Anda di halaman 1dari 7

Step 1

1. vital signs: ukuran statistik berbagai fisiologis yang digunakan untuk membantu
menentukan status kesehatan seseorang, terutama pada pasien yang secara medis tidak
stabil atau memiliki faktor-faktor resiko komplikasi kardiopulmonal dan untuk menilai respon
terhadap intervensi.
2. pemeriksaan laboratorium hematologic: pemeriksaan darah lengkap meliputi: sel darah
putih, sel darah merah, dan platelet
3. Leukositosis : kondisi medis dimana seseorang memiliki jumlah sel darah putih terlalu
banyak.
4. limfositosis: jumlah limfosit yang tinggi
5. pemeriksaan mikrobiologi BTA sputum :  prosedur untuk mendeteksi bakteri penyebab
penyakit tuberkulosis (TB). 
6. antibiotika empiris: adalah penggunaan antibiotik pada kasus infeksi yang jenis bakteri
penyebabnya belum diketahui, diharapkan dengan penggunaan antibiotik pada
terapi empiris ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang diduga menjadi penyebab
kasus infeksi 

Step 2 dan 3
1. apakah kepentingan anamnesis yang dilakukan?
a. Melakukan sambung rasa dengan mengucapkan salam
b. Bersikap ramah dan sopan
c. Menjaga suasana yang santai tapi juga serius
d. Berbicara dengan jelas
e. Menggunakan bahasa yang mudah dimnegerti dan dipahami oleh pasien
f. Menggali informasi secara detail
g. Menjadi pendengar yang baik
h. Mengetahui bahasa nonverbal
j. Melakukan umpan balik
k. Melakukan cross check
a. Menanyakan keluhan utama
b. Menanyakan identitas dan data pribadi yang berkaitan dengan latar belakang pasien.
c. Keluhan sistem pada semua sistem badan dengan menanyakan baik yang kemungkinan
dirasakan atau tidak, tanpa menggali keluhan tersebut mengenai durasi, kualitas dan
kuantitasnya, dimulai dari sistem yang terkait dilanjutkan dengan keluhan sistem lainnya, juga
tidak menjadi riwayat penyakit sekarang, dahulu dan keluarga.

2. Apa saja pemeriksaan fisik umum yang diperiksa pada pasien?


Pemeriksaan fisik adalah salah satu elemen penting dari proses menentukan diagnosis sebuah
penyakit
Urutan diagnosis
1. Anamnesis
Anamnesis dapat dilakukan langsung kepada pasien (autoanamnesis) atau terhadap keluarga atau
kerabat terdekat pasien (hetero/alloanamnesis)

Pada anamnesis yang perlu ditanyakan adalah:


1. Identitas Pasien : Terkait nama, umur, alamat, pekerjaan, dll
2. Anamnesis penyakit : Keluhan utama, riwayat penyakit sekarang (onset, frekuensi, sifat, waktu,
durasi, lokasi), riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga (keturunan/penularan), keluhan
tambahan, riwayat pekerjaan.
2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dimulai dengan menilai keadaan umum, tanda vital, menilai status mental dan cara
berfikir, juga menilai langsung sistem atau organ yang berkaitan dengan keluhan pasien dengan:
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Perkusi
4. Auskultasi
3.Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan ini bertujuan untuk membantu diagnosa ketika anamnesis dan pemeriksaan fisiknya
belum mendapatkan hasil. Dan juga dapat dilakukan untuk memastikan diagnosa meskipun
anamnesi dan pemeriksaan fisiknya sudah mencapai titik terang.

Contoh dari pemeriksaan penunjang seperti:

Pemeriksaan laboratorium : untuk menilai sel-sel darah, urin, feses


Kultur bakteri : untuk mengetahui bakteri penyebab infeksi, dan untuk menentukan antibiotik serta
resistensinya.
Radioimaging : seperti CT-Scan, MRI, rontgen untuk mengetahui langsung bagian dalam tubuh yang
terkait dengan penyakit.

METODE PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik diawali dengan penilaian keadaan umum pasien, yang meliputi:
·        Ekspresi wajah
Apakah pasien menahan sakit, sesak, atau diam dan tenang-tenang saja

·        Gaya berjalan
Nilai apakah ada kelainan, seperti jalan terseok-seok, kecepatan yang menurun, langkah terlalu kecil,
dll.

·        Tanda spesifik lain


Nilai apakah tampak adanya luka ataupun memar, nilai kelainan lain yang langsung tampak

·        Keadaan gizi
Dilakukan pengukuran BB (berat badan) dan TB (tinggi badan).
IMT (indeks massa tubuh) = BB(kg) / TB2 (m)
Klasifikasi IMT :
BB kurang                   <18,5
BB normal                  18,5-22,9
BB lebih                      >23
            Dgn resiko      23-24,9
            Obes I             25-29,9
            Obes II            >30

·        Status mental
Nilai tingkah laku, perasaannya, dan juga cara berfikir. Lakukan interaksi sederhana bisa dengan
menanyakan orientasi tempat, waktu. Dan juga aktifitas sehari-hari. Nilai apakah terdapat
penurunan fungsi berfikir atau tidak.

·        Bentuk badan
Nilai kelainan bentuk tulang belakang seperti kifosis, lordosis, skoliosis. Nilai bentuk dadanya secara
keseluruhan, nilai juga kelainan bentuk (malformasi) yang terdapat sejak lahir (kongenital)

·        Cara bergerak (mobilitas)


Aktif dan dapat memiringkan badannya tanpa kesulitan. Dapat memberi petunjuk pada beberapa
penyakit seperti tulang sendi atau saraf. Juga dapat mengetahui kelainan jantung juga paru-paru
yang mana pasien lebih nyaman dalam keadaan bersandar.

·        Pemeriksaan tanda vital


Terdiri atas:
Kesadaran: nilai dengan menggunakan GCS (glasgow coma scale), yang mana keadaan pasien sadar
penuh (compos mentis) dengan nilai GCS nya 15. Dibawah itu maka pasien mengalami penurunan
kesadaran.
Suhu: dengan menggunakan termometer, letakkan pada ketiak selama satu menit. Normal suhu
adalah 36,6 -36,2 derjat celsius.
Tekanan darah: dengan menggunakan sphygmomanometer  atau yang biasa disebut dengan
tensimeter. Yang mana nilai normal nya adalah 120/80 mmHg
Nadi: dengan cara meraba pada arteri radialis, yang terletak pada pergelangan tangan dibawah ibu
jari. Denyut nadi ini sama dengan denyut jantung, yang mana nilai normalnya adalah 60-100 x
permenit.
Napas: dengan cara melihat, atau meletakkan tangan pada dada pasien, dan menghitung berapa kali
pasien bernafas selama satu menit. Normalnya yaitu 16-20 x permenit

jENIS-JENIS PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dapat dilakukan secara khusus, yaitu tergantung terhadap organ maupun

sistem spesifik yang sesuai dengan keluhan pasien, pemeriksaan fisik tersebut sesuai namanya

dengan sistem maupun organ yang dilakukan pemeriksaan. Contohnya seperti:

 Pemeriksaan fisik THT (telinga hidung tenggorokan)


 Pemeriksaan fisik leher
 Pemeriksaan fisik kulit
 Pemeriksaan fisik respirasi (pernafasan)
 Pemeriksaan fisik kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah)
 Pemeriksaan fisik abdomen (perut)
 Pemeriksaan fisik otot, tulang, dan sendi
 Pemeriksaan fisik urogenital (saluran urin dan kelamin)
 Pemeriksaan fisik endokrin (hormonal)
 Pemeriksaan fisik saraf dan indera
 Pemeriksaan fisik genitalia eksterna dan internal (alat vital luar dalam)

3. Mengapa perlu dilakukan pemeriksaan kaboratorium hematologi rutin?


Pemeriksaan hematologi dilakukan untuk berbagai macam manfaat, antara lain untuk menilai
kondisi kesehatan secara umum, juga untuk melihat adanya tanda-tanda infeksi dan berbagai
macam penyakit. Pemeriksaan hematologi juga memiliki peranan penting dalam prosedur donor
darah dan transfusi darah.

Secara garis besar, peran penting tes hematologi lengkap untuk kesehatan:

 Mengevaluasi kesehatan secara menyeluruh. Kemungkinan adanya penyakit dapat


dideteksi dari peningkatan atau pun penurunan kadar sel darah yang terlihat pada hasil
tes.
 Mendiagnosis penyebab gangguan kesehatan, terutama jika pengidap mengalami gejala
tertentu seperti demam, kelelahan, lemas, bengkak, perdarahan.
 Memantau perkembangan kesehatan pengidap yang sudah didiagnosis mengalami
penyakit yang memengaruhi kadar sel darah.
 Memantau penanganan penyakit, terutama yang memengaruhi kadar sel darah dan
memerlukan tes hematologi secara teratur.

Hasil tes hematologi lengkap dapat dilihat dari dua kolom. Salah satunya adalah rentang
referensi, yaitu nilai pemeriksaan normal. Sedangkan kolom lainnya adalah hasil pemeriksaan
hematologi lengkap. Jika hasil kamu lebih rendah atau lebih tinggi dari rentang referensi, hasil
tersebut dapat disebut tidak normal. Walau begitu, angka rentang referensi dapat berbeda,
karena setiap laboratorium memiliki alat dan cara berbeda untuk menganalisis sampel darah.
Selain itu, kadar normal sel darah juga bergantung pada jenis kelamin dan usia.

Apa Saja Jenis Pemeriksaan Hematologi?


Ada banyak jenis pemeriksaan hematologi yang dapat dilakukan. Salah satunya yaitu
pemeriksaan darah lengkap. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menilai kondisi darah secara
keseluruhan dan membantu diagnosis anemia, penyakit peradangan, memantau kehilangan
darah, infeksi, bahkan mendeteksi kanker.

Pemeriksaan darah meliputi:

 Hemoglobin.
 Hematokrit.
 Jumlah sel darah merah berikut dengan volumenya.
 Sel darah putih berikut dengan hitung jenisnya.
 Trombosit.

Selain itu, dapat juga dilakukan pemeriksaan prothrombin time (PT), partial thromboplastin


time (PTT), dan international normalized ratio (INR) yang bertujuan untuk menilai pembekuan
darah dan gangguannya.

4. mengapa pemeriksaan mikrobiologi BTA sputum dilakukan?

Pemeriksaan BTA adalah prosedur untuk mendeteksi bakteri penyebab penyakit


tuberkulosis (TB). Bakteri TB dapat hidup di lingkungan asam, sehingga
pemeriksaan terhadap bakteri ini dikenal dengan nama pemeriksaan bakteri tahan asam
(BTA). Pemeriksaan BTA dilakukan dengan memeriksa keberadaan bakteri di berbagai
organ tubuh, utamanya melalui pemeriksaan sampel dahak, mengingat tuberkulosis (TB)
paling sering menyerang paru-paru.

Indikasi Pemeriksaan BTA


Pemeriksaan BTA dilakukan pada seseorang yang diduga menderita infeksi tuberkulosis (TB
atau TBC). Gejalanya dapat berupa:

 Batuk kronis
 Batuk darah
 Nyeri dada
 Penurunan berat badan
 Berkeringat pada malam hari
 Demam
 Menggigil
 Lemas

5. tujuan pemeriksaan radiology

Pemeriksaan radiologi adalah pemeriksaan dengan menggunakan teknologi pencitraan untuk


mendiagnosis dan mengobati suatu penyakit. Pemeriksaan radiologi berguna untuk membantu
dokter melihat kondisi bagian dalam tubuh.

indikasi Pemeriksaan Radiologi


Pemeriksaan radiologi dijalankan untuk mengetahui kondisi bagian dalam tubuh pasien, dan
untuk menentukan penyebab penyakit yang diderita oleh pasien. Dokter juga bisa mengetahui
bagaimana respons tubuh pasien terhadap metode pengobatan yang sedang dijalani, serta
memeriksa apakah ada penyakit lain pada pasien.
Beberapa kondisi yang bisa diketahui melalui pemeriksaan radiologi, di antaranya adalah:

 Kanker
 Epilepsi
 Penyakit jantung
 Penyakit paru
 Stroke
 Infeksi
 Gangguan pembuluh darah
 Gangguan sendi dan tulang
 Gangguan saluran pencernaan
 Gangguan kelenjar tiroid
 Gangguan kelenjar getah bening
 Penyakit ginjal dan saluran kemih

Prosedur Pemeriksaan Radiologi


Sebagaimana yang telah disebutkan, ada berbagai macam pemeriksaan radiologi. Berikut akan
dijelaskan masing-masing pemeriksaan radiologi.
Pemeriksaan foto Rontgen
Pemeriksaan foto Rontgen dilakukan untuk menampilkan bagian tubuh pasien dalam gambar 2
dimensi dengan menggunakan mesin yang mengeluarkan radiasi sinar-X.
Pemeriksaan fluoroskopi
Fluoroskopi adalah pemeriksaan yang menggunakan sinar-X untuk menampilkan gambar bagian
dalam tubuh. Berbeda dari pemeriksaan Rontgen biasa yang menampilkan gambar, fluoroskopi
menampilkan bagian tubuh pasien dalam format seperti video.
Fluoroskopi bisa dilakukan untuk keperluan diagnosis, atau untuk membantu dokter dalam
menjalankan berbagai prosedur, seperti katerisasi jantung. Lama pemeriksaan fluoroskopi
tergantung pada bagian tubuh yang diperiksa.
Pemeriksaan ultrasound (USG)
Pemeriksaan USG dilakukan menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi, yang
diarahkan ke bagian tubuh yang akan diperiksa. Gelombang suara tersebut akan memantul saat
mengenai objek padat, seperti organ dalam tubuh atau tulang. Kemudian, pantulan gelombang
suara akan ditangkap oleh alat (probe) yang ditempelkan ke permukaan tubuh pasien, dan
diolah oleh komputer menjadi gambar 2 dimensi atau 3 dimensi. Pemeriksaan ultrasound
umumnya berlangsung selama 20-40 menit.
Pemeriksaan CT scan
Pemeriksaan CT scan bertujuan menampilkan gambar bagian dalam tubuh pasien dengan lebih
jelas dari berbagai sudut. CT scan dijalankan menggunakan mesin pemancar sinar-X yang
dilengkapi sistem komputer khusus, sehingga bisa menampilkan gambar organ tubuh secara
detail. Gambar yang dihasilkan dapat digabungkan menjadi gambar 3 dimensi.
Pemeriksaan CT scan umumnya berlangsung selama 20 menit hingga satu jam. Setelah
prosedur CT scan selesai, dokter akan menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien.
Pemeriksaan MRI
Pemeriksaan MRI adalah salah satu metode untuk melihat kondisi bagian dalam tubuh. Berbeda
dengan pemeriksaan lain, MRI dilakukan menggunakan mesin yang dilengkapi medan magnet
kuat yang dapat menghasilkan gambar bagian dalam tubuh pasien. Pemeriksaan MRI bisa
berlangsung hingga satu jam atau lebih.
Pemeriksaan kedokteran nuklir
Pemeriksaan kedokteran nuklir menggunakan mesin pemindai yang dilengkapi dengan kamera
gamma. Kamera gamma ini berfungsi menangkap sinar gamma yang dihasilkan cairan radioaktif
(tracer), yang disuntikkan pada pasien sebelum pemeriksaan dilakukan. Sinar yang ditangkap
kamera gamma akan diolah oleh komputer menjadi gambar 3 dimensi. Kemudian, dokter akan
menganalisa gambar dan membuat diagnosis.
Proses pengambilan gambar umumnya berlangsung kurang dari satu jam. Namun jika
diperlukan, pemeriksaan bisa berlangsung lebih lama, bahkan memerlukan lebih dari satu kali
kunjungan.

Anda mungkin juga menyukai