Anda di halaman 1dari 3

1.

COVID - 19

Penyebaran Pertama Wuhan, China

Etiologi Virus dri haiwan ( kelawar )

Penularan  Percikan air liur pengidap (bantuk dan bersin).

 Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi.

 Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang


terkena percikan air liur pengidap virus corona. 

 Tinja atau feses (jarang terjadi

Kelompok pasien terbanyak 56 hingga 60 tahun, 26 hingga 30 tahun 

Masa inkubasi 1-14 Hari

Sampel pemeriksaan • Usap nasofaring/orofaring


• Sputum
• Serum (akut dan konvalesen)

Komplikasi Pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian

Terapi spesifik Belum ada

Tingkat kematian 21/4/2020


Global – 6,8%
Indonesia – 8,7%

2. Kasus awal dan penyebaran


COVID-19 atau dikenal juga dengan Novel Coronavirus (menyebabkan wabah pneumonia di kota Wuhan,
Tiongkok pada Desember 2019, dan menyebar ke negara lainnya mulai Januari 2020. Indonesia sendiri
mengumumkan adanya kasus covid 19 dari Maret 2020. Penyebarannya Menurut pakar koronavirus, besar
kemungkinan COVID-19 berpunca daripada kelawar di China, kemudian merebak kepada spesis haiwan lain
(yang tidak diketahui) dan seterusnya kepada manusia yang bertembung dekat dengan haiwan itu. 
Dipercayai virus ini menyesuaikan diri dengan manusia dan sekarang paling banyak menular dari manusia
ke manusia.
Koronavirus manusia biasanya disebarkan daripada orang yang dijangkiti kepada orang lain yang
berdekatan melalui titisan batuk atau bersin, atau sentuhan dengan tangan, permukaan atau benda yang
terkena virus

3. Etiologi dan gambar Covid-19?


Virus dari haiwan

4. Gejala klinis Covid – 19


Hidung beringus.
Sakit kepala.
Batuk.
Sakit tenggorokan.
Demam.
Sesak nafas

5. Diagnosis pasti Covid – 19


diagnosis Infeksi Coronavirus  
Untuk mendiagnosis infeksi virus corona, dokter akan mengawali dengan anamnesis atau wawancara medis.
Di sini dokter akan menanyakan seputar gejala atau keluhan yang dialami pasien. Selain itu, dokter juga akan
melakukan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah untuk membantu menegakkan diagnosis.
Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien
dan apakah pasien baru saja bepergian atau tinggal di daerah yang memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum
gejala muncul. Dokter juga akan menanyakan apakah pasien ada kontak dengan orang yang menderita atau
diduga menderita COVID-19.
Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:

 Rapid test sebagai penyaring


 Tes usap (swab) tenggorokan untuk meneliti sampel dahak (tes PCR)
 CT scan atau Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru

6. Penatalaksanaan Covid-19

JIKA ANDA MERASA TIDAK SEHAT

1. Jika Anda merasa tidak sehat dengan kriteria:


a. Demam 38 derajat Celcius, dan
b. Batuk/pilek
istirahatlah yang cukup di rumah dan bila perlu minum. Bila keluhan berlanjut, atau disertai dengan kesulitan
bernafas (sesak atau nafas cepat), segera berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes)

Pada saat berobat ke fasyankes, Anda harus lakukan tindakan berikut:


a. Gunakan masker
b. Apabila tidak memiliki masker, ikuti etika batuk/bersin yang benar dengan cara menutup mulut dan hidung
dengan tisu atau punggung lengan
c. Usahakan tidak menggunakan transportasi massal

2. Tenaga kesehatan (nakes) di fasyankes akan melakukan screening suspect COVID-19:


a. Jika memenuhi kriteria suspect COVID-19, maka Anda akan dirujuk ke salah satu rumah sakit (RS) rujukan
yang siap untuk penanganan COVID19.
b. Jika tidak memenuhi kriteria suspect COVID-19, maka Anda akan dirawat inap atau rawat jalan tergantung
diagnosa dan keputusan dokter fasyankes.

3. Jika anda memenuhi kriteria Suspect COVID-19 akan diantar ke RS rujukan menggunakan ambulan fasyankes
didampingi oleh nakes yang menggunakan alat pelindung diri (APD).

4. Di RS rujukan, akan dilakukan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium dan dirawat di ruang
isolasi.

5. Spesimen akan dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) di Jakarta. Hasil
pemeriksaan pertama akan keluar dalam 24 jam setelah spesimen diterima.

a. Jika hasilnya positif,


i. maka Anda akan dinyatakan sebagai penderita COVID-19.
ii. Sampel akan diambil setiap hari
iii. Anda akan dikeluarkan dari ruang isolasi jika pemeriksaan sampel 2 (dua) kali berturut-turut hasilnya negatif
b. Jika hasilnya negatif, Anda akan dirawat sesuai dengan penyebab penyakit.

7. alasan rasional anjuran sering – sering cuci tangan?


Kerna virus bisa dipindahkan dalam bentuk droplet ke tangan kita. Dan sekiranya kita memengang bahagian
tubuh yang lain maka virus akan berada di permukaan tubuh kita. Selain itu, lapisan luar virus mempunyai
lapisan lemak yang hanya akan dibunuh dengan menggunakan sabun . dan air mengalir dapat membantu kita
dalam menghilangkan kuman, bakteri sampai virus yang bisa hinggap saat beraktivitas

8. alasan rasional memakai masker?


idealnya seseorang harus mengenakan masker dengan cara menutup rapat pada bagian mulut dan hidung,
serta sedikit melonggarkannya untuk bagian telinga. Selain itu, hendaknya untuk selalu mencuci tangan
sebelum dan sesudah mengenakan masker. Serta, untuk masker sekali pakai, hendaknya dicuci dahulu setelah
dipakai untuk selanjutnya dibuang. Hal ini karena virus dapat menyebar di antara orang-orang yang
berinteraksi dalam jarak dekat - misalnya, berbicara, batuk atau bersin - bahkan jika orang-orang itu tidak
menunjukkan gejala.

9. Apa itu OTG, PDP, ODP?

kategori ODP (Orang dlm pemantauan) apabila ia sempat bepergian ke negara lain yang merupakan pusat
penyebaran virus .Anda juga akan masuk sebagai ODP apabila pernah berkontak langsung dengan pasien
positif virus tertentu. Sementara, pasien ODP memiliki gejala yang lebih ringan pada umumnya, seperti batuk,
sakit tenggorokan, dan demam. Akan tetapi, tidak ada kontak erat dengan penderita positif. Pasien dengan
status ODP dapat dipulangkan untuk selanjutnya melakukan karantina sendiri selama kurang lebih 14 hari.

PDP (Pasien Dalam Pengawasan)


Artinya, orang yang masuk ke dalam kategori ini sudah dirawat oleh tenaga kesehatan (menjadi pasien) dan
menunjukkan gejala sakit seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, sakit kepala dan sesak napas.

Pasien Dalam Pengawasan (PDP) akan dikriteriakan sesuai dengan gejala yang nampak termasuk demam,
batuk, sesak napas, hingga sakit tenggorokan. Di sisi lain, apabila hasil observasi yang dilakukan menemukan
adanya saluran napas bawah yang terganggu serta terjadi kontak erat dengan penderita positif atau dari yang
terjangkit, maka pasien dapat masuk dalam kriteria ini. Pasien dengan status PDP ini akan dirawat di rumah
sakit untuk ditinjau dan dikontrol perkembangan kasusnya. Orang yang dinyatakan masuk kategori PDP akan
menjalani proses observasi melalui proses cek laboratorium yang hasilnya akan dilaporkan kepada Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes RI

OTG ( Org Tanpa Gejala)


- Orang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari orang positif COVID- 19
- Orang tanpa gejala merupakan kontak erat dengan kasus positif COVID-19
10. Kemungkinan utk saya menghidap Covid – 19

Sekiranya saya menjaga social distancing dengan baik dan melakukan


 Bersihkan tangan dengan sabun dan air selama 20 saat, atau dengan bahan gosokan tangan beralkohol.
 Bersihkan tangan dengan sabun dan air selama 20 saat, atau dengan bahan gosokan tangan beralkohol.
 Tutup hidung dan mulut dengan tisu atau lipatan siku apabila batuk dan bersin
 Elakkan bertembung dekat dengan sesiapa yang ada simptom selesema atau serupa flu

Kemungkinan utk terkena penyakit Covid-19 adalah sedikit.

Anda mungkin juga menyukai