Anda di halaman 1dari 15

Ringkasan Materi

1. Etika Umum dan Etika Profesional


Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu kata ethos yang berarti “karakter”. Etika berhubungan
dengan bagaimana seseorang bertindak terhadap orang lainnya.
a. Etika Umum
Etika umum merumuskan apa yang baik untuk individu dan masyarakat, dengan
menetapkan sifat kewajiban atau tugas sehingga individu-individu memiliki kewajiban terhadap
diri sendiri maupun terhadap pihak lain. Berhubung terdapat kesulitan dalam mencapai
kesepakatan di kalangan para ahli filsafat tentang apa yang “baik” dan apa yang menjadi
“kewajiban”, maka mereka dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama yaitu disebut
ethical absolutist yang berpendapat bahwa ada prinsip Universal yang diterapkan pada setiap
orang yang tidak berubah sepanjang masa. Kelompok lain disebut ethical relativists yang
berpendapat bahwa pertimbangan etis ditunjukkan oleh perubahan kebiasaan dan tradisi yang
berlaku dalam masyarakat di mana mereka hidup.
Para ahli etika mengembangkan suatu kerangka pengambilan etika umum
a. dapatkan fakta-fakta yang relevan untuk pengambilan keputusan
b. Identifikasi masalah etika yang terkait dari fakta-fakta tersebut
c. Tentukan siapa yang terpengaruh oleh keputusan tersebut dan bagaimana pengaruhnya
d. Identifikasi alternatif-alternatif pengambil keputusan
e. Identifikasi konsekuensi dari setiap alternatif
f. Tetaplah pilih etika

b. Etika profesional
Etika profesional mencakup prinsip perilaku untuk orang orang profesional yang
dirancang baik untuk tujuan praktis maupun untuk tujuan idealistis. Oleh karena kode Ethic
profesional antara lain dirancang untuk mendorong perilaku ideal, kode etik harus realistis dan
dapat dilaksanakan. Agar bermanfaat, kode Ethic save ya nya lebih tinggi dari undang undang
tetapi di bawah itu ya. Alasannya adalah memelihara kepercayaan masyarakat akan jasa yang
diberikan professi, siapa pun yang melaksanakannya. Kepercayaan publik akan meningkat akibat
apabila professi menetapkan standar kinerja yang tinggi yang harus dilaksanakan oleh semua
praktisi. Kantor akuntan publik memiliki hubungan dengan pengguna laporan keuangan yang
beda bila dibandingkan dengan yang memiliki professi lain dan para konsumennya. Sebagai
contoh, penasehat hukum dibayar oleh kliennya dengan tugas pertama membela si kllien.
Akuntan publik di beri penegasan oleh manajemen, dan dibayar oleh perusahaan yang
menerbitkan laporan keuangan, tetapi penerima manfaat utama audit adalah para pengguna
laporan keuangan. Para praktisi harus menjaga agar klien memandang akuntan publik sebagai
orang atau orang orang yang komputen dan tidak biasa. Oleh karena itu menjadi tuntutan bagi
kantor kantor akuntan publik untuk berperilaku dengan tingkat profesionalitas yang tinggi.

2. Kode etik profesi akuntan publik


Organisasi professi akuntan di Indonesia telah memiliki Kode Etik Akuntan Indonesia
yang terakhir ditetapkan dalam Konggres VIII Ikatan Akuntan Indonesia pada tahun 1998. Kode
Ethic tersebut bersumber dari Kode Etik AICPA. Sejak terbentuknya Institut Akuntan publik
Indonesia pada tahun 2007 kode etik tersebut masih tetap berlaku untuk seluruh anggota, namun
khusus bagi para akuntan publik anggota IAPI diberlakukan kode etik yang baru disebut Kode
Etik Profesi Akuntan Publik yang berlaku efektif 1 Januari 2010. Kode etik ini disusun IAPI
dengan mengacu pada Code Ethics for Profesional Accountants yang diterbitkan oleh The
Internasional Ethic Standadr Board for Accountants (IESBA-IFAC) edisi tahun 2008.
Kode etik lama lebih bersifat rutin, sedangkan yang baru membuat banyak hal yang bersifat
prinsip rule base, sedangkan yang baru memuat banyak hal yang bersifat principal base. Sifat
principal base ini selalu menjadi ciri dari pernyataan standar yang diterbitkan IFAC. Kode Etik
Professi Akutansi Publik selanjutnya disingkat “Kode Etik” terbagi menjadi dua bagian yaitu
bagian A bagian B. Bagian A dari kode etik ini menetapkan prinsip dasar etika professi dan
memberikan kerangka konseptual untuk penerapan prinsip tersebut, sedangkan bagian B
memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka konseptual tersebut pada situasi tertentu.
Kode Etik tersebut menetapkan prinsip dasar dan aturan etika professi yang harus diterapkan
oleh setiap individu dalam kantor akuntan publik, baik yang merupakan anggota IAPI maupun
yang bukan anggota IAPI, yang memberikan jasa profesional yang meliputi jasa asurans dan jasa
selain asurans seperti yang tercantum dalam standar professi dan kode etik professi.

3. Prinsip prinsip dasar etika profesi


Tanggung jawab professi akuntan publik tidak hanya terbatas pada kepentingan lain atau
pemberi kerja. Ketika bertindak untuk kepentingan publik, setiap praktisi harus mematuhi dan
menerapkan seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam kode etik. Bagian A
dari kode etik menetapkan prinsip dasar etika professi untuk setiap praktisi dan memberikan
kerangka konseptual untuk penerapan prinsip tersebut.
- pendekatan kerangka konseptual
Kode Ethic mengharuskan praktisi selalu menerapkan kerangka konseptual untuk
mengidentifikasi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar serta menerapkan pencegahan.
Identifikasi ancaman dan penerapan pencegahan selalu disebutkan dalam bagian B kode etik,
yaitu harus dilakukan ketika praktisi terlihat terlibat dalam melakukan pekerjaan profesional nya.
- ancaman dan pencegahan
Etik memberikan catatan kepada praktisi untuk tidak hanya menerima informasi atas adanya
ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar, tetapi juga harus mengupayakan untuk
mengetahui atas sesuatu yang sesungguhnya dapat diketahui yang merupakan ancaman terhadap
prinsip dasar tersebut. Ancaman ancaman terhadap prinsip dasar sebagaimana dimaksud dalam
kode etik ini di klasifikasi kan menjadi 5 jenis ancaman, yang terdiri dari
1. Ancaman kepentingan pribadi, yaitu ancaman yang terjadi sebagai akibat dari kepentingan
keuangan maupun kepentingan lainnya dari praktisi maupun anggota keluarga langsung atau
anggota keluarga dekat dari praktisi.
2. Ancaman telaah pribadi, yaitu ancaman yang terjadi ketika pertimbangan yang diberikan
sebelumnya harus di evaluasi kembali oleh praktisi yang bertangungjawab atas pertimbangan
tersebut.
3. Ancaman Advokasi, yaitu ancaman yang terjadi ketika praktisi menyatakan sikap atau
pendapat mengenai suatu hal yang dapat mengurangi objektivitas selanjutnya dari praktisi
tersebut.
4. Ancaman Intimidasi, yaitu ancaman yang terjadi ketika praktisi dihalangi untuk bersikap
objektif.
Pencegahan yang tepat menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang
dapat diterima dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Pencegahan yang dibuat oleh professi,
perundangundangan, atau peraturan, dan pencegahan dalam lingkungan kerja. Pencegahan
tertentu dapat meningkatkan kemungkinan untuk mengidentifikasi atau menghalangi perilaku
yang tidak sesuai dengan etika professi. Pencegahan tersebut dapat dibuat oleh professi
perundang undangan, peraturan, atau pemberi kerja,. Sifat pencegahan yang diterapkan sangat
beragam tergantung dari situasi nya. Dalam memberikan pertimbangan profesional nya terhadap
pencegahan tersebut, setiap praktisi harus mempertimbangkan hal-hal yang dapat menyebabkan
tidak dapat diterimanya pertimbangan tersebut oleh pihak ketiga yang rasional dan memiliki
pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan.
3. Prinsip dasar etika professi
Prinsip dasar yang disajikan pada bagian Akoto Ethic terdiri dari lima prinsip yaitu
1. Integritas
Prinsip integritas mewajibkan setiap praktisi untuk tegas, jujur, dan adil dalam berhubungan
profesional dan hubungan bisnis nya. Praktisi tidak boleh terkait dengan laporan, komunikasi,
atau informasi lainnya.
2. Prinsip objectivitas
Prinsip ini mengharuskan praktisi untuk tidak membiarkan subjektivitas, benturan kepribadian
kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak dari pihak pihak lain memengaruhi pertimbangan
profesional atau pertimbangan bisnis nya.
3. Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional
Prinsip ini mewajibkan setiap Praktisi untuk memelihara pengetahuan dan ke ahlian profesional
yang dibutukan untuk menjamin pemberian jasa profesional yang kompeten kepada klien atau
pemberi kerja dan menggunakan kemahiran profesionalnya dengan seksama sesuai dengan
standar professi dan kode etik professi yang berlaku dalam memberikan jasa profesional nya.
4. Prinsip kerahasiaan
Prinsip kerahasiaan mewajibkan setiap praktisi untuk tidak melakukan tindakan seperti lengkap
informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan hubungan bisnis
pada pihak di luar KAP atau tempat kerjanya tanpa adanya wewenang khusus. Menggunakan
informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan hubungan bisnis
untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga.
5. Prinsip perilaku profesional
Prinsip ini mewajibkan setiap praktisi untuk mematuhi setiap ketentuan hukum dan peraturan
yang berlaku, serta menghindari setiap ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, serta
menghindari setiap tindakan yang tepat mendiskreditkan professi. Dalam memasarkan dan
mempromosikan diri dan pekerjaannya, setiap praktisi tidak boleh merendahkan martabat
professi. Dan praktisi harus bersifat jujur dan tidak boleh bersikap atau melakukan tindakan
seperti membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional dan membuat pernyataan
yang merendahkan atau melakukan perbandingan yang tidak didukung bukti terhadap hasil
pekerjaan praktisi lain.

4. Indenpendensi
Independensi yang diatur dalam Kode Etik yang diterbitkan oleh IAPI mewajibkan setiap
praktisi untuk bersikap :
a. Independensi dalam pemikiran
Independensi dalam pemikiran merupakan sikap mental yang memungkinkan pernyataan
pemikiran yang tidak dipengaruhi oleh hal hal yang dapat mengganggu pertimbangan
professional, yang memungkinkan seorang individu untuk memiliki integritas dan
bertindak secara objektif, serta menerapkan skeptisisme professional.
b. Independensi dalam penampilan
Independensi dalam penampilan merupakan sikap yang menghindari tindakan atau situasi
yang dapat menyebabkan pihak ketiga (pihak yang rasional dan memiliki pengetahuan
mengenai semua informasi yang relevan, termasuk pencegahan yang diterapkan)
meragukan integritas, objektivitas, atau skeptisisme professional dari anggota tim
assurance, KAP, atau Jaringan KAP.
Ilustrasi ancaman-ancaman terhadap independensi dlam perikatan assurance dan pencegahannya
adalah :
1. Kepentingan Keuangan
Kepentingan keuangan pada klien dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi.
Ketika anggota tim assurance maupun anggota keluarga langsungnya memiliki
kepentingan keuangan yang bersifat langsung maupun tidak langsung yang material pada
klien assurance maka ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi demikian signifikan
sehingga pencegahan yang dapat dilakukan adalah:
a. Melepaskan kepentingan keuangan yang bersifat langsung sebelum seorang individu
menjadi anggota tim assurance
b. Melepaskan kepentingan keuangan yang bersifat tidak langsung sebelum seorang
individu menjadi anggota assurance baik secara keseluruhan maupun dalam jumlah
yang memadai hingga kepentingan keuangan yang tersisa menjadi tidak lagi material
c. Mengeluarkan personil tersebut dari tim assurance.
2. Pinjaman dan Penjaminan yang diberikan oleh klien assurance serta simpanan yang
ditempatkan pada klien assurance
Pinjaman atau penjamin pinjaman yang diberikan baik kepada KAP atau anggota tim
assurance oleh klien assurance yang merupakan bank atau institusi tidak akan
menimbulkan ancaman terhadap independensi jika pinjaman atau penjaminan pinjaman
tersebut diberikan sesuai dengan prosedur, kondisi, dan persyaratan yang lazim.
3. Hubungan Bisnis yang Dekat dengan Klien Assurance
Pencegahan yang dapat dilakukan agar KAP tetap dapat melaksanakan perikatannya
sehubungan dengan situasi hubungan bisnis yang dekat dengan klien assurance adalah:
a. Memutuskan hubungan bisnis dengan klien assurance
b. Mengurangi besaran hubungan bisnis sedemikian rupa sehingga kepentingan
keuangan setelahnya menjadi tidak lagi material dan hubungan tersebut secara jelas
menjadi tidak lagi signifikan
c. Menolak untuk menerima atau melanjutkan perikatan assurance
d. Mengeluarkan personil yang bersangkutan dari tim assurance
4. Hubungan keluarga dan hubungan pribadi dengan klien assurance
Pencegahan yang tepat apabila terjadi pelanggaran yang tidak disengaja atas ketentuan
yang berkaitan dengan hubungan keluarga atau hubungan pribadi adalah:
a. Melibatkan praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk
menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh personil KAP yang bersangkutan
atau untuk memberikan saran yang diperlukan
b. Tidak melibatkan personil KAP yang bersangkutan dalam pengambilan keputusan
yang berkaitan dengan perikatan assurance
5. Personil KAP yang bergabung dengan klien assurance
Pencegahan yang dapat dilakukan apabila terdapat personil KAP yang bergabung dengan
klien assurance adalah:
a. Mempertimbangkan kelayakan atau kebutuhan untuk memodifikasi rencana kerja
perikatan assurance
b. Menugaskan tim assurance yang setidaknya memiliki pengalaman yang setara dengan
pengalaman individu tersebut untuk perikatan assurance
c. Melibatkan praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk
menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh personil KAP yang bersangkutan
atau untuk memberikan saran yang diperlukan
d. Menelaah pengendalian mutu perikatan assurance
6. Personil klien assurance yang bergabung dengan KAP
Pencegahan yang dapat dipertimbangkan untuk mengurangi ancaman berkaitan dengan
personil klien assurance yang bergabung dengan KAP adalah:
a. Melibatkan praktisi lainnya untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau
untuk memberikan saran yang diperlukan
b. Mendiskusikan ancaman tersebut dengan pihak yang bertanggungjawab atas tata
kelola perusahaan seperti komite audit.
7. Rangkap jabatan personil KAP sebagai direktur atau pejabat klien assurance
Apabila personil KAP merangkap sebagai direktur atau pejabat klien assurance maka
pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menolak untuk menerima atau
melanjutkan pelaksanaan atau bahkan mengundurkan diri dari perikatan assurance.
8. Keterkaitan yang cukup lama antara personil senior KAP dengan klien assurance
Pencegahan yang tepat yang harus dilakukan apabila terdapat keterkaitan yang cukup
lama antara personil senior KAP dengan klien assurance adalah:
a. Merotasi personil tersebut dengan mengeluarkannya dari tim assurance
b. Melibatkan praktisi lainnya yang bukan merupakan anggota tim assurance untuk
menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh personil tersebut atau untuk
memberikan saran yang diperlukan
c. Melakukan penelaahan mutu internal secara independent.
9. Imbalan jasa professional
Imbalan jasa professional – suatu besaran yang relative
Ancaman dapat terjadi apabila jumlah imbalan jasa professional yang diperoleh dari
suatu klien assurance lebih besar dibandingkan dengan jumlah imbalan jasa yang
diperoleh oleh KAP atau jaringan KAP sehingga menyebabkan ketergantungan KAP atau
Jaringan KAP pada suatu klien. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah:
a. Mendiskusikan besaran dan sifat imbalan jasa profesinya dengan pihak klien
assurance yang bertanggungjawab atas tata kelola perusahaan seperti komite audit
b. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi ketergantungan KAP
atau Jaringan KAP pada suatu klien assurance
c. Melakukan penelaahan eksternal atas pengendalian mutu
d. Melakukan konsultasi dengan pihak ketiga seperti badan pengatur profesi atau
praktisi lainnya
Imbalan jasa professional yang telah lewat waktu
Ancaman dapat terjadi ketika imbalan jasa professional dari klien assurance belum
terlunasi untuk jangka waktu yang cukup lama. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah:
a. Mendiskusikan imbalan jasa professional yang belum terlunasi dengan pihak klien
assurance yang bertanggungjawab atas tata kelola perusahaan seperti komite audit
b. Melibatkan praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk
menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau untuk memberikan saran yang
diperlukan.
Besaran Imbalan Jasa Professional
Ancaman dapat terjadi apabila KAP menerima perikatan assurance dengan jumlah
imbalan jasa professional yang lebih rendah dari jumlah yang dikenakan oleh KAP
sebelumnya atau yang telah ditawarkan oleh KAP lain. Ancaman tersebut tidak dapat
dikurangi ke tingkat yang lebih dapat diterima kecuali:
a. KAP dapat memastikan terpenuhinya alokasi waktu yang memadai dan tenaga
professional yang kompeten dalam perikatan tersebut
b. KAP dapat memastikan ditaatinya semua standar, pedoman, dan prosedur
pengendalian mutu assurance.
Imbalan Jasa Professional yang Bersifat Kontinjen
Imbalan jasa professional yang bersifat kontinjen merupakan imbalan jasa professional
yang besarannya ditentukan berdasarkan hasil dari suatu transaksi atau pekerjaan yang
dilakukan. Imbalan jasa professional yang bersifat kontinjen dapat menimbulkan
ancaman kepentingan pribadi sehingga pencegahan yang tepat yang harus
dipertimbangkan untuk mengurangi ancaman tersebut adalah:
a. Mengungkapkan besaran dan sifat imbalan jasa professional kepada pihak klien
assurance yang bertanggungjawab atas tata kelola perusahaan seperti komite audit
b. Melibatkan pihak ketiga yang independent untuk menelaah atau menentukan besaran
imbalan jasa professional final
c. Menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu.
5. Aturan Etika Profesi
Bagian B Kode Etik memuat Aturan Etika Profesi yang terdiri dari 10 seksi yang tersebar
dalam 224 paragraf. Bagian b memberikan ilustrasi tentang penerapan kerangka konseptual dan
contoh-contoh pencegahan yang diperlukan untuk mengatasi ancaman kepatuhan terhadap
prinsip dasar. Karena sifatnya contoh maka pada bagian Bb bukan merupakan daftar lengkap
sehingga perlu penerapan kerangka konseptual dalam setiap situasi yang dihadapi. Sepuluh seksi
dalam Bagian B tersebut meliputi,
Seksi 200 Ancaman dan Pencegahan
Seksi 210 Penunjukan praktisi,KAP,atau jaringan KAP
Seksi 220 Benturan Kepentingan
Seksi 230 Pendapat Ketua
Seksi 240 Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi
Seksi 250 Pemasaran Jasa Profesional
Seksi 260 Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramah Tamahan
Seksi 270 Penyimpangan Aset Milik Klien
Seksi 280 Objektivitas-Semua jasa Profesional
Seksi 290 Independensi Dalam Perikatan Assurance

SEKSI 210 ANCAMAN DAN PENCEGAHAN


Setiap praktisi tidak boleh terlibat dalam setiap bisnis,pekerjaan,atau aktivitas yang dapat
mengurangi integritas,objektivitas,atau reputasi profesinya,yang dapat memberikan pertentangan
terhadap jasa profesional yang diberikannya.
Berikut klasifikasi dari ancaman-ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika
profesi
1. Ancaman kepentingan pribadi
Contoh situasi :
 kepentingan keuangan pada klien atau kepemilikan bersama dengan klien atas
suatu kepentingan keuangan
 ketergantungan yang signifikan atas jumlah imbalan jasa profesional yang
diperoleh dari suatu klien
 hubungan bisnis yang erat dengan suatu klien
 kekhawatiran atas kemungkinan kehilangan klien
 peluang kerja yang potensial di klien
2. Ancaman telaah pribadi
Contoh situasi :
 Penemuan kesalahan yang signifikan ketika dilakukan pengevaluasian kembali
hasil pekerjaan praktisi.
 Pelaporan mengenai operasi sistem keuangan setelah keterlibatan praktisi dalam
perancangan atau pengimplementasiannya
 Keterlibatan praktisi dalam penyusunan data yang digunakan untuk menghasilkan
catatan yang akan menjadi hal pokok (subject matter)dari perikatan
 Anggota tim assurance sedang menjabat atau belum lama ini pernah menjabat
sebagai direksi atau pejabat klien
 Pemberian jasa profesional kepada klien assurance yang dapat mempengaruhi hal
pokok sdari perikatan assurance
3. Ancaman advokasi
Contoh situasi :
 Mempromosikan saham suatu entitas yang efeknya tercatat di bursa (Emiten)
yang merupakkan klien audit laporan keuangan
 Memberikan nasihat hukum kepada klien assurance dalam litigasi atau
perselisihan dengan pihak ketiga.
4. Ancaman kedekatan
Contoh situasi :
 Anggota tim perikatan merupakan anggota keluarga langsung atau anggota
keluarga dekat dari direktur atau pejabat klien
 Anggota tim perikatan menerima hadiah atau perlakuan istimewa dari
klien,kecuali nilainya secara jelas tidak signifikan
 Hubungan yang telah berlangsung lama antara pejabat senior KAP atau Jaringan
KAP dengan klien assurance
5. Ancaman intimidasi
Contoh situasi :
 Ancaman atas pemutusan perikatan atau penggantian tim perikatan
 Ancaman atas litigasi
 Ancaman melalui penekanan atau pengurangan lingkup pekerjaan dengan tujuan
untuk mengurangi jumlah imbalan jasa profesional

Selain ancaman yang ada di atas,terdapat pula ancaman lain yang sifatnya khusus.
Dan pencegahannya dapat dilakukan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Pencegahan yang dibuat oleh profesi,perundang-undangan,atau peraturan.
Contoh :
 Melibatkkan praktisi lainnya untuk menelaah hasil pekerjaan yang
telah dilakukan atau untuk memberikan saran yang diperlukan
 Melakukan konsultasi dengan pihak ketiga yang independen
seperti komisaris independen,organisasi profesi,atau praktisi
lainnya
 Mensiskusikan isu-isu etika profesi dengan pejabat klien yang
bertanggungjawab atas tata kelola perusahaan
b) Pencegahan pada tingkat institusi dalam lingkungan kerja
Contoh :
 Kepemimpinan KAP atau jaringan KAP yang menenkankan
pentingnya kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi
 Kepemimpinan KAP atau jaringan KAP yang memastikan
terjaganya tindakan untuk melindungi kepentinagn publik oleh
anggota tim assurance
 Kebjakan dan prosedure untuk menerapkan dan memantau
pengendalia mutu perikatan

SEKSI 210 PENUNJUKAN PRAKTISI,KAP,ATAU JARINGAN KAP

Penerimaan klien
Sebelum menerima suatu klien baru, setiap praktisi harus mempertimbangkan potensi
terjadinya ancaman terhadap etika profesi.ancaman potensial terhadap integritas atau perilaku
profesional antara lain dapat terjadi dari isu-isu yang adapat dipertanyakan yang terkait dengan
klien (pemilik,manajemen,atau aktivitasnya). Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi. Jika
ancaman tersebut merupakjan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan,maka
pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman
tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima.
Pencegahan yang tepat mencakup :
 Memperoleh pemahaman tentang klien,pemilik,manajer,serta pihak yang
bertanmggungjawab atas tata kelola dan kegiatan bisnis perusahaan
 Memastikan adanya komitmen dari klien untuk meningkatkan praktik tata kelola
perusahaan atau pengendalian internalnya

Apabila ancaman tidak dapat dikurangi ke tingkat yang dapat diterima,maka praktisi
harus menolak perikatan tersebut.keputusan untuk menerima suatu klien harus ditelaah
secara berkala untuk perikatan yang berulang (recurringf engagements)

Penerimaan perikatan
 setiap praktisi hanya bolehmemberikan jasa profesionalnya jika memiliki kompetensi
untuk melaksanakan perikatan tersebut . sebelum menerima perikatan tersebut harus
mempertimbangkan setiap ancaman terhadapo kepatuhan etika profesi yang dapat terjadi.
 Setiap praktisi harus mengaevaluasi signifikansi setiuap ancaman yang diidentifikasi agar
dapat mencapai tingkat hilang atau dapat diterima. Pencegahan yang dapat dilakukan
antara lain :
- Memperoleh pemahaman yang memadai mengenai sifat kompleksitas bisnis
klien,persyaratan perikatan,serta tujuan,sifat,dan lingkup pekerjaan yang akan
dilakukan.
- Memperoleh pengetahuan yang relevan mengenai industri atau hal pokok dari
perikatan
- Memiliki pengalaman mengenai peraturan atau persyaratan pelaporan yang
relevan.
- Menugaskan jumlah staff yang memadai dengan kompetensi yang diperlukan
- Menggunakan tenaga ahli jika dibutuhkan
 Setiap praktisi harus mengevaluasi keandalan dari saran atau pekerjaan tenaga ahli jika ia
menggunakan saran atau pekerjaan tersebut dalam melaksanakan perikatannya.
 Setiap praktisi tidak diperkenankan untuk menerima dan melaksanakan perikatan
assurance yang jenis,periode,dan jenis prinsip akuntansi yang berlaku umum yang
digunakannya sama dengan perikatan assurance yang telah dilakukan oleh praktisi lain,
kecuali apabila perikatan tersebut harus dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan
perundang undangan,hukum atau peraturan lainnyayang berlaku,baik di dalam maupun
luar negeri yang ddikeluarkan oleh pihak atau lembaga yang berwenang.
 Seorang praktisi yang ditunjuk menggantikanm praktisi lain harus menentukan ada
tidaknya alasan profesional atau alasan lainnya untuk tidak menerima perikatan tersebut.
 Signifikansi ancaman harus selalu dievalusai
 Setiap praktisi terdahulu harus menjaga prinsip kerahasiaan. Lingkup informasi yang
dapat dan harus didiskusikan oleh praktisi pendahulu dengan praktisi
penggantiditentukan oleh sifat perikatan serta hal-hal sebagai berikut :
- Persetujuan dari klien untuk melakukan komunikasi tersebut
- Ketentuan hukum,peraturan,atau kode etik profesi yang terkait dengan
komunikasi dan pengungkapan tersebut
 Jika tidak memperoleh persetujuan dari klien,praktisi pendahulu tidak boleh secara
sukarela memberikan informasi mengenai klien kepada praktisi pengganti (seksi 140)
 Pada umumnya praktisi pengganti harus memperoleh persetujuan dari calon
klien,sebaiknya tertulis,sebelum melakukan komunikasi dengan praktisi pendahulu. Jika
persetujuan tersebut telah diberikan oleh calon klien,maka praktisi pendahulu harus
mematuhi semua ketentuan hukum dan peraturan lain yang relevan yang berlaku.
 Praktisi pengganti dapat diminta untuk melakukan pekerjaan yang bersifat sebagai
pelengkap atau merupakan tam,bahan dari praktisi pendahulu.

SEKSI 220 BENTURAN KEPENTINGAN

 Setiap praktisi harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk


mengidentifikasi setiap situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan,karena
situasi tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika
profesi.
 Tergantung dari penyebab benturan kepentinagn,pencegahan yang dilakukan oleh praktisi
umumnya harus mencakup hal-hal sebagai berikut :
- Memberikan klien mengenai setiap kepentingan atau kegiatan bisnis KAP atau
jaringan KAP yang dapat menimbulkan benturan kepentingan,dan memperoleh
persetujuan klien untuk melanjutkan hubungan dengan klien berdasarkan kondisi
tersebut
- Memberitahukan semua pihak yang relevan yang terindentifikasi mengenai
pemberian jasa profesional oleh praktisi kepada dua atau lebih klien yang
kepentingannya saling berbenturan,dan memperoleh persetujuan dari klien-klien
tersebutuntuk melanjutkan hubungan dengan mereka berdasarkan kondisi
tersebut,atau
- Memberitahukan klien mengenai pemberian jasa profesional oleh praktisi secara
tidak eksklusif untuk suatu klien.dan memperoleh persetujuan klien untuk
bertindak demikian.
 Pencegahan tambahan yang diperlukan :
- Penggunaan tim perikatan yang terpisah dalam memberikan jasa profesional
kepda klien-klien yang kepentingannya saling berbentur.
- Penetapan prosedur untuk mencegah akses informasi oleh pihak yang tidak
berhak
- Penetapan pedoman yang jelas bagi anggota tim perikatan mengenai keamanan
dan kerahasiaan data.
- Jika klien tidak memberikan persetujuan kepada praktisi sehubungan dengan
permohonan praktisi untuk memberikan jasa profesionalnya kepada pihak lain
(baik klien atau calon klien) yang berbenturan dengan klien,maka praktisi tidak
boleh melanjutkan pemberian jasa profesionalnya kepada salah satu dari pihak-
pihak tersebut.

230 PENDAPAT KEDUA


Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terjadi ketika praktisi
diminta untuk memberikan pendapat kedua (second opinion)mengenai penerapan
akuntansi,auditing,pelaporan,atau standar/prinsip lain untuk keadaan atau transaksi
tertentuoleh,atau untuk kepentingan,pihak-pihak selain klien.

 Ketika diminta pendapat kedua,setiap praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap


ancaman dan membuatnya hilang atau mencapai titik dapat diterima.pencegahan yang
dapat dilakukan antara alain :
- Meminta persetujuan klien untuk menghubungi praktisi yang memberikan
pendapat pertama
- Menjelaskan mengenai dan keterbatasan pendapat yang diberikan kepada klien
- Memberikan salinan pendapat kepada praktisi yang memberikan pendapat
pertama.

SEKSI 240 IMBALAN JASA PROFESIONAL DAN BENTUK REMUNERASI LAINNYA

 Dalam melakukan negosiasi mengenai jasa profesional yang diberikan,praktisi dapat


mengusulkan jumlah imbalanjasa profesional yang dipandang sesuai.
 Signifikansi ancaman akan tergantung dari beberapa faktor,seperti besaran imbalan,serta
jenis dan lingkup jasa profesional yang diberikan.pencegahan yang dapat dilakukan
antara lain :
- Membuat klien menyadari persyaratan dan kondisi perikatan
- Mengalokasikan waktu yang memadaidan menggunakan staff yang kompeten
dalam perikatan tersebut.

SEKSI 250 PEMASARAN JASA PROFESIONAL

 Ancaman terhadap kepatuhyan pada prinsip dasar etika profesi dapat terjadi ketika
praktisi mendapatkan suatu perikatan melalui iklan atau bentuk pemasaran lainnya
 Setiap prakyisi tidak boleh mendiskreditkan profesi dalam memasarkan jasa
profesionalnya. Setiap praktisi harus bersikap jujur dan tidakboleh melakukan tindakkan-
tindakan sebagai berikut :
- memberikan pernyataan yang berlebihan
- membuet pernyataan yang merendahkan atau melakukan perbandingan yang tidak
didukung bukti terhadap hasil pekerjaan praktisi lain.

SEKSI 260 PENERIMAAN AHDIAH ATAU BENTUK KERAMAH-TAMAHAN


LAINNYA

 penerimaan atau pemberian hadiah dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan


pada prinsip dasar etika profesi
 signifikansi beragam tergantung dari sifat,nilai,maksud dari pemberian tersebut
 jika ancaman tidak dapat dihilangkan atau dikurangi ke tingkat yang dapat diterima,maka
praktisi tidak diperbolehkan untuk menerima pem,berian tersebut

SEKSI 270 PENYIMPANGAN ASET MILIK KLIEN

 setiap praktisi tidak boleh mengambil tanggungjawab penyimpanan uang atas aset
lainnya milik klien,kecuali jika diperbolehkan oleh ketentuan hukum yang berlaku dan
jika demikian,praktisi wajib menyimpan aset tersebut sesuai dengan ketentuan hukum
yan berlaku.
 Praktsisi yang dipercaya untuk menyimpan aset harus melakukan pencegahan ancaman
sebagai berikut :
- Memisahkan aset tersebut dengan aset KAP,Jarinagn KAP,atau aset pribadinya
- Menggunakan aset tersebut sesuai tujuan yang telah ditetapkan

SEKSI 280 OBJEKTIVITAS-SEMUA JASA PROFESIONAL

 Dalam memberikan jasa profesionalnya,setiap praktisi harus mempertimbangkan ada


tidaknya ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip etika profesi.
 Setiap praktisi yang memberikan jasa assurance harus independen terhadap klien
assurance. Independen dalam pemikiran dan independen dalam penampilan sangat
dibutuhkan untuk memungkinkan praktisi untuk menyatakan pendapat,atau memberikan
kesan adanya pernyataan pendapat,secara tidak bias dan bebas dari benturan kepentingan
atau ancaman pihak lain. Pencegahan dari ancaman tersebuat antara lain :
- mengundurkan diri
- menerapkan prosedur penyeliaan yang memadai
- menghentikan hubungan keuangan atau bisnis yang dapat memberikan ancaman
- mendiskusikan ancaman tersebut dengfan KAP atau jaringan KAP
- mendiskusikan ancaman tersebut dengan pihak klien yang bertanggungfjawab
atas tata kelola perusahaan

Anda mungkin juga menyukai