Anda di halaman 1dari 10

TUGAS INDIVIDU

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

Disusun oleh :

VIRA SERLISA FITRI


NIM. 1810105

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2020/2021
1. SISTEM INTEGUMEN (minimal 2 penyakit)
a. Anatomi fisiologi integumen

Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas. Sistem ini terdiri atas kulit dan
aksesorinya, termasuk rambut, kuku, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk
stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal). Fungsi dari sistem integumen sendiri adalah
melindungi struktur internal, mencegah masuknya kuman penyebab penyakit, mengatur suhu
tubuh, melakukan proses ekskresi melalui keringat, melindungi bahaya sinar matahari, dan juga
memproduksi vitamin D.
Berikut ini adalah bagian-bagian dari anatomi fisiologi sistem integumen :
1. Epidermis
Epidermis sering kita sebut sebagai kulit luar. Kulit luar ini jika dikumpulkan akan menjadi organ
terbesar dari tubuh. Luas permukaannya sendiri adalah sekitar 18 meter persegi.
Epidermis memiliki beberapa lapisan yang mengandung empat jenis sel, yaitu :
- Stratum korneum
- Stratum lusidum
- Stratum granulosum
- Stratum spinosum
- Stratum basal
2. Dermis
Dermis adalah lapisan kulit yang berada di bawah epidermis. Penyusun utama dari dermis adalah
kolagen (protein penguat), serat retikuler (serat protein yang berfungsi sebagai penyokong), dan serat
elastis (protein yang berperan dalam elastisitas kulit).
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi oleh membrane basalis dan
di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis tapi batas ini tidak jelas hanya diambil sebagai patokan
ialah mulainya terdapat sel lemak.
Dermis terdiri dari 2 lapisan :
- Bagian atas, Pars Papilaris (stratum papilar).
- Bagian bawah, Retikularis (stratum retikularis).
3. Hipodermis
Lapisan ini terutama berupa jaringan adiposa yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dengan
struktur internal seperti otot dan tulang. Terdapat pembuluh darah, saraf dan limfe dengan jaringan
penyambung yang terisi sel lemak. Jaringan lemak bekerja sebagai penyekat panas dan menyediakan
penyangga bagi lapisan kulit diatasnya. Pembuluh darah kulit terdiri dari Subkutis terdiri dari kumpulan-
kumpulan sel-sel lemak dan diantara gerombolan ini berjalan serabut-serabut jaringan ikat dermis.

b. Web of causation (pathway) Luka bakar


Gambar bagan WOC luka bakar

Sumber referensi :

c. Web of causation (pathway) dekubitus


Gambar bagan WOC dekubitus

Sumber referensi :

d. Standar Prosedur Operasional

CONTOH FORMAT STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

JUDUL SPO PERAWATAN LUKA

Pengertian Perawatan Luka adalah suatu tindakan keperawatan yang dilakukan untuk
membantu proses penyembuhan luka. Dalam melakukan perawatan luka,
bahan yang digunakan bervariasi, bahan yang digunakan disesuaikan
dengan kondisi luka, kotor atau  bersih, steril atau terindeksi
Tujuan 1. Meningkatkan hemostasis luka
2. Mencegah infeksi
3. Mencegah cidera jaringan yang lebih lanjut
4. Mempertahankan integritas kulit & mencegah terjadinya komplikasi
pada luka.
5. Meningkatkan proses penyembuhan luka
6. Mendapatkan kembali fungsi normal
7. Memperoleh rasa nyaman
1. Bak instrumen
Persiapan alat 2. Cucing
3. Set balutan steril
4. Sarung tangan steril
5. Sarung tangan bersih sekali pakai Salin normal
6. Plester 
7. Perlak dan pengalas
8. Bengkok 
9. Kantong sampah
10. Salep obat tipikal sesai indikasi
1. Tanyakan keluhan pasien
Persiapan pasien 2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan
3. Beritahu lamanya tindakan
4. Atur posisi klien senyaman mungkin
1. Menutup pintu
Persiapan lingkungan 2. Menutup jendela atau gorden
3. Pastikan lingkungan sekitar sudah bersih agar pasien nyaman
1. Mencuci tangan
Langkah-langkah
(sesuai fase/tahap)

2. Menggunakan sarung
tangan

3. Lepaskan plester, balutan atau ikatan. Lepaskan plester dengan


melepas ujungnya dan menarik dengan perlahan, sejajar dengan
kulit dan ke arah balutan.
4. Observasi kulit pasien untuk reaksi terhadap plaster. Jika perekat
masih dikulit dapat dibersihkan dengan aseton
5. Dengan menggunakan tangan bersarung tangan atau dengan pinset
angkat balutan kasa secara hati-hati. Jaga kotoran-kotoran pada luka
agar tidak terlihat oleh klien. Peringatkan klien tentang rasa tidak
nyaman yang mungkin timbul dan angkat balutan dengan perlahan
6.
Observasi karakter, jumlah drainase pada balutan.
Buang balutan yang kotor ke dalam kantong sampah.
7.
Lepaskan sarung tangan dengan bagian dalamnya berada di luar. Buang
8. pada tempat yang tepat.
9. Cuci tangan.
10. Siapkan plester baru, perban atau pengikat bila diperlukan.
11. Letakkan set balutan steril pada meja tempat tidur atau sisi  pasien.
Buka set balutan steril. Balutan, gunting dan pinset harus tetap pada
12. tempat set steril.
13. Buka botol larutan dan tuangkan ke dalam baskom steril.
14. Gunakan sarung tangan steril
15. Inspeksi luka. Perhatikan kondisinya, tempat drain, integritas + jahitan
atau penutupan kulit dan karakter drainase.
16. Bersihkan luka dengan larutan antisptik yang diresepkan atau salin
normal. Jika tidak ada bisa diganti dengan larutan steril seperti air
hangat. Pegang kasa yang basah dengan pinset. Gunakan kasa lain
untuk tiap usapan. Bersihkan dari area yang kurang terkontaminasi ke
area yang paling terkontaminasi. Gerakan dalam tekanan  progresif
menjauh dari insisi atau tepi luka. Ulangi membilas luka 2-3x, sampai
terlihat bersih.
17. Keringkan dengan menggunakan kassa.
18. Jika ada obat topikal yang sesuai dengan indikasi, maka oleskan tipis
obat topikal secara merata pada luka sesuai dengan indikasi obat.
Misalnya untuk penyakit skabies, dapat diberikan salep topical
Scabimite dengan kandungan  permethrin 5% harus dengan resep
dokter. Cara penggunaan :
a. Bersihkan luka dan keringkan  
b. Oleskan secara menyeluruh dan merata pada  permukaan kulit
termasukdaerah luka pada malam har i sebelum tidur 
c. Biarkan selama 8-12 jam.
d. Bilas sampai bersih dengan mandi
Pasang kasa langsung pada tepi luka. Bila luka dalam, kemas kasa
19. secara perlahan dengan menekuk tepi kasa dengan pinset. Secara
bertahap, masukkan kasa sedalam luka hingga seluruh permukaan luka
bersentuhan dengan kasa basah. Berikan kasa steril kering 4x4 diatas
kasa basah
Pasang plester, perban atau pengikat
20.
Rapikan peralatan
21.
Lepas sarung tangan dan buang ke tempat sampah
22.
Kembalikan klien ke posisi yang nyaman
23.
Cuci tangan
24.

1. Perhatikan respon pasien


Evaluasi 2. Jelaskan pada pasien bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
Gambar

Referensi Buku pedoman perawatan dasar Depkes RI tahun 2005


Note : Standar minimal SPO, Anda dapat menambahkan poin lainnya bila perlu

JUDUL SPO MANAJEMEN LUKA BAKAR

Pengertian Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh
dengan benda-benda yang menghasilkan panas (misalnya api, aitr panas,
listrik) atau zat-zat yang bersifat membakar (misalnya asam kuat dan basa
kuat)
Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka bakar
1. Pinset anatomi
Persiapan alat 2. Pinset chirurge
3. Gunting
4. Bengkok
5. Kom kecil
6. Kassa
7. Kapas
8. Handscoen
9. Spuit
10. NaCl
11. Gunting balutan
12. Plester
13. Verban
14. SSD (Silver Sulfa Diacin)
15. Tempat sampah
1. Tanyakan keluhan pasien
Persiapan pasien 2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan
3. Beritahu lamanya tindakan
4. Atur posisi klien senyaman mungkin
1. Menutup pintu
Persiapan lingkungan 2. Menutup jendela atau gorden
3. Pastikan lingkungan sekitar sudah bersih agar pasien nyaman
1. Mencuci tangan
Langkah-langkah
(sesuai fase/tahap)

2. Menggunakan sarung
tangan

3.
Perawat membersihkan luka
bakar

4.
Mendensifektan luka dan
sekitarnya dengan NaCl

1. Perhatikan respon pasien


Evaluasi 2. Jelaskan pada pasien bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
Gambar

Referensi PMK no.75 tahun 2014 tentang kesehatan


PMK no.5 tahun 2014 tentang panduan praktik klinis dokter di fasilitas
kesehatan pelayanan primer
Note : Standar minimal SPO, Anda dapat menambahkan poin lainnya bila perlu
PX dengan BB 50 Kg

Kejadian luka bakar jam 03.00, px sampai RS jam 06.00, luka


mengenai : Lengan kiri depan
belakang, Dada, Perut
Keadaan lemah, akral hangat kering merah, CRT < 2 detik, nadi 88 x/mnt, TD. 100/70 mmHg. Hitung
kebutuhan cairanTuliskan pemberian cairan dan habis hingga jam berapa ?

Jawaban :
Penanganan syok : Resiturasi cairan, posisi syok tidur terlentang kaki diangkat
Rumus Baxter : 4ml/cc x kg BB % LB (Luka Bakar)
4ml x 50 x 27 = 5400
Kebutuhan cairan : 5400 dibagi 8 jam
8 jam pertama 50% : 2 = 2700ml
8 jam kedua 25% : 2 = 1350ml
8 jam ketiga 25% : 2 = 1350ml

Anda mungkin juga menyukai