Nim : 102180086
Kelas : HES C
Laporan audit adalah media komunikasi yang digunakan oleh auditor, bersifat formal untuk
mengomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan dari pelaksanaan
audit yang telah dilaksanakan. Umumnya laporan audit ini terbagi menjadi dua yakni laporan audit
standar dan tidak standar.
Laporan Audit
Laporan auditor yang menyatakan bahwa pemeriksaan telah dilakukan sesuai dengan norma
pemeriksaan akuntan, disertai dengan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan perusahaan
yang diperiksa; jenis pendapat yang dikenal ialah wajar tanpa syarat (unqualified clean), wajar dengan
syarat (qualified), menolak dengan memberikan pendapat (adverse), dan menolak tanpa memberikan
pendapat sama sekali (disclaimer) (audit report).
Proses membuat laporan audit standar di bawah ini juga berlaku untuk laporan audit yang
sifatnya menyimpang dari standar. Isinya tidak jauh berbeda dengan laporan audit lainnya. Hanya saja
akan ada perbedaan pada bagian pendapat Auditor dan paragraf ruang lingkup yakni bagian
kesimpulannya. Laporan audit wajar tanpa pengecualian ini berisi:
1. Judul laporan
Dalam laporan audit, baik laporan yang bersifat standar atau tidak harus dicantumkan
kata “Independen” pada bagian judulnya. Contohnya adalah kalimat berupa “laporan audit
independen” atau kalimat berupa “pendapat akuntan independen”. Kata independen ini
menunjukkan bahwa audit telah dilakukan secara netral, transparan, dan akuntabel atau
sederhananya tidak memihak. Kata ini juga mengandung konsekuensi bahwa jika di kemudian
hari ditemukan adanya keberpihakan Auditor terhadap perusahaan yang di audit, maka Auditor
bersangkutan wajib bertanggungjawab.
Maksud dari alamat audit ini bukanlah alamat dari kantor akuntan publik. Alamat yang
dimaksud adalah alamat dari kantor/institusi/perusahaan yang diaudit. Alamat ini harus
mencerminkan secara spesifik entitas yang terhadapnya dilakukan audit.
3. Paragraf Pendahuluan
Paragraf pendahuluan harus memuat tiga pernyataan faktual. Tujuan dari adanya
penyataan ini adalah agar pembaca laporan dapat membedakan mana tanggung jawab pihak
manajemen dan tanggung jawab pihak akuntan publik sebagai auditor. Ada tiga hal yang wajib
dimuat dalam paragraf pendahuluan ini, yakni:
a. Suatu pernyataan bahwa auditor telah melaksanakan audit. Pernyataan ini dapat
membedakan mana proses audit, mana proses monitoring dan mana proses
evaluasi saja.
b. Menyatakan jenis laporan keuangan yang diaudit, termasuk tanggal neraca serta
periode akuntansi untuk laporan laba rugi dan laporan arus kas.
c. Menyatakan bahwa penyiapan serta isi laporan keuangan merupakan tanggung
jawab manajemen, sedangkan tanggung jawab auditor hanyalah sebatas pada
pemberian opini atas laporan keuangan tersebut.
4. Paragraf Ruang Lingkup
Dalam paragraf ruang lingkup ini harus dimuat beberapa paragraf yang menyatakan
bahwa Auditor secara faktual telah melakukan hal-hal yang disebut dalam proses audit.
Standarnya pernyataan faktual dalam paragraf ruang lingkup di harus dimuat beberapa hal
sebagai berikut:
Paragraf pendapat adalah paragraf yang berisi kesimpulan dan pernyataan pendapat
akuntan publik terhadap perusahaan yang didasarkan atas hasil audit-nya. Perlu diketahui
bahwa, pernyataan dalam paragraf pendapat ini tidaklah bersifat mutlak, akan tetapi pendapat
yang muncul atas profesionalisme seorang auditor. Dalam paragraf terakhir ini, auditor wajib
menyatakan pendapatnya mengenai hasil dari proses audit secara keseluruhan, dan juga
kesimpulan berdasarkan prinsip akuntasi yang secara umum berlaku.