
sesuai dengan
6. Hindari makanan yang diperkirakan
tinggi badan
dapat menghasilkan gas.
v Mampu
7. Timbang berat badan tiap hari sesuai
mengidentifikasi
indikasi.
kebutuhan nutrisi
v Tidak ada tanda
tanda malnutrisi
Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang berarti
6. Kurang perawatan diri NOC : 1. Ajarkan mengkoordinasikan
berhubungan dengan pernapasan diafragmatik dengan aktivitas
v Self care : Activity seperti berjalan, mandi, membungkuk, atau
keletihan sekunder
of Daily Living
akibat peningkatan menaiki tangga
(ADLs)
upaya pernapasan dan
2. Dorong klien untuk mandi, berpakaian,
insufisiensi ventilasi Kriteria Hasil : dan berjalan dalam jarak dekat, istirahat
dan oksigenasi
v Klien terbebas sesuai kebutuhan untuk menghindari
dari bau badan keletihan dan dispnea berlebihan. Bahas
tindakan penghematan energi.
v Menyatakan
kenyamanan 3. Ajarkan tentang postural drainage bila
terhadap memungkinkan.
kemampuan untuk
melakukan ADLs
v Dapat melakukan
ADLS dengan
bantuan
4. PENGGUNAAN REFERENSI