Anda di halaman 1dari 65

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengetahuan tentang proses mendasar dalam kehamilan merupakan komponen
utama dalam memahami proses reproduksi manusia dan asuhan yang akan diberikan.
Umumnya kehamilan dapat berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran
bayi sehat dan cukup bulan melalui jalan lahir, namun terkadang hal ini tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Tetapi sangat sulit mengetahui sebelumnya bahwa kehamilan
akan menjadi masalah. Oleh karena itu asuhan antenatal sangat diperlukan untuk
memantau kesejahteraan ibu dan janin.
Sebelum dikenal adanya asuhan berdasarkan evidence based, asuhan yang diberikan
berdasarkan tradisional. Asuhan yang banyak berkembang saat ini sebenarnya berasal
dari model yang dikembangkan di Eropa pada awal dekade abad ini. Lebih mengarah
ke ritual dari pada rasional. Biasanya asuhan ini lebih mengarah ke frekuensi dan
jumlah daripada terhadap unsur yang mengarah kepada tujuan yang esensial.
Menurut MNH (Maternal Neonatal Health) asuhan antenatal atau yang dikenal
antenatal care merupakan prosedur rutin yang dilakukan petugas
(dokter/bidan/perawat). Asuhan antenatal bertujuan memberikan asuhan yang efektif
dan menyeluruh bagi ibu, bayi, dan keluarganya melalui tindakan skrining,
pencegahan dan penanganan yang tepat. Bidan memegang peranan penting dalam
merawat dan mendukung ibu, bayi beserta keluarga guna memenuhi kebutuhan fisik,
psikologis, sosial dan spiritual mereka. Pemberian asuhan antenatal bertujuan
menyediakan berbagai elemen kesehatan masyarakat dan kesehatan primer agar
ibu,dan bayi memperoleh hasil yang optimal.
Bidan mengemban tugas yang amat penting dalam lingkup asuhan kehamilan untuk
memberikan pengawasan, asuhan dan saran bagi ibu sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab yang terdapat dalam Permenkes nomor 1464 tahun 2010. Dengan
berbagai model asuhan yang diberikan bidan, fokus asuhan dan perhatian yang utama
tetap pada ibu dan bayinya. Dengan adanya strategi promosi kesehatan yang proaktif
melalui pendidikan dan pemberian saran, juga tersedianya banyak program skrining
yang dapat diberikan dan diterapkan pada ibu, asuhan antenatal akan semakin mampu

1
mengurangi angka mortalitas dan morbiditas maternal dan perinatal serta
meningkatkan kesehatan ibu dan bayinya.

B. Tujuan
Tujuan Umum :
Untuk mengetahui kajian asuhan kebidanan pada kehamilan
Tujuan Khusus :
a. Untuk mengetahui Konsep Dasar Kehamilan
b. Untuk Mengetahui Konsep Dasar Asuhan Kehamilan

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kehamilan


1. Definisi Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan
keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh didalam
rahim ibu (Prawirohardjo, 2002),
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin
lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir (Saifudin, 2006). Kehamilan adalah pertumbuhan dan
perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai
permulaan persalinan (Manuaba, 2008). Kehamilan merupakan proses yang
diawali dengan adanya pembuahan (konsepsi), masa pembentukan bayi dalam
rahim, dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi (Monika, 2009)
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau
10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi
dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu,
trimester kedua adalah 15 minggu (minggu ke 13 hingga ke 27), dan trimester
ketiga adalah 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40).(Adriaansz, 2008)

2. Proses Kehamilan
a. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dengan ovum di
dalam tuba fallopii (Cunningham, 2007). Konsepsi atau fertilisasi adalah
proses ketika sperma dan ovum menyatu yang berlangsung selama ± 24 jam.
Proses ini terjadi di Ampula tuba falopii. Selama 7-10 jam pertama setelah
senggama (koitus) saat sperma naik menuju uterus, sperma tersebut mengalami

3
kapasitasi. Kapasitasi adalah pelepasan lapisan glikoprotein sperma oleh enzim
proteolitik dari uterus.

Gambar 1. Fertilisasi
Proses ini memberi kekuatan pada sperma untuk melakukan konsepsi atau
fertilisasi. Selain itu akrosom menjadi reaktif dan mampu melepaskan enzim
hialuronidase, yang berfungsi sebagai pelarut yang menyebabkan pecahnya sel-
sel corona oosit sehingga memungkinkan sperma menembus lapisan zona
pellusida. Sperma pertama yang mencapai lapisan zona pellusida menghasilkan
reaksi kimia yang memfasilitasi penetrasi kepala sperma ke dalam zona
tersebut. Pada periode ini, pelepasan enzim tambahan mengubah zona pellusida
sehingga mencegah penetrasi sperma lainnya. Keseluruhan proses penetrasi
berlangsung kurang dari 20 menit, dan selama kurun waktu tersebut, terjadi
pembelahan meiosis kedua pada oosit yang menghasilkan jumlah kromosom
23 dalam pronukleus oosit, dan satu badan polar, yang pada akhirnya akan
hilang. Setelah sperma tersebut berhasil menyelesaikan menembus membran
oosit dan menuju pronukleus oosit, ekornya akan terlepas dan kepala nukleus
akan membengkak menjadi pronukleus jantan. Kemudian kedua pronukleus
tersebut bergabung membentuk sebuah sel diploid tunggal dengan jumlah
komplemen 46 kromosom lengkap yang disebut zigot. Dua set kromosom
haploid yang bergabung disebut dengan singami dan merupakan fase akhir
fertilisasi atau konsepsi (Holmes,2011)
b. Nidasi
Sebelum terjadinya implantasi, zona pelusida menghilang dan blastokista
menyentuh permukaan endometrium. Blastokista melekat ke epitel
endometrium dan implantasi sering terjadi di endometrium bagian atas dan
4
didinding posterior uterus. Setelah terjadi erosi ringan pada sel – sel epitel
permukaan endometrium, tropoblas terbenam ke dalam endometrium.

Gambar 2. Nidasi
Nidasi/implantasi merupakan peristiwa masuknya atau tertanamnya hasil
konsepsi ke dalam endometrium. Blastula dilindungi oleh simpai yang disebut
trofoblas, yang mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika
blastula mencapai rongga rahim, jaringan endometrium dalam keadaan sekresi.
Jaringan endometrium ini banyak mengandung sel-sel desidua.
Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner-cell mass) akan
masuk ke dalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan
menutup lagi. Pada saat nidasi terkadang terjadi sedikit perdarahan akibat luka
desidua (tanda Hartman). Nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang
rahim (korpus) dekat fundus uteri.

Gambar 3. Nidasi dan proses pembelahan sel


Pada hari keenam lapisan trofoblas blastosis bersentuhan dengan endometrium,
biasanya terjadi di dinding posterior atas dan mulai berimplantasi. Apabila
nidasi telah terjadi, maka dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel yang
5
lebih kecil, terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entoderm dan yolk
salc. Sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi entoderm dan membentuk
ruang amnion. Sehingga terbentuk lempeng embrional (embryonal-plate)
diantara ruang amnion dengan yolk salc.
Sel-sel trofoblas mesodermal yang tumbuh sekitar mudigah (embrio) akan
melapisi bagian dalam trofoblas, sehingga terbentuk sekat korionik (chorionic
membrane) yang nantinya menjadi korion. Sel-sel trofoblas terbagi menjadi 2
lapisan yaitu: sitotrofoblas (bagian dalam) dan sinsitiotrofoblas (bagian luar).
Sinsitiotrofoblas mensekresi enzim yang mengikis endometrium untuk
membantu penyediaan nutrisi bagi embrio yang tengah berkembang serta
membantu perlekatan embrio pada endometrium. Selain itu sinsitiotrofoblas
juga memproduksi HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) yang menstimulasi
korpus luteum di ovarium untuk terus memproduksi estrogen dan progesteron
guna mempertahankan kehamilan.
Pada hari kedua belas pasca fertilisasi, konseptus tertanam dengan sempurna di
endometrium dan epitel uterus tumbuh diatasnya. Setelah dua minggu fertilisasi
terbentuk lapisan primitif yang dikenal dengan periode praembrionik. Tahap
perkembangan dalam periode tersebut mencakup pembentukan morula dan
blastosis, munculnya massa sel dalam atau embriosis, dan mulai terlihatnya
lempeng embrionik pada hari ke empatbelas. Periode embrionik berlangsung
sejak hari ke lima belas hingga akhir minggu ke delapan atau sekitar minggu ke
sepuluh dari hari pertama haid terakhir. Sejak periode ini konseptus disebut
sebagai janin.
Villi koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh bercabang
disebut chorion frondosum, sedangkan yang berhubungan dengan desidua
kapsularis kurang mendapat makanan sehingga menghilang disebut chorion
leave. Dalam peringkat nidasi trofoblas dihasilkan hormon human chorionic
gonadotropin (HCG).

3. Perubahan Fisiologis dalam Kehamilan


a. Perubahan Fisik Ibu Hamil
Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem genetalia wanita mengalami
perubahan yang mendasar, sehingga dapat menunjang perkembangan dan

6
pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam perkembangannya
mengeluarkan hormon somatomamotropin, esterogen, dan progesteron yang
menyebabkan perubahan (Prawirohardjo, 2009) pada :
1) Uterus
Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan
mengalami hipertrofi dan hyperplasia, sehingga menjadi seberat 100 gram
saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hyperplasia dan hipertropi
menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena
pertumbuhan janin.
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi
konsepsi intrauterin. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesteron
berperan untuk elastisitas / kelenturan uterus.
Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus :
 Tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)
 Kehamilan 8 minggu : telur bebek
 Kehamilan 12 minggu : telur angsa
 Kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat
 Kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat
 Kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat
 Kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid
 Kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid
 36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid

Gambar 4. Perubahan tinggi fundus pada kehamilan


Itsmus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan,
pada kehamilan trimester I memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16
7
minggu menjadi satu bagian dengan korpus, dan pada kehamilan akhir di atas
32 minggu menjadi segmen bawah uterus. Vaskularisasi sedikit, lapis
muskular tipis, mudah ruptur, kontraksi minimal -> berbahaya jika lemah,
dapat ruptur, mengancam nyawa janin dan nyawa ibu.
Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan
perlunakan akibat progesteron (tanda Hegar), warna menjadi livide /
kebiruan. Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan
gejala keputihan.(Junizaf, 2008)
2) Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh
esterogen, sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan. Terjadi
hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah
kebiruan (tanda Chadwick).
3) Ovarium (Indung Telur)
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum
gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang
sempurna pada umur 16 minggu.
4) Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan
memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu esterogen,
progesteron, dan somatomammotropin.
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan
interstisial payudara. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya
somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel
asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin,
laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Mammae membesar dan tegang,
terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama
daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar
dan menonjol. 
5) Sirkulasi Darah
Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor diantaranya, meningkatnya
kebutuhan sirkulasi darah, sehingga dapat memenuhi kebutuhan

8
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim, terjadi hubungan
langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro-plasenter, dan pengaruh
hormon esterogen dan progesteron makin meningkat. Akibat dari faktor
tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran darah yaitu :
a) Volume darah
Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih besar
dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah
(hemodilusi), dengan puncaknya pada umur hamil 32 minggu. Volume
darah bertambah sebesar 25 sampai 30 % sedangkan sel darah bertambah
sekitar 20%.
b) Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya sekitar 20% untuk dapat
meningkatkan pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel
darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah, sehingga terjadi
hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. Sel darah putih meningkat
dengan mencapai jumlah sebesar 10.000/ml. Dengan hemodilusi dan
anemia fisiologis maka laju endap darah semakin tinggi dan dapat
mencapai 4 kali dari angka normal.
6) Sistem Respirasi
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat
memenuhi kebutuhan O2. Disamping itu terjadi desakan diafragma karena
dorongan rahim yang membesar pada umur kehamilan 32 minggu. Sebagai
kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu
hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20 sampai 25% dari biasanya.
7) Sistem Pencernaan
Karena pengaruh esterogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang
dapat menyebabkan :
a) Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi).
b) Daerah lambung terasa panas.
c) Terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari (morning
sickness).
d) Muntah, yang terjadi disebut emesis gravidarum.

9
e) Muntah berlebih, sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari
(hiperemesis gravidarum).
f) Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat
menyebabkan obstipasi.
8) Perubahan Pada Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena
pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan
pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae
gravidarum livide atau alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi
(chloasma gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan
menghilang.
9) Metabolisme
Dengan terjadi kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang
mendasar, perubahan metabolisme yang mendasar antara lain :
a) Metabolisme basal naik sebesar 15% sampai 20% dari semula, terutama
pada trimester ketiga.
b) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter
menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodilusi darah dan kebutuhan
mineral yang diperlukan janin.
c) Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan, dan persiapan
laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar ½ gr/kg BB
atau sebutir telur ayam sehari.
d) Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
e) Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil: kalsium 1,4 gram setiap hari, 30
sampai 40 gram untuk pembentukan tulang janin, fosfor, rata-rata 2 gram
dalam sehari, zat besi, 800 mgr atau 30 sampai 50 mgr sehari, dan air, ibu
hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.
Berat badan ibu hamil bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama
kehamilan atau terjadi kenaikan berat badan sekitar ½ kg/minggu.
Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari
pertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai organ / cairan intrauterin.

10
Berat janin + 2.5-3.5 kg, berat plasenta + 0.5 kg, cairan amnion + 1.0 kg,
berat uterus + 1.0 kg, penambahan volume sirkulasi maternal + 1.5 kg,
pertumbuhan mammae + 1 kg, penumpukan cairan interstisial di pelvis
dan ekstremitas + 1.0-1.5 kg

b. Perubahan Psikologi Ibu Hamil


Sikap/penerimaan ibu terhadap keadaan hamilnya, sangat mempengaruhi
juga kesehatan / keadaan umum ibu serta keadaan janin dalam kehamilannya.
Umumnya kehamilan yang diinginkan akan disambut dengan sikap gembira,
diiringi dengan pola makan, perawatan tubuh dan upaya memeriksakan diri
secara teratur dengan baik. Kadang timbul gejala yang lazim disebut “ngidam”,
yaitu keinginan terhadap hal-hal tertentu yang tidak seperti biasanya (misalnya
jenis makanan tertentu, tapi mungkin juga hal-hal lain)
Tetapi kehamilan yang tidak diinginkan, kemungkinan akan disambut dengan
sikap yang tidak mendukung, napsu makan menurun, tidak mau memeriksakan
diri secara teratur, bahkan kadang juga ibu sampai melakukan usaha-usaha
untuk menggugurkan kandungannya
1) Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)
a) Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan
kehamilannya
b) Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang
ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja Ibu akan selalu mencari
tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan sekedar
untuk meyakinkan dirinya
c) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama
d) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau
bahkan merahasiakannya (Sulistyawati, 2009)
2) Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)
a) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang
tinggi

11
b) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya merasakan gerakan
anak
c) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
d) Libido meningkat
e) Menuntut perhatian dan cinta
f) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari
dirinya
g) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada
orang lain yang baru menjadi ibu
h) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru (Sulistyawati, 2009)
3) Perubahan Psikologis pada Trimester III
a) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan
tidak menarik
b) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya
c) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi
yang mencerminkan perharian dan kekhawatirannya
d) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya merasa kehilangan
perhatian
e) Perasaan mudah terluka (sensitif)
f) Libido menurun

4. Perkembangan Janin
Secara normal kehamilan yaitu selama empat puluh minggu, erikut ini tahap-tahap
perkembangan janin di dalam rahim yang minggu per minggu:
Minggu 1
Minggu ini sebenarnya masih periode menstruasi, bahkan pembuahan pun belum
terjadi. Sebab tanggal perkiraan kelahiran dihitung berdasarkan hari pertama haid
terakhir Anda.

12
Minggu 2
Konsepsi terjadi pada akhir minggu kedua. Konseptus membelah dua dalam waktu
30 jam setelah konsepsi. Sementara terus membelah, sel telur bergerak di dalam
tuba falopi menuju uterus. Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morula.
Minggu 3
Sampai usia kehamilan 3 minggu, konseptus yang telah membelah menjadi ratusan
akan menempel pada dinding rahim disebut blastosit.  Ukurannya sangat kecil,
berdiameter 0,1-0,2 mm.
Minggu 4
Saat ini disebut embrio. Embrio memproduksi hormon kehamilan (Chorionic
Gonadotropin - HCG), sehingga apabila dilakukan test kehamilan, hasilnya positif.
Minggu 5
Pada minggu ini, panjang janin sekitar 1,27 mm. Sistem saraf pusat, otot dan
tulang mulai dibentuk. Begitu pula dengan kerangka tubuh.
Minggu 6
Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala hingga bokong.
Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah menutup. Meski belum bisa mendengar,
jantung janin mulai berdetak pada minggu ini. Sistem pencernaan dan pernafasan
mulai dibentuk, pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki
pun mulai tampak.
Minggu 7
Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram, kira-
kira sebesar biji kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu
dan tangan yang mungil. Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri,
begitu pula dengan saluran udara yang terdapat di dalam paru-paru.
Minggu 8
Panjang kira-kira 14-20 mm. Banyak perubahan yang terjadi pada janin. Jika bisa
dilihat, ujung hidung dan kelopak mata mulai berkembang, begitu pula telinga.
Bronchi, saluran yang menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan, mulai
bercabang. Lengan semakin membesar dan memiliki siku. Semua ini terjadi hanya
dalam 6 minggu setelah pembuahan.

13
Gambar 5. Perkembangan janin minggu 1 sampai minggu 8
Minggu 9
Telinga bagian luar mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang berikut jari
kaki dan tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak walaupun Anda tak
merasakannya. Dengan Doppler, bisa didengar detak jantung janin. Minggu ini,
panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.
Minggu 10
Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan otak
meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit.
Janin mulai tampak seperti manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7
gram.
Minggu 11
Mulai minggu ini hingga minggu 20, pertumbuhan bayi sangat cepat. Dari panjang
44-60 mm dan beratnya 8 gram  menjadi 16-16 cm dengan berat 260 gram pada
minggu 20. Kepalanya sekitar setengah panjang tubuhnya. Alat kelamin luar
berkembang, namun masih terlalu dini untuk memeriksa jenis kelaminnya dengan
ultrasonografi (USG).
Minggu 12
Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan kaki
yang mungil terpisah penuh. Usus bayi telah berada di dalam rongga perut. Akibat
meningkatnya volume darah ibu, detak jantung janin bisa jadi meningkat.
Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14 gram.
Minggu 13
Panjang bayi sekitar 7,5 cm dengan trakea, paru-paru, perut,hati, pancreas, dan
usus berkembang ke fungsi terakhir. Pita suara mulai terbentuk, dan tunas gigi
muncul dengan 20 gigi bayi. Pada minggu ini jari tangan, telapak kaki, mulai
terlihat.

14
Minggu 14
Pada minggu ini organ seks sudah dapat dibedakan antara laki dan perempuan.
Denyut jantung bayi berdetak kuat (detak jantung hampir 2 kali lebih cepat dari
orang dewasa) dan dapat didengar. Sudah memberi respon terhadap dunia diluar
rahim ibu, janin mungkin akan bergerak bila perut ibu diusap, tapi ibu mungkin
masih belum dapat merasakannya.
Minggu 15
Janin sudah mulai dapat mendengarkan ibu, mendengarkan denyut jantung ibu,
suara perut ibu, juga suara ibu. Sekarang janin sudah mulai mempunyai rambut di
kepalanya, juga bulu mata dan alis. Ukurannya sekarang 114 gram dengan panjang
sekitar 15cm.
Minggu 16
Jika dilakukan USG saat ini mungkin dapat mengetahui jenis kelamin. Otot janin
sudah berkembang dan menjadi kuat. Gerakannya semakin aktif. Mulai mengisap
ibu jarinya, menguap, merenggangkan tubuhnya, sudah menelan-kencing dan
cegukan. Pada minggu ini jika sinar terang diletakkan diperut anda janin akan
mengerakkan tangan – matanya.
Minggu 17
Masih banyak ruang dalam uterus tempat janin akan bergerak merasakan
sekitarnya. Kulit janon berkembang dan transparan. Terlihat merah sebab
pembuluh darah masih terlihat jelas.
Minggu 18
Sekarang janin sudah dapat mendengarkan suara dari luar tubuh ibu, janin akan
bergerak atau melompat ketika mendengarkan suara keras. Otot janin sudah dapat
berkontraksi dan relaks, janin sudah dapat menendang atau meninju. Bergerak
sangat aktif, dalam minggu ini mungkin ibu sudah dapat merasakan gerakan
putarannya untuk pertama kali.
Minggu 19
Tubuh janin diselimuti vernix caseosa,  semacam lapisan lilin yang melindungi
kulit dari luka. Otak telah mencapai jutaan saraf motorik karenanya janin mampu
membuat gerakan sadar seperti menghisap jempol. Beratnya 226 gram dengan
panjang hampir 16 cm.

15
Minggu 20
Setengah perjalanan telah dilalui. Kini, beratnya mencapai 260 gram dan
panjangnya 14-16 cm. Dibawah lapisan vernix, kulit janin mulai membuat lapisan
dermis, epidermis dan subcutaneous. Rambut dan kuku tumbuh pada minggu ini.
Minggu 21
Panjang sekitar 28 cm. Ibu akan merasakan lebih banyak gerakan janin sekarang
karena janin makin aktif.
Minggu 22
Janin sadar akan lingkungannya dan janin akan merasa tenang ketika
mendengarkan suara dan sentuhan ibu diperut. Tubuh janin mulai memproduksi
sel darah putih. Ini penting untuk janin dalam melawan penyakit dan infeksi.
Minggu 23
Panjangnya sekitar 23 cm. Sekarang ukuran kepalanya sudah sesuai dengan
tubuhya . Saat ini janin terlihat sama seperti akan lahir nanti tapi lebih kecil dan
kurus saat ini. Ibu hamil dapat mendengarkan detak jantung janin dengan
stestoskop (letakkan stestoskop langsung diperut ibu). Pertumbuhan otak sangat
cepat.
Minggu 24
Pendengaran janin sudah terbentuk sempurna. Janin akan bergerak dengan suara
musik dari luar. Janin membentuk pola kapan saat tidur dan kapan saat bangun,
Ibu hamil akan merasakan dengan suatu saat janin bergerak terus, dan saat lain
tidak.
Minggu 25
Janin mulai berlatih bernafas dengan menghirup dan menghembuskan cairan
amnion, yang mana kadang membuat janin cegukan dan ibu akan dapat
merasakannya juga. Berat janin kini mencapai sekitar 700 gram dengan panjang
dari puncak kepala sampai bokong kira-kira 22 cm. Sementara jarak dari puncak
rahim ke simfisis pubis sekitar 25 cm. Bila ada indikasi medis, umumnya akan
dilakukan USG berseri seminggu 2 kali untuk melihat apakah perkembangan
janin terganggu atau tidak. Yang termasuk indikasi medis di antaranya hipertensi
ataupun preeklampsia.

16
Minggu 26
Pembuluh darah kapiler dibawah jaringan kulit janin mulai dialiri darah.
Permukaan kulit yang tadinya keriput perlahan-lahan menjadi semakin halus dan
licin. Mata telah terbentuk sempurna. Begitu pula telinga yang telah mampu
mendengarkan. Kepala janin menjadi lebih kecil ketimbang tubuhnya (kepala telah
proporsional dengan ukuran tubuh). Di usia ini berat janin diperkirakan hampir
mencapai 850 gram dengan panjang dari bokong dan puncak kepala sekitar 23 cm.
Denyut jantung sudah jelas-jelas terdengar, normalnya 120-160 denyut per menit.
Sementara rasa tak nyaman berupa keluhan nyeri pinggang, kram kaki dan sakit
kepala akan lebih sering dirasakan si ibu. Begitu juga keluhan nyeri di bawah
tulang rusuk dan perut bagian bawah, terutama saat bayi bergerak. Sebab, rahim
jadi makin besar yang akan memberi tekanan pada semua organ tubuh. Termasuk
usus kecil, kantung kemih dan rektum. Tak jarang ibu hamil jadi terkena sembelit,
namun terpaksa bolak-balik ke kamar mandi karena beser.
Minggu 27
Matanya sudah terbuka dan melihat sekelilingnya untuk pertama
kalinya. Janin terlihat seperti bernafas tetapi sebenarnya janin mengambil air
bukan udara. Ini merupakan latihan yang baik untuk paru-parunya. Janin kini
beratnya melebihi 1000 gram. Panjang totalnya mencapai 34 cm dengan panjang
bokong ke puncak kepala sekitar 24 cm. Di minggu ini kelopak mata mulai
membuka. Sementara retina yang berada di bagian belakang mata, membentuk
lapisan-lapisan yang berfungsi menerima cahaya dan informasi mengenai
pencahayaan itu sekaligus meneruskannya ke otak. Matanya sudah terbuka dan
melihat sekelilingnya untuk pertama kalinya. Janin terlihat seperti bernafas tetapi
sebenarnya Janin mengambil air bukan udara. Ini merupakan latihan yang baik
untuk paru-parunya.
Minggu 28
Testis bayi laki-laki akan turun ke kantung skrotum. Jaringan otak berkembang.
Sekarang janin anda dapat bermimpi. Puncak rahim berada kira-kira 8 cm di atas
pusar. Gerakan janin makin kuat dengan intensitas yang makin sering, sementara
denyut jantungnya pun kian mudah didengar. Tubuhnya masih terlihat kurus meski
mencapai berat sekitar 1100 gram dengan kisaran panjang 35-38 cm. Kendati
dibanding minggu-minggu sebelumnya lebih berisi dengan bertambah jumlah

17
lemak di bawah kulitnya yang terlihat kemerahan. Jumlah jaringan otak di usia
kehamilan ini meningkat. Begitu juga rambut kepalanya terus bertumbuh makin
panjang. Alis dan kelopak matanya pun terbentuk, sementara selaput yang semula
menutupi bola matanya sudah hilang.
Minggu 29
Posisi janin pada saat ini mempersiapkan diri seperti posisi lahir dengan kepala ke
arah bawah. Jaringan lemak terus terbentuk. Beratnya sekitar 1250 gram dengan
panjang rata-rata 37 cm. Kelahiran prematur mesti diwaspadai karena umumnya
meningkatkan keterlambatan perkembangan fisik maupun mentalnya. Bila
dilahirkan di minggu ini, ia mampu bernapas meski dengan susah payah. Ia pun
bisa menangis, kendati masih terdengar lirih. Kemampuannya bertahan untuk
hidup pun masih tipis karena perkembangan paru-parunya belum sempurna. Meski
dengan perawatan yang baik dan terkoordinasi dengan ahli lain yang terkait,
kemungkinan hidup bayi prematur pun cukup besar
Minggu 30
Beratnya mencapai 1400 gram dan kisaran panjang 38 cm. Puncak rahim yang
berada sekitar 10 cm di atas pusar memperbesar rasa tak nyaman, terutama pada
panggul dan perut seiring bertambah besarkehamilan. Bagilah kebahagiaan saat
merasakan gerakan si kecil pada suami dengan memintanya meraba perut Anda.
Mulai denyutan halus, sikutan/tendangan sampai gerak cepat meliuk-liuk yang
menimbulkan rasa nyeri. Aktifnya gerakan ini tak mustahil akan membentuk
simpul-simpul. Bila sampai membentuk simpul mati tentu sangat membahayakan
karena suplai gizi dan oksigen dari ibu jadi terhenti atau paling tidak terhambat.
Janin mengisi hampir seluruh ruang di rahim. Ketika janin menendang atau
mendorong, anda dapat melihat kaki atau tangannya bergerak di bawah kulit perut.
Otak berkembang sangat cepat
Minggu 31
Berat Janin sekitar 1600 gram dengan taksiran panjang 40 cm. Waspadai bila
muncul gejala nyeri di bawah tulang iga sebelah kanan, sakit kepala
maupun penglihatan berkunang-kunang. Terutama bila disertai tekanan darah
tinggi yang mencapai peningkatan lebih dari 30 ml/Hg. Itu sebab, pemeriksaan
tekanan darah rutin dilakukan pada setiap kunjungan ke bidan/dokter. Cermati pula
gangguan aliran darah ke anggota tubuh bawah yang membuat kaki jadi bengkak.

18
Pada gangguan ringan, anjuran untuk lebih banyak beristirahat dengan berbaring
miring sekaligus mengurangi aktivitas, bisa membantu. Janin makin bertumbuh
besar, jadi ruangan rahim menjadi lebih sedikit, sehingga gerakan Janin akan
berkurang. Janin kemungkinan dalam posisi melengkungkan badan dengan
dengkul dilipat, dagu didadanya serta tangan dan kaki saling bersilang.
Minggu 32
Janin berada dalam posisi kepala di bawah sampai nanti lahir. Janin akan tetap
menendang, gerakannya rata-rata sehari meningkat 375 kali per hari, tapi anda
tidak akan merasakan semuanya ini. sepuluh gerakan yang anda rasakan dalam
sehari sudah normal. Pada usia ini berat  janin harus berkisar 1800-2000 gram
dengan panjang tubuh 42 cm. Mulai minggu ini biasanya kunjungan rutin
diperketat/lebih intensif dari sebulan sekali menjadi 2 minggu sekali.
Umumnya hemodilusi atau pengenceran darah mengalami puncaknya pada minggu
ini. Untuk ibu hamil dengan kelainan jantung, hipertensi dan preeklampsia, mesti
ekstra hati-hati. Sebab dengan jumlah darah yang makin banyak, beban kerja
jantung pun meningkat. Pada mereka yang mengalami gangguan jantung dan
tekanan darah, tentu makin besar pula peluang terjadi penjepitan di pembuluh-
pembuluh darah. Dampak lebih lanjut adalah tekanan darah meningkat. Gangguan
semacam ini tak hanya berbahaya pada ibu, tapi juga si janin, hingga biasanya
dipertimbangkan untuk dilahirkan. Terlebih bila terjadi perburukan kondisi, misal
tekanan darah tak kunjung turun.
Minggu 33
Vernix yang menutupi kulit bayi sudah cukup tebal. Paru-parunya hampir matang
dan ia terus berlatih pernafasan setiap hari. Pada minggu ini, ia mulai berada di
dalam posisi kelahiran.
Minggu 34
Bayi yang dilahirkan pada minggu ini, paru-parunya sudah cukup matang.
Beratnya mencapai 2250 gram dengan panjang 32 cm sehingga ia sudah mampu
bertahan hidup tanpa bantuan peralatan medis.
Minggu 35
Beratnya sudah 2550 gram tetapi ia mulai masuk masa percepatan kenaikan berat
badan. Lemak sudah disimpan di seluruh tubuh terutama sekitar bahu. Gerakannya
semakin berkurang karena ukurannya yang semakin besar.

19
Minggu 36
Tinggal beberapa minggu lagi bayi dilahirkan. Baratnya sudah mencapai 2750
gram. Asupan kalsium membantu kerangka bayi lebih kuat tetapi masih cukup
lembut untuk melewati jalan lahir.
Minggu 37
Meskipun sudah cukup bulan, bayi masih terus berkembang. Ia mulai
menghasilkan kortison, hormon yang membantu kematangan paru-paru untuk
mengambil udara tanpa bantuan.
Minggu 38
Beratnya sekitar 3100 gram dan panjangnya 35 cm. Lemak masih diproduksi
meski tingkat pertumbuhannya mulai melambat. Jika bayi Anda laki-laki, testikel
telah turun mendekati skrotum. Jika bayi Anda perempuan, alat kelaminnya telah
berkembang sempurna.
Minggu 39
Karena beratnya 3250 gram, ia memenuhi rongga rahim. Tali pusat yang
membawa nutrisi dari plasenta panjangnya 50 cm dan tebalnya 1,3 cm. Karenanya
tali pusat bisa melilit bayi.
Minggu 40
Setelah berminggu-minggu menunggu dan mempersiapkan diri, sang bayi
akhirnya dilahirkan. Atau bisa jadi belum lahir. Hanya 5% wanita hamil yang
melahirkan tepat dengan perkiraan tanggal persalinan. Si kecil lahir dengan berat
rata-rata 3500 gram dan panjangnya 48-51 cm.

Gambar 6. Perkembangan janin minggu 9 sampai minggu 38

5. Diagnosa Kehamilan
Diagnosis kehamilan dapat ditegakkan dengan riwayat kesehatan dan pemeriksaan
klinis berdasarkan tanda dan gejala kehamilan
20
Tanda-tanda kehamilan menurut Rustam (2005) meliputi:
a. Tanda Tidak Pasti Hamil (Presumtif)
1) Amenore (tidak dapat haid)
2) Mual dan muntah
3) Mengidam
4) Pingsan
5) Tidak ada selera makan
6) Payudara membesar, tegang
7) Sering kencing
8) Konstipasi.
b. Tanda Mungkin Hamil
1) Perut membesar.
2) Uterus membesar terjadi perubahan dalam bentuk, konsistensi dari rahim.
3) Tanda Hegar, yaitu pembuluh darah dalam cervix bertambah dan karena
terjadinya oedema dari cervix dan hiperplasia kelenjar-kelenjar cervix,
sehingga cervix menjadi lunak.
4) Tanda Chadwick, yaitu pembuluh darah dinding vagina bertambah hingga
warna selaput lendirnya biru.
5) Tanda Piscaseek, yaitu pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat
tumbuh di daerah inplantasi dan di daerah insersi plasenta.
6) Tanda Ballottement, yaitu teraba benjolan keras.
c. Tanda Pasti Hamil (Positif)
1) Gerakan janin dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian-bagian
janin.
2) Denyut jantung janin: didengar dengan stetoskop-monoral laennec, dicatat
dan didengar dengan alat Doppler, dicatat dengan feto-elektro kardiogram,
dilihat pada ultrasonografi, terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen.

6. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kehamilan


a. Faktor Fisik
Seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu
tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan

21
kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin,
atau poliklinik kebidanan.
Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh
selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat
yang buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga
suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan
terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat berdampak
yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi
berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan.
b. Faktor Psikologi
Yang turut mempengaruhi kehamilan biasanya terdiri dari :
Stressor. Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu
dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan
emosi saat lahir nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.
Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam menentukan
status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan,
mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka
ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam
menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.
c. Faktor Lingkungan Sosial, Budaya dan Ekonomi
Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas
kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang
digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan
kalau perlu selalu menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada.
Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan
adat istiadat. Jika ada makanan yang dipantang adat padahal baik untuk gizi
ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang
tak kalah penting adalah personal hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga
kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa lembab,
menggunakan bra yang menunjang payudara, dan pakaian yang menyerap
keringat.

22
Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan
yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan
kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan
melakukan persiapan lainnya dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan
yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses
persalinan dapat berjalan dengan baik.
Yang patut diperhatikan adalah bahwa kehamilan bukanlah suatu keadaan
patologis yang berbahaya. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang akan
dialami oleh wanita usia subur yang telah berhubungan seksual. Dengan
demikian kehamilan harus disambut dan dipersiapkan sedemikian rupa agar
dapat dilalui dengan aman.

7. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil sesuai Tahap Perkembangan


a. Nutrisi
Makanan sehari-hari yang dianjurkan adalah yang memenuhi standar
kecukupan gizi untuk ibu hamil. Untuk mencegah anemia defisiensi besi diberi
tambahan vitamin dan tablet Fe.
Makanan yang diperlukan untuk hal-hal sebagai berikut :
 Mempertahankan kesehatan
 Perumbuhan janin
 Cadangan laktasi
 Proses penyembuhan post partum
Kebutuhan nutrisi ibu hamil adalah sebagai berikut:
Protein
Berfungsi untuk metabolisme, pertumbuhan janin, pertumbuhan uterus dan
payudara dan penambahan volume darah. Sumber protein tersebut dapat
diperoleh dari tumbuh-tumbuhan (kacang-kacangan) atau hewani (ikan, ayam,
keju, susu, telur). Defisiensi protein dapat menyebabkan kelahiran prematur,
anemia dan edema.
Kebutuhan protein :
Trimester I : 1 gram/Kg bb
Trimester II : 1,5 gram/Kg bb
Trimester III: 2 gram/Kg bb
23
Energi (Kalori)
Sumber energi adalah karbohidrat yaitu beras, gandum, serealia. Kebutuhan
kalori per hari Trimester I : 100-150 Kkal/hari, Trimester II/III : 200-300
Kkal/hari.
Pengetahuan tentang berbagai jenis makanan yang dapat memberikan
kecukupan kalori tersebut sebaiknya dapat dijelaskan secara rinci dan bahasa
yang dimengerti oleh para ibu hamil dan keluarganya. Jumlah kalori yang
berlebih dapat menyebabkan obesitas dan hal ini merupakan faktor predisposisi
untuk terjadinya preeklampsia.
Vitamin
Diperlukan untuk pembelahan dan pembentukan sel baru. Vitamin A berfungsi
meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan sel serta jaringan janin. Untuk
meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, suplemen tidak diperlukan tetapi
cukup sayur dan buah. Vitamin B untuk membantu pembentukan energi.
Vitamin B6 membantu protein untuk membentuk sel-sel baru. Asam Folat
diperlukan untuk pembentukan sel darah. Vitamin C membantu penyerapan Fe.
Vitamin D membantu penyerapan kalsium.
Mineral
Berfungsi untuk pertumbuhan tulang dan gigi.
Kalsium
Kebutuhan kalsium untuk ibu hamil adalah 1,5 gram per hari. Kalsium
dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan
rangka. Sumber kalsium yang mudah diperoleh adalah susu, keju, yogurt, dan
kalsium karbonat. Defisiensi kalsium dapat menyebabkan riketsia pada bayi
atau osteomalasia pada ibu. Kebutuhan kalsium pada trimester III sebesar
1200 mg/hari.
Zat besi
Metabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan kecukupan oksigenasi
jaringan yang diperoleh dari pengikatan dan pengantaran melalui hemoglobin
di dalam sel-sel darah merah. Untuk menjaga konsentrasi hemoglobin yang
normal, diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30 mg/hari.
Zat besi yang diberikan dapat berupa ferfous gluconate, ferrous fumarate atau

24
ferrous sulphate. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan
anemia defisiensi zat besi.
Asam folat
Selain zat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi
pematangan sel. Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400
mikrogram per hari. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia
megaloblastik pada ibu hamil.
b. Kebutuhan Oksigen
Kebutuhan oksigen pada ibu hamil meningkat 20% sebagai respon dari
kehamilannya, sehingga pernafasan ibu menjadi dalam.
c. Personal Higiene dan Cara Berpakaian
Kebersihan perlu dijaga untuk mencegah infeksi, kebersihan gigi dan mulut
dilakukan pemeriksaan secara dini untuk menjamin pencernaan yang
sempurna.
Perawatan gigi
Paling tidak dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selama kehamilan, yaitu
pada trimester pertama dan ketiga. Penjadwalan untuk trimester pertama terkait
dengan hiperemesis dan ptyalisme (produksi liur yang berlebihan) sehingga
kebersihan rongga mulut haruis selalu terjaga. Sedangkan pada trimester
ketiga, terkait dengan adanya kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin
sehingga perlu diketahui apakah terdapat pengaruh yang merugikan pada gigi
ibu hamil. Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu
hamil sangat rentan terhadap terjadinya carries dan ginggivitis.
Kebersihan daerah Genitalia
Perlu dijaga untuk mencegah keputihan terutama jika sering BAK.
Mandi seperti biasa, pemakaian sabun khusus/antiseptik vagina tidak
dianjurkan karena dapat mengganggu flora normal vagina dan dapat
menyebabkan emboli udara yang membahayakan.
Pakaian
Tidak boleh ketat karena dapat menyebabkan bendungan vena dan
mempercepat varises. Berpakaian nyaman sebaiknya dengan pakaian yang
menyerap keringat karena pada ibu hamil fungsi eksresi dan keringat
bertambah serta dianjurkan menggunakan BH yang menyangga.

25
d. Eliminasi
Perlu dilakukan konseling mengenai pola makan karena dapat mempengaruhi
kebiasaan BAB ibu hamil. BAK dianjurkan untuk tidak di tahan karena rentan
terjadinya infeksi. Untuk mengurangi frekuensi BAK malam hari dianjurkan
untuk minum lebih banyak pada siang hari, sedangkan pada malam hari
dikurangi agar frekuensi BAK yang sering tidak mengganggu istirahat pada
malam hari. Ibu hamil juga sebaiknya mengurangi minuman yang mengandung
zat diuretik seperti kopi dan teh.
e. Aktivitas Fisik
Dapat dilakukan seperti biasa, istirahat minimal 15 menit tiap 2 jam, Jika
duduk/berbaring dianjurkan kaki agak ditinggikan. Jika tingkat aktivitas berat,
dianjurkan untuk dikurangi. Istirahat harus cukup. Olah raga dapat ringan
sampai sedang, sebaiknya dipertahankan jangan sampai denyut nadi melebihi
140 kali per menit. Jika ada gangguan yang membahayakan, maka aktivitas
fisik harus dihentikan.
f. Pekerjaan
Hindari pekerjaan yang membahayakan, terlalu berat, atau berhubungan
dengan radiasi/bahan kimia, terutama pada usia kehamilan muda.
g. Imunisasi
Imunisasi Tetanus Toksoid bertujuan untuk melindungi bayi terhadap penyakit
tetanus neonaturum. Imunisasi dilakukan pada trimester I/II pada kehamilan 3-
5 bulan dengan interval minimal 4 minggu. Dilakukan suntikan secara IM
(intramuskuler) dengan dosis 0,5 ml
Tabel 1. Jadual pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid

Imunisasi Interval Lama Perlindungan %


perlindungan
TT 1 Pada kunjungan - -
ANC pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 3 tahun 80 %
1
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95 %
TT4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99 %
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun/seumur 99 %
hidup

26
h. Mobilisasi
Ibu hamil sebaiknya menggunakan sepatu yang memiliki hak rendah karena
saat ibu hamil membutuhkan usaha yang lebih dalam untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh. Ibu hamil sebaiknya menghindari mengangkat benda-
benda berat.
i. Hubungan Seks
Hubungan seksual dapat dilakukan seperti bisa kecuali jika terjadi perdarahan
atau keluar cairan dari vagina, maka harus dihentikan. Jika ada riwayat abortus
sebelumnya coitus ditunda sampai usia kehamilan di atas 16 minggu.
Beberapa sumber menganjurkan agar coitus mulai dihentikan pada 3-4 minggu
terakhir menjelang perkiraan persalinan. Hindari trauma berlebihan pada
daerah serviks atau uterus. Pada beberapa keadaan seperti kontraksi, ketuban
pecah, perdarahan pervaginam, abortus iminens, kehamilann kembar dan PMS
sebaiknya coitus jangan dilakukan.
j. Perawatan Payudara dan abdomen
Jika terjadi papila retraksi dibiasakan papila ditarik secara manual dengan
pelan. Hiperpigmentasi/striae tidak perlu dikhawatirkan. Payudara perlu
dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera berfungsi dengan
baik pada saat diperlukan. Pengurutan payudara untuk mengeluarkan sekresi
dan membuka duktus dan sinus lateferus sebaiknya dilakukan secara hati-hati
dan benar karena pengurutan yang salah dapat menimbulkan kontraksi pada
rahim sehingga terjadi kondisi seperti pada uji kesejahteraan janin
menggunakan uterotonika. Basuhan lembut setiap hari pada areola dan puting
susu akan dapat mengurangi retak dan lecet pada area tersebut. Untuk sekresi
yang mengering pada puting susu, lakukan pembersihan dengan menggunakan
campuran gliserin dan alkohol. Karena payudara menegang, sensitif dan
menjadi lebih berat maka sebaiknya gunakan penopang payudara yang sesuai
(brassiere).
k. Senam Hamil
Senam hamil merupakan salah satu kegiatan dalam pelayanan selama
kehamilan. Senam hamil akan memberikan suatau hasil produk kehamilan
yang lebih baik, dibandingkan pada ibu-ibu yang tidak melakukan senam
hamil. Kegunaan senam hamil dilaporkan akan mengurangi terjadinya BBLR,

27
serta mengurangi terjadinya persalinan prematur. Senam hamil bertujuan
untuk:
1) Menyesuaikan tubuh dengan baik dalam menyangga beban tubuh
2) Memperkuat otot untuk menopang tekanan tambahan
3) Membangun daya tahan tubuh
4) Memperbaiki sirkulasi dan respirasi
5) Menyesuaikan dengan pertambahan berat badan dan perubahan
keseimbangan
6) Meredakan ketegangan dan membantu rileksasi
7) Membentuk kebiasaan bernafas yang baik.
8) Memperoleh kepercayaan dan sikap mental yang baik.
l. Hewan Peliharaan
Hewan peliharaan dapat menjadi pembawa infeksi (misalnya bulu
kucing/burung dapat mengandung parasit toksoplasmosis). Oleh karena itu,
dianjurkan menghindari kontak
m. Merokok/minuman keras dan obat-obatan
Harus dihentikan sekurang-kurangnya selama kehamilan dan sampai
persalinan, nifas dan menyusui selesai. Obat-obat depresan adiktif dapat
mengganggu sirkulasi janin dan menekan perkembangan susunan saraf pusat
pada janin, maka sebaiknya dihindari untuk pemakaian obat-obatan selama
kehamilan terutama trimester I.
n. Travelling /Bepergian
Tidak perlu khawatir bepergian dengan naik pesawat karena tidak
membahayakan kehamilan, tekanan udara didalam kabin pesawat telah diatur
sesuai atmosfir biasa. Tetapi perlu diperhatikan posisi tubuh, duduk yang
terlalu lama akan membuat vena statis sehingga menyebabkan kaki bengkak.
Prosesnya adalah darah yang terkumpul kaki akhirnya membeku si pembuluh
darah vena yang mengakibatkan bengkak, apabila vena ini pecah akan
menyumbat pembuluh darah paru (emboli paru).
o. Kebutuhan Persiapan Laktasi Pada Ibu Hamil Trimester I, II, dan III
Penyuluhan langsung maupun melalui sarana audio visual, dukungan
psikologis untuk ibu dalam menghadapi persalinan dengan tujuan agar ibu

28
meyakini kemampuannya dan keberhasilannya menyusui, pemeriksaan
payudara, pemeriksaan putting susu dan senam hamil.
Persiapan Laktasi
1) Persiapan laktasi bagi ibu hamil harus diperhatikan untuk kesejahteraan bayi
dan perkembangannya
2) Persiapan laktasi di mulai dengan memakan makanan yang banyak
mengandung protein dan karbohidrat yang dapat membentuk ASI baik bagi
ibu maupun bayinya
3) ASI biasanya sudah keluar saat umur kehamilan 20-22 minggu
Anjuran yang diberikan pada ibu tentang ASI pada saat hamil :
1) Mempelajari tentang ASI, laktasi dan rawat gabung serta bahaya susu
formula
2) Memutuskan akan memberikan ASI kepada bayi sekurang-kurangnya
sampai berusia 4-6 bulan
3) Belajar keterampilan menyusui
4) Meningkatkan gizi dan kesejahteraan ibu.
Langkah-langkah Persiapan Ibu Menyusui Secara Mental
1) Memberikan dorongan pada ibu dengan menyakinkan bahwa ibu mampu
menyusui
2) Menyakinkan ibu akan keuntungan menyusui ASI
3) Membantu mengatasi keraguannya karena pernah bermasalah ketika
menyusui pada pengalaman sebelumnya
4) Mengikutsertakan suami atau keluarga lain yang berperan dalam keluarga
5) Memberikan kesempatan pada ibu untuk bertanya setiap dia membutuhkan.
p. Kebutuhan Persiapan Persalinan Pada Ibu Hamil Trimester I, II, III
1) Membuat rencana persalinan
a) Tempat persalinan
b) Memilih tenaga kesehatan terlatih
c) Bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut
d) Bagaimana transportasi ke tempat persalinan
e) Siapa yang akan menemani saat persalinan
f) Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara
mengumpulkan biaya tersebut

29
g) Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada
2) Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi
kegawatdaruratan pada saat pengambilan keputusan tidak ada
3) Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan
4) Membuat rencana/pola menabung
5) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan
q. Pemantauan Kesejahteraan Janin
Biasanya pada ibu hamil trimester pertama belum terlalu memperhatikan
tentang perkembangan janin mereka. Namun baru pada trimester dua ibu hamil
lebih memperhatikan janin mereka dengan memantau perkembangannya.
Contohnya seperti pemeriksaan USG. Ibu itu dapat melihat gerakan janin yang
ada di perut mereka baik dengan 3 dimensi maupun 4 dimensi. Jika terjadi
ketidak normalan pada janin merekapun dapat terlihat sehingga dapat untuk
mengetahui sejak awal.
Selain itu ibu hamil juga bisa memantaunya dengan cara memeriksa pada
bidan, di situ akan diperiksa leopold dan akan didengar DJJ oleh bidan. Selain
itu ibu hamil dapat berkonsultasi baik keluhan maupun saran kepada ibu bidan.
Ibu hamilpun dapat memantau tumbuh kembang janinnya sendiri dengan cara
lebih memperhatikan makanannya apakah sudah cukup gizi atau belum. Pola
istirahat pun dapat lebih dijaga karena sebaiknya ibu hamil tidak boleh terlalu
lelah, faktor lingkungan yang bersih dan nyaman pun sangat diperluka bagi ibu
hamil.

8. Masalah dalam Kehamilan dan Cara Mengatasinya


Pada masa kehamilan sering terjadi masalah-masalah pada si ibu baik pada
fisiknya maupun psikologisnya. Masalah ini kemungkinan terjadi karena pengaruh
dari perubahan hormon, adapun masalah yang terjadi pada trimester I, II, III dan
penangananya.
a. Masalah pada Triwulan I dan Mengatasinya
1) Nyeri Ulu Hati
Penyebab : peningkatan hormon estrogen dan progesteron sehingga
motilitas otot polos gastro intestinal menurun (GI), asam lambung >
menyebabkan ulcus dan nyeri ulu hati.

30
Penanganannya: Hindari makanan keras yang susah dicerna, makan dengan
porsi kecil 5 – 6 kali sehari, hindari makanan yang merangsang, seperti
pedas, lemak dan mengandung gas dan dapat juga diberikan vit. B
kompleks, sedative, kalau perlu.
2) Rasa mual dan muntah (morning sickness)
Ini terjadi pada bulan pertama kehamilan, timbul pada pagi hari yaitu saat
perut kosong. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, kemungkinan
akibat dari perubahan hormonal, rasa mual dan muntah ini dapat kita jumpai
pada 50-70% kehamilan.
Penanganannya : Hindari perut kosong atau perut dalam keadaan kenyang,
hindari rangsangan berupa bau-bauan, hentikan kebiasaan merokok dan
Makan makanan kering yang mengandung RH sebelum bangun dari tempat
tidur dan tetap di tempat tidur hingga tenang.
3) Mengidam
Peningkatan intake kalori karena perubahan psikologis selama kehamilan.
Mengidam sering terjadi pada bulan pertama kehamilan, akan tetapi
menghilang dengan semakin tuanya kehamilan.
Penangannya : berikan nasehat akan makanan seimbang agar kebutuhan
nutrisi terpenuhi, berikan pengawasan pada klien untuk jenis makanan yang
tidak merugikan secara ketat, berikan intake protein, berikan suplai zat besi
dan vitamin, konseling ke ahli gizi dan konseling kebutuhan emosional jika
perlu
4) Gangguan kencing
Biasanya pada bulan pertama kehamilan ibu merasa ingin sering kencing.
Ini terjadi karena kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai
membesar, selain itu juga dipengaruhi oleh hormon Aldosteron yang dapat
meningkatkan vaskularisasi pembuluh darah.
Penangannya : kurangi minum waktu akan tidur, agar istirahat tidak
terganggu, Kegel exercise otot pubis, bila ada keluhan saat BAK tujuk ke
dokter, gunakan pembalut kalau perlu dan tentramkan hati ibu dengan
memberi penjelasan bahwa keadaan ini adalah fisiologis.

31
5) Obstipasi
Kesulitan BAB yang dialami oleh ibu hamil, disebabkan oleh otot tractus
digestivus menurun akibat pengaruh hormon progesteron yang
mengakibatkan motilitas sel. Cerna berkurang. Kateron lebih lama di usus,
absorbsi air meningkat, dan pengeringan dari faeces, terjadi penekanan
uterus terhadap colon dan rectum.
Penangannya : berikan minum ± 6 gelas sehari, diet mengandung tinggi
serat, exercise ringan, tidak boleh memberikan obat-obat yang mengandung
laxatif, dan berikan penjelasan keadaan yang sedang dialami
6) Epulis
Hypertropi dan hyperemis pada gusi sampai dengan meningkatnya estrogen.
Penangananya : berikan penjelasan bahwa hal ini adalah normal pada setiap
kehamilan akan berhenti secara spontan sebelum melahirkan, perawatan gigi
dan mulut yang baik, gunakan sikat yang lembut dan kumur air hangat,
mengontrol gigi dengan teratur, makanan yang seimbang, peemasukan
buah-buahan segar dan cairan, potong makanan yang keras dalam bentuk
yang kecil, merujuk klien dengan gangguan gigi serius.
7) Varices
Timbulnya varices dipengaruhi oleh faktor keturunan dalam masa
kehamilan ditambah oleh faktor hormonal juga adanya bendungan vena
dalam panggul.
Penangananya : hindari bekerja sambil berdiri terlalu lama, hindari pakaian
yang terlalu ketat, waktu istirahat kaki hendaknya ditinggikan dan tungkai
jangan digantung dan gunakan stoking.
8) Keputihan
Karena serviks dirangsang oleh hormon estrogen dan progesteron maka
menjadi hypertropi dan hiperaktif mengeluarkan banyak mukosa. Umumnya
peningkatan cairan dalam vagina pada kehamilan tanpa sebab patologis dan
sering tidak menimbulkan keluhan.
Penangananya : jaga kebersihan vulva dan pakaian dalam, gunakan
pembalut wanita dan rujuk ke dokter bila pengeluaran cairan berlebihan dan
menyebabkan rasa gatal.

32
9) Mudah Lelah, Malaise, Fatique
Tidak diketahui penyebabnya dengan jelas, mungkin adanya peningkatan
estrogen dan progesteron, peningkatan HCG dan intake nutrisi yang kurang.
Penangananya : cegah terjadinya anemi, istirahat yang cukup, intake nutrisi
yang adekuat dan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian roboransia
10) Perubahan Payudara dan Perasaan Nyeri
Penyebabnya karena hipertropi kelenjar mammae dan peningkatan
vaskularisasi serta adanya hiperpigmentasi areola dan putting susu yang
disebabkan oleh stimulasi hormon MSH (Melanophore Stimulating
Hormone)
Penangananya : sokong dengan BH ibu hamil dengan lapisan yang empuk
untuk menahan payudara, bersihkan areola dan putting susu dengan air
hangat, baby oil dan keringkan.
b. Masalah Ibu Hamil Pada Trimester II
1) Kram otot
Penyebab Karena tekanan syaraf pada ekstrimitas bawah oleh uterus
yang besar, faktor yang memperberat pencapaian sirkulasi perifer kurang
dan penyerapan kalsium oleh janin meningkat sesuai dengan kebutuhan
pertumbuhan tulang dan gigi.
2) Anemia
Penyebab : kekurangan nutrisi, zat besi, folic acid, hemoglobinopati.
Penanganan : kolaborasi untuk mendapatkan SF dan vit C, konsul tentang
pemberian diet, beri nutrisi yang adekuat dan istirahat yang cukup
3) Perubahan Libido
Penyebab : pengaruh antara psikologis, hormonal dan perubahan emosi
Penanganan : anjurkan klien dan pasangannya, komunikasi yang baik
dengan pasangannya, kasih sayang, kontak fisik yang dilakukan dialihkan
ke kontak psikis.
4) Pruritus
Penyebab : belum diketahui secara pasti
Penanganan : Pastikan kuku wanita hamil, pendek dan bersih untuk
meningkatkan kesehatan dan mencegah terjadinya masalah baru dan
Oleskan air hangat atau lotion

33
5) Hiperpigmentasi, jerawat
Fisiologi rangsangan dari hormon mellanosit (dari pituitari anterior)
biasanya akan hilang pada masa nifas.
Penanganan : Kuku hendaknya pendek dan bersih, ciptakan suasana yang
nyaman
c. Masalah Ibu Hamil Pada Trimester III
1) Haemoroid
Penyebab : Pelebaran vena dari anus, Hemoroid dapat bertambah besar
dalam kehamilan karena adanya kongesti darrah dalam rongga panggul dan
relaksasi dari otot halus pada bowel, memperbesar konstipasi dan
tertahannya gumpalan.
Penanganan : hindari konstipasi, beri rendam duduk hangat/dingin, bila
mungkin gunakan jari untuk memasukkan kembali hemoroid ke dalam anus
dengan pelan-pelan, bersihkan anus dengan hati-hati sesudah defekasi, olesi
jeli ke dalam rectum sesudah defekasi, usahakan BAB yang teratur, beri
kompres dingin kalau perlu, ajarkan klien tidur dengan posisi knee chest 15
menit/hari, ajarkan kegel exercise untuk mengutamakan perineum dan
mencegah hemoroid, dan konsul ke dokter sebelum menggunakan obat
hemoroid.
2) Obstipasi
Sama dengan Trimester II
3) Sering kencing
Sama dengan Trimester I
4) Pruritis
Sama dengan Trimester II
5) Gangguan Pernapasan
Nafas dangkal terjadi pada 50% wanita hamil, ekspansi diafgrama terbatas
karena pembesaran uterus, dimana rahim membesar mendesak diafragma ke
atas
Penanganan : latihan nafas melalui senam hamil, tidur dengan bantal yang
tinggi, makan tidak terlalu banyak, hentikan merokok, konsul ke dokter bila
ada kelainan asma dan lain-lain, dan berikan penjelasan bahwa hal ini akan
hilang setelah melahirkan

34
6) Oedema
Penyebab : Peningkatan sodium yang banyak dan meningkatnya
permeabilitas kapiler sehubungan dengan peningkatan hormon estrogen,
Peningkatan tekanan vena, penurunan vena kembali ke struktur awal,
varices vena dengan kongesti, defisiensi diet protein, peningkatan diet
sodium.
Penanganan : meningkatkan periode istirahat, berbaring pada posisi miring
kiri, tingkatkan kaki bila duduk, pakai stoking, tingkatkan intake protein,
menurunkan intake KH selama mereka meretensi cairan di jaringan,
Minum 6-8 gelas cairan sehari untuk membantu diuresis natural, anjurkan
klien untuk melaporkan tanda toxemia, pre kelampsi, oedema, kelebihan
BB, sakit kepala, pandangan kabur, penurunan urine output.
7) Perubahan libido
Penyebab : wanita mungkin mengalami sakit ulu hati dan gangguan
pencernaan. Mungkin juga hemoroid atau hal lain yang mengurangi nafsu
seksual, kelelahan dan perubahan yang berhubungan dengan tuanya
kehamilan mungkin terjadi pada trimester 3, seperti kurang tidur dan
ketegangan, rasa letih yang berlebihan disebabkan perubahan hormon yang
dapat mengurangi daya tarik seksual, rasa takut menyebabkan kecemasan
yang dapat menyebabkan pasangan menghindari, mengekspresikan
hubungan seksual, bila ada kehamilan yang lalu pernah mengalami
perdarahan yang berulang maka aktifitas seksual dipandang sebagai
ancaman terhadap janin, nyeri waktu coitus disebabkan karena uterus
terdorong ke bawah, pengaruh janin menimbulkan penurunan seksual.
Penanganan : menjelaskan dan memberikan support pada ibu maupun suami
bahas perubahan atau masalah seksual selama kehamilan adalah normal dan
dapat disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen dan psikologis,
diharapkan keluarga ibu dan suami menerima hal ini, jelaskan pada ibu dan
suaminya bahwa kehamilan muda atau tua jangan melakukan hubungan
seksual dalam frekuensi yang sering dan jelaskan pada keluarga perlu
pendekatan memberikan kasih sayang pada istri untuk mengalihkan
rangsangan seksual secara fisik menjadi kontak psikis.

35
9. Deteksi Dini Kelainan dalam Kehamilan
Pengertian Tanda Bahaya Pada Ibu Hamil
Tanda bahaya pada ibu hamil adalah adanya tanda atau gejala yang menunjukkan
ibu atau bayi yang dikandungnya dalam keadaan bahaya.
Tanda bahaya pada ibu hamil
a) Ibu tidak mau makan dan muntah terus menerus
b) Berat badan ibu hamil tidak naik, sejak kehamilan 4 bulan
c) Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan
d) Tekanan darah naik
e) Tangan, kaki, wajah bengkak
f) Pusing diikuti kejang
g) Gerakan janin berkurang
h) Kelainan letak janin di dalam rahim
i) Ketuban pecah sebelum waktunya
Pencegahan bahaya pada ibu hamil
a) Istirahat yang cukup
b) Jalin hubungan dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga
c) Makan makanan yang bergizi
d) Jaga kebersihan diri
e) Perhatikan adanya tanda-tanda infeksi di jalan lahir
f) Periksalah kehamilan lebih sering ke petugas kesehatan (dokter, bidan,
perawat, kebidanan)
g) Rencanakan persalinan ditolong oleh dokter kebidanan, bidan
h) Rencanakan penggunaan alat kontrasepsi setelah melahirkan
i) Tingkatkan ibadah

B. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan


1. Filosofi Asuhan Kehamilan
Filosofi asuhan kehamilan menggambarkan keyakinan yang dianut oleh bidan dan
dijadikan sebagai panduan yang diyakini dalam memberikan asuhan kebidanan
pada klien selama masa kehamilan. Dalam filosofi asuhan kehamilan ini dijelaskan
beberapa keyakinan yang akan mewarnai asuhan itu.

36
a) Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan yang terjadi
pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis, bukan
patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang
meminimalkan intervensi. Bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari
kehamilan dan menghindari tindakan-tindakan yang bersifat medis yang tidak
terbukti manfaatnya. 
b) Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity of
care) Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang
profesional yang sama atau dari satu tim kecil tenaga profesional, sebab dengan
begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan
baik selain juga mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa
sudah mengenal si pemberi asuhan. 
c) Pelayanan yang terpusat pada wanita (women centered) serta keluarga (family
centered). Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan kebidanan dalam arti bahwa
asuhan yang diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu, bukan
kebutuhan dan kepentingan bidan. Asuhan yang diberikan hendaknya tidak
hanya melibatkan ibu hamil saja melainkan juga keluarganya, dan itu sangat
penting bagi ibu sebab keluarga menjadi bagian integral/tak terpisahkan dari
ibu hamil. Sikap, perilaku, dan kebiasaan ibu hamil sangat dipengaruhi oleh
keluarga. Kondisi yang dialami oleh ibu hamil juga akan mempengaruhi
seluruh anggota keluarga. Selain itu, keluarga juga merupakan unit sosial yang
terdekat dan dapat memberikan dukungan yang kuat bagi anggotanya. Dalam
hal pengambilan keputusan haruslah merupakan kesepakatan bersama antara
ibu, keluarganya, dan bidan, dengan ibu sebagai penentu utama dalam proses
pengambilan keputusan. Ibu mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan
kepada siapa dan dimana ia akan memperoleh pelayanan kebidanannya.
d) Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi dan
memperoleh pengetahuan/pengalaman yang berhubungan dengan
kehamilannya. Tenaga profesional kesehatan tidak mungkin terus menerus
mendampingi dan merawat ibu hamil, karenanya ibu hamil perlu mendapat
informasi dan pengalaman agar dapat merawat diri sendiri secara benar.
Perempuan harus diberdayakan untuk mampu mengambil keputusan tentang

37
kesehatan diri dan keluarganya melalui tindakan KIE dan konseling yang
dilakukan bidan.
2. Definisi Asuhan Kehamilan
Asuhan kehamilan disebut juga antenatal care (ANC) adalah asuhan yang
diberikan untuk ibu sebelum kelahiran (Pusdiknakes, 2001). Asuhan kehamilan
merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam pemeliharaan terhadap kesehatan
ibu dan kandungannya. Asuhan kehamilan ini diperlukan karena walaupun pada
umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran
bayi yang sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang-kadang tidak
sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan
akan menjadi masalah (Saifuddin, 2001). Asuhan kehamilan adalah asuhan dan
perawatan yang diberikan pada ibu sebelum dan selama kehamilan.
3. Tujuan Asuhan Kehamilan
Tujuan asuhan kehamilan adalah memberikan asuhan yang efektif dan
menyeluruh (holistik) bagi ibu, bayi dan keluarganya melalui tindakan
skreening, pencegahan, dan penanganan yang tepat.
Tujuan Antenatal Care
a) Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi
b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu
dan bayi
c) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan/komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan
d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan
bayi dengan trauma seminimal mungkin
e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
Ekslusif
f) Peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
kembang secara normal.

38
Tujuan Asuhan Antenatal terfokus meliputi :
a. Peningkatan kesehatan dan kelangsungan hidup melalui :
1) Pendidikan dan konseling kesehatan tentang : Tanda-tanda bahaya dan
tindakan yang tepat, Gizi termasuk suplemen mikronutrisi serta hidrasi,
Persiapan untuk pemberian ASI eksklusif segera, Pencegahan dan
pengenalan gejala-gejala PMS, Pencegahan malaria dan infstasi helmith.
2) Pembuatan rencana persalinan termasuk kesiapan menghadapi persalinan
komplikasi
3) Penyediaan TT
4) Suplemen zat besi dan folat, vitamin A, yodium dan kalsium
5) Penyediaan pengobatan/pemberantasan penyakit cacing dan daerah
endemi malaria
6) Melibatkan ibu secara aktif dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi dan
kesiapan menghadapi persalinan
b. Deteksi dini penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin :
1) Anemia parah
2) Proteinura
3) Hypertensi
4) Syphilis dan PMS
5) HIV
6) Malpresentasi janin setelah minggu ke 36
7) Gerakan janin dan DJJ
c. Intervensi yang tepat waktu untuk menatalaksana suatu penyakit atau
komplikasi
1) Anemia parah
2) Pendarahan selama kehamilan
3) Hypertensi, pre-eklamsia dan eklamsia
4) Syphilis, chlamidia, GO, herpes serta PMS lainnya
5) HIV
6) Malpresentasi setelah minggu ke- 36
7) Kematian janin dalam kandungan
8) Penyakit lainnya seperti TBC, diabetes, hepatitis, demam reumatik

39
d. Peningkatan kesehatan dan komunikasi antar pribadi
1) Pendidikan kesehatan yang bersifat mengikutsertakan dan tidak
memecahkan masalah kekhawatiran daripada klien sering sekali
’dipersyaratkan’ sebagai bagian dari asuhan antenatal yang rutin
2) Para klien harus dilibatkan sebagai peserta aktif dalam pendekatan
terhadap pendidikan beserta pemecahan masalahnya
3) Kesiapan mental untuk melahirkan dan mengasuh kelahiran yang akan
datang
e. Kesiapan kelahiran yang berfokus pada klien dan masyarakat
1) Rencana persalinan : tempat persalinan, penolong yang terampil, serta
perlengkapan ibu & bayi, transportasi yang inovatif serta sistem
perujukannya, dana darurat.
2) Asuhan antenatal secara terus menerus terfokus pada klien serta
lingkungannya untuk memaksimalkan kesempatan memperoleh hasil
kehamilan yang sehat ibu dan anak.

4. Ruang Lingkup Asuhan Kehamilan


Dalam memberikan asuhan pada ibu hamil, bidan harus memberikan pelayanan
secara komprehensif atau menyeluruh.
Adapun lingkup asuhan kebidanan pada ibu hamil:
a) Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisa tiap 
kunjungan pemeriksaan ibu hamil.
b) Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap
c) Melakukan pemeriksaan abdomen termasuk tinggi fundus uteri (TFU)
posisi/presentasi dan penurunan Janin.
d) Melakukan penilaian pelvic,ukuran dan penurunan janin
e) Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung janin
dengan fetoskope/ pinar dan gerakan janin dengan palpasi
f) Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL)
g) Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin.
h) Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungan dengan komplikasi
i) Memberikan penyuluhan tanda – tanda bahaya dan bagaimana menghubungi
bidan

40
j) Melakukan penatalaksanan kehamilan dengan anemia ringan, hiperemesis
gravidarum tingkat 1, abortus iminens dan preeklamsia ringan
k) Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan
kehamila n.
l) Memberikan imunisasi
m) Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan penangananya
termasuk rujukan tepat pada: kurang gizi, pertumbuhan janin tidak adekuat
PEB dan hipertensi, perdarahan pervaginam, kehamilan ganda aterm,
kematian janin, oedema yang signifikan, sakit kepala berat, gangguan
pandangan, epigastrium karena hipertensi, KPSW, persangkaan
polihidramion, DM, kelainan konginital, hasil laboratorium abnormal,
kelainan letak janin, infeksi ibu hamil seperti infeksi menular seksual,
vaginitis,infeksi saluran kencing.
n) Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan,kelahiran dan menjadi
orang tua.
o) Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama hamil seperti
nutrisi, latihan,keamanan, dan merokok.
p) Penggunaan secara aman jamu dan obat – obat tradisional yang tersedia.

5. Standar Asuhan Kehamilan


Menurut panduan National Institute for Clinical Excellence (NICE, 2003)
merekomendasikan agar kunjungan pemeriksaan pertama ibu hamil sebaiknya
dilakukan sebelum usia kehamilan 12 minggu. Pengkajian riwayat medis dan
obstetri yang komprehensif serta sejumlah informasi sangat penting dalam
membantu mengkaji dan menetapkan faktor risiko bagi wanita dan juga dengan
pemeriksaan fisik menyeluruh dan pengkajian rutin. Pemeriksaan pertama akan
menentukan model asuhan yang akan diberikan pada ibu. Pada tahap ini ibu perlu
memberikan informasi yang relevan dan sesuai untuk membantunya memodifikasi
gaya hidup serta mempertimbangkan metode screening antenatal yang dipilih.
a. Berdasarkan Permenkes 369 tahun 2007, Standar pelayanan antenatal
meliputi:
1. Standar 3 : Identifikasi Ibu hamil
2. Standar 4: Pemeriksaan dan pemantauan antenatal

41
3. Standar 5: Palpasi abdominal
4. Standar 6: Pengelolaan anemia pada kehamlan
5. Standar 7: Pengelolaan dini Hipertensi dalam kehamilan
6. Standar 8: Persiapan Persalinan
b. Kebijakan program : Anjuran WHO
• Trimester I : Satu kali kunjungan
Trimester I (sebelum 14 minggu)
 Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa
 Mencegah masalah, misal : tetanus neonatal, anemia, kebiasaan tradisional
yang berbahaya
 Membangun hubungan saling percaya
 Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan, olahraga, istirahat, seks)
• Trimester II : Satu kali kunjungan
Trimester II (14-28 minggu)
 Sama dengan trimester I ditambah kewaspadaan khusus terhadap hipertensi
kehamilan (deteksi gejala pre eklamsi, pantau TD, evaluasi edema,
proteinuria)
• Trimester II : Dua kali kunjungan
Trimester III (28-36 minggu dan setelah 36 minggu)
 Sama, ditambah : deteksi kehamilan ganda
 Sama, ditambah : kelainan letak atau kondisi yang memerlukan persalinan
di RS
c. Standar Minimal Asuhan Antenatal : “14 T”
1. Tanyakan dan menyapa ibu dengan ramah
2. Timbang berat badan dan tinggi badan
3. Temukan kelainan/periksa daerah muka dan leher (gondok, vena jugularis
eksterna), jari dan tungkai (edema), lingkaran lengan atas, panggul (perkusi
ginjal) dan reflek lutut.
4. Tekanan darah
5. Tekan/palpasi payudara (benjolan), perawatan payudara, senam payudara,
tekan titik (accu pressure) peningkatan ASI
6. Tinggi fundus uteri (TFU)
7. Tentukan posisi janin (Leopold I-IV) dan detak jantung janin

42
8. Tentukan keadaan (palpasi) liver dan limfa
9. Tentukan kadar HB dan periksa Laboratorium (protein dan glukosa urine),
sediaan vagina dan VDRL (PMS) sesuai indikasi
Hasil penelitian menunjukkan hal-hal :
- Dalam kehamilan normal akan terjadi penurunan kadar Hb. Kadar
terendah terjadi sekitar 30 minggu. Oleh karena itu, pemeriksaan Hb harus
dilakukan pada kehamilan dini untuk melihat data awal lalu di ulang pada
kehamilan 30 minggu
- Bila Hb rendah (< 9gr %) harus dilakukan pemeriksaan dan pengobatan
yang sesuai. Mungkin perlu dilakukan pemeriksaan Hb ulang apakah
pengobatan sudah tepat
- Anemia ringan penyebabnya adalah defisiensi zat besi, dapat diobati
secara efektif dengan suplementasi besi
- Semua ibu hamil terutama mendapat suplementasi besi harus mendapat
nasihat gizi khususnya menghindari tembakau, kopi, dan teh
- Pastikan ibu mengkonsumsi makanan yang kaya protein dan vitamin C
10. Terapi dan pencegahan anemia (Tablet FE) dan penyakit lainnya sesuai
indikasi (gondok, malaria dan lain-lain).
Tablet yang mengandung FeSO4 320 mg (= zat besi 60 mg) dan asam folat
500 micro gram sebanyak 1 tablet/hr segera setelah rasa mual hilang.
Pemberian selama 90 hari (3 bulan). Ibu harus dinasehati agar tidak
meminumnya bersama teh/kopi agar tidak mengganggu penyerapannya
11. Tetanus toksoid lengkap (imunisasi)
12. Tingkatkan kesegaran jasmani (accu pressure) dan senam hamil
13. Tingkatkan pengetahuan ibu hamil (penyuluhan); makanan bergizi ibu hamil,
tanda bahaya kehamilan, petunjuk agar tidak terjadi bahaya pada waktu
kehamilan dan persalinan
14. Temu wicara konseling.

43
d. Pelayanan Antenatal Terpadu
1) Definisi:
Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal komprehensif dan
berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil serta terpadu dengan program
lain yang memerlukan intervensi selama kehamilann
2) Tujuan Pelayanan Antenatal Terpadu
a) Tujuan umum:
Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang
berkualitas, sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin
dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
b) Tujuan khusus:
 Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas,
termasuk konseling kesehatan ibu hamil, konseling KB pasca persalinan dan
pemberian ASI
 Menghilangkan “missed opportunity” pada ibu hamil dalam mendapatkan
pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas
 Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu hamil
 Melakukan intervensi terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil
sedini mungkin
 Melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan
sistem rujukan yang ada
3) Pelayanan ibu hamil terpadu :
Melalui Antenatal care :
a) Melakukan penanganan gizi dan tindak lanjutnya Ibu hamil dengan masalah
gizi.
b) Melakukan perencanaan persalinan aman di failitas kesehatan pada ibu hamil
berisiko.
c) Penanganan komplikasi dan rujukan pada ibu hamil dengan komplikasi
kebidanan.
d) Melakukan rujukan penanganan PTM dan tindak lanjut pada ibu hamil dengan
PTM
e) Melakukan penanganan dan rujukan pada ibu hamil dengan penyakit menular.

44
f) Rujukan penanganan gangguan jiwa dan tindak lanjut pada ibu hamil dengan
gangguan jiwa.

4) Alur Pelayanan Antenatal Terpadu di Puskesmas


Ibu hamil yang datang ke Puskesmas atau rujukan dari Polindes, Poskesdes dan
BPS ke loket untuk mendaftar kemudian ke Poliklinik KIA dari sini dapat ke
laboratorium, apotik untuk mengambil obat dan Poli Umum atau sebaliknya. Bagi
ibu hamil yang mengambil obat setelah selesai dapat pulang, sedangkan dari
laboratorium dilanjutkan ke Poli Umu, dari Poli Umum akan mendapatkan
diagnosa seperti Malaria, TB, HIV, IMS, Sifilis, Anemia, KEK, DM Hipertensi dan
lain-lain, kemudian jika perlukan akan dirujuk ke rumah sakit dan sebaliknya.

5) Integrasi berbagai Program dalam Pelayanan Antenatal Terpadu :


a) Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)
b) Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan
c) Pencegahan Malaria Dalam Kehamilan (PMDK)
d) Pencegahan Penularan HIV dari ibu ke bayi (PMTCT)
e) Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
f) Peningkatan intelegensia janin pada kehamilan (brain booster)
g) Pencegahan dan Pengobatan IMS/ISK dalam kehamilan
h) Eliminasi Sifilis Kongenital (ESK/CSE)
i) Penatalaksanaan TB dalam kehamilan (TB-ANC)
j) Pencegahan Kecacingan Dalam Kehamilan

6) Integrasi Imunisasi dalam Pelayanan Antenatal Terpadu


Integrasi imunisasi dalam Pelayanan Antenatal Terpadu telah dilakukan sejak tahun
1976 – 1987 dengan dilakukan TT1 dan TT2 pada ibu hamil, pada tahun 1998
diberikan bila perlu, dan dilakukan skrining status TT pada WUS.
Dengan memperhatikan usia/tahun kelahiran (1977, 1987) dilakukan dua jenis
skrining yaitu :
a) Skrining Lengkap
 Imunisasi bayi dengan memperhatikan status TT2

45
 Imunisasi anak sekolah : kelas 1 diberikan TT3, kelas 2 diberikan TT4 dan
kelas 3 diberikan TT5
b) Skrining Sederhana
 Imunisasi Calon Pengantin
 Imunisasi Ibu hamil
 Imunisasi akselerasi Maternal Neonatal Tetanus Elimination

7) Integrasi Gizi dalam Pelayanan Antenatal Terpadu


a) Anemia pada Kehamilan, melalui :
 Skrining anemia melalui pemeriksaan Hb darah pada ANC K1
 Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan, dimulai pada
Trimester-1 kehamilan
 Pemeriksaan Hb darah ulang pada Trimester-3 kehamilan
b) Kurang Energi Kronis (KEK) pada Kehamilan, melalui :
 Pengukuran LiLA pada ANC K1
 Pendataan ibu hamil dengan Kurang Energi Kronis (KEK)
 Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ibu hamil KEK

8) Integrasi Malaria dalam Pelayanan Antenatal Terpadu


a) KIE : Kesling, Repelent, Tanaman Repelent
b) Pemberian kelambu berinsektisida secara gratis kepada seluruh ibu hamil pada
ANC K1 di daerah endemis
c) Skrining darah malaria (RDT/ mikroskopis) kepada seluruh ibu hamil pada
ANC K1 di daerah endemis
d) Pemeriksaan darah malaria (kembali) apabila dijumpai gejala/tanda klinis
malaria kepada seluruh ibu hamil pada ANC berikutnya (K2, K3 dan K4)
e) Pemberian terapi ACT/Kina pada ibu hamil positif malaria

46
Malaria pada Bumil IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA

PEMERIKSAAN ANC, KONSELING & SKRINING: ANEMIA, KEK, dan


MALARIA (PEMR.DARAH dgn RDT)

POSITIF (P.FALC) NEGATIF

TRIMESTER 1 TRIMESTER 2-3 DENGAN GEJALA POSITIF (P.VIVAX)

KINA 3X2 ARTESUNAT + PERIKSA SD TEBAL KLOROKUIN 4-4-2 (3 HARI)


(7 HARI) AMODIAKUIN
POSITIF NEGATIF • LANJUTKAN
ANC
• ITN
• ZAT
P.FALC P.VIVAX BESI/FOLAT
• NUTRISI

KLOROKUIN 4-4-2 (3 HARI)

• LANJUTKAN ANC
• ITN
• ZAT BESI/FOLAT
MEMBAIK TAK ADA RUJUK SEGERA
• NUTRISI PERBAIKAN

Gambar 7. Penanganan Malaria dalam kehamilan

9) Integrasi HIV/PMTCT dalam Pelayanan Antenatal Terpadu


a) Mencegah terjadinya penularan HIV pada perempuan usia reproduksi
b) Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu dengan HIV
c) Mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu hamil dengan HIV ke bayi yang
dikandungnya
d) Memberikan dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu dengan
HIV beserta bayi & keluarganya
10) Konsep Pelayanan KIA Terintegrasi dengan PMTCT
a) Semua ibu hamil yang datang ke puskesmas PONED dilakukan PITC (Provider
Initiated Test and Counseling)
 Test HIV pada K1 pada trimester pertama di fasilitas kesehatan

47
 Pemeriksaan ANC pada ibu hamil yg mendapat terapi ARV dilakukan
setiap bulan sampai melahirkan.
 Setiap ANC dilakukan :
 Konseling rencana pengobatan, persalinan, perawatan bayi dan
pemberian makan pada bayi;
 Konseling KB
 Jika ibu hamil anemia lakukan pengobatan anemia
 Jika ibu hamil KEK lakukan PMT pemulihan bumil KEK 90 hari
 Jika ibu hamil Hipertensi, periksa protein urin, bila posistif (+)
tangani eklamsi
 Jika ibu hamil TBC lakukan pengoobatan TB
 Jika ibu hamil dengan komplikasi/penyulit gawat darurat, rujuk ke RS
PONEK
b) Semua Ibu bersalin yang mendapat terapi ARV harus melahirkan di RS
rujukan ARV
c) Semua bayi baru lahir dari ibu yang mendapat terapi ARV, diberikan ARV
profilaksis
d) Semua Ibu nifas yang mendapat terapi ARV melakukan PNC di Puskesmas
PONED :
 Ibu nifas mendapatkan vitamin A
 Meneruskan pengobatan ARV
e) Semua Bayi yang mendapat ARV profilaksis
 Pantau tumbuh kembangnya
 Imunisasi sesuai jadwal
 Vitamin A sesuai jadwal
 Bila ada masalah gizi, perbaiki gizi dengan MP ASI, PMT pemulihan, dan
Taburia
 Bila sakit diobati sesuai MTBS

48
Wilayah Kerja PUSKESMAS

Klinik Poli P2M Klinik IMS POSYANDU Pustu /


KIA/KB Polindes

surveilens dan active


*** case finding Ibu hamil
MCH-PMTCT di Pusk PONED

Positif PITC Negatif


Tes

Konseling Konseling

ARV
dari RS
Asuhan ante Asuhan ante
natal natal

Persalinan
di RS
Persalinan
Asuhan pasca
natal

Perawatan Asuhan pasca


lanjutan sbg natal
ODHA

Gambar 8. Alur Pelayanan PMTCT di Puskesmas


Menyelenggarakan surveilence dan active case finding MCH-PMTCT melalui
penemuan ibu hamil dengan positif HIV, dilanjutkan dengan tes pada pasangan dan
anak sebelumnya kemudian PITC dan tes kembali bila positif diberikan terapi, bila
negatif diberi penyuluhan.

11) Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dalam Antenatal


Terpadu
a) Melakukan deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/ komplikasi kehamilan.
b) Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika
terjadi penyulit/komplikasi
c) Melakukan penatalaksanaan awal kasus serta rujukan cepat dan tepat waktu
bila diperlukan

49
d) Menyiapkan persalinan yang bersih dan aman
e) Melibatkan ibu dan keluarganya terutama suami dalam menjaga kesehatan ibu
hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan bila terjadi penyulit/komplikasi
melalui program “Suami SIAGA, Desa SIAGA, Bidan SIAGA.
12) Output yang diharapkan pada setiap Kunjungan Antenatal:
a) K1 pada Trimenster I bertujuan untuk menemukan faktor resiko pada ibu
hamil dan menentukan umur kehamilan
b) K2 pada Trimester II bertujuan untuk memantau (Follow up) faktor resiko dan
mendeteksi kelainan bawaan, penambahan Berat Badan ibu.
c) K3/K4 pada Trimester III dengan tujuan untuk memantau DJJ janin, sebagai
perlindungan TTD3 dan TT2+, deteksi komplikasi (eklampsia, perdarahan dll),
Persiapan persalinan, menentukan Presentasi janin serta melakukan Konseling
KB.

Jenis Pemeriksaan Pelayanan Antenatal Terpadu

No. Jenis Pemeriksaan Trim I Trim II Trim III Keterangan


1 Keadaan Umum V V V Rutin
2 Suhu Tubuh V V V Rutin
3 Tekanan Darah V V V Rutin
4 Berat Badan V V V Rutin
5 LiLA V Rutin
6 TFU V V Rutin
7 Presentasi Janin V V Rutin
8 DJJ V V Rutin
9 Pemeriksaan Hb V V Rutin
10 Golongan Darah V Rutin
11 Protein Urin * * * Atas indikasi
12 Gula Darah/ reduksi * * * Atas indikasi
13 Darah Malaria * * * Atas indikasi
14 BTA * * * Atas indikasi
15 Darah Sifilis * * * Atas indikasi
16 Serologi HIV * * * Atas indikasi
17 USG * * * Atas indikasi

50
13) KIE Pelayanan Antenatal Terpadu
Dengan Materi yang akan diberikan:
a) Persiapan persalinan dan kesiagaan menghadapi komplikasi
b) Kelas Ibu Hamil:
 Pemeriksaan Kehamilan agar ibu dan janin sehat
 Persalinan aman, nifas nyaman, ibu dan bayi selamat
 Pencegahan penyakit, gangguan gizi dan komplikasi kehamilan agar ibu dan
bayi sehat
 Perawatan bayi agar tumbuh kembang optimal
 Aktivitas fisik dan senam hamil

e. ANC Terfokus (Refocusing ANC )


1) Membantu setiap ibu hamil dan keluarganya membuat perencanaan persalinan :
petugas kesehatan yang terampil, tempat bersalin, keuangan, nutrisi yang baik
selama hamil, perlengkapan esensial untuk ibu dan bayi.
2) Membantu setiap ibu hamil dan keluarganya mempersiapkan diri menghadapi
komplikasi (deteksi dini, menentukan orang yang akan membuat keputusan, dana
kegawatdaruratan, komunikasi, transportasi, donor darah,) pada setiap kunjungan.
3) Melakukan skrining/penapisan kondisi-kondisi yang memerlukan persalinan di
Rumah Sakit (riwayat SC, IUFD, dan lain sebagainya). Ibu yang sudah tahu kalau
ia mempunyai kondisi yang memerlukan kelahiran di RS akan berada di RS saat
persalinan, sehingga kematian karena penundaan keputusan, keputusan yang
kurang tepat, atau hambatan dalam hal jangkauan akan dapat dicegah.
4) Mendeteksi dan menangani komplikasi (pre eklamsia, perdarahan pervaginam,
anemia berat, penyakit menular seksual, tuberkulosis, malaria, dan lain
sebagainya).
5) Mendeteksi kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 minggu, dan
letak/presentasi abnormal setelah 36 minggu. Ibu yang memerlukan kelahiran
operatif akan sudah mempunyai jangkauan pada penolong yang terampil dan
fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.
6) Memberikan imunisasi Tetanus Toxoid untuk mencegah kematian Bayi Baru Lahir
karena tetanus.

51
7) Memberikan suplementasi zat besi dan asam folat. Umumnya anemia ringan yang
terjadi pada ibu hamil adalah anemia defisiensi zat besi dan asam folat.

8) Untuk populasi tertentu : Pencegahan/ terapi preventif malaria untuk


menurunkan resiko terkena malaria di daerah endemik, Suplementasi yodium,
Suplementasi vitamin A

5. Prinsip Pokok dalam Asuhan Kehamilan

Prinsip-prinsip pokok asuhan antenatal konsisten dengan dan didukung oleh prinsip-
prinsip asuhan kebidanan. Lima prinsip-prinsip utama asuhan kebidanan adalah :
a. Kehamilan adalah proses yang normal :Kehamilan dan kelahiran biasanya
merupakan proses yang normal, alami dan sehat. Sebagai bidan, kita membantu
dan melindungi proses kelahiran tersebut. Sebagai bidan kita percaya bahwa
model asuhan kebidanan yang membantu dan melindungi proses kelahiran
normal, adalah yang paling sesuai untuk kebanyakan ibu selama kehamilan dan
kelahiran.
b. Pemberdayaan : Ibu dan keluarga mempunyai kebijaksanaan dan seringkali tau
kapan mereka akan melahirkan. Keyakinan dan kemampuan ibu untuk melahirkan
dan merawat bayi bisa ditingkatkan atau dihilangkan oleh orang yang memberikan
asuhan padanya dan oleh lingkungan dimana ia melahirkan. Jika kita bersikap
negatif atau kritis, hal ini akan mempengaruhi si ibu. Hal ini juga dapat
mempengaruhi lamanya waktu persalinan. Kita, sebagai bidan, harus membantu
ibu yang melahirkan daripada untuk mencoba mengontrol persalinannya. Kita
harus menghormati bahwa ibu adalah aktor utama dan penolong persalinan adalah
aktor pembantu selama proses kelahiran.
c. Otonomi : Ibu dan keluarga memerlukan informasi sehingga mereka dapat
membuat suatu keputusan. Kita harus tau dan menjelaskan informasi yang akurat
tentang resiko dan keuntungan semua prosedur, obat-obatan dan tes. Kita juga
harus membantu ibu dalam membuat suatu pilihan tentang apa yang terbaik untuk
diri dan bayinya berdasarkan nilai dan kepercayaannya (termasuk kepercayaan-
kepercayaan budaya dan agama)
d. Jangan Membahayakan :Intervensi haruslah tidak dilaksanakan secara rutin kecuali
terdapat indikasi-indikasi yang spesifik. Pengobatan pada kehamilan, kelahiran
52
atau periode pasca persalinan dengan tes-tes ”rutin”, obat atau prosedur dapat
membahayakan bagi ibu dan bayinya. Misalnya prosedur-prosedur yang
keuntungannya tidak mempunyai bukti termasuk episiotomi rutin pada primipara,
enema dan pengisapan pada semua bayi baru lahir. Bidan yang terampil harus tau
kapan harus melakukan sesuatu. Asuhan selama kehamilan, kelahiran dan pasca
persalinan, seperti halnya juga penanganan komplikasi harus dilakukan
berdasarkan suatu bukti.
e. Tanggung Jawab : Setiap penolong persalinan harus bertanggung jawab terhadap
kualitas asuhan yang ia berikan. Praktek asuhan maternitas harus dilakukan
berdasarkan kebutuhan ibu dan bayinya, bukan atas kebutuhan penolong
persalinan. Asuhan yang berkualitas tinggi, berfokus pada klien dan sayang ibu
berdasarkan bukti ilmiah sekarang ini adalah tanggung jawab semua bidan.

6. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Asuhan Kehamilan


Bidan memegang peranan penting dalam merawat dan mendukung ibu, bayi
beserta keluarganya guna memenuhi kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan
spiritual.
Peran dan tanggung jawab bidan berdasarkan European Union (1980) Second
Midwifery Directive adalah :
a. Mendiagnosis kehamilan dan memantau kehamilan normal, melakukan
pemeriksaan yang diperlukan untuk memantau perkembangan kehamilan
normal.
b. Memprogramkan atau menyarankan pemeriksaan yang diperlukan untuk
diagnosis dini kehamilan yang berisiko.
c. Mengadakan program ayah-bunda (kelas persiapan menjadi orangtua) dan
mempersiapkan untuk proses kelahiran termasuk higiene dan nutrisi
Tindakan-tindakan ini dapat dilakukan pada beberapa tingkatan :
a. Rumah dan masyarakat
1) Bagilah apa yang anda ketahui :
Bidan dapat mengajar ibu-ibu, anggota masyarakat lainnya, bidan-bidan lain
dan petugas kesehatan lainnya tentang tanda-tanda bahaya. Ia juga dapat
membagi informasi tentang dimana mencari petugas dan fasilitas kesehatan
yang dapatmembantu jika tanda-tanda bahaya terjadi. Ia dapat menekankan

53
alasan dan keuntungan didampingi oleh penolong kesehatan yang terampil
pada saat persalinan selain mempromosikan dan menunjukkan perilaku yang
sehat. Bidan juga harus mengajarkan sesuatu berdasarkan kebutuhan orang
yang ia layani.
2) Jaringan promosi kesehatan :
Bidan harus melakukan kontak yang positif dengan pemuka-pemuka
masyarakat, selain ibu-ibu yang lebih tua dan gadis-gadis muda di dalam
masyarakatnya. Ia dapat mengajari keluarga dan masyarakat bagaimana
mengenali ibu yang memerlukan asuhan kegawatdaruratan dan bagaimana
mengatur asuhan tersebut (dana darurat, pola menabung, transportasi,
komunikasi, donor darah).
3) Membangun kepercayaan :
Bidan harus berperilaku yang memberikan rasa hormat kepada ibu dan
keluarga yang ia layani. Membangun kepercayaan adalah suatu keterampilan
penyelamatan jiwa. Jika seorang bidan memiliki keterampilan teknis untuk
menangani eklampsia atau perdarahan pasca persalinan, tetapi ia tidak
dipercaya, maka tidak ada seseorangpun yang akan meminta bantuannya.
Walaupun seorang bidan mempunyai keterampilan teknis untuk
menyelamatkan jiwa seorang ibu, tetapi tidak memiliki kepercayaan dari ibu
tersebut, ia tidak akan diberikan kesempatan untuk mempergunakan
keterampilannya dan menyelamatkan jiwa si ibu tadi.
b. Pusat kesehatan atau rumah bersalin
1) Asuhan yang berkualitas :
Memberikan asuhan yang berkualitas pada kelahiran akan membantu
mencegah komplikasi, mendeteksi masalah lebih dini dan kemampuan untuk
mengatur , menstabilisasi dan merujuk masalah yang memerlukan
penanganan di rumah sakit.
2) Penatalaksanaan kegawatdaruratan awal :
Memberikan penatalaksanaan awal perdarahan pasca persalinan, eklampsia,
sepsis, aborsi yang tidak aman dan partus macet sangat penting untuk
menyelamatkan jiwa ibu.

54
3) Memberikan contoh yang baik :
Bidan harus memberikan contoh yang baik kepada bidan lain, petugas
kebersihan dan staf yang lain. Bidan harus memberikan contoh pelaksanaan
dan pencegahan infeksi yang baik dan keterampilan-keterampilan
interpersonal yang berkualitas.
c. Rumah sakit
1) Penatalaksanaan Komplikasi :
Memberikan pelayanan seperti bantuan vacum ekstraksi, magnesium sulfat,
antibiotik intra vena, plasenta manual, tranfusi darah dan operasi sesar yang
sangat penting.
2) Memberikan contoh yang baik :
Bidan harus mengajarkan dan memberikan contoh, asuhan maternitas yang
berkualitas, termasuk keterampilan berkomunikasi secara interpersonal
kepada semua kolega.

7. Manajemen Kebidanan dalam Kehamilan


Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan –penemuan, ketrampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk
pengambilan suatu keputusan yang terfokus pada klien. (Varney, 1997)
Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, yang dimulai
dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Langkah-langkah
tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bias diaplikasikan dalam semua
situasi. Akan tetapi, setiap langkah tersebut bias dipecah-pecah kedalam tugas-
tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi klien.
Prinsip Proses Manajemen Kebidanan Menurut American College of Nurse
Midwife (ANCM) tahun 1999
a. Secara sistematis mengumpulkan dan memperbaharui data yang lengkap dan
relevan dengan melakukan pengkajian yang komprehensif terhadap kesehatan
setiap klien, termasuk mengumpulkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
b. Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosa berdasarkan interpretasi data
dasar

55
c. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam menyelesaikan
masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan bersama klien
d. Memberikan informasi dan support sehingga klien dapat membuat keputusan
dan tanggung jawab terhadap kesehatannya
e. Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien
f. Secara pribadi bertanggungjawab terhadap implementasi rencana individual
g. Melakukan konsultasi, perencanaan dan melaksanankan manajemen dengan
berkolaborasi dan merujuk klien untuk mendapatkan asuhan selanjutnya
h. Merencanakan manajemen terhadap komplikasi tertentu, dalam situasi darurat
dan bila ada penyimpangan dari keadaan normal
i. Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan kesehatan dan
merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan

Langkah-langkah Manajemen Kebidanan


I. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan, menilai keadaan klien secara
keseluruhan
II. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa/masalah
III. Mengidentifikasi diagnosa/masalah potensial dan mengantisipasi penangannya
IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain serta berdasarkan kondisi klien
V. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah yang selanjutnya
VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman
VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan mengulang kembali
manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.

8. Evidence Based dalam Asuhan Kehamilan


Praktik yang berdasarkan bukti penelitian adalah penggunaan secara sistematis,
ilmiah dan eksplisit dari bukti terbaik dapat membuat keputusan tentang asuhan bagi
pasien secara individual. Hasil penelitian yang menjadi dasar standar pelayanan
dalam praktik kehamilan sebagai berikut :
a) Intervensi yang efektif berdasarkan Evidance-based dalam pelayanan ANC
meliputi:

56
Pemeriksaan antenatal pada ibu dengan resiko rendah
1) Penyediaan tempat pelayanan kelahiran, penolong persalinan, dan system
monitoring yang adekuat.
2) Memberikan ibu hamil catatan obstetrik mereka (termasuk semua informasi
penting dalam catatan obstetrik, kehamilan saat inidan kondisi medis
umum), dan membuat catatan asuhan antenatal tersedia untuk semua wanita
hamil.
3) Konseling persiapan menyusui
4) Pemantauan status gizi pada wanita berisiko melahirkan bayi berat badan
lahir rendah;
Penelitian membuktikan memberikan wanita hamil dengan pedoman gizi
khusus untuk meningkatkan janin dan kesehatan ibu sangat dianjurkan.
5) Suplementasi asam folat untuk semua wanita 1 bulan sebelum pembuahan
dan sampai 12 minggu kehamilan untuk menghindari cacat tabung saraf
(neural tube defect) pada janin;
6) Suplementasi yodium pada populasi dengan tingkat tinggi kretinisme;
7) Pemberian suplemen kalsium pada wanita berisiko tinggi hipertensi
gestasional dan dalam masyarakat dengan asupan kalsium yang rendah
dalam makanan; Magnesium laktat (tablet kunyah) diberikan 122 mg 1
tablet pada pagi hari dan 2 tablet pada sore hari selama 3 minggu diberikan
pada ibu hamil dengan kram kaki.
8) Penghentian merokok dan konsumsi alkohol untuk mengurangi berat badan
lahir rendah dan prematur;
Review Cochrane setuju untuk menganjurkan berhenti merokok selama
kehamilan merupakan adalah cara efektif dalam mencegah berat badan lahir
rendah dan kelahiran prematur.
9) Pengobatan herbal dan jahe untuk mengendalikan mual;
Efek penggunaan jahe berhubungan dengan peningkatan peristaltic usus
disaluran cerna yang disebabkan oleh anti kolinergik dan tindakan anti
serotonin. Efek samping jahe bekerja langsung pada saluran cerna dan tidak
berhubungan dengan system syaraf pusat.
10) Gandum (makanan tinggi serat) dan suplemen serat untuk sembelit.

57
11) Relaksasi dalam air,dan pijat 1 jam perminggu sebelum usia kehamilan 19
minggu untuk mengurangi nyeri punggung.
12) Skrining untuk pre-eklampsia dengan pendekatan yang komprehensif
termasuk penilaian ibu hamil risiko pada kunjungan ANC pertama
(kunjungan awal), pengukuran tekanan darah yang akurat, tes urine untuk
proteinuria dan konseling tentang tanda-tanda pre-eklampsia;
Hipotensi pada saat berbaring terlentang
Dalam beberapa studi terhadap ibu pada kehamilan lanjut, ditemukan hal-
hal sebagai berikut :
- Terjadi pengurangan aliran darah sebesar 45 % pada tungkai bila ibu
berbaring terlentang dibandingkan dengan bila berbaring di sisi kiri
(Kinsella, Lee dan Spenser, 1990)
- Ibu hamil merasa pusing bahkan dapat pingasan bila tidur terlentang
karena adanya kekurangan oksigenasi ke otak yang di sebabkan
pengurangan aliran darah oleh adanya penekanan uterus pada vena
pelvis mayor, vena cava inferior dan bagian dari desenden (penekanan
autocaval). Keadaan ini disebut supine hypotensive syndrome yang
dapat mengakibatkan denyut jantung janinjadi abnormal ( Sweet, 1997 :
Chamberlain, 1995)
13) Anti-D diberikan selama 72 jam postpartum untuk wanita Rh-negatif yang
memiliki bayi Rh-positif;
Review Cochrane dari subjek ini menemukan bahwa skrining dan
pengobatan tidak mencegah alloimmunization, tetapi bahwa keuntungan
dari perawatan ini lebih dari masalah yang timbul kemudian dengan
kehamilan berikutnya mungkin kecil. Karena pengobatan yang mahal,
implementasi berdasarkan evidence based pengobatan tergantung pada
situasi. Penelitian membuktikan bahwa unsensitized RhD negative harus
diberikan anti –D Phopylasics immunoglobin.
14) Screening sindrom down;
15) Skrining dan pengobatan bakteriuria asimtomatik selama kehamilan;
16) Skrining infeksi hepatitis B untuk semua wanita hamil dan pemberian
vaksin hepatitis B dan immunoglobulin pada bayi dari ibu yang terinfeksi;

58
17) Skrining untuk HIV pada awal kehamilan, penjelasan singkat tentang obat
antiretroviral, dan operasi caesar pada ibu yang terinfeksi padausia
kehamilan 38 minggu, untuk mengurangi penularan vertikal;
18) Skrining untuk antibodi rubela pada wanita hamil dan vaksinasi saat
postpartum bagi ibu dengan antigen negatif;
19) Skrining dan pengobatan sifilis;
20) Pemantauan USG rutin pada awal kehamilan (sebelum24 minggu);
21) External Cephalic Version pada usia kehamilan (36minggu) oleh para
profesional yang terampil, bagi ibu dengan kehamilan sunsang tunggal
tanpa komplikasi.
22) Program pemberian kortikosteroid yang diberikan kepada perempuan yang
beresiko melahirkan bayi prematur untuk mengurangi Sindrom gangguan
pernapasan pada bayi dan kematian neonatal.
23) Hubungan seksual dan senam hamil telah dinyatakan aman untuk dilakukan
selama kehamilan. Senam hamil berguna untuk pencegahan dan pengobatan
incontinencia alvi pada wanita masa kehamilan dan pasca kelahiran.
24) Skrining untuk anemia defisiensi besi menggunakan hemoglobin atau
hematokrit dianjurkan untuk wanita hamil dan bayi berisiko tinggi". Review
Cochrane tentang hal ini menemukan bahwa pengobatan anemia tidak
menghasilkan peningkatan jumlah darah pada saat persalinan, tetapi bahwa
tidak ada bukti yang bermanfaat bagi kesehatan khusus untuk ibu atau anak.
Sedikit data yang ditemukan dari masyarakat dimana kekurangan zat besi
dan anemia merupakan masalah kesehatan yang serius.
25) Periksa amniosentesis atau chorionic villus sampling (CVS) dan
pemeriksaan kromosom dianjurkan untuk wanita hamil yang berisiko tinggi
pada sindrom Down. Para peneliti juga menawarkan skrining untuk sindrom
Down untuk semua wanita hamil berisiko rendah, dan merekomendasikan
sebagai alternatif untuk amniosentesis dan CVS untuk wanita berisiko
tinggi.
26) Pengukuran tinggi fundus uteri secara rutin selama kehamilan.
Hasil penelitian menunjukkan hal-hal berikut :
- Pengukuran menggunakan pita pengukur memberikan hasil yang
konsisten antar individu (walaupun masih terjadi sedikit variasi), namun

59
jika petugas dilatih dengan cara yang sama, teknik ini sangat berguna di
Negara berkembang sebagai alat tapis awal yang dilakukan bidan
dengan efisien.
- Pengukuran TFU pada kehamilan lanjut/saat persalinan dalam posisi
terlentang, bukti memberikan hasil yang lebih tinggi dari yang
sebenarnya (Piscianeri Engstrom et al, 1993) sehingga hal tersebut
menyebabkan perkiraan umur kehamilan yang salah)
- Program nasional menganjurkan posisi setengah duduk pada saat
pengukuran TFU. Di ukur dengan menggunakan pita ukur standar untuk
memberikan interpretasi pertumbuhan janin yang benar
- Pengukuran TFU bila dilakukan oleh petugas yang sama setiap
kunjungan terbukti memiliki nilai prediktif yang baik terutama
mengidentifikasi adanya gangguan pertumbuhan intra uteri (Villar dan
Bergsjo, 1997, Nelson 1994)
b. Intervensi dalam asuhan antenatal yang tidak terbukti efektif:
1) Suplementasi protein tinggi (berbahaya);
2) Pembatasan konsumsi sumber energi /protein pada wanita hamil kelebihan
berat badan (mungkin berbahaya bagi janin);
3) Suplementasi zat besi (mungkin memiliki efek samping yang tidak
menyenangkan ibu);
4) Vitamin B6 (piridoksin) untuk mengendalikan mual.
Jahe sama efektif dengan piridoksin dan dalam beberapa penelitian
tampaknya lebih efektif dalam mengurangi mual. Dosis jahe 1-1,5
gram/hari sedangkan piridoksin akan efektif untuk mencegah dan
mengatasi mual pada dosis 30-75 mg/hari, sedangkan yang
direkomendasikan adalah 1,9 mg/hari. Piridoksin telah terbukti
menyebabkan masalah neurologis pada orang dewasa ketika dikonsumsi
dalam dosis berlebihan.
5) Pemeriksaan payudara untuk meningkatkan kemungkinan menyusui. Tidak
ada bukti untuk mendukung gagasan bahwa pemeriksaan payudara pada
masa antenatal efektif dalam mempromosikan menyusui atau bukti pada
efek potensial lainnya dari pemeriksaan payudara pada masa antenatal
seperti deteksi anomaly payudara.

60
6) Pemeriksaan panggul rutin pada kunjungan antenatal untuk memprediksi
persalinan prematur atau disproporsi cephalo pelvic (meningkatkan
kemungkinan pecah ketuban dini);
7) Pemeriksaan vagina untuk memprediksi persalinan prematur;
8) Pelvimetri (meningkatkan kemungkinan operasi caesar);
9) Skrining dan konseling untuk depresi postpartum;
10) Skrining dan pengobatan bakterial vaginosis asimptomatik pada wanita
hamil yang sehat;
11) Pemeriksaan USG rutin pada trimester ketiga;
12) Penggunaan Doppler untuk memprediksi pre-eklampsia
13) Pengitungan gerakan janin yang rutin untuk pencegahan kematian janin
akhir secara normal terbentuk lajang;
14) Pemantauan dengan menggunakan USG transvaginal pada kondisi serviks
yang pendek untuk menghindari kelahiran prematur
15) Cardiotocography pada saat antenatal untuk penilaian janin.
c. Intervensi yang belum diketahui efektivitasnya:
1) Pendidikan antenatal proses persalinan dan / atau persiapan menjadi
orangtua
2) Penggunaan set spesifik kriteria untuk diagnosis dini pengiriman
3) Menghadiri kelas antenatal untuk perilaku ikatan hubungan keibuan dan
pengurangan operasi caesar saat kelahiran
4) Suplemen vitamin D
5) Suplementasi magnesium
6) Suplementasi seng
7) Suplementasi piridoksin
8) Pengurangan asupan garam selama kehamilan
9) Intervensi untuk depresi pasca melahirkan
10) Skrining rutin untuk diabetes mellitus gestasional
11) Pengobatan pada saat antenatal pada wanita hamil yang diduga
toksoplasmosis.
12) USG rutin pada trimester kedua pada wanita hamil berisiko rendah.

61
Kebijakan-kebijakan dalam asuhan antenatal:
a. ANC adalah hak setiap wanita hamil. Oleh karena itu intervensi yang telah
terbukti efektif berdasarkan evidence-based harus disediakan secara luas dan
tanpa biaya.
b. Pemberian intervensi rutin dalam ANC harus didasarkan pada efektivitas,
epidemiologi penyakit tertentu yang merupakan prioritas di masing-masing
negara, sumber daya yang tersedia,dan penerimaan nilai-nilai oleh ibu hamil.
c. Model perawatan yang dikembangkan oleh WHO merupakan asuhan
berdasarkan evidence based terbaik untuk ibu hamil resiko rendah. Asuhan
antenatal yang kontinyu dari bidan menjadi cara yang paling efektif dalam
pelayanan antenatal.
d. Masih ada intervensi asuhan yang belum terbukti efektif untuk digunakan. Lebih
banyak penelitian di daerah tersebut sangat dibutuhkan.

Dasar kegiatan pelayanan antenatal terdiri dalam tiga bidang umum:


a. Skrining untuk kondisi kesehatan dan sosial ekonomi yang cenderung
meningkatkan hasil yang merugikan.
b. Memberikan intervensi terap idiketahui bermanfaat
c. Memberikan pendidikan pada ibu hamil tentang perencanaan kelahiran yang
aman, keadaan darurat selama kehamilan dan bagaimana untuk menangani
mereka.

62
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity of care).
Salah satu yang mendukung kesinambungan tersebut adalah pemahaman bidan dan
petugas kesehatan tentang kehamilan dan asuhan kehamilan dalam rangka
memberikan kepuasan pada ibu hamil tentang tenaga kesehatan yang terpercaya.
Sangat penting bagi ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan dari seorang tenaga
profesional yang sama atau dari satu tim kecil tenaga profesional, sebab dengan
begitu maka perkembangan kondisi ibu hamil setiap saat akan terpantau dengan baik
itu juga ibu hamil menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal
si pemberi asuhan.
 
B. Saran
1. Dalam memberikan asuhan tenaga kesehatan hendaknya menganggap semua ibu
hamil adalah beresiko.
2. Pelaksanaan evidance based asuhan antenatal harus disesuaikan dengan situasi
dan kondisi masing-masing negara.
3. Diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan agar selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam praktek kebidanan agar
dapat memberikan asuhan yang optimal.

63
DAFTAR PUSTAKA

1. What is the effectiveness of antenatal care? (Supplement) WHO Regional Office for
Europe’s Health Evidence Network (HEN) December 2005
2. WHO Regional Office for Europe’s Health Evidence Network (HEN), What is the
efficacy/effectiveness of antenatal care and the financial and organizational
implications?December 2003
3. King TL and Muphy PA, Evidance based Approaches to managing nauseaand
vomiting in pregnancy, 2009, http://www.medscape.comdiakses 27 Oktober 2011.
4. WHO, antenatal care, http://apps.who.int/rhl/pregnancy_childbirth
5. Baker P, Shipp J, Antenatal care & breastfeeding (12 reviews), A summary of
published Cochrane and non-CochraneSystematic reviews, 2006.
6. Lee SC, Thomas J, Antenatal brast examination for promoting breastfiding, 2008,
http://www.cocharane.org/reviews/and/ab/006064.html
7. Berghella V, Obstetric evidence based guidelines, Informa healthcare, 2007.
8. Cunningham,et all, Obstetri William, Edisi 18, Jakarta,EGC, hal 99-100. 2007
9. Depkes RI. 2007. Perawatan Kehamilan (ANC). http://www.depkes.go.id diakses pada
tanggal 15 Maret 2010
10. Depkes RI. 2008. Panduan Pelayanan Antenatal. Jakarta : Depkes RI
11. Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC
12. Monika. 2009. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Perilaku.
http://www.infowikipedia.com. diakses pada tanggal 15 Maret 2010
13. Rustam. 2005. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC
14. Saifudin. 2005. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yogyakarta
: Yayasan Bina Pustaka Pustaka Sarwono Prawirohardjo
15. Suririnah. 2008. Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester I. http://www.kes-
pro.coom.id diakses tanggal 15 Maret 2010
16. Varney. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC. Hal : 36-39
17. WHO. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal. Jakarta : Media Aesclapius Press
18. Holmes D, Philip NB.2011. Buku Ajar Ilmu Kebidanan. Jakarta: EGC
19. Mufdillah. 2009. ANC Fokus Antenatal Care Focused.Yogyakarta. Nuha Medika
20. Dewi VNL, Tri S. 2011.Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan.Jakarta. Salemba
Medika

64
21. Lukas.C.H 2011. Program Antenatal Terpadu Pada Malaria, HIV-AIDS, P4K. Subdit
Bina Kesehatan Ibu Hamil Direktorat Bina Kesehatan Ibu Ditjen Bina Gizi dan KIA
Kementerian Kesehatan RI

65

Anda mungkin juga menyukai