Anda di halaman 1dari 14

ASKEP GAGAL GINJAL KRONIK

Bab 1
Pendahuluan
a.     Latar belakang
 ginjal merupakan organ terpenting bagi kehidupan manusia . tanpa ginjal kita tidak akan dapat melakukan sekresi urine. banyak orang yang sering
melalaikan fungsi kerja organ ini. dengan tidak menjaga kesehatan, pola hidup yang tidak teratur, jarang minum dsb. dari hasil penelitian banyak orang
dewasa yang terkena gagal ginjal kronik. oleh karena itu kita dari sekarang harus sadar akan menjaga kesehatan organ kita, terutama ginjal.
b.    Rumusan masalah
-          Apakah yang dimaksud dengan gagal ginjal kronik
-          Bagaimana etiologi, dan tanda gejala dari gagal ginjal kronik
-          Bagaimana patofisiologi dari penyakit GGK
-          Bagaimana komplikasi serta penatalaksanaan dari gagal ginjal kronik
-          Bagaimana asuhan keperawatan dari penyakit gagal ginjal kronik
c.      Tujuan
-          Untuk  mengetahui definisi dari gagal ginjal kronik
-          Untuk mengetahui etiologi,dan tanda gejala dari gagal kronik
-          Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit GGK
-          Untuk mengetahui komplikasi serta penantalaksanaan dari gagal ginjal kronik
-          Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari penyakit gagal ginjal kronik
Bab 2
Tinjauan  Pustaka
a.     Definisi
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindroma klinis yang disebab kan oleh
penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun berlangsung progresif dan cukup lanjut.
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal
yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia ( Smaltzer,
2001:1448).
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gagal ginjal kronis adalah kondisi dimana
ginjal tidak mampu mengeluarkan sisa-sisa metabolik  dan kelebihan air dari darah yang
disebabkan oleh hilangnya sejumlah nefron fungsional yang bersifat irreversible.
b.    Anatomi fisiologi
Setiap manusia memiliki saluran kemih yang terdiri dari ginjal yang terus menerus menghasilkan
urine, dan berbagai saluran dan reservoir yang dibutuhkan untuk membawa urine keluar
tubuh. Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak dibagian belakang
abdomen atas, di belakang peritonium, didepan dua iga terakhir, dan tiga otot besar tranversum
abdominis, kuadratus tumborum,dan psoas mayor.ginjal terlindung dengan baik dari trauma
langsung disebelah posterior dilindungi oleh iga, dianterior dilindungi oleh bantalan usus yang
tebal. 9 Price, 2005:867-868)

Anatomi Fisiologi Ginjal


Pada orang dewasa, panjang ginjal adalah sekitar 12 sampai 13 cm (4,7 hingga 5,1 inci),
lebarnya 6 cm (2,4 inci), tebalnya 2,5 cm (1 inci), dan beratnya sekitar 10 gram. Perbedaan
panjang dari kutub kekutub kedua ginjal (dibandingkan dengan pasangannya) yang lebih dari 1,5
cm (0,6 inci)
Ureter merupakan saluran yang panjangnya sekitar 10 sampai 12 inci (25 hingga 30 cm),
terbentang dari ginjal sampai vesika urinaria. Fungsi satu-satunya ureter adalah menyalurkan
kevesika urinaria.
Vesika urinaria adalah suatu kantong berotot yang dapat mengempis, terletak dibelakan
simpisis pubis vesika urinaria mempunyai 2 muara: dua dari ureter dan satu menuju uretra. Dua
fungsi vesika urinaria adalah sebagai tempat penyimpanan urine sebelum meninggalkan tubuh
dan berfungsi  mendorong urine keluar tubuh (dibantu oleh uretra).
Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan dari vesika urinaria sampai keluar
tubuh. (Price, 2005: 867-869).
Didalam nefron terjadi pembentukan urine yang terdiri dari 3 tahap yaitu, filtrasi glomerulus,
reabsorpsitubulus dan sekresi tubulus
c.      Tanda dan gejala
         Wajah terlihat pucat
         oedema anasarka
         malaise
         nafas terasa sesak
         gatal-gatal
         keluar darah dari hidung
         turgor kulit kering
         rambut kusam dan kemerahan
         tremor
         hipertensi
d.    Etiologi
Gagal ginjal kronik dapat timbul dari hamper semua penyakit. Apapun sebabnya, dapat
menimbulkan perburukan fungsi ginjal secara progresif.
Dibawah ini terdapat beberapa penyebab gagal ginjal kronik.
a.      Tekanan Darah Tinggi
Hipertensi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan perubahan – perubahan stuktur pada
arteriol diseluruh tubuh, ditandai dengan fibrosis dan hialinisasi (sklerosis) didingding pembuluh
darah. Organ sasaran utama organ ini adalah jantung, otak, ginjal dan mata.
Pada ginjal adalah akibat aterosklerosis ginjal akibat hipertensi lama menyebabkan
nefrosklerosis begina. Gangguan ini merupakan akibat langsung dari iskemia renal. Ginjal
mengecil, biasanya simetris dan permukaan berlubang – lubang dan berglanula. Secara histology
lesi yang esensial adalah sklerosis arteri arteri kecilserta arteriol yang paling nyata pada arteriol
eferen. Penyumbatan arteri dan arteriol akan menyebabkan kerusakan glomerulus dan atrofi
tubulus, sehingga seluruh nefron rusak (price, 2005:933).
b.      Glomerulonefritis
Glomerulonefritis terjadi karena adanya peradangan pada glomerulus yang diakibatkan karena
adanya pengendapan kompleks antigen antibody. Reaksi peradangan diglomerulus menyebabkan
pengaktifan komplemen, sehingga terjadi peningkatan aliran darah dan peningkatan
permeabilitas kapiler glomerulus dan filtrasi glomerulus. Protein-protein plasma dan sel darah
merah bocor melalui glomerulus. Glomerulonefritis dibagi menjadi dua yaitu:
1)      Gomerulonefritis Akut
Glomerulonefritis akut adalah peradangan glomerulus secara mendadak.
2)      Glomerulonefritis Kronik
Glomerulonefritis kronik adalah pradangan yang lama dari sel-sel glomerulus. (Price, 2005. 924)
c.       Lupus Eritematosus Sistemik (SLE)
Nefritis lupus disbabkan oleh kompleks imun dalam sirkulasi yang terperangkap dalam
membrane basalis glomerulus dan menimbulkan kerusakan. Perubahan yang paling dini sering
kali hanya mengenai sebagian rumbai glomerulus atau hanya mengenai beberapaglomerulus
yang tersebar. (Price, 2005:925)
d.      Penyakit Ginjal Polikistik
Penyakit ginjal polikistik (PKD) ditandai dengan kista-kista multiple, bilateral,dan berekspansi
yang lambat laun mengganggu dan menghancurkan parenkim ginjal normal akibat
penekanan.semakin lama ginjal tidak mampu mempertahankan fungsi ginjal, sehingga ginjal
akan menjadi rusak (GGK) (Price, 2005:937)
e.       Pielonefritis
Pielonefritis adalah infeksi yang terjadi pada ginjal itu sendiri. Pielonefritis itu sendiri dapat
bersifat akut atau kronik. Pielonefritis akut juga bias terjadi melalui infeksi hematogen.
Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang-ulang dan biasanya dijumpai pada
individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau repluks vesikoureter. (Price, 2005: 938)
f.       Diabetes Melitus
Diabetes mellitus adalah penyebab tunggal ESRD yang tersering, berjumlah 30% hingga 40%
dari semua kasus. Diabetes mellitus menyerang struktur dan fungsi ginjal dalam bentuk.
Nefropati diabetic adalah istilah yang mencakup semua lesi yang terjadi diginjal pada diabetes
mellitus (Price, 2005:941). Riwayat perjalanan nefropati diabetikum dari awitan hingga  ESRD
dapat dibagi menjadi lima fase atau stadium:
1)      Stadium 1 (fase perubahan fungsional dini) ditandai dengan hifertropi dan hiperfentilasi
ginjal, pada stadium ini sering terjadi peningkatan GFR yang disebabkan oleh banyak factor
yaitu, kadar gula dalam darah yang tinggi, glucagon yang abnormal hormone pertumbuhan, efek
rennin, angiotensin II danprostaglandin.
2)      Stadium 2  (fase perubahan struktur dini) ditandai dengan penebalan membrane basalis
kapiler glomerulus dan penumpukan sedikit demi sedikit penumpukan matriks mesangial.
3)      Stadium 3 (Nefropati insipient)
4)      Stadium 4 (nefropati klinis atau menetap)
5)      Stadium 5 (Insufisiensi atau gagal ginjal progresif)
e.      Pemeriksaan penunjang
-          Radiology
-          Foto polos abdomen untuk menilai bentuk dan besar ginjal ( adanya batu atau adanya suatu
obstruksi ). Dehidrasi karena proses diagnostic akan memperburuk keadaan ginjal, oleh sebab itu
penderita diharapkan tidak puasa.
-          Intra Vena Pielografi (IVP)
Untuk menilai system pelviokalisisdan ureter.
-          USG
 Untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal, kepadatan parenkim ginjal,
anatomi system pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih dan prostat.
-             EKG
Untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda perikarditis, aritmia, gangguan
elektrolit (hiperkalemia)
n item data Nilai normal interpretasi
o
1 Berat Badan 56 Kg 46,8 Kg Tidak normal
2 Blood Preasure 160/100 mmHg 90 – 110 / 60 - 97 Tidak Normal
(Tekanan Darah) mmHg (Hipertensi)
3 Heart Rate / Nadi 96x/ menit 60 - 100 x/menit Normal
4 Respirasi Rate 24x /menit 12 - 20 x/menit Tidak Normal
( RR )
5 Hemoglobin 8.00 gr% 9,5 - 12,5 gr% Tidak Normal
(Anemia)
6 Ureum 312 20 – 40 mg Tidak Normal
7 Kreatinin 3,1 0,6 – 1,5 mg/dl Tidak Normal
f.     Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan pada gagal ginjal kronik adalah untuk mempertahankan fungsi ginjal
dan homeostasis selama mungkin. Semua factor yang berperan dalam terjadinya gagal ginjal
kronik dicari dan diatasi.
Adapun penatalaksanaannya yaitu : Penatalaksanaan konservatif, Meliputi pengaturan diet,
cairan dan garam, memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa, mengendalikan
hipertensi, penanggulangan asidosis, pengobatan neuropati, deteksi dan mengatasi komplikasi.
Dan penatalaksanaan pengganti diantaranya dialysis (hemodialisis, peritoneal dialysis)
transplantasi ginjal.
      Selain itu tujuan penatalaksanaan adalah menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dan

mencegah komplikasi yaitu sebagai berikut :


         Dialisis
Dialysis dapat dlakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal yang serius, seperti
hiperkalemia, perikarditis, dan kejang. Dialysis memperbaiki abnormalitas biokimia,
menyebabkan cairan, protein, dan natrium dapat dikonsumsi sevara bebas, menghilangkan
kecenderungan pendarahan, dan membantu menyembuhkan luka.
         Koreksi hiperkalemi
Mengendalikan kalium darah sangat penting karena hiperkalemi dapat menimbulkan kematian
mendadak. Hal yang pertama harus diingat adalah jangan menimbulkan hiperkalemia. Selain
dengan pemeriksaan darah, hiperkalemia juga dapat didiagnosis dengan EEG dan EKG. Bila
terjadi hiperkalemia, maka pengobatannya adalah dengan mengurangi intake kalium, pemberian
Na Bikarbonat, dan pemberian infuse glukosa.
         Koreksi anemia
Pengendalian gagal ginjal pada keseluruhan akan dapat meninggikan Hb. Transfusi darah hanya
dapat diberikan bila ada indikasi yang kuat, missal pada adanya insufisiensi koroner.
         Koreksi asidosis.
Pemberian asam melalui makanan dan obat-obatan harus dihindari. Natrium bikarbonat dapat
diberikan peroral atau parenteral. Hemodialisis dan dialysis peritoneal dapat juga mengatasi
asidosis
         Pengendalian hipertensi
Pemberian obat beta bloker, alpa metildopa, dan vasodilator dilakukan. Mengurangi intake
garam dalam mengendalikan hipertensi harus hati-hati karena tidak semua gagal ginjal disertai
retensi natrium.
         Transplantasi ginjal
Dengan pencangkokan ginjal yang sehat ke pasien GGK, maka seluruh faal ginjal diganti oleh
ginjal yang baru.
Komplikasi
  

1.      Hiperkalemia
tingginya kandungan kalium di dalam darah. Dan tingginya kandungan kalium di dalam darah
dapat menimbulkan kematian mendadak, jika tidak ditangani dengan serius.
2.      Perikarditis,efusi perikardial
Akibat retensi produk sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
3.      Hipertensi
4.      Anemia
5.      Penyakit tulang
Akibat kadar kalsium serum yang rendah, metabolisme vitamin D abnormal
 Asuhan keperawatan
Pengkajian
    

Nama                           : Ny B
Umur                           : 86 Tahun
Jenis kelamin               : perempuan
Agama                         : islam
Suku bangsa                 : jawa
Pekerjaan                     : -
Alamat                         : jl kusuma bangsa no 03 Bekasi Barat
Status                          : Janda
Penanggung jawab
Nama                           : Tn A
Alamat                         : Jl veteran no 45 jakarta
Pekerjaan                     : PNS
Status                          : Anak kandung
    Keluhan Utama
         Klien mengeluh lemas
         Klien mengeluh cepat capek
         Klien mengeluh sesak napas
         Klien mengeluh tremor
         Klien mengeluh gatal-gatal seluruh tubuh
         Klien mengeluh sering keluar darah dari hidung
         Klien mengatakan tekanan darah tinggi
    Riwayat Penyakit sekarang
Ny B seorang janda 86 th datang ke unit hemodialisis. Saat datang muka klien tampak pucat,
oedema anasarka, dan mengeluh lemas. Saat dikaji oleh perawat, klien mengeluh cepat capek
dan napas terasa sesak saat aktivitas dan diikuti tremor, gatal-gatal seluruh tubuh, sering keluar
darah dari hidung, kulit tampak kering dan banyak yang mengelupas,rambut tampak kusam dan
kemerahan
      Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi ( tekanan darah tinggi ) sejak 15
tahun yang lalu dan tidak terkontrol dan dia telah melakukan hemodialisis sejak 2 tahun yang
lalu. Pemeriksaan tekanan darah terakhir 160/100 mmHg.
      Riwayat kesehatan keluarga
Ny B menceritakan bahwa beliau mempunyai riwayat penyakit hipertensi sejak 15 tahun yg lalu.
Dan ibu dari Ny B pun dulu semasa hidupnya mengidap penyakit hipertensi juga.               

    Pemeriksaan fisik
       Tanda tanda vital
-          Tekanan Darah                  : 160/90 mmHg
-          Nadi                                  : 96 x /menit
-          RR                                     : 24 x /menit
      fisik
-          Kulit                                  : turgor kulit kering, mudah mengelupas
-          Rambut                             : rambut kusam dan warna kemerahan           
-          Mata                                  :Pada klien GGK mata mengalami pandangan kabur .
-          THT                                   :Pada GGK telinga hidung dan tenggorokan tidak mengalami
gangguan pada mulut ditemukan adanya perdarahan pada gusi dan lidah.
-           Pada thorax dan abdomen.
Pada pemeriksaan abdomen dan thorak ditemukan adanya nyeri pada dada dan abdomen
ditemukan disternsi perut (asietas atau penumpukan cairan, pembesaran heper pada stadium
akhir).
-           Sistem kardiovaskuler.
GGK berlanjut menjadi tekanan darah tinggi, detak jantung menjadi irregular        ( termasuk
detak jantung yang mengancam kehidupan atau terjadi fibrilasi), pembengkakan, gagal ginjal
kongestif.
-          Sistem genitourinaria.
Karena ginjal kehilangan kesanggupan mengekskresi natrium, penderita mengalami retensi
natrium dan kelebihan natrium sehingga penderita mengalami iritasi dan menjadi lemah.
Pengeluaran urine mengalami penurunan serta mempengaruhi komposisi kimianya,
berkurangnya frekwensi kencing, urine sedikit, urine tidak ada pada gagal ginjal, perut
mengembung, diare atau justru sulit BAB, perubahan warna urine misalnya :
Kuning, coklat, merah, gelap, urin sedikit dan beda negative.
-          Sistem gastrointestinal.
Pada saluran pencernaan terjadi peradangan ulserasi pada sebagaian besar alat pencernaan.
Gejala lainnya adalah terasa metal di mulut, nafas bau amonia, nafsu makan menurun, mual
muntah, perut mengembung, diare atau justru sulit BAB.

-          Sistem neuromuscular
Didapatkan penurunan tingkat kesadaran, disfungsi serebral. Klien sering terjadi kejang ( tremor)
-          Sistem kardiovaskuler
Hipertensi akibat penimbunan cairan dan garam / peningkatan aktivitas sistem rennin-
angiotensin-aldosteron. Nyeri dada dan sesak napas akibat perikarditis, efusi pericardial,penyakit
jantung koroner akibat ateroskelerosisyang timbul dini, serta gagal jantung akibat penimbunan
cairan dan hipertensi.
-          Sistem perkemihan
Penurunan urine output < 400 ml / hari
ASUHAN KEPERAWATAN
A.    Data focus
Data objek Data subjek
klien tampak terengah-engah Klien mengeluh sesak napas
Klien terlihat gelisah Klien mengatakan tekanan darah tinggi
Klien tampak menggaruk-garuk kulit Klien mengeluh gatal-gatal
klien tamapak memegangi kulit
Klien tampak pucat Klien mengeluh lemas
Klien tampak tidak bertenaga Klien mengeluh mudah capek
B.      Analisa data
 Data Etiologi Masalah
Ds : klien mengeluh sesak Oedema anasarka Gangguan pola napas
napas
Do : klien tampak terengah-
engah saat bernapas sesak napas

Karena ada tek. Pd organ


paru
Ketidakefektifan pola napas
Ds : klien mengatakan Hipertensi Ketidakefektifan perfusi
tekanan darahnya tinggi Kecilnya pembuluh darah renal
Do : saat dikaji TD 160/100
mmHg
Suplai oksigen

hipoperfusi   ketidakefektifan
perfusi renal

Produksi hormone rennin

aktifnya angiotensin 1

berubah menjadi angiotensin
2

Vasokontriksi
Ds : klien mengeluh gatal- Oedema anasarka Gangguan integritas kulit
gatal
Do : klien tampak
menggaruk-garuk kulit Ureum
Klien tamapak memegangi
kulit
Terjadi
penumpukanurokrum pd
kulit

Gangguan integritas kulit

Kulit gatal-gatal &


mengelupas
C.    Diagnosa Keperawatan
Dx 1    : ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan adanya tekanan pada organ paru akibat
oedema anasarka.
Dx 2    :ketidakefektifan perfusi jaringan renal berhubungan hipoperfusi akibat hipertensi
Dx 3    : Gangguan integritas kulit berhubungan dengan penumpukan urokrum akibat oedema
anasarka
D.    Intervensi
NO Dx Tujuan dan KH intervensi rasional Ttd
kep
1 1 Selama dilakukan Mandiri :         Agar perawat dapat
asuhan keperawatan         Observasi pola membantu
selama 2x24 jam napas menegakkan
diharapkan klien: -dapat         Ajarkan diagnosa dan
bernapas dengan lega pola napas dalam mengetahui pola
-pola napas kembali         Berikan posisi napas klien
normal semiflowler         Untuk melatih
-napas tidak terengah- Kolaborasi : pernapasan agar
engah         Berikan oksigen mengurangi sesak
sesuai dengan         Agar pasien dapat
indikasi hasil GDA merasa nyaman
dan toleransi         Membantu
pasien memudahkan klien
untuk bernapas
2 2 Selama dilakukan Mandiri :         Agar dapat
asuhan keperawatan         Pantau tekanan mengetahui
selama 2x24 jam darah perubahan tekanan
diharapkan klien:         Kaji lingkungan darah darah pada
-Tekanan darah kembali         Pertahankan klien
normal 120/80 mmHg pembatasan         Supaya klien dapat
aktivitas ( di merasa rileks
tempatan tidur atau         Untuk menurunkan
kursi) stres dan ketegangan
        Lakukan tindakan yang mempengaruhi
-tindakan yang tekanan darah dan
nyaman seperti perjalanan penyakit
pijatan punggung hipertensi
dan leher         Untuk mengurangi
        Ajarkan teknik ketidak nyamanan
relaksasi, panduan dan dapat
imajinasi, aktivitas menurunkan
pengalihan. rangsangan simpatis
Kolaborasi dengan         Dapat menurunkan
tim medis : rangsangan yang
        Berikan obat dapat menimbulkan
diuretik tiazid stres, membuat efek
Kolaborasi dengan tenang sehingga
tim gizi: menurunkan tekanan
        Berikan diet darah 
rendah garam dan
diet rendah         Tiazid di gunakan

kolesterol untuk menurunkan


tekanan darah pasien
Diuretiknya
memperkuat agen-
agen hipertensif lain
dengan membatasi
retensi cairan.
        Untuk menjaga
tekanan darah agar
stabil 
3 3 Selama dilakukan Mandiri :         Perubahan mungkin
asuhan keperawatan         Kaji terhadap disebabkan oleh
selama 2x24 jam kekeringan kulit, penurunan aktivitas
diharapkan klien: dan infeksi kelenjar keringat atau
-tidak mengeluh gatal-         Gunting kuku pengumpulan
gatal lagi pertahankan kuku kalsium dan posfat
terpotong bersih pada lapisan
Kolaborasi kutancus
        Berikan         Area-area ini sangat
pengobatan mudah terjadinya
antipruritis sesuai infeksi
pesanan         Mengurangi
stimulus gatal pada
kulit
E.     Implementasi hari-1
No Dx .Implementasi Respon klien Ttd
kep
1 1         Mengobservasi pola napas  Do :pola napas klien belum teratur
        Mengajarkan pola napas Ds :klien mengatakan napasnya
dalam masih sesak
        Memberikan posisi Do: klien tampak kooperatif terhadap
semiflowler anjuran perawat
        Memberikan  oksigen sesuai Ds: pasien mengatakan napasnya
dengan indikasi hasil GDA sedikit lega
dan toleransi pasien Do: klien terlihat nyaman
Ds: klien mengatakan merasa
nyaman
Do:klien tampak kooperatif
Ds: klien mengatakan napasnya agak
lancar
2 2         Memantau tekanan darah Do : klien tampak kooperatif
        mengkaji lingkungan Ds :
        mempertahankan Do: klien terlihat  rileks
pembatasan aktivitas ( di Ds: klien mengatakan merasa
tempat tidur atau kursi) nyaman
          Do:klien tampak sedikit stres dan
        melakukan tindakan – kurang tenang
tindakan yang nyaman seperti Ds: klien mengatakan dirinya kurang
pijatan punggung dan leher tenang dan sedikit mengalami stres
        mengajarkan teknik Do: klien tampak sedikit rileks
relaksasi, panduan imajinasi, Ds: klien mengatakan sedikit  merasa
aktivitas pengalihan. rileks
Kolaborasi dengan tim Do: klien tampak kooperatif
medis : Ds: klien mengatakan sudah sedikit
        memberikan obat bisa untuk berimajinasi
diuretiktiazid Do: saat dikaji Tekanan Darah :
Kolaborasi dengan tim gizi: 140/90  mmHg.
        memberikan diet rendah Ds:
garam dan diet rendah Do: klien tampak kooperatif
kolesterol Ds:
         

3 3 Mandiri : Do :saat dikaji kulit klien tampak


        mengkaji terhadap kering kemerahan
kekeringan kulit, dan infeksi Ds :
        Menggunting kuku & Do : klien tampak kooperatif
mempertahankan kuku terhadap perawat
terpotong bersih Ds : klien mengatakan merasa
Kolaborasi nyaman.
        memberikan pengobatan Do : klien tampak kooperatif
antipruritis sesuai pesanan Ds : klien mengatakan gatal-gatal
sedikit berkurang.
F.     EVALUASI HARI KE 1
NO DX KEP EVALUASI TTD
.
1 DX 1 S:    -     klien mengatakan napasnya masih sesak
        pasien mengatakan napasnya sedikit lega
O:   -     pola napas klien belum teratur
A:   -     masalah belum teratasi
P:   -      intervensi di lanjutkan
2 DX 2 S:    -     klien mengatakan dirinya kurang tenang dan
sedikit mengalami stres
        klien mengatakan sedikit  merasa rileks
        klien mengatakan sudah sedikit bisa untuk berimajinasi
O:   -     klien tampak sedikit stres dan kurang tenang
        klien tampak sedikit rileks
        saat dikaji Tekanan Darah : 140/90 mmHg.
A:   -     masalah belum teratasi
P:   -     intervensi di lanjutkan
3 DX3 S:  -     klien mengatakan masih merasa gatal-gatal pada
kullitnya
O: -      kulit klien tampak kering kemerahan
A: -      masalah belum teratasi
P:        intervensi di lanjutkan
IMPLEMENTASI HARI-2
No Dx .Implementasi Respon klien Ttd
kep
1 1         Mengobservasi pola napas  Do :pola napas klien tampak sudah
        Mengajarkan pola napas teratur
dalam Ds :klien mengatakan napasnya
        Memberikan posisi sudah tidak sesak
semiflowler Do: klien tampak kooperatif terhadap
        Memberikan  oksigen sesuai anjuran perawat
dengan indikasi hasil GDA Ds: pasien mengatakan napasnya
dan toleransi pasien sudah lega
Do: klien terlihat nyaman
Ds: klien mengatakan merasa
nyaman
Do:klien tampak kooperatif
Ds: klien mengatakan napasnya
sudah lancar
2 2         Memantau tekanan darah Do : klien tampak kooperatif
        mengkaji lingkungan Ds :
        mempertahankan Do: klien terlihat  rileks
pembatasan aktivitas ( di Ds: klien mengatakan merasa
tempat tidur atau kursi) nyaman
        melakukan tindakan – Do:klien tampak tidak stres lagi dan
tindakan yang nyaman seperti sudah merasa tenang
pijatan punggung dan leher Ds: klien mengatakan dirinya sudah
        mengajarkan teknik merasa tenang dan tidak mengalami
relaksasi, panduan imajinasi, stres lagi
aktivitas pengalihan. Do: klien tampak sudah rileks
Kolaborasi dengan tim Ds: klien mengatakan sudah  merasa
medis : rileks
        memberikan obat Do: klien tampak kooperatif
diuretiktiazid Ds: klien mengatakan sudah bisa
Kolaborasi dengan tim gizi: untuk berimajinasi
        memberikan diet rendah Do: saat dikaji Tekanan Darah :
garam dan diet rendah 120/80  mmHg.
kolesterol Ds:
          Do: klien tampak kooperatif
Ds:
3 3 Mandiri : Do :saat dikaji kulit klien sudah tidak
        mengkaji terhadap tampak kering kemerahan lagi
kekeringan kulit, dan infeksi Ds :
        Menggunting kuku & Do : klien tampak kooperatif
mempertahankan kuku terhadap perawat
terpotong bersih Ds : klien mengatakan merasa
Kolaborasi nyaman.
        memberikan pengobatan Do : klien tampak kooperatif
antipruritis sesuai pesanan Ds : klien mengatakan gatal-gatal
sudah berkurang.
EVALUASI HARI KE 2
NO DX KEP EVALUASI TTD
.
1 DX 1  S:    -     klien mengatakan napasnyasudah tidak
lagi sesak
        pasien mengatakan napasnya sudahlega
O:   -     pola napas klien tampaksudah teratur
A:   -     masalah  teratasi
P:   -      intervensi di hentikan
2 DX 2 S:    -     klien mengatakan dirinya sudah merasatenang
dan  tidak mengalami stres lagi
        klien mengatakan sudah merasa rileks
        klien mengatakan sudah bisa untuk berimajinasi
O:   -     klien tampak tidak stress lagidan sudah
mulai tenang
        klien tampak sudah rileks
        saat dikaji Tekanan Darah : 120/80 mmHg.
A:   -     masalah teratasi
P:   -     intervensi di hentikan
3 DX3  S:  -     klien mengatakan sudah tidak lagi merasa         
             gatal-gatal pada kulitnya
O: -      kulit klien sudah tidak tampak kering kemerahan
A: -      masalah teratasi
P:        intervensi di hentikan
BAB IV
Penutup
A.   Kesimpulan
Gangguan fungsi ginjal yang menahun bersifat progresif dan irreversibel, dimana kemampuan
tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,
menyebabkan uremia(retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah)
Penyebab
• Infeksi misalnya pielonefritis kronik
• Penyakit peradangan misalnya glomerulonefritis
• Penyakit vaskuler hipertensif
• Gangguan jaringan penambung
• Gangguan kongenital dan herediter
• Penyakit metabolic
• Nefropati toksik
• Nefropati obstruktif
Tanda dan gejala
         Wajah terlihat pucat
         oedema anasarka
         malaise
         nafas terasa sesak
         gatal-gatal
         keluar darah dari hidung
         turgor kulit kering
         rambut kusam dan kemerahan
         tremor
         hipertensi
Komplikasi
• Hiperkalemia
• Asidosis metabolic
Transplantasi ginjal merupakan terapi pengganti yang paling baik, akan tetapi mempunyai
beberapa kendala seperti keterbatasan donor, biaya mahal, efek samping obat-obatan
imunosupresi dan rejeksi kronik yang belum bisa diatasi. Keuntungan transplantasi ginjal ialah
menghasilkan rehabilitas paling baik dibandingkan dialysis.
B.     Saran
Diharapkan makalah ini bisa memerikan masukan bagi rekan- rekan mahasiswacalon  perawat, s
ebagai bekal untuk dapat memahami mengenai penyakit gagalginjal kronis menjadi bekalkan dal
am pengaplikasian dan praktik bila menghadapikasus yang kami bahas ini.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC
Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk
Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC
Long, B C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan) Jilid 3.
Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan
Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Kllinis Proses-proses
Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Supartondo. ( 2001 ). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Anda mungkin juga menyukai