Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut bahasa kata “matematika” berasal dari kata μάθημα(máthema) dalam bahasa
Yunani yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar” juga μαθηματικός
(mathematikós) yang diartikan sebagai “suka belajar”.
Bahasa simbol, matematika itu adalah bahasa numrik, matematika itu adalah bahasa yang
menghilangkan sifat kabur, majemuk, dan emosional, matematika adalah metode berpikir logis ,
matematika adalah saran berpikir, matematika adalah logika pada masa dewasa , matematika
adalah ratunya ilmu dan sekaligus menjadi pelayannya, matematika adalah sains mengenai
kuantitas dan besaran, matematika adalah sains yang bekerja menarik mkesimpulan-kesimpulan
yang perlu, matematika adalah sains formal yang murni, matematika dalah sains yang
memanipulsi simbol, matematika adalah ilmu tentang bilangan dan ruang, matematika adalah
ilmu yang mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur , matematika adalah imu yang
abstrak dan deduktif .
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Matematika zaman Yunani Kuno?
2. Siapa tokoh pelopor Matematika pada zaman Yunani Kuno?
3. Apa saja temuan tokoh pelopor Matematika pada zaman Yunani Kuno?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah Matematika zaman Yunani Kuno
2. Untuk mengetahui tokoh-tokoh pelopor Matematika zaman Yunani Kuno
3. Untuk mengetahui temuan dari tokoh pelopor matematika zama Yunani Kuno
D. Manfaat
Dengan membaca makalah ini  penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat, terutama
dalam hal:
1. Mengetahui sejarah Matematika zaman Yunani Kuno
2. Mengetahui tokoh-tokoh pelopor Matematika zaman Yunani Kuno
3. Mengetahui dari tokoh pelopor matematika zama Yunani Kuno
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Yunani Kuno


Matematika Yunani adalah Matematika yang ditulis di dalam bahasa Yunani,
dikembangkan sejak abad ke-6 SM sampai abad ke-5 M di sekitar pesisir Timur Laut
Tengah. Matematikawan Yunani tinggal di kota-kota yang tersebar di sekitar Laut
Tengah bagian Timur, mulai dari Italia hingga ke Afrika Utara, namun dibersatukan oleh
budaya dan bahasa Yunani. Matematika Yunani pada periode setelah Iskandar Agung
kadang-kadang disebut matematika helenistik. Kata "matematika" sendiri diturunkan dari
kata Yunani kuno μάθημα (mathema), yang artinya "pelajaran tentang instruksi".
Pelajaran matematika sendiri dan penggunaan teori dan bukti matematika yang
diperumum adalah perbedaan penting antara matematika Yunani dan apa yang sudah
diberikan oleh peradaban sebelumnya.
Matematika Yunani lebih berbobot daripada matematika yang dikembangkan oleh
kebudayaan-kebudayaan pendahulunya. Semua naskah matematika pra-Yunani yang
masih terpelihara menunjukkan penggunaan penalaran induktif, yakni pengamatan yang
berulang-ulang yang digunakan untuk mendirikan aturan praktis. Sebaliknya,
matematikawan Yunani menggunakan penalaran deduktif. Bangsa Yunani menggunakan
logika untuk menurunkan simpulan dari definisi dan aksioma, dan menggunakan
kekakuan matematika untuk membuktikannya. Bangsa Yunani juga mengembangkan
sistem numerasinya sendiri. Sistem numerasi yang digunakan bangsa Yunani ada 2
macam yaitu sistem Attic (Herodianic) dan sistem Ionia.
Dalam sistem numerasi Attic, lambang untuk bilangan satu sampai empat
digunakan lambang tongkat dengan perulangan lambang, misalnya dua dilambangkan
dengan II , sedangkan lima dilambangkan dengan ┌ , yaitu huruf awal dari Penta (lima).
Bilangan lima sampai sembilan dilambangkan dengan kombinasi ┌ dengan tongkat │.
Selanjutnya untuk melambangkan bilangan sepuluh, seratus, seribu, sepuluh ribu
digunakan huruf-huruf awal nama bilangan itu, yakni sepuluh dilambangkan dengan ∆
(Deka = sepuluh), seratus dengan Н (Hekaton= seratus), seribu dengan χ (Khiloi =seribu),
sepuluh ribu dengan Ϻ (Myrioi = sepuluh ribu).
Lambang lain yang digunakan sebagai penyingkat yaitu “┌” yang berarti lima.
Jika digabung dengan lambang lain, maka nilainya lima kali lambang dasar yang tertulis.
Dalam sistem numerasi ini, lambang nol belum ada. Sistem numerasi ini adalah sistem
numerasi aditif dan multiplikatif. Multiplikatif terlihat pada penggunaan lambang dimana
setiap lambang dasar yang sama dapat disingkat dengan menggunakan lambang tersebut.
Contoh: 23 = Δ ΔIII
45 = Δ Δ Δ Δ┌
50 = Δ Δ Δ Δ Δ atau Δ
120 = H Δ Δ
1234 = XHH Δ Δ ΔIIII
43210 = MMMMXXX HH Δ

Sistem numerasi Ionia digunakan setelah sistem numerasi Attic. Sistem numerasi
Ionia menggunakan alphabet Yunani sebagai lambang bilangan, yaitu sembilan huruf
untuk melambangkan bilangan satu sampai dengan bilangan sembilan, sembilan huruf
untuk melambangkan kelipatan sepuluh yang lebih kecil dari seratus, dan sembilan huruf
lagi untuk melambangkan kelipatan seratus yang lebih kecil dari seribu. Contoh sistem
numerasi Ionia adalah sebagai berikut :

Angka satuan :

Angka puluhan :

Angka ratusan :

Sistem numerasi Alphabet Yunani lebih singkat dan sistematis, aturan


penulisannya yaitu:

 Bilangan yang terdiri dari 2 (dua) digit caranya dengan menjumlahkan angka puluhan
dengan angka satuan.
Contoh: 19 = 10 + 9 = 
23 = 20 + 3 = 
78 = 70 + 8 = 
 Bilangan yang terdiri dari 3 (tiga) digit caranya dengan menjumlahkan angka ratusan
dengan angka puluhan dengan angka satuan.
Contoh: 174 = 100+70+4 =
448 = 400+40+8 =
789 = 700+80+9 =
 Bilangan yang terdiri dari 4 (empat) digit atau ribuan, dengan cara membubuhi tanda
aksen (‘).
Contoh: 1000 = ’
3734 = ’
1287 = ’
 Bilangan yang terdiri dari 5 (lima) digit atau lebih, dengan menaruh angka yang
bersangkutan di atas tanda M.
Contoh: 23734 = β M’
231578 =  M’

Matematika Yunani terdiri dari sebuah periode besar di dalam sejarah


matematika, sangat mendasar dalam geometri dan gagasan bukti formal. Matematika
Yunani juga berperan penting bagi gagasan-gagasan teori bilangan, analisis matematika,
matematika terapan, dan pada periode itu, mendekati capaian kalkulus integral.
Matematika Yunani baru mulai berkembang kira-kira abad ke 6 SM. Pelopor pertama
yang terkenal pada matematika Yunani ini adalah Thales, Pythagoras. Kemudian
bermunculan tokoh-tokoh matematika Yunani kuno lainnya seperti Hippocrates,
Eudoxus, Menaechmus dan lain-lain.
B. Tokoh-tokoh Matematika Yunani Kuno
1. Thales 

a. Biografi Thales

Thales dilahirkan di Militus. Dimasa mudanya


Thales dikenal sebagai seorang pedagang yang
membawanya berkelana dari negeri ke negeri. Dalam
kunjungannya ke negeri-negeri yang lain, Thales banyak
belajar dan menambah pengetahuannya dalam bidang
matematika, alam dan astronomi. Thales menyampaikan
lima teorema tentang geometri, yang mungkin
diperolehnya dari hasil perjalanannya. Teorema tersebut
adalah:
1. Suatu lingkaran dibagi dua sama besar oleh diameternya.
2. Sudut-sudut alas suatu segitiga sama kaki adalah sama.
3. Pasangan sudut siku-siku yang dibuat oleh dua garis yang berpotongan adalah
sama.
4. Dua segitiga adalah sama dan sebangun apabila dua sudut dan satu sisinya sama.
5. Suatu sudut yang dilukis dalam setengah lingkaran adalah siku-siku.
Selain matematika Thales juga dikenal baik, dalam bidang astronomi. Thales
dikenal karena jasanya sudah dapat memperkirakan gerakan ellips bumi dan planet lain
dalam peredarannya dalam satu tahun. Selain itu, juga dikenal Thales telah
memperkirakan jarak antara bumi dan matahari.

Bagi yang mendalami filsafat khususnya tentu sudah sangat akrab dengan nama
Thales. Thales yang hidup pada zaman kekuasaan Yunani kuno sekitar tahun 624 BC
sampai 540 BC ( ingat perhitungan tahun sebelum masehi itu mundur) dikenal sebagai
salah satu pelopor filsafat Yunani. Thales dilahirkan dan wafat di kota yang sama yaitu
kota Miletus. Posisi kota ini berada di semenanjung pantai bagian barat Asia. Kota
tersebut menjadi sebuah pusat transaksi perdagangan penting saat itu. Kapal para
saudagar dari Mesir, jalur darat perdagangan menuju Babylon akan transit pada kota
Miletus ini. Perdagangan orang orang Miletus lebih banyak terjadi dengan penduduk
Phoenisia.

Tumbuh kembang di kota transit menjadikan Thales berprofesi sebagai


pedagang. Dengan pekerjaan berdagang secara tidak langsung akan membuat Thales
lebih sering melakukan perjalanan dari Mesir ke Babylonia juga sebaliknya. Di sela
kesibukan berdagang dia salah seorang sosok berkeinginan memiliki pengetahuan yang
luas. Waktu luang sering dipakai untuk mempelajari ilmu astronomi dan geometri. Ini
disebabkan karena keinginan serta kebutuhan akan menggunakan ilmu tersebut
sehingga mampu meramalkan cuaca, iklim bahkan gerhana yang akan terjadi untuk
mendukung perjalanan bisnisnya.

Dalam matematika Thales dikenal memperkenalkan beberapa teorema yang kita


gunakan hingga saat ini. Teorema pertama yaitu, jika lingkaran di bagi oleh sebuah garis
dan garis tersebut melewati pusat lingkaran maka garis tersebut akan memotong
lingkaran di dua titik. Jarak antara titik potong tersebut yang dikenal dengan istilah
diameter lingkaran. Teorema kedua yang dikemukakan oleh Thales masih terkait
geometri. Bunyi teoremanya adalah, sudut yang berada pada alas sebuah segitiga sama
kaki bernilai sama. Teorema berikutnya lagi adalah, sudut vertikal yang terbentuk dari
perpotongan dua garis sejajar dengan satu garis pemotong sama besar. Ini disebut
dengan sudut yang sehadap dalam pembelajaran sekarang.
Teorema lainnya yang diperkenalkan Thales tentang hubungan dua segitiga. Bila saja
dua buah segitiga memiliki sepasang sudut dan sepasang sisi yang melewati sudut
tersebut sama, maka dua buah segitiga tersebut disebut segitiga sebangun. Dalam
aplikasinya, Thales mengaplikasikan ilmu geometrinya pada suatu segitiga untuk
mengukur jarak suatu kapal. Syaratnya harus diketahui alas segitiga dan salah satu sudut
pada segitiga tersebut.
Secara nyata memang tak ditemukan catatan otentik akan penemuan dan
teorema yang ditemukan oleh Thales. Namun dengan mengacu pada catatan para murid
beliau, Aristoteles, Eudemus terlihat beberapa hal yang pernah dikemukakan Thales.
Sebagai contoh dalam sebuah tulisan Eudemus tertulis bahwasanya Thales merupakan
orang yang menjadi pelopor mengubah geometri menjadi terstruktur dan bisa diajarkan
dan dipelajari oleh siapa saja. Hal ini didasarkan pada prinsip investigasi dan prinsip
observasi yang dilakukan Thales. Beberapa kajian Thales banyak mengungkap teorema
geometris dalam bentuk seperti garis, lingkaran, segitiga dan bangun geometri bentuk
lainnya dengan prinsip abstrak. Dalam kata sederhananya suatu bentuk garis bukan
berarti harus terlihat yang ada di terukir saja. Namun bisa dipetakan dalam bayangan di
pikiran kita masing masing. Semua orang akan bisa berimajinasi bagaimana bentuk
sebuah lingkaran jika disuruh membayangkan secara abstrak sebuah lingkaran.

b. Kemampuan Matematika Thales

Jika Thales hidup pada zaman matematika modern, maka bapak matematika
terapan untuk dialah sebutan dia sepantasnya. Berbagai kemampuan telah
diperlihatkan Thales dalam pengunaan prinsip matematika. Prinsip pengukuran benda
yang besar dengan memanfaatkan perbandingan kesebangunan telah diterapkannya
sebelumnya. Contohnya ketika mengukur sebuah piramida yang sangat besar maka
Thales cukup dengan menggunakan sebilah tongkat kayu. Dengan prinsip kesebangunan
maka tongkat tersebut di tancapkan pada tanah, pengukuran selanjutnya adalah dengan
mengukur bayang bayang tongkat pada tanah, kemudian dibandingkan dengan panjang
tongkat aslinya. Begitu juga dengan piramida, diukur bayang bayang piramida. Karena
perbandingan tersebut konstan dan memanfaatkan sedikit hitungan maka bisa diketahui
tinggi piramida tersebut tanpa harus memanjat piramida yang tinggi dan mengukurnya.
Untuk zaman sekarang mungkin siswa SD bisa melakukannya, tetapi ide tersebut
dari Thales. Tanpa Thales kita tak akan mengetahui ide seperti itu. Aplikasi matematika
lainnya dari Thales tentang penentuan gerhana matahari dengan memanfaatkan prinsip
perhitungan hari dalam satu tahun. Contoh lain kebesaran pemikiran yang dimilikinya
adalah ketika mengukur jarak suatu kapal. Penggunaan konsep sudut dan segitiga
menjadi sarana untuk mengukur kejauhan posisi suatu kapal yang berlayar. Prinsip ini
masih diterapkan dalam ilmu navigasi dan kelauatan. Hanya saja dengan penggunaan
alat yang lebih modern.
Puncak popularitas kemampuan yang dimilikinya membawa beberapa orang yang
nantinya juga terkenal menjadi murid beliau. Sebut saja Anaximander, Anaximenes,
Mamercus dan Mandryaus. Bahkan muridnya Anaximander dikenal sebagai generasi
kedua yang memiliki kecerdasan serupa Thales ini berkat pengajaran yang diberikan
Thales.
Sebagi seorang pedagan Thales dikenal sebagai pedangang yang cerdik. Ketika
panen besar zaitun, maka dia memiliki gagasan untuk memeras minyak zaitun tersebut
(olive oil). Hasil panen yang melimpah ruah bisa disimpan untuk sementara waktu.
Akhirya masa panen habis dia bisa menjual hasil perahan mnyak tersebut dengan harga
mahal. Kesuksesan ini mendapatkan sebuah keberhasilan yang luar biasa dalam
kemampuannya di bidang perdagangan.
Sebagai seorang cerdas yang dihormati. Thales pernah ditantang menyelesaikan
suatu problema dari Raja Croesus. Kala itu sistem kerajaan masih berkeinginan
memperluas daerah kekuasaan. Dalam hal ini, ketika dalam suatu perperangan raja
Croesus mengalami kendala untuk menyeberangi sebuah sungai. Sang raja
memerintahkan Thales mencari solusi bagaimana tentara bisa menyebrang sungai
tersebut. Akhirnya dengan pikiran cerdasnya, Thales mendapatkan ide, Thales meminta
pasukan membuat suatu danau kecil dan mengalihkan aliran air sungai ke sana
sementara. Akhirnya tentara bisa menyeberangi sungai tersebut.
Namun dibalik semua kecerdasan Thales, dia juga memiliki sikap ceroboh. Dalam sebuah
anekdot diceritakan bahwasanya karena saking menyukai ilmu astronomi, pada suatu
malam Thales terjatuh dalam sebuah selokan. Hal ini disebabkan karena dia terlalu sibuk
memperhatikan bintang dilangit. Tiba tiba seorang wanita tua berkata kepadanya
“Bagaimana bisa tuan menjelaskan semua yang ada di langit, sementara selokan di
hadapan tuan sendiri tuan tidak melihatnya.” Sebuah sindiran dan anekdote yang
memberikan pelajaran berharga (marthayunanda).

2. Phytagoras
a. Biografi Phytagoras
Phytagoras sebuah kata yang pastinya tidak
asing lagi dalam bidang ilmu pengetahuan. Untuk
anak SD mungkin sudah akrab dengan kata
tersebut. Kata tersebut merupakan sebuah nama
dari seorang hebat pada zamannya. Terkenal
dengan sebuah teorema yang dikenal dengan
teorema phytagoras. Untuk saat ini kita akan lihat bagaimana sisi kehidupan Phytagoras
ini.

Rumus Phytagoras

Phytagoras lahir pada tahun 580 BC di sebuah pulau kecil di bagian selatan
Yunani yang bernama Samos. Dalam hidupnya dia sering melakukan perjalan ke
Babylonia dan Mesir. Bahkan sebuah catatan sejarah menyatakan Phytagoras sampai ke
negeri India. Dalam persinggahan ketika melakukan perjalanan Phytagoras sering
menjalin relasi dengan berbagai penduduk setempat. Di Babylonia contohnya,
Phytagoras berhubungan dengan para ahli matematika di sana kala itu. Dengan
perjalanan panjang yang telah ditempuhnya Phytagoras dianggap sudah melihat tujuh
keajaiban dunia kuno. Salah satu keajaiban tersebut adalah kuil Hera yang kini masih
tersisa satu pilar, sementara unsur bangunan lainnya telah hancur. Selain itu, salah satu
keajaiban dunia kuno lain adalah Ephesus. Setelah puas melakukan perjalanan ke
berbagai negara akhirnya Phytagoras dilaporkan tinggal di Crotoa, sebuah kota di negara
Italy.
Phytagoras merupakan anak dari seorang pedagang dari Tyre. Saat berusia 18 tahun
Phytagoras bertemu dengan Thales. Thales inilah yang memperkenalkan matematika
pada Phytagoras lewat seorang muridnya yang bernama Anaximander. Guru lainnya
Phytagoras dikenal dengan nama Pherkydes. Pada tahun 518 BC, Phytagoras
meninggalkan tanah kelahirannya di Samos. Phytagoras menuju kota Croton dan
membuka sebuah sekolah. Sekolah yang didirikan Phytagoras sangat terkenal, bahkan
Phytagoras dari suatu literatur menyebutkan menikah dengan seorang siswanya.

Tiga tahun berselang Phytagoras menuju ke Delos. Phytagoras bertemu kembali


dengan gurunya Pherekydes. Sebagian ahli sejarah berpendapat Phytagoras
menghabiskan sisa umurnya di kota ini. Sementara itu sekolah yang dia dirikan di Croton
mengalami kemunduran karena adanya konflik dalam pengelolaan sekolah tersebut.
Salah satu konflik tersebut di sebabkan karena sekolah tersebut dijadikan sebagai alat
alat menuju tujuan politik dari orang orang yang haus kekuasaan.

Motto dari Phytagoras yang terkenal adalah “semua adalah bilangan” atau
“bilangan menguasai seluruh alam”. Dalam hal ini, bilangan dianggap sebagai sejumlah
titik dalam konfigurasi geometri, yang menggambarkan mata rantai antara geometri dan
aritmatika. Phytagoras dan pengikutnya membangun bilangan-bilangan figurative
dimana banyak teorema menarik yang dapat dibuat dengan bilangan figurative ini,
antara lain:

a. Bilangan triangular
b. Bilangan bujursangkar
c. Bilangan pentagon
d. Bilangan hexagon
e. Bilangan persegi panjang
Bilangan lainnya yang dianggap sebagai hasil temuan Phytagoras adalah bilangan
bersahabat dan bilangan sempurna. Suatu bilangan dikatakan bilangan bersahabat
apabila bilangan yang pertama sama dengan jumlah pembagi murni bilangan kedua, dan
bilangan kedua sama dengan pembagi murni bilangan pertama. Sedangkan untuk
bilangan sempurna apabila jumlah pembagi murni suatu bilangan sama dengan bilangan
itu sendiri.

b. Mitos Angka Dewa


Matematika yang sangat erat kaitannya dengan angka angka tak terlepas dari
mitos. Angka dianggap sebagai perwujudan dewa dewa tertentu secara metafisika. Hal
ini tidak terjadi di daerah Yunani yang banyak mengenal dewa dewa saja, di negara Cina
pun hal seperti ini juga berkembang. Dalam mitos mitos seperti ini Phytagoras
memberikan mitos filosofis angka angka sebagai berikut :
Angka satu menyatakan alasan, angka dua menyatakan pendapat, angka tiga terkait
dengan potensi, angka empat menunjukkan keadilan, angka lima menunjukkan
perkawinan, angka tujuh untuk kesehatan, angka delapan tentang rahasia perkawinan.
Sementara itu angka genap merupakan perwujudan wanita dan angka ganjil sebagai
perwujudan laki laki. Begitulah para pengikut Phytagoras menyampaikan. Memberikan
puja puji terhadap angka, itulah yang menjadi bahan ahli matematika setelah
Phytagoras menjadi berambisi untuk mengetahui seluk beluk matematika lebih
mendalam.
Dalam hal ini beberapa ahli yang juga memuja dan mengagungkan matematika
seperti Plato terkenal dengan kutipannya, Tuhan memahami geometri. Ahli lain seperti
Galileo juga mengungkapkan bahwasanya “ Buku paling lengkap tentang alam ditulis
dalam bentuk simbolik matematika”. Mitos mitos tentang bilangan Phytagoras tercurah
dalam bentuk pentagram (segi lima). Pentagram tersebut makin lama makin mengecil
hingga bentuk tak hingga. Disamping menjadi mitos kepercayaan, matematika sangat
erat hubungannya dengan musik. Di sini selain seorang ahli matematika Phytagoras juga
dikenal sebagai seorang musisi.
Pembelajaran matematik di jaman Yunani Kuno dilakukan dengan berbagai metode.
Misalkan untuk daerah bagian Sparta, pembelajaran matematika disertakan dalam
pelatihan militer ketentaraan. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan kecerdasan berpikir
dalam penyusunan strategi perang. Sementara itu di kota Athena, pembelajaran
matematika di dasarkan atas kesadaran individu. Banyak keluarga yang memberikan
pelajaran seperti les private dengan memanggil guru ke rumah mereka. Selain
matematika, musik, filsafat dan astronomi menjadi ilmu penting untuk dipelajari.
Pembagian pendidikan di Yunani didasarkan pada kebutuhan. Pemisahan
pembelajaran yang mencolok antara geometri dan aritmatika. Bahkan dalm
pembelajaran matematika ada kurikulum sendiri untuk kelas umum, kelas para seniman,
kelas para arsitektur, kelas untuk pedagang. Sementara untuk golongan kelas atas
diajarkan aritmatika tentang ilmu bilangan. Ini ditujukan untuk yang memiliki waktu dan
duit dalam belajar matematika. Pembelajaran topik yang dibahas untuk kelas ini
biasanya lebih mendalam.
Pilihan melanjutkan pendidikan tingkat tinggi berada pada akademi. Beberapa
akademi yang terkenal saat itu akademi yang dibangun oleh Aristotle, Plato dan
Phytagoras salah satunya. Biasanya untuk masuk akademi ini anak telah bisa dalam hal
dasar matematika,bahasa dan anak siap untuk menerima pembahasan topik tingkat
tinggi saja lagi.
Lebih lanjut mengenai sekolah Phytagoras, sekola yang didirikan tahun 518 BC ini
melahirkan banyak dasar dasar ilmu pengetahuan. Produk keilmuan yang sangat
populer di sini menenai ilmu angka. Selain itu bidang geometri juga menjadi salah satu
topik utama dalam sekolah ini. Kebesaran sekolah ini melahirkan aliran orang yang
menganut paham Phytagoras (Phytagorean). Para pengikut Phytagoras percaya semua
yang ada di alam ini bisa dihitung
(marthayunanda).

3. Anaxagoras 

Anaxagoras dilahirkan di
Clazomenae kira-kira tahun 499 SM dan
meninggal kira-kira tahun 428 SM. Ia banyak melewatkan hidupnya di Athena dan
Pericle. Dia pernah dipenjarakan di Athena karena dia mengatakan bahwa matahari
bukanlah dewa yang harus disembah, melainkan hanyalah sebuah benda besar yang
berpijar. Pendapat ini sangat bertentangan dengan kepercayaan masyarakat ketika itu,
sehingga Anaxagoras dimusuhi oleh masyarakat. Kemudian Anaxagoras menerbitkan
buku yang berjudul “On Nature”.

Dengan terbitnya buku tersebut, pendapat Anaxagoras mengenai alam semesta


mulai berkembang di tengah masyarakat dan akhirnya karya Anaxagoras ini menjadi
buku yang sangat popular di zaman itu.Anaxagoras sebenarnya lebih tepat dikatakaan
seorang filosof daripada mathematician, tetapi sifat keingintahuannya ini membawa
Anaxagoras ikut terlibat dalam perkembangan matematika. Sewaktu Anaxagoras dalam
penjara, dia mencoba memecahkan suatu problem yang menarik, yaitu mencari luas
lingkaran. Hal ini sangat menakjubkan sekali, karena usaha Anaxagoras ini adalah usaha
yang pertama kali dilakukan orang, walaupun kemudian tidak ada kelanjutan dari usaha
ini serta cara penyelesaiannya. Kemudian baru diketahui bahwa untuk mencari suatu
bujursangkar yang luasnya sama dengan luas sebuah lingkaran harus dilakukan dengan
hanya menggunakan mistar dan jangka saja.
Dalam hal ini, muncullah tiga masalah, yaitu :
a. Mengkuadratkan suatu lingkaran yaitu mencari suatu bujur sangkar yang luasnya
sama dengan luas lingkaran yang diketahui,
b. Menduakalkan isi kubus yaitu mencari suatu bujur sangkar yang isinya dua kali isi
bujursangkar yang diketahui,
c. Membagi tiga sama besar sembarang sudut yang diketahui.
Hal ini dikenal sebagai tiga problem klasik dari zaman Yunani Kuno. Lebih dari 2000 tahun
kemudian, barulah dapat dibuktikan bahwa ketiga problem ini tidak akan dapat diselesaikan
dengan menggunakan mistar dan jangka saja.

4. Hippocrates
a. Biografi Hippocrates
Hippocrates dilahirkan di Chios kira-kira tahun
460 SM. Hippocrates menulis buku yang berjudul
“Element of Geometry”. Menurut teorema Hippocrates,
segment-segment yang sebangun dari lingkaran-
lingkaran yang mempunyai ratio yang sama dengan
kuadrat-kuadrat alasnya. Hippocrates
mendemonstrasikan teoremanya ini dengan
memperlihatkan bahwa luas dua lingkaran adalah
berbanding lurus dengan kuadrat diameter-diameternya.
Profesi awalnya sama dengan Thales, Hippocrates awalnya mengambil jalan hidup sebagai
seorang pedagang. Sayang, nasibnya jauh berbeda dengan Thales, Thales yang dikenal berhasil
dalam perdagangan dan matematika serta ilmu lainnya, Hippocrates memiliki garis tangan yang
kurang baik dalam urusan perdagangan. Akhirnya dia memutuskan untuk terjun ke bidang ilmu
pengetahuan. Ketertarikannya adalah untuk belajar dan mendalami geometri. Disinilah takdir
baik beliau berawal, berkat ketekunannya dia berhasil menguasai geometri dan menjadi
seorang yang terkenal.
Kehebatan serta kecerdasan beliau dalam geometri terlihat dari keberhasilannya
menulis buku yang berjudul Element of Geometry. Sayang, naskah asli buku ini tidak
ditemukan. Namun, dari tulisan ahli matematika lain sesudah beliau, ditemukan
beberapa dalil yang menyebutkan nama Hippocrates sebagai penemunya. Demikianlah
sejarah singkat tentang Hippocrates, tak begitu banyak informasi lengkap tentang
perjalanan dan kehidupan beliau ayang bisa ditelusuri lebih lanjut. Namun meskipun
demikian, karya karya beliau masih tetap hidup sepanjang zaman, berikut hasil buah
pemikiran dari Hippocrates.
b. Penemuan Hippocrates
Pada buku tulisan Eudemus yang berjudul The History of Mathematics terdapat
sebuah penemuan Hippocrates tentang kuadratik suatu luno. Luno adalah sebuah
bangun yang dibatasi oleh dua buah busur lingkaran, tetapi diameter pembentuk
lingkaran tersebut berbeda ukurannya. Menurut teorema yan disampaikan Hippocrates
dan ditulis ulang Eudemus bahwa bagian bagian yang sebangun dari lingkaran
pembentuk tersebut memiliki perbandingan yang senilai dengan kuadrat-kuadrat
alasnya.
Pembuktian Hippocrates pada teorema ini adalah dengan menunjukkan bahwa
luas dua lingkaran tersebut pasti berbanding senilai dengan kuadrat diameternya
masing masing. Meskipun terlihat begitu sederhana, namun teorema ini membuka
pikiran bagi ilmuwan lain untuk menentukan luas luas bangunan yang berbentuk
lingkaran dalam sejarah matematika. Alexander, pada tahun 200 M, memberikan
perbandingan tentang dua kuadratur Hippocrates dan hasil penemuannya. Hasil
perbandingan tersebut sebagai berikut,
Bila pada hipotenusa (sisi terpanjang) dan sisi sisi sebuah segitiga siku siku sama kami
dibentuk setengah lingkaran masing masingnya, maka luas segitha yang ada pada kedua
sisi terpendek sama dengan luas segitiga itu sendiri.Perbandingan kedua, bila pada
sebuah diameter bangun berbentuk setengah lingkaran dibuat sebuah trapesium sama
kaki dengan ketiga sisi sisinya yang lain memiliki panjang yang sama, dan bila dibuat
pada masing masing sisinya setengah lingkaran pada tiga sisi yang sama panjang
tersebut, maka luas trapesium semula akan sama dengan luas jumlah ketiga luas
lingkaran (yangdibentuk dari sisi pendek) ditambah dengan setengah luas lingkaran
pada salah satu sisinya yang terpendek. 
Lebih lanjut Hippocrates dikenal sebagai seorang ahli pengobatan. Selain itu dia
juga terkenal dengan filsafat. Salah satu quotes Hippocrates ini yang terkenal " Jadikan
makanan sebagai obat dan jadikan obatitu sebagai makanan".

5. Archytas (428 SM – 347 SM)

Archytas dilahirkan di Torentum kira-kira


428 SM. Dia adalah seorng jenderal dan negarawan
sekaligus seorang pengikut Phytagoras yang
menempatkan aritmatika diatas geometri. Archytas
adalah orang yang sangat perhatian dengan
pendidikan dan kurikulum sekolah. Dia membagi matematika atas empat cabang
matematika, yakni aritmatika, geometri, musik dan astronomi.
Salah satu karya Archytas yang menonjol adalah penyelesaian Delion Problem
dengan tiga dimensi yang melibatkan kerucut dan silinder, yang merupakan langkah
pertama kepada geometri analitik.
Archytas melanjutkan tradisi Pythagorean dengan menempatkan aritmatika di
atas geometri, tetapi dia tidak lagi terlalu antusias terhadap angka. Angka tidak lagi
dianggap religius dan mistikal dibandingkan dengan kakek gurunya. Dia menulis aplikasi
aritmatika, geometri dan musik. Pernyataan paling penting dari Archytas adalah nisbah
dua bilangan n : (n+1), disebutkan bahwa hasilnya bukanlah integer melainkan titik
geometri. Archytas lebih banyak berkutat di bidang musik dibandingkan dengan para
pendahulunya.

Kurikulum Archytas
Archytas menempatkan posisi matematika sebagai kurikulum pendidikan dengan membagi
menjadi 4 kelompok, yaitu:

-          Aritmatika
-          Geometri
-          Musik
-          Astronomi
Digabungkan dengan 3 obyek yang terus dipelajari dari Aristoteles hingga Zeno, yaitu:
-   Tata bahasa
-   Retorik (keahlian berpidato)
-   Dialektik (terkait dengan dialek)

Tiga-dimensi versi Archytas


Hal lain tentang Archytas adalah memberikan solusi tri-matra (tiga-dimensi) yang dalam bahasa
modern disebut dengan geometri analitik, notasi akar yang digunakan untuk menuntaskan
“keterbatasan” rumus Pythagoras. Solusi tri-matra Archytas digunakan untuk menyelesaikan
problem Delian yang barangkali mudah untuk diuraikan tetapi lebih sering disebut mendahului
jamannya.
Misal: a adalah sisi sebuah kubus, dan titik (a, 0, 0) adalah titik pusat bidang yang
saling bersilangan secara tegak lurus dengan lingkaran berjari-jari a terletak didalamnya
yang tegak lurus dengan koordinat. Persamaan dengan tiga sisi x² = y² + z² dan 2 ax = x²
+ y² dan (x² + y² + z²)² = 4a²(x² + y²). Ketiga bidang saling bersinggungan/berpotongan
pada sumbu x pada titik a ³√12; merupakan, panjang potongan garis pada kubus. Prestasi
Archytas lebih impresif saat kita melihat bahwa solusi yang diberikan ini tanpa
menggunakan bantuan sistem koordinat.

6. Zeno

a. Biografi Zeno
Zeno terlahir di sebuah kota yang
bernama Elea. Karena merupakan seorang
yang lahir sebelum Masehi, tahun kelahiran
pastinya tidak diketahui. Perkiraan terdekat
dia hidup sekitar tahun 450 BC. Secara umum
Zeno dikenal sebagai seorang filsuf. Zeno
berpendapat bahwa konsep divisibiality dan
multiplication (pembagian dan perkalian).

Pendapat yang dikenal dari paham yang dinyatakannya yaitu segala sesuatunya
abadi dan kekal. Jika dibandingkan dengan paham yang diprakarsai Phytagoras tentu
sangat bertentangan. Phytagoras menyatakan hal yang sebaliknya bahwa segala sesuatu
tidak kekal dan abadi alias bersifat sementara. Pembuktian tentang pernyataan dan
ketidak berlakuan sifat divisibility dan multiplicitos ruang dan waktu oleh Zeno
menggunakan cara dialetika. Cara dialetika ini adalah suatu cara dalam pembuktian yang
bertolak belakang dengan pembuktian langsung.  Langkah awal pembuktian dialetika
yang digunakan Zeno dengan menyatakan suatu pernyataan yang salah. Pernyataan
tersebut dijabarkan sehingga nanti didapat pernyataan yang menyalahkan atau bertolak
belakang juga dengan pernyataan semula. Dalam matematika, prinsip pembuktian ini
masih digunakan hingga sekarang dalam ilmu logika matematika.

b. Paradoks Zeno  
Zeno memperkenalkan beberapa hal paradoks. Paradoks yang diperkenalkan
Zeno banyak sekali berhubungan dengan gerak suatu materi. Berikut beberapa paradoks
yang paling populer dari Zeno. Paradoks pertama dikenal denga istilah dichotomy.
Paradoks dichotomy ini dikemukakan oleh Zeno seperti : Sebelum sebuah benda
sebelum menempuh jarak tertentu maka benda tersebut harus melewati jarak setengah
dari jarak yang akan ditempuh tersebut. Di partisi lebih kecil, sebelum menempuh jarak
setengah jarak tempuh maka, benda tersebut akan menempuh jarak setengah dari
setengah jarak itu atau seperempatnya. Kelanjutannya sebelum menempuh jarak
seperempat tadi, maka benda juga menempuh jarak setengah dari seperempat itu atau
seperdelapan jarak awal. Begitu seterusnya. Hingga nanti pada titik akhir ditemukan
sampai mendekati nol. Ini artinya gerak suatu benda itu pada awalnya tidak ada.
Paradoks berikutnya adalah bernama paradoks Achiles. Zeno memberikan
ilustrasi terhadap paradoks ini sebagai berikut. Sebuah pertandingan adu lari antara
Achiles dan seekor kura-kura. Kura kura diletakkan didepan Achiles sejauh sekian meter.
Dalam pendapat Zeno, seberapa besarpun kecepatan si pelari (Achiles) maka Achiles
tidak akan bisa mendahului kura-kura tersebut, meskipun kecepatan kura kura tersebut
lamban. Dari paradoks ini dan paradoks dichotomy yang pertama tadi, disebutkan bawa
tidak ada gerakan dengan subdivisibilitas tak terhingga (partisi jarak pada prinsip
dichotomy di atas tadi) pada ruang dan waktu.
Paradoks ke tiga adalah mengenai Panah. Zeno berpikiran bahwa suatu benda sedang
melayang (terbang). Maka benda tersebut menempati suatu ruangan yang kapasitasnya
sama dengan kapasitas benda tersebut. Artinya, dalam peristiwa benda yang melayang
diudara itu bukan berarti benda tersebut bergerak. Benda tersebut hanya dalam
keadaan diam. Benda tersebut diam dan menempati sebuah ruangan sebesar benda itu.
Paradoks ke-empat dari Zeno dikenal dengan paradoks stadium. Dalam paradoks
ini Zeno mengilustrasikan objek dalamtiga buah ukuran yang sama besar. Kelompok
pertama dianggap kelompok diam, kelompok ke dua grup yang bergerak ke kekiri dan
grup ke tiga benda yang bergerak ke arah kanan. Praktikum itu akan menghasilkan
kesimpulan bahwasanya, waktupaling kecil buka merupakan waktu terkecil, karena di
bawah waktu terkecil itu masih ada waktu yang lebih kecil lagi, dan di bawah waktu kecil
ini ada lagi waktu yang lebih kecil, begitu seterusnya hingga tak terhingga.

7. Democritus
Democritus lahir di kota Abdera, Yunani Utara.
Ia hidup sekitar tahun 460 SM hingga 370 SM. Ia
berasal dari keluarga kaya raya. Pada waktu ia masih
muda, ia menggunakan warisannya untuk pergi ke
Mesir dan negeri-negeri Timur lainnya. Selain menjadi
murid Leukippos, Ia juga belajar kepada Anaxagoras
dan Philolaos. Hanya sedikit yang dapat diketahui dari
riwayat hidup Democritus. Banyak data tentang
kehidupannya telah tercampur dengan legenda-legenda
yang kebenarannya sulit dipercaya.
Democritus dikenal sebagai penganut paham “Doctrin Materialistik”. Dia pernah
melakukan perjalanan ke Mesir dan Babylonia. Democritus banyak menulis tentang
matematika, beberapa buku diantaranya adalah : on numbers, on geometry, on
irrational. Disamping Democritus juga banyak menulis risalah-risalah dalam bidang
matematika dan kimia.
Menurut Archimides, pembuktian teorema bahwa isi piramida adalah seprtiga
luas alas dikali dengan tingginya, pertama kali dilakukan oleh Democritus, walaupun
pembuktian yang dilakukan Democritus ini tidak begitu sempurna. Barangkali
Democritus hanya memperlihatkan bahwa suatu prisma tiga sisi dapat dibagi menjadi
tiga buah piramida tiga sisi, dimana sepasang-sepasangnya mempunyai alas dan sisi
yang sama. Kemudian, disimpulkannya bahwa piramida-piramida yang mempunyai luas
alas dan tinggi yang sama akan mempunyai isi yang sama pula, dimana hal ini sudah
dikenal oleh bangsa Mesir sebelumnya. Disamping isi piramida, kemungkinan
Democritus juga membuktikan bahwa isi kerucut adalah sepertiga dari isi selinder
dengan alas yang sama. Hal ini barangkali diperoleh dari teorema tentang isi kerucut
dengan anggapan bahwa kerucut adalah piramida dengan alasnya suatu segi banyak
dengan sisi tak terhingga banyak.

8. Menaechmus (380 SM – 320 SM)


a. Biografi Menaechmus
Disebutkan bahwa Menaechmus adalah murid
Eudoxus yang lahir di Alopeconnesus, Asia kecil
(sekarang Turki). Tempat kelahiran itu letaknya tidak jauh
dari Cnidus, tempat Eudoxus bermukim dan berkarya.
Ada yang menyimpulkan bahwa Menaechmus adalah
pembimbing (tutor) dari Alexander Agung karena profesi
sehari-harinya adalah sebagai kepala sekolah di Cnidus.

Menaechmus dikenal karena penemuannya tentang


potongan-potongan kerucut dan dia pula yang pertama
kali menunjukkan bahwa bentuk elips, parabola dan hiperbola diperoleh dengan
memotong kerucut - sebagai sebuah ruang - tidak sejajar dengan dasar kerucut. Istilah
parabola dan hiperbola tidak dikenal saat ini dan baru dinamai oleh Apollonius, meskipun
ada bukti yang menyebutkan bahwa istilah parabola dan hiperbola usianya lebih tua dari
Apollonius.

b. Potongan kerucut

Potongan-potongan kerucut penemuan Menaechmus ditemukan secara tidak


sengaja ketika dia berusaha menyelesaikan problem dalam perbandingan (nisbah) antara
dua garis lurus. Hasilnya adalah menyelesaikan problem duplikasi kubus dengan
menggunakan potongan-potongan kerucut. Misal: diketahui garis lurus dengan ujung a
dan b; kita ingin mencari perbandingan titik-titik x dan y yang terletak diantaranya:
a : x = x : y = y : b diperoleh a/x = y/b → xy = ab
Perhatikan nilai x dan y ditemukan dari titik-titik potong parabola: x² = ay dan hiperbola
tegak lurus xy = ab. Di sini tidak tampak upaya Menaechmus menyelesaikan problem,
namun di sini ditampilkan pula istilah modern tentang bagaimana parabola dan hiperbola
mampu menjadi solusi bagi problem matematika.

Perhatikanlah: a/x = x/y → x² = ay; dan x/y = y/b → y² = bx


Dapat diketahui nilai x dan y adalah titik-titik potong dua parabola x² = ay dan y² = bx.

c. Sumbangsih
Penemuan tidak sengaja potongan-potongan kerucut dari Menaechmus kelak
mendasari [Blaise] Pascal untuk menjabarkan lebih lanjut dengan bentuk-bentuk elips,
parabola dan hiperbola. Penjabaran dan pengambaran bentuk geometri lewat persamaan
adalah suatu hal baru. Titik-titik potong pada parabola dan hiperbola kelak
“disederhanakan” oleh Descartes.

9. Aristoteles

a. Biografi Aristoteles
Aristoteles mendapat julukan sebagai Bapak
Ilmu Pengetahuan. Aristoteles dilahirkan di kota
Stagira, Macedonia, 384 SM. Ayahnya seorang ahli
fisika kenamaan. Pada umur tujuh belas tahun
Aristoteles pergi ke Athena belajar di Akademi Plato.
Dia menetap di sana selama dua puluh tahun hingga
tak lama Plato meninggal dunia. Dari ayahnya,
Aristoteles mungkin memperoleh dorongan minat di
bidang biologi dan “pengetahuan praktis”. Di bawah
asuhan Plato dia menanamkan minat dalam hal
spekulasi filosofis.
Pada tahun 342 SM Aristoteles pulang kembali ke Macedonia, menjadi guru
seorang anak raja umur tiga belas tahun yang kemudian dalam sejarah terkenal dengan
Alexander Yang Agung. Aristoteles mendidik si Alexander muda dalam beberapa tahun.
Di tahun 335 SM, sesudah Alexander naik tahta kerajaan, Aristoteles kembali ke Athena
dan di situ dibukanya sekolahnya sendiri, Lyceum. Dia berada di Athena dua belas tahun,
satu masa yang berbarengan dengan karier penaklukan militer Alexander. Alexander
tidak minta nasehat kepada bekas gurunya, tetapi dia berbaik hati menyediakan dana buat
Aristoteles untuk melakukan penyelidikan-penyelidikan. Mungkin ini merupakan contoh
pertama dalam sejarah seorang ilmuwan menerima jumlah dana besar dari pemerintah
untuk maksud-maksud penyelidikan dan sekaligus merupakan yang terakhir dalam abad-
abad berikutnya.
Walau begitu, pertaliannya dengan Alexander mengandung pelbagai bahaya.
Aristoteles menolak secara prinsipil cara kediktatoran Alexander dan tatkala si penakluk
Alexander menghukum mati sepupu Aristoteles dengan tuduhan menghianat, Alexander
punya pikiran pula membunuh Aristoteles. Di satu pihak Aristoteles kelewat demokratis
di mata Alexander, dia juga punya hubungan erat dengan Alexander dan dipercaya oleh
orang-orang Athena. Tatkala Alexander mati tahun 323 SM golongan anti-Macedonia
memegang tampuk kekuasaan di Athena dan Aristoteles pun didakwa kurang ajar kepada
dewa. Aristoteles, teringat nasib yang menimpa Socrates 76 tahun sebelumnya, lari
meninggalkan kota sambil berkata dia tidak akan diberi kesempatan kedua kali kepada
orang-orang Athena berbuat dosa terhadap para filosof. Aristoteles meninggal di
pembuangan beberapa bulan kemudian di tahun 322 SM pada umur enam puluh dua
tahun.
Karyanya yang berjudul “On Indivisible Lines” cukup menjadi pembicaraan orang
ramai. Isi dari risalah ini mengenai indivisible (tak dapat dibagi). Aristotle juga menulis
biografi tentang Phytagoras, namun karyanya ini hilang. Diskusi-diskusi dan ceramah-
ceramah yang dilakukannya mengenai adanya infinito (tak terhingga) dalam aritmatika
dan geometri mempengaruhi penulis-penulis berikutnya terhadap dasar-dasar
matematika. Hasil murni karya Aristoteles jumlahnya mencengangkan. Empat puluh
tujuh karyanya masih tetap bertahan. Daftar kuno mencatat tidak kurang dari seratus
tujuh puluh buku hasil ciptaannya. Bahkan bukan sekedar banyaknya jumlah judul buku
saja yang mengagumkan, melainkan luas daya jangkauan peradaban yang menjadi bahan
renungannya juga tak kurang-kurang hebatnya. Kerja ilmiahnya betul-betul merupakan
ensiklopedi ilmu untuk jamannya. Aristoteles menulis tentang astronomi, zoologi,
embryologi, geografi, geologi, fisika, anatomi, physiologi, dan hampir tiap karyanya
dikenal di masa Yunani purba. Hasil karya ilmiahnya, merupakan, sebagiannya,
kumpulan ilmu pengetahuan yang diperolehnya dari para asisten yang spesial digaji
untuk menghimpun data-data untuknya, sedangkan sebagian lagi merupakan hasil dari
serentetan pengamatannya sendiri.
b. Profil Dan Perjalanan Hidup Aristoteles 
Untuk menjadi seorang ahli paling jempolan dalam tiap cabang ilmu tentu
kemustahilan yang ajaib dan tak ada duplikat seseorang di masa sesudahnya. Tetapi apa
yang sudah dicapai oleh Aristoteles malah lebih dari itu. Dia filosof orisinal, dia
penyumbang utama dalam tiap bidang penting falsafah spekulatif, dia menulis tentang
etika dan metafisika, psikologi, ekonomi, teologi, politik, retorika, keindahan,
pendidikan, puisi, adat-istiadat orang terbelakang dan konstitusi Athena. Salah satu
proyek penyelidikannya adalah koleksi pelbagai negeri yang digunakannya untuk studi
bandingan.
Mungkin sekali, yang paling penting dari sekian banyak hasil karyanya adalah
penyelidikannya tentang teori logika, dan Aristoteles dipandang selaku pendiri cabang
filosofi yang penting ini. Hal ini sebetulnya berkat sifat logis dari cara berfikir Aristoteles
yang memungkinkannya mampu mempersembahkan begitu banyak bidang ilmu. Dia
punya bakat mengatur cara berfikir, merumuskan kaidah dan jenis-jenisnya yang
kemudian jadi dasar berpikir di banyak bidang ilmu pengetahuan. Aristoteles tak pernah
kejeblos ke dalam rawa-rawa mistik ataupun ekstrim. Aristoteles senantiasa bersiteguh
mengutarakan pendapat-pendapat praktis. Sudah barang tentu, manusia namanya, dia
juga berbuat kesalahan. Tetapi, sungguh menakjubkan sekali betapa sedikitnya kesalahan
yang dia bikin dalam ensiklopedi yang begitu luas.
Pengaruh Aristoteles terhadap cara berpikir Barat di belakang hari sungguh
mendalam. Di jaman dulu dan jaman pertengahan, hasil karyanya diterjemahkan ke
dalam bahasa-bahasa Latin, Arab, Itali, Perancis, Ibrani, Jerman dan Inggris. Penulis-
penulis Yunani yang muncul kemudian, begitu pula filosof-filosof Byzantium
mempelajari karyanya dan menaruh kekaguman yang sangat. Perlu juga dicatat, buah
pikirannya banyak membawa pengaruh pada filosof Islam dan berabad-abad lamanya
tulisan-tulisannya mendominir cara berpikir Barat. Ibnu Rusyd (Averroes), mungkin
filosof Arab yang paling terkemuka, mencoba merumuskan suatu perpaduan antara
teologi Islam dengan rasionalismenya Aristoteles. Maimomides, pemikir paling
terkemuka Yahudi abad tengah berhasil mencapai sintesa dengan Yudaisme. Tetapi, hasil
kerja paling gemilang dari perbuatan macam itu adalah Summa Theologia-nya
cendikiawan Nasrani St. Thomas Aquinas. Di luar daftar ini masih sangat banyak kaum
cerdik pandai abad tengah yang terpengaruh demikian dalamnya oleh pikiran Aristoteles.
Istilah-istilah ciptaan aristoteles masih dipakai sampai sekarang: Informasi, relasi,
energi, kuantitas, kualitas, individu, substansi, materi, esensi, dsb. Ahli filsafat terbesar di
dunia sepanjang zaman, bapak peradaban barat, bapak eksiklopedi, bapak ilmu
pengetahuan, atau guru(nya) para ilmuwan adalah berbagai julukan yang diberikan pada
ilmuan ini. Berbagai termuannya seperti logika yang diebut juga ilmu mantic yaitu
pengethaun tentang cara berpikir dengan baik, benar, dan sehat, membaut namanya
begitu dikenal oleh setiap orang di seluruh dunia yang pernah mengecap penididkan.
Pria yang lahir di Stagmirus, Macedonia. Pada tahun 384 sM. Inilah orang
pertama di dunia yang dapat membuktikan bahwa bumi bulat. Pembuktian yang
dilakukaknya dengan jalan meliaht gerhana. Sepuluh jenis kata yang dikenal orang saat
ini seperti. Kata kerja, kata benda, kata sifat dan sebagainya merupakan pembagian kata
hasil pemikirannya. Dia jugalah yang mengatakan bahwa manusia adalah mahluk social.
Ayahnya yang bernama Nicomachus, seorang dokter di sitana Amyntas III, raja
Mecodinia, kakek Alexander Agung. Meninggal ketika Aristoteles berusia 15 tahun.
Karennanya, ia kemudia dipelihara oleh proxenus, pamanya- saudara dari ayahnya, pada
usia 17 tahun ia masuk akademi milik plato di Athena. Dari situlahia kemudian menjadi
murid plato selama 20 tahun. Dengan meninggalnya plato pada tahun 347 sM. Aristoteles
meninggalkan Athena dan mengembara selama 12 tahun. Dalam jenjang waktu itu ia
mendirikan akademi di Assus dan menikah dengan Pythias yang tak lama kemudian
meninggal. Ia lalu menikah lagi dengan Herpyllis yang kemudian melahirkan baginya
seorang anak laki-laki yang ia beri nama Nicomachus seperti ayahnya. Pada tahu-tahun
berikutnya ia juga mendirikan akademi di Mytilele. Saat itulah ia sempat jadi guru
Alexander Agung selama 3 thun. Di Lyceum, Athena pada tahuan 355 sM. Ia juga
mendirikan semacam akademi. Di sinilah ia selama 12 tahun memberikan kuliah,
berpikir, mengadakan riset dan eksperimen serta membuat catatan-catatn dengan tekun
dan cermat.
Pada tahun 323 sM Alexander Agung meninggal. Karena takut di bunuh orang
yunani yang membenci pengikut Alexander, Aristoteles akhirnya melarikan diri ke
Chalcis. Tapi ajal emmang tal menganl tempat. Mau bersembunyi kemanapun, kalau ajal
sydah tiba tidak ada yang bisa menolak. Demikian juga dengan tokoh ini, satu tahun
setelah pelariannya ke kota itu, yaitu tepatnya pada tahun 322 sM, pada usia 62 tahun ia
meninggal juga di kota tersebut, Chalcis Yunani.
Julukan :
1. Ahli filsafat terbesar di dunia sepanjang zaman.
2. Bapak peradaban barat.
3. Bapak ilmu pengetahuan atau guru (nya) para ilmuan.

Penemuan / Sumbangan Ilmu Pengetahuan:


 Logika (Ilmu mantic: pengethaun tenatng cara berpikir dengan baik, benar, dan sehat.
 Biologi, fisika, botano, astronomi, kimia, meteorology, anatomi. Zoology, embriologi,
dan psikologi eksperimental

10. Plato (428 – 548 SM)

Tokoh satu ini dikenal sebagai seorang


filsuf terbesar dan juga matematikawan. Ia
juga mencatat keberadaan dari salah satu
benua Atlantis yang hilang. Plato dilahirkan di
Atena pada tahun 427 S.M. dan meninggal
disana pada tahun 347 S.M. dalam usia 80
tahun. Ia berasal dari keluarga aristokrasi yang
turun-temurun memegang politik penting
dalam politik Atena. Ia pun bercita-cita sejak
mudanya untuk menjadi orang negara. Tetapi perkembangan politik di masanya tidak
memberi kesempatan padanya untuk mengikuti jalan hidup yang diingininya itu.
Namanya bermula ialah Aristokles. Nama plato diberikan oleh gurunya. Ia memperoleh
nama itu berhubung dengan bahunya yang lebar. Sepadan dengan badannya yang tinggi
dan tegap raut mukanya, potongan tubuhnya serta parasnya yang elok bersesuaian benar
dengan ciptaan klasik tentang manusia yang cantik. Bagus dan harmoni meliputi seluruh
perawakannya.
Abad keempat sebelum masehi, dibuka dengan kematian Socrates. Dalam bidang
matematika Socrates boleh dikatakan tidak banyak mempunyai saham dalam
pengembangannya, karena Socrates memang bukan seorang mathematician. Tetapi,
muridnya platoadalah seorang mathematical inspiration pada abad keempat sebelum
masehi.
Meskipun tidak banyak menghasilkan karya-karya dalam bidang matematika,
namun Plato adalah seorang inspirator aktivitas matematika, dimana dia banyak
membantu ahli matematika lainnya dalam pengembangan matematika. Salah satu
penemuan khusus dari Plato dalam bidang matematika adalah penemuannya tentang
rumus triple phytagoras. Pentingnya Plato dalam sejarah matematika adalah karena
perannya yang sebagai pemancing inspirasi dan bimbingannya terhadap teman-teman
seangkatannya.
Dalam karyanya “Republic”, Plato mengatakan bahwa “aritmatika mempunyai
efek yang besar sekali, yaitu memaksa pikiran untuk memikirkan bilangan yang abstrak”
dan “bilangan adalah raja dari kelahiran buruk dan baik”. Dari apa yang telah dilakukan
dan dihasilkan Plato, dapat diambil kesimpulan bahwa Plato mempunyai pengaruh yang
sangat besar dalam perkembangan matematika. Akademi Plato di Athena merupakan
pusat matematika dunia pada waktu itu. Dari sekolah Plato ini muncul guru-guru dan
peneliti-peneliti matematika yang kenamaan pada zamannya, seperti Eudoxus.
Dalam tubuh yang besar dan sehat itu bersarang pula pikiran yang dalam dan
menembus. Pandangan matanya menunjuk seolah-olah ia mau mengisi dunia yang lahir
ini dengan cita-citanya. Pelajaran yang diperolehnya dimasa kecilnya, selain dari
pelajaran umum ialah menggambar dan melukis disambung dengan belajar musik dan
puisi. Sebelumdewasa ia sudah pandai membuat karangan yang bersanjak. Sebagaimana
biasanya dengan anak orang baik-baik di masa itu plato mendapat didikan dari guru-guru
filosofi. Pelajaran filosofi mula-mula diperolehnya dari kratylos. Kratylos dahulunya
murid herakleitos yang mengajarkan “semuanya berlalu” seperti air.
Rupanya ajaran semacam itu tidak hinggap di dalam kalbu aristocrat yang
tertpengaruh oleh tradisi keluarganya. Sejak berumur 20 tahun plato mengikuti pelajaran
sokrates. Pelajaran itulah yang memberi kepuasan baginya. Pengaruh sokrates makin hari
makin mendalam padanya. Ia menjadi murid sokrates yang setia. Sampai pada akhir
hidupnya sokrates tetap menjadi pujaannya. Dalam segala karangann ya yang berbentuk
dialog, bersoal jawab, sokrates kedudukannay sebagai pujangga yang menuntun. Dengan
cara begitu ajaran plato tergambar keluar melalui mulut sokrates. Setelah pandangan
filosofinya sudah jauh menyimpang dan sudah lebih lanjut dari pandangan gurunya, ia
terus berbuat begitu. Sokrates digambarkannya sebagai juru bahasa isi hati rakyat di
Atena yang tertindas karena kekuasaan yang saling berganti. Kekuasaan demokrasi yang
meluap menjadi anarki dan sewenang-wenang digantikan berturut-turut oleh kekuasaan
seorang tiran dan oligarki, yang akhirnya membawa Atena lenyap ke bawah kekuasaan
asing.

Plato Sebagai Filsuf


Plato mempunyai kedudukan yang istimewa sebagai seorang filosof. Ia pandai
menyatukan puisi dan ilmu., seni dan filosofi. Pandangan yang dalam dan abstrak
sekalipun dapat dilukiskannya dengan gaya bahasa yang indah. Tidak ada seorang filosof
sebelumnya dapat menandinginya dalam hal ini. Juga sesudahnya tak ada. Hukuman
yang ditimpakan itu dipandangnya suatu perbuatan zalim meminum racun besar sekali
pengaruhnya atas pandangan hidup plato. Sokrates dimatanya adalah seorang yang
sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya, orang yang tak pernah berbuat salah. Hukumn yang
ditimpakan itu dipandangnya sebagai suatu perbuatan zalim semata-mata, yang dilakukan
oleh orang yang moril tidak bertanggung-jawab. Ia sangat sedih dan menamakan dirinya
seorang anak yang kehilangan bapak. Ia sedih tetapi terpaku karena pendirian sokrates
yang menolak kesempatan yang diberikan untuk melarikan diri dari penjara, dengan
memperingatkan ajarannya “lebih baik menderita kezaliman dari berbuat zalim”.
Pemikiran dan Ajaran Plato
Pemikiran yang dicetuskan PLATO : Intisari dari pada filosofi plato ialah pendapatnya
tentang idea. Itu adalah suatu ajaran yang sangat sulit memahamkannya. Salah satu sebab
ialah bahwa pahamnya ten tang idea selalu berkembang. Bermula idea itu dikemukakan
sebagai teori logika. Kemudian meluas menjadi pandangan hidup, menjadi dasar umum
bagi ilmu dan politik social dan mencakup pandangan agama. Plato memisahkan
kenyataan yang kelihatan dalam alam yang lahir, dimana berlaku pandangan Herakleitos,
dan alam pengertian yang abstrak dimana berlaku pandangan Parmenides. Dalam bidang
yang pertama yang ada hanya kiraan. Sebab kalau semuanya mengalir dengan tidak
berhenti-hentinya, tiap barang bagi tiap orang pada setiap waktu hanya berupa seperti
yang terbayang dimukanya. Maka manusia menjadi ukuran dari segalanya, seperti
dikatakan oleh protagoras. Tetapi pengetahuan dapat memberikan apa yang tetap
adanya, yaitu idea. Berlakunya idea itu tidak bergantung kepada pandangan dan pendapat
orang banyak. Ia timbul semata-mata karena kecerdasan berfikir. Pengertian yang dicari
engan pikiran ialah idea. Idea pada hakikatnay sudah ada, tinggal mencarinya saja. Pokok
tinjauan filosofi plato ialah mencari pengetahuan ten tang pengetahuan. Ia bertolak dari
ajaran gurunya sokrates yang mengatakan “budi ialah tahu”. Budi yang berdasarkan
pengetahuan menghendaki suatu ajaran tentang pengetahuan sebagai dasar filosofi.
Pertentangan antara pikiran dan pandangan menjadi ukuran bagi plato. Pengertian yang
mengandung didalamnya pengetahuan dan budi, yang dicarinya bersama-sama dengan
sokrates, pada hakekat dan asalnya berlainan sama sekali dari pemandangan. Sifatnya
tidak diperoleh dari pengalaman. Pemandangan hanya alasan untuk menuju pengertian. Ia
diperoleh atas usaha akal sendiri. Idea menurut paham plato tidak saja pengertian jenis,
tetapi juga bentuk dari pada keadaan yang sebenarnya. Idea bukanlah suatu pikiran,
melainkan suatu realita. Pendapat Parmenides tentang adanya yang satu kekal, dan tidak
berubah-ubah. Tetapi yang baru dalam ajaran plato ialah pendapatnya ten tang suatu
dunia yang tidak bertubuh. Filosofi grik sebelumnya dia tidak mengenal gambaran dunia
dunia semacam itu. juga adanya dalam pikiran Parmenides, yang mengisi yang sepenuh-
penuhnya, sehingga di sebelah adanya tidak ada lagi tempat yang kosong, masih
merupakan sesuatu yang bertubuh.
Sumbangan Plato bagi Pengetahuan

Etik Plato 
Pendapat plato seterusnya tentang etik bersendi ada ajarannya tentang idea. Dualisme dunia
dalam teori pengetahuan diteruskannya ke dalam praktik hidup. Oleh karena kemauan seorang
bergantung kepada pendapatnya, nilai kemauannya itu ditentukan pula oleh pendapat itu. dari
pengetahuan yang sebenarnya yang dicapai dengan dialektik timbul budi yang lebih tinggi
daripada yang dibawakan oleh pengetahuan dari pandangan. Jadinya, menurut plato ada 2
macam budi. Pertama, budi filosofi yang timbul dari pengetahuan dengan pengertian. Kedua,
budi biasa yang terbawa oleh kebiasaan orang banyak. Sikap hidup yang dipakai tidak terbit dari
keyakinan, melainkan disesuaikan kepada moral orang banyak dalam hidup sehari-hari.
Negara Ideal 
Pandangan plato tentang negara dan luasnya masih terpaut pada masanya. Ia lebih memandang
kebelakang dari pada kemuka. Negara Grik di masa itu ialah kota. Jumlah penduduknya tidak
lebih daripada dua atau tiga ribu jiwa. Penduduk kota ialah orang-orang merdeka, yang
mempunyai milik tanah terletak diluar kota yang dikerjakan oleh budak-budaknya. Diantara
mereka terdapat saudagar, tukang, pandai seni dan pejabat negara. Menurut kebiasaan di waktu
itu pekerjaan yang kasar dikerjakan oleh budak belian. Mereka itu tidak dianggap sebagai
penduduk sebab tidak merdeka. Plato berpemdapat bahwa dalam tiap-tiap negara segala
golongan dan segala orang-orang seorang adalah alat semata-mata untuk kesejahteraan
semuanya.

Kesejahteraan semua itulah yang menjadi tujuan yang sebenarnya. Dan itu pulalah yang
menentukan nilai pembagian pekerjaan. Dalam negara yang ideal itu glongan pengusaha
menghasilkan, tetapi tidak memerintah. Golongan penjaga melindungi, tetapi tidak memerintah.
Golongan cerdik pandai, diberi makan dan dilindungi, dan mereka memerintah. Ketiga macam
budi yang dimiliki oleh masing-masing golongan, yaitu bijaksana, berani dan menguasai diri
dapat menyelenggarakan dengan kerjasama budi keempat bagi masyarakat, yaitu keadilan.
Sumbangan bagi Perkembangan
Logika 
Pertama, karangan-karangan yang ditulisnya dalam masa mudanya yaitu waktu sokrates masih
hidup sampai tak lama sesudah ia meninggal.  Buku-buku yang di tulisnya pada masa itu adalah
Apologie, Kriton, Ion, Protagoras, Laches, Politeia Buku I, Lysis, Charmides dan Euthyphron.
Dalam seluruh dialog itu plato berpegang pada pendirian gurunya sokrates. Dalam buku-buku itu
tidak terdapat buah pikiran plato yang timbul kemudian yang menjadi corak filosofinya., yaitu
ajaran tentang idea. Cita-cita yang dikemukakan dalam tulisannya di masa itu ialah pembentukan
pengertian dalam daerah etik. Kedua, buah tangan yang ditulisnya dalm masa yang terkenal
sebagai “masa peralihan”. Masa itu disebut juga masa Megara, yaitu waktu plato tinggal
sementar disitu. Dialog-dialog yang diduga ditulisnya dalam masa itu ialah Gorgias, Kratylos,
Menon, Hippias dan beberapa lainnya. Perkembangan pikiran plato keluar garis sokrates. Pada
vajaran sokrates, yang mencari pengertian disambungkan pendapat filosofi sebelumnya terutama
pendirian orfisisme dan Pythagoras.

11. Hippias

Hippias dilahirkan di Ellis. Hippies banyak


sekali menulis naskah, baik mengenai matematika,
maupun pidato-pidato, tetapi semua hasil karya
Hippias ini tidak dapat ditemukan. Hippies
memperkenalkan bentuk kurva yang lain dari
kurva, garis lurus dan lingkaran, yang lebih dikenal
dengan trisectrix/quadratrix dari Hippias. Kurva
Hippias ini lebih dikenal dengan quadratrix, sebab
kurva ini dapat digunakan untuk mengkuadratkan
suatu lingkaran.

12. Eudoxus (408-355 SM)

Eudoxus yang dilahirkan di Cnidus adalah


salah seorang murid Plato. Semula karena merasa
tidak begitu popular di Athena, Eudoxus memutuskan kembali ke Asia. Ditempat
barunya itu, dia berusaha untuk menyamai gurunya plato, dengan mendirikan sebuah
akademi. Dalam bidang matematika, Eudoxus memperkenalkan hal baru mengenai
perbandingan seharga. Dimana a/b = c/d jika dan hanya jika diketahui bilangan m dan n,
bilangan ma < nb, maka mc < nd, atau jika ma = nb, maka mc = nd, atau jika ma > nb,
maka mc > nb.
Disamping defenisi mengenai perbandingan senilai, Eudoxus menemukan lagi
suatu aksioma yang sering disebut dengan”aksioma kontuinitas”. Aksioma ini
menyatakan bahwa: apabila diketahui dua besaran yang mempunyai suatu ratio (artinya
bilangan tersebut tidak ada yang sama dengan nol) maka dapat dicari suatu pengali,
sehingga salah satunya lebih besar dari yang lain.

13. Dinostratus

Seperti halnya, Menaechmus, Dinostratus


tidak begitu dikenal kehidupan pribadinya, seperti
tanggal lahir, masa mudanya dan kapan
meninggalnya. Dia adalah saudara Menaechmus
dan sama-sama menjadi murid Plato dan juga
dikenal sebagai seorang mathematician.
Dinostratus adalah orang yang menemukan
penyelesaian pengkuadrattan suatu lingkaran,
yaitu dengan bantuan trisectrix-nya Hippias.
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Menurut bahasa kata “matematika” berasal dari kata μάθημα(máthema) dalam
bahasa Yunani yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar”
juga μαθηματικός (mathematikós) yang diartikan sebagai “suka belajar”. Matematika
Yunani pada periode setelah Iskandar Agung kadang-kadang disebut matematika
helenistik. Kata "matematika" sendiri diturunkan dari kata Yunani kuno μάθημα
(mathema), yang artinya "pelajaran tentang instruksi". Bangsa Yunani juga
mengembangkan sistem numerasinya sendiri. Sistem numerasi yang digunakan bangsa
Yunani ada 2 macam yaitu sistem Attic (Herodianic) dan sistem Ionia. .Matematika
Yunani baru mulai berkembang kira-kira abad ke 6 sebelum masehi dengan pelapor
pertama matematika Yunani Kuno adalah Thales dan Pythagoras. Kemudian
bermunculan tokoh-tokoh matematika Yunani yang lain seperti Phytagoras, Anaxagoras,
Hipocrates, Hippias, Archytas, Zeno, Democritus, Plato, Eudoxus, Menaechmus,
Dinostratus, dan Aristotles.

B.     SARAN
Perkembangan matematika zaman Yunani Kuno mulai memperlihatkan kemajuannya
setelah banyaknya kaum pedagang dan ilmuwan Yunani merantau serta belajar ke Mesir
dan Babilonia. Sehingga mengakibatkan matematika berkembang sangat luas dan
terdapat interaksi bermanfaat antara matematika dan sains seperti yang kita ketahui
sampai saat ini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui sumber asal
pengetahuan tentang sejarah perkembangan Matematika pada zaman Yunani Kuno
DAFTAR PUSTAKA

G, Muchtar, Sejarah Matematika.1988.Universitas Negeri Padang


https://aqidatulmeiliyah94.wordpress.com/sejarah-matematika-2/sejarah-matematika/

http://www.biografiku.com/2009/01/biografi-plato.html

https://www.google.com/search?q=archytas&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b-
ab#q=sejarah+matematika+pythagoras

https://www.scribd.com/doc/291186127/Sejarah-Singkat-Teorema-Pythagoras

http://yenipuspitasari5c.blogspot.co.id/2015/09/sejarah-matematika-pada-zaman-yunani.html

Anda mungkin juga menyukai