Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

STRATIFIKASI SOSIAL DALAM KONTEKS MASYARAKAT MODERN

Dosen Pembimbing :

Lilik Darwati SST.,M.Kes

Disusun Oleh :

Vita Yushofah (121910008)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN TAHUN 2019/2020

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah memberi
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas softskill ini akhirnya bisa
diselesaikan. Tugas softskill dengan judul “stratifikasi sosial” ini disesuaikan
dengan tujuannya untuk menunjang perkuliahan dalam mata kuliah IBD(ilmu
budaya dasar) serta memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen kepada saya.
Materi diskusi sudah diurutkan sesuai dengan kapasitasnya masing-masing,
sehingga Mahasiswa insya Allah dapat dengan mudah memahami. Penulis
menyadari bahwa masih banyak ketidaksempurnaan pada penulisan tugas sofftskil
ini, baik isi maupun redaksinya, oleh karenanya kritik dan saran yang membangun
diharapkan dapat memperbaiki tugas ini untuk selanjutnya. Terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu baik secara langsung ataupun tidak terhadap
terselesaikannya tugas sofftskil ini. Akhir kata, insya Allah tugas softskil ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya.

Lamongan, 31 Novmber 2019

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan umat manusia
pun mengalami perubahan. Menurut para pemikir post modernis
dekonstruksi, dunia tak lagi berada dalam dunia kognisi, atau dunia tidak
lagi mempunyai apa yang dinamakan pusat kebudayaan sebagai tonggak
pencapaian kesempurnaan tata nilai kehidupan. Hal ini berarti semua
kebudayaan duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, dan yang ada
hanyalah pusat-pusat kebudayaan tanpa periferi. Sebuah kebudayaan yang
sebelumnya dianggap pinggiran akan bisa sama kuat pengaruhnya
terhadap kebudayaan yang sebelumnya dianggap pusat dalam kehidupan
manusia modern.
Perubahan sosial atau social change. Perubahan sosial merupakan
bagian dari perubahan budaya, namun perubahannya hanya mencakup
kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, kecuali organisasi sosial
masyarakatnya. Perubahan sosial tersebut bardampak pada munculnya
semangat-semangat untuk menciptakan produk baru yang bermutu tinggi
dan hal inilah yang menjadi dasar terjadinya revolusi industri, serta
kemunculan semangat asketisme intelektual. Menurut Prof
Sartono,asketisme dan expertise ini merupakan kunci kebudayaan
akademis untuk menuju budaya yang bermutu.
Melalui proses interaksi seseorang menggerakan seluruh
anggotanya untuk bersosialisasi dan bertukar aktifitas terhadap sistem
sosial yang terjaring, karena interaksi merupakan syarat utama demi
kelangsungan hidup dalam bermasyarakat. Interaksi adalah jenis tindakan
hubungan sosial baik individu, antar individu atau kelompok untuk
melakukan komunikasi simbolis, tatap muka dan melalui media lainnya,
tanpa interaksi tidak mungkin ada kehidupan bersama.
Interaksi merupakan faktor yang mempengaruhi ada atau tidaknya
lapisan sosial dalam masyarakat. Pelapisan sosial disini dianggap sebagai
kedudukan yang berbeda-beda, mengenai pribadi-pribadi manusia yang
merangkaikan suatu sistem sosial yang ada dan perlakuannya sebagai
hubungan orang atasan (superior) dan orang bawahan (inferior) satu sama
lain dalam hal tertentu yang oleh masyarakat dianggap penting (S. Aji,
1985: 70). Stratifikasi timbul karena adanya interaksi di antara para
anggota masyarakat itu sendiri. Oleh sebab itu bila individu-individu
dalam suatu masyarakat yang berinteraksi terus-menerus dalam jangka
waktu lama, maka mereka akan cenderung membandingkan dan
menempatkan individu-individu lain dalam sebuah lapisan hierarki.
Karena dalam masyarakat di manapun, memiliki sistem-sistem heirearki.
Dalam hierarki ini, para anggota masyarkat ditempatkan pada posisi sosial
tertentu, baik tinggi maupun rendah, superior atau inferior, dan biasanya
ini terlihat ketika mereka saling berhubungan. Kenyataan inilah yang
kemudian disebut dengan stratifikasi sosial (D.A Wila Huky, 1982:125).

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian masyarakat modern
2. Ciri-ciri masyarakat modern
3. Aspek masyarakat modern
4. Pengertian stratifikasi social

C. Tujuan
Untuk mengetahui penjelasan dari beberapa rumusan masalah di atas,
mengenai stratifikasi social di masyarakat modern yang mana bertujuan
untuk mnyelesaikan tugas sosial budaya dasar pada manusia , dan
membagi wawasan bagi para pembaca makalah ini nantinya. Dalam tugas
ini akan di jabarkan beberapa materi mengenai stratifikasi social dalam
masyarakat modern
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian masyarakat modern

Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya


mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban
masa kini. Pada umumnya masyarakat modern tinggal di daerah perkotaan,
sehingga disebut masyarakat kota. Masyarakat modern relatif bebas dari
kekuasaan adat dan istiadat lama. Karena mengalami perubahan dalam
perkembangan zaman dewasa ini. Pada masyarakat modern secara keseluruhan
sudah hampir meninggalkan budaya-budaya lama dan menumbuhkan budaya-
budaya baru seiring berjalannya waktu.di desa saya tepatnya di kabupaten gresik
sudah banyak dan hamper 95% telah menggunakan teknologi, antara ain
handphone yang hamper semua orang telah menggunakan nya mulai dari anak-
anak hngga orang tua, memang sangat banyak kemajuan dibidang teknologi
semakin luas dan mudah akses berkomunikasi, bahkan di desa sekarang juga lebih
muda mengakses internet dengan dibekali Wi-Fi namun takbanyak masyarakat
modern menyalah gunakan kemajuan tersebut. Bukan malah menjadi baik
masyarkat era sekarang lebih cenderung mementingkan handphone disbanding
dengan kegiatan lainnya. Dalam mencapai kemajuan tersebut masyarakat modern
berusaha agar mereka mempunyai pendidikan yang cukup tinggi dan berusaha
agar mereka selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seimbang dengan kemajuan
di bidang lainnya, seperti ekonomi politik hukum dan sebagainya. Bagi negar-
negara sedang berkembang, pada umumnya masyarakat modern ini disebut jugga
masyarakat perkotaan atau masyarakat kota.

2. Ciri-ciri masyarakat modern

Hubungan antar manusia terutama didasarkan atas kepentingan-


kepentingan pribadi.

2. Hubungan dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka dengan


suasana yang saling memepengaruhi

3. Keprcayaan yang kuat akan Ilmu Pengetahuan Teknologi sebagai


sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
4. Masyarakatnya tergolong ke dalam macam-macam profesiyang dapat
dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga pendidikan, keterampilan dan
kejuruan

5. Tingkat pendidikan formal pada umumnya tinggi dan merata.

6. Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang sangat kompleks

7. Ekonomi hamper seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang


didasarkanatas penggunaan uang dan alat-alat pembayaran lain (kartu
kredit, atm).

3. Aspek masyarakat modern


1. Aspek Mental Manusia :
 Cenderung didasarkan pada pola pikirserta pola perilaku
rasionalatau logis, dengan cirri-cirimenghargai karya orang
lain, menghargai waktu, menghargai mutu, berpikir kreatif,
efisien, produktif percaya pada diri sendiri, disiplin, dan
bertanggung jawab.
 Memiliki sifat keterbukaan, yaitu dapat menerima
pandangan dan gagasan orang lain.
2. Aspek Teknologi :
 Teknologi merupakan factor utama untuk menunjang
kehidupan kearah kemajuan atau modernisasi.
 Sebagai hasil ilmu pengetahuan dengan kemampuan
produksi dan efisiensi yang tinggi.
3. Aspek Pranata Sosial :
 Pranata Agama : Relatif kurang terasa dan tampak dalam
kehidupan sehari-hari, diaibatkan karena sekularisme
 Pranata Ekonomi :
1. Bertumpu pada sektor Indusri Pembagian kerja yang
lebih tegas dan memiliki batas-batas yang nyata.
2. Pembagian kerja berdasarkan usia dan jenis kelamin
kurang terlihat.
3. Kesamaan kesempatan kerja antar priadan wanita
sangat tinggi.
4. Kurang mengenal gotong-royong.
5. Diobedakan menjadi tiga fungsi, yaitu: produksi
distribusi, dan konsumsi.
6. Hampir semua kebutuhan hidupmasyarakat diperoleh
melalui pasar dengan menggunakan uang sebagai alat
tukar yang sah.
 Pranata Keluarga :
1. Ikatan kekeluargaan sudah mulai lemahdan longgar,
karena cara hidup yang cenderung inidividualis.
2. Rasa solidaritas berdasarkan kekerabatan umumnya
sudah mulai menipis.
 Pranata Pendidikan : Tersedianya fasilitas pendidikan
formal mulai dari tingkat rendah hingga tinggi, disamping
pendidikan keterampilan khusus lainnya.
 Pranata Politik : Adanya pertumbuhan dan
berkembangnya kesadaran berpolitik sebagai wujud
demokratisasi masyarakat

4. Pengertian stratifikasi sosial

Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin


“stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti lapisan. Dalam
Sosiologi, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan
penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.
Beberapa defenisi Stratifikasi Sosial menurut para ahli:

a. Pitirim A. Sorokin Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan


penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara
bertingkat (hierarki). )Perwujudannya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan
kelas-kelas yang lebih rendah. Menurut Sorokin, dasar dan inti dari
lapasan-lapisan dalam masyarakat adalah tidak adanya keseimbangan
dalam pembagian hak-hak dan kewajiban-kewajiban, dan tanggung-jawab
nilai-nilai sosial dan pengaruhnya diantara anggota masyarakat.

b. Max Weber Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan


orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam
lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, previllege dan
prestise.

c. Cuber Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang


ditempatkan di atas kategori dari hak-hak yang berbeda

d. Drs. Robert. M.Z. Lawang Sosial Stratification adalah penggolongan


orang-orang yang termasuk dalam suatu system social tertentu ke dalam
lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan
prestise. Pemahaman antara stratifikasi sosial dan kelas sosial sering kali
di samakan, padahal di sisi lain pengertian antara stratifikasi sosial dan
kelas sosial terdapat perbedaan.
5. Sistem stratifikasi social

Dalam Sistem stratifikasi ini biasanya terdapat motivasi yang kuat pada
setiap anggota masyarakat untuk berusaha memperbaiki status dan
kesejahteraan hidupnya. Sistem stratifikasi terbuka lebih dinamis dan
anggota-anggotanya cenderung mempunyai cita-cita yang tinggi. Pada
Sistem stratifikasi sosial tertutup terdapat pembatasan kemungkinan untuk
pindah ke status satu ke status lainnya dalam masyarakat. Dalam sistem ini
satu-satunya kemungkinan untuk dapat masuk ada status tinggi dan
terhormat dalam masyarakat adalah karena kelahiran atau keturunan. Hal
ini jelas dapat diketahui dari kehidupan masyarakat yang mengabungkan
kasta.

Dengan demikian, stratifikasi terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu


stratifikasi tertutup, terbuka maupun campuran.

6. Bentuk bentuk stratifikasi social


bentuk-bentuk strata sosial antara lain sebagai berikut:
1) Kriteria biologis
a. Menurut jenis kelaminnya, maka ada: · Golongan laki-laki ·
Golongan wanita, selain itu ada juga sejumlah individu yang banci.
b. Menurut umurnya: · Golongan anak-anak · Golongan dewasa ·
Golongan tua
2) Kriteria Geografis / Territorial Dapat digolongkan atas :
masyarakat desa, masyarakat kota (kota kecil, kota madya, dan
kota besar)
3) Kriteria Ekonomis Yaitu berdasarkan hak milik penduduk, maka
terdapat stratifikasi Sosial dalam tiga kelas : · Kelas Ekonomi
Tinggi · Kelas Ekonomi Menengah · Kelas Ekonomi Rendah
4) Kriteria Status / Jabatan Berdasarkan kriteria jabatan terdapatlah
lapisan-lapisan : · Golongan Status Sosial Tinggi · Golongan
Status Sosial Menengah · Golongan Status Sosial Rendah ·
Golongan bukan pegawai / pejabat
5) Kriteria Politis Dalam kriteria politis, yang utama adalah
golongan yang menganut aliran politik, yaitu anggota partai politik
dan gerakan masa,yang lain adalah golongan non partai

7. Dampak stratifikasi social


Dampak adanya suatu stratifikasi akan mengakibatkan
adanya hukum rimba. Siapa yang kuat, dialah yang menang. Kelas
yang tergolong atas akan memegang peranan kelas bawah yang
notabenya harus disamakan, karena sesama makhluk tuhan. Secara
teoritis memang semua masyarakat dianggap sederajat, akan tetapi
pembedaan tersebut merupakan gejala universal yang merupakan
sistem sosial dalam masyarakat. Maka dari itu, meski ada
stratifikasi sosial seseorang atau masyarakat harus memegang
konsep keadilan sebagaimana yang diterangkan dalam firman
Allah SWT Yang Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi
orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah,
menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan.

8. Pendekatan dalam straatifikasi social

Ada tiga pendekatan dalam mempelajari stratifikasi sosial:


1. Metode obyektif Yaitu suatu penilaian obyektif terhadap orang
lain dengan melihat dari sisi pendapatannya, lama atau tingginya
pendidikan dan jenis pekerjaan.
2. Metode subyektif Dalam metode ini strata sosial dapat
dirumuskan menurut pandangan anggota masyarakat yang menilai
dirinya dalam hierarki kedudukan dalam masyarakat.
3. Metode reputasi Dalam metode ini golongan sosial dirumuskan
menurut bagaimana anggota masyarakat menempatkan masing-
masing dalam stratifikasi masyarakat itu
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Stratifikasi sosial Dari uraian-uraian yang telah saya paparkan diatas, maka
dapat saya simpulkan bahwa Stratifikasi sosial Stratifikasi sosial adalah
adanya lapisan-lapisan; penggolongan-penggolongan, pengelompokkan-
pengelompokkan dalam masyarakat, karena adanya perbedaan kriteria/ukuran
tertentu yang menjadi dasar terjadinya stratifikasi sosial. Terjadinya
stratifikasi sosial itu lebih banyak tidak sengaja dibentuk oleh individu-
individu yang bersangkutan, akan tetapi timbul dengan sendirinya dalam
proses pertumbuhan masyarakat itu, namun kendatinya ada juga yang sengaja
dibentuk. Meskipun banyak sekali perbedaan antara masyarakat desa dan
kota,namun diantara kedua komponen tersebut memiliki hubungan yang
signifikan,artinya kehidupan perekonomian di kota tidak akan berjalan dengan
baik apabila tidak ada pasokan tenaga atau barang dari desa,begitu juga
sebaliknya.

B. Saran

Stratifikasi sosial bukan halangan bagi kita untuk menjadi lebih baik.
Maka sifat optimis dan merasa cukup dalam hal ini diperlukan.Tidak ada
masyarakat tanpa stratifikasi sosial, maka optimalisasi peran adalah yang
terbaik.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/16196119/Makalah_Stratifikasi_Sosial?
fbclid=IwAR0UtH6wd5eK3-wozpwEkvRCmdcgbBUHj7G4GC-
12p_4P_M-BYJLYbmSSfo
https://visiuniversal.blogspot.com/2015/01/pengertian-ciri-ciri-
masyarakat-modern.html

Anda mungkin juga menyukai