Anda di halaman 1dari 18

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
KARAKTERISTIK BAHAN HASIL PERTANIAN
(Viskositas Bahan Hasil Pertanian)

Oleh:
Nama : Tania Rizki Fauziah
NPM : 240110160120
Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 22 November 2017
Waktu/Shift : 07.30 WIB/ B2
Asisten : 1. Connie Shintia Ayu Sidabutar
2. Lisa Oktavia Br Napitupulu
3. Zahrah Eza Arpima
4. Zulfa Irbah Zain

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak sekali produk-produk bahan hasil pertanian yang kita temui dalam
bentuk zat cair. Olahan yang berbentuk zat cair tersebut tidak serta-merta dinilai
dari rasa dan warnanya saja, namun harus diuji berdasarkan kekentalannya juga.
Kekentalan atau viskositas merupakan sifat dari suatu zat cair (fluida) yang
disebabkan adanya gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi
pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair.
Besarnya kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang
menentukan kekentalan suatu zat cair.
Suatu olahan bahan hasil pertanian akan memiliki nilai kekentalan yang
berbeda jika bahan yang diolahnya berbeda. Misalnya pada buah jeruk akan
ditemui bulir-bulir kecil, dan pada buah mangga akan terasa kental namun tidak
terdapat partikel yang terasa di mulut. Tingkat kekentalan juga dapat meningkat
dan menurun jika diberi suatu perlakuan, misalnya suhu. Beberapa buah dan sayur
jika sudah diolah menjadi jus terkadang kekentalannya akan meningkat jika
didinginkan dan akan menjadi lebih cair jika dipanaskan. Hal tersebut mungkin
saja terjadi karena yang sudah kita ketahui, pada suhu yang tinggi molekul-
molekul akan lebih jauh terpisah dibandingkan pada suhu yang rendah, maka dari
itu pada suhu yang panas suatu zat akan lebih encer. Pada suhu yang tinggi pula,
ada beberapa vitamin dan mineral yang akan rusak didalam sel buah tersebut.
Maka dari itu kekentalan dan suhu harus diatur seoptimal mungkin agar rasa dan
gizi yang diinginkan konsumen selalu terjaga.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Mengamati proses pengukuran viskositas dengan alat viscometer
2. Mengetahui cara membaca skala pada viscometer
3. Menentukan tingkat viskositas dari olahan bahan hasil pertanian
4. Mengetahui tingkat kekentalan yang baik untuk suatu bahan hasil pertanian
5. Mengetahui penyebab pengentalan dan pengenceran pada produk bahan
hasil pertanian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Viskositas
Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh
fluida yang bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya
gesekan ini biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin
besar viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat
cair tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar
partikel zat cair (Martoharsono, 2006).
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya
gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat
ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan
semakin lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut.
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
kekentalan yang berbeda. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya
kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas,
viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul. Viskositas dapat dinyatakan
sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan antara molekul – molekul
cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat
dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit
mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi (Sarojo, 2009).
Viskositas (kekentalan) dapat dianggap suatu gesekan dibagian dalam suatu
fluida. Karena adanya viskositas ini maka untuk menggerakkan salah satu lapisan
fluida diatasnya lapisan lain haruslah dikerjakan gaya. Karena pengaruh gaya k,
lapisan zat cair dapat bergerak dengan kecepatan v, yang harganya semakin
mengecil untuk lapisan dasar sehingga timbul gradien kecepatan. Baik zat cair
maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental (viscous) dari
pada gas tidak kental (Mobile ) (Martoharsono, 2006).

2.2 Perbandingan Viskositas Antar Zat


Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol sedangkan
pada zat cair kental bagian yang menempel dinding mempunyai kecepatan yang
sama dengan dinding. Bagian yang menempel pada dinding luar dalam keadaan
diam dan yang menempel pada dinding dalam akan bergerak bersama dinding
tersebut. Lapisan zat cair antara kedua dinding bergerak dengan kecepatan yang
berubah secara linier sampai V. Aliran ini disebut aliran laminer.  Aliran zat cair
akan bersifat laminer apabila zat cairnya kental dan alirannya tidak terlalu cepat
(Sudarjo, 2008).
Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental
(viscous) daripada gas, dalam merumuskan persamaan-persamaan dasar mengenai
aliran yang kental akan jelas nanti, bahwa masalahnya mirip dengan masalah
tegangan dan regangan luncur di dalam zat padat. Salah satu macam alat untuk
mengukur viscositas zat-cair adalah viscometer (Sudarjo, 2008).
Cairan yang mudah mengalir, misalnya air atau minyak tanah, tegangan luncur itu
relatif kecil untuk cepat perubahan regangan luncur tertentu, dan viskositasnya
juga relatif kecil, dan begitu pula sebaliknya (Lutfy, 2007).

2.3 Alat Ukur Viskositas


Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan
viskometer. Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain:
2.3.1 Viskometer Brookfield
Pada viscometer ini nilai viskositas didapatkan dengan mengukur gaya
puntir sebuah rotor silinder (spindle) yang dicelupkan ke dalam sample.
Viskometer Brookfield memungkinkan untuk mengukur viskositas dengan
menggunakan teknik dalam viscometry. Alat ukur kekentalan (yang juga dapat
disebut viscosimeters) dapatmengukur viskositas melalui kondisi aliran berbagai
bahan sampel yang diuji. Untuk dapat mengukur viskositas sampel dalam
viskometer Brookfield, bahan harus diam didalam wadah sementara poros
bergerak sambil direndam dalam cairan. (Atkins 1994)
Pada metode ini sebuah spindle dicelupkan ke dalam cairan yang akan diukur
viskositasnya. Gaya gesek antara permukaan spindle dengan cairan akan
menentukan tingkat viskositas cairan.
Sebuah spindle dimasukkan ke dalam cairan dan diputar dengan kecepatan
tertentu. Bentuk dari spindle dan kecepatan putarnya inilah yang menentukan
Shear Rate. Oleh karena itu untuk membuat sebuah hasil viskositas dengan
methode pengukuran Rotational harus dipenuhi beberapa hal sebagai berikut:
a. Jenis Spindle
b. Kecepatan putar Spindle
c. Type Viscometer
d. Suhu sample
e. Shear Rate (bila diketahui)
f. Lama waktu pengukuran (bila jenis sample-nya Time Dependent). (Sukardjo.
1997)
Viskometer Brookfield merupakan salah satu viscometer yang menggunakan
gasing atau kumparan yang dicelupkan kedalam zat uji dan mengukur tahanan
gerak dari bagian yang berputar. Tersedia kumparan yang berbeda untuk rentang
kekentalan tertentu, dan umumnya dilengkapi dengan kecepatan rotasi. (FI
IV,1038). Prinsip kerja dari viscometer Brookfield ini adalah semakin kuat
putaran semakin tinggi viskositasnya sehingga hambatannya semakin besar.
(Moechtar,1990)
2.3.2 Viskometer Oswald
Pada viscometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sejumlah cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang
disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Didalam percobaan diukur waktu aliran
untuk volume V (antara tanda a dan b) melalui pipa kapiler yang vertical. Jumlah
tekanan (P) dalam hokum Poiseuille adalah perbedaan tekanan antara permukaan
cairan, dan berbanding lurus dengan r. (Moechtar,1990)
2.3.3 Viskometer Hoppler
Yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh sebuah bola untuk melewati
cairan pada jarak atau tinggi tertentu. Karena adanya gravitasi benda yang jatuh
melalui medium yang berviskositas dengan kecepatan yang semakin besar sampai
mencapai kecepatan maksimum. Kecepatan maksimum akan dicapai jika gaya
gravitasi (g) sama dengan gaya tahan medium (f) besarnya gaya tahan (frictional
resistance) untuk benda yang berbentuk bola stokes. (Moechtar,1990)
2.3.4 Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antaradinding luar dari bob
dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan
viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang
tinggi di sepanjangkeliling bagian tube sehingga menyebabkan penurunan
konsentrasi. Penurunan konsentras ini menyebabkab bagian tengah zat yang
ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Moechtar,1990)
2.3.5 Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan,
kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh
motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang
semitransparan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar (Moechtar,1990).
Cairan yang mengikuti hukum Newton, viskositasnya tetap, tidak dipengaruhi
oleh kecepatan geser. Sehingga untuk menentukan viskositas cairan Newton dapat
ditentukan hanya menggunakan satu titik rate og shear saja. Cairan non Newton
ini dibagi ke dalam ke dalam dua kelompok, yaitu:
1. Cairan yang sifat alirannya tidak dipengaruhi waktu, diantaranya:
a. Aliran plastis
b. Aliran pseudoplastis
c. Aliran dilatan
2. Cairan yang sifat alirannya dipengaruhi waktu, diantaranya:
a. Aliran thisotropik
b. Aliran rhepeksi
c. Aliran antihitksotropik
Viskositas cairan non Newton bervariasi pada setiap rate of shear, sehingga
untuk mengetahui sifat alirannya harus dilakukan pengamatan pada berbagi rate of
shear. Nilai viskositas dinyatakan dalam viskositas spesifik, kinematik dan
instrinsik. Viskositas spesifik ditentukan dengan membandingkansecara langsung
kecepatan aluran suatu larutan dengan pelarutnya. Viskositas kinematik diperoleh
dengan memperhitungkan densitas larutan. Baik viskositas spesifik maupun
kinematik dipengaruhi oleh konsentrasi larutan. Pengukuran viskositas dilakukan
dengan menggunakan viskometer Ubbelohde yang termasuk jenis viskometer
kapiler. Untuk penentuan viskometer larutan primer, viskometer kapiler yang
paling tepat adalah viskometer Ubbelohde. (Wiroatmojo, 1988)
Nilai viskositas dinyatakan dalam viskositas spesifik, kinematik dan
intrinsik. Viskositas spesifik ditentukan dengan membandingkan secara langsung
kecepatan aliran suatu larutan dengan pelarutnya. Viskositas kinematik diperoleh
dengan memperhitungkan densitas larutan. Baik viskositas spesifik maupun
kinematik dipengaruhi oleh konsentrasi larutan. Pengukuran viskositas dilakukan
dengan menggunakan viskometer Ubbelohde yang termasuk jenis viskometer
kapiler. Untuk penentuan viskometer larutan polimer, viskometer kapiler yang
paling tepat adalah viskometer Ubbelohde. (Wiroatmojo, 1988)

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Viskositas


Faktor- faktor yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut:
2.4.1 Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas
tidak dipengaruhi oleh tekanan.
2.4.2 Temperatur
Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas naik
dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya
memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi
antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan
kenaikan temperatur.
2.4.3 Kehadiran zat lain
Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahan tambahan
seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyak ataupun gliserin
adanya penambahan air akan menyebabkan viskositas akan turun karena gliserin
maupun minyak akan semakin encer, waktu alirnya semakin cepat.
2.4.4 Ukuran dan berat molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol
cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi seta laju
aliran lambat sehingga viskositas juga tinggi.
2.4.5 Berat molekul
Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.
2.4.6 Kekuatan antar molekul
Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPO dengan
gugus OH pada trigliseridanya naik pada keadaan yang sama. (Bird, 1987)

2.5 Macam-macam Viskositas


Macam-macam Viskositas dapat dibedakan menjadi:
a. Viskositas dinamik, yaitu rasio antara shear, stress, dan shear rate.
Viskositas dinamik disebut juga koefisien viskositas.
b. Viskositas kinematik, yaitu viskositas dinamik dibagi dengan densitasnya.
Viskositas ini dinyatakan dalam satuan stoke (St) pada cgs dan m²/s pada SI.
c. Viskositas relatif dan spesifik, pada pengukuran viskositas suatu emulsi
atau suspensi biasanya dilakukan dengan membandingkannya dengan larutan
murni. Untuk mengukur besarnya viskositas menggunakan alat viskometer.
Berbagai tipe viskometer dikelompokkan menurut prinsip kerjanya. (Dudgale.
1986)
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Gelas Plastik
2. Microwave
3. Refrigerator
4. Tissue
5. Viskometer
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
1. Kecap Indofood
2. Kecap Sedaap
3. Minyak Goreng
4. Saus Sambal ABC
5. Saus Sambal Indofood
3.2 Prosedur Praktikum
3.2.1 Perlakuan pada Suhu Panas
1. Menyiapkan kecap Indofood dan kecap Sedaap didalam wadah gelas
plastic yang telah disiapkan
2. Memanaskan kecap tersebut di dalam microwave selama kurang lebih
3 menit
3. Mengukur suhu setelah dipanaskan
4. Mengukur viskositas dengan alat viscometer
5. Memastikan viscometer agar berada di angka nol
6. Menaruh wadah plastic tersebut di bawah spindle dengan mengangkat
spindle tersebut terlebih dahulu
7. Memastikan agar spindle berada tidak terlalu menyentuh alas wadah
8. Mengatur pengali sesuai dengan zat yang ingin diukur
9. Menekan tombol on untuk menyalakan
10. Melihat skala yang dihasilkan, apabila jarum merah sudah berhenti
bergerak maka matikan
11. Mencatat hasil skala tersebut di buku logbook
3.2.2 Perlakuan pada Suhu Ruang
1. Menyiapkan kecap Indofood dan kecap Sedaap didalam wadah gelas
plastic yang telah disiapkan
2. Mengukur suhu kedua kecap pada saat itu
3. Mengukur viskositas dengan alat viscometer
4. Memastikan viscometer agar berada di angka nol
5. Menaruh wadah plastic tersebut di bawah spindle dengan mengangkat
spindle tersebut terlebih dahulu
6. Memastikan agar spindle berada tidak terlalu menyentuh alas wadah
7. Mengatur pengali sesuai dengan zat yang ingin diukur
8. Menekan tombol on untuk menyalakan
9. Melihat skala yang dihasilkan, apabila jarum merah sudah berhenti
bergerak maka matikan
10. Mencatat hasil skala tersebut di buku logbook
3.2.3 Perlakuan pada Suhu Dingin
1. Mengeluarkan kecap Indofood dan kecap Sedaap dari kulkas
2. Mengukur suhu kedua kecap pada saat itu
3. Mengukur viskositas dengan alat viscometer
4. Memastikan viscometer agar berada di angka nol
5. Menaruh wadah plastic tersebut di bawah spindle dengan mengangkat
spindle tersebut terlebih dahulu
6. Memastikan agar spindle berada tidak terlalu menyentuh alas wadah
7. Mengatur pengali sesuai dengan zat yang ingin diukur
8. Menekan tombol on untuk menyalakan
9. Melihat skala yang dihasilkan, apabila jarum merah sudah berhenti
bergerak maka matikan
10. Mencatat hasil skala tersebut di buku logbook
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 1. Data Hasil Pengukuran Viskositas
Jenis Bahan Perlakuan Suhu (oc) Pembacaan Viskositas
(m.Pa.s)
Minyak Dingin 11.6 10.8 108
Sedang 24.5 7 70
goreng
Panas 63.9 2.8 28
Kecap Dingin 14.3 17 680
Sedang 23.8 58 2320
Indofood
Panas 69.2 2.5 100
Kecap Sedaap Dingin 10 15 6000
Sedang 24.4 12.5 1250
Panas 65.2 3.3 132
Saus Indofood Dingin 14.6 45 90000
Sedang 24.5 44 22000
Panas 69.7 37 7400
Saus ABC Dingin 14.3 40.5 81000
Sedang 23.7 40 20000
Panas 43.9 37.5 7500

BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, praktikan mempelajari salah satu sifat bahan hasil
pertanian yaitu viskositas atau kekentalan. Viskositas sejatinya merupakan besaran
dari suatu fluida yang menyatakan zat tersebut encer atau kental. Yang
menyebabkan zat tersebut kental adalah karena tahanan pada permukaan zat cair
tersebut sangat kuat. Sedangkan untuk yang encer mungkin tidak sekuat tahanan
pada yang kental, atau memang jarak antar molekul di dalam zat tersebut sangat
jauh. Untuk dapat mengukur viskositas dari suatu zat diperlukan alat yang
bernama viscometer. Alat ini biasa digunakan untuk mengukur kekentalan jus,
sirup, minyak, dan produk-produk makanan lainnya.
Viskometer bermacam-macam jenisnya, ada viscometer Oswald, Hopper,
Cup and Bob, Cone and plate, dan juga Brookfield. Pada kesempatan kali ini,
praktikan mencoba mengukur kekentalan menggunakan viscometer Brookfield.
Alat ini menyerupai bentuk mixer untuk membuat kue, yaitu ada alat pemutar
ditengahnya, dimana wadahnya ditaruh dibawah alat pemutar tersebut. Pengali
yang dipakai pada saat pengukuran dengan viscometer ini berbeda-beda
tergantung dengan jenis zat yang ingin diukurnya. Bentuk ukuran spindle yang
digunakan juga berbeda-beda untuk jenis zat yang berbeda, misalnya pada minyak
goreng ukuran benang spindelnya adalah 2, untuk kecap ukurannya adalah 3, dan
untuk saus ukurannya adalah 4.
Untuk kecap, pengali yang digunakan pada kecap dingin adalah 400, lalu
pada kecap sedang dan panas adalah 40. Kami sebagai praktikan tidak mengetahui
secara pasti mengapa pengali yang digunakan berbeda-beda tiap perlakuan.
Mungkin untuk suhu dan kekentalan yang berbeda, dibutuhkan pengali yang pas
agar spindle dapat berputar dan mengukur kekentalan secara optimal.
Berdasarkan hasil pengukuran yang kelompok kami lakukan, besar
kekentalan paling tinggi ditemui pada kecap Indofood dingin, yaitu sebesar 6800
mPa.s. Lalu yang paling encer ditemui pada kecap yang dipanaskan yaitu hanya
sebesar 100 mPa.s. Dari semua jenis sampel seperti minyak goreng, Kecap
Indofood, Kecap Sedaap, Saus ABC, dan juga Saus Indofood yang paling besar
tingkat kekentalannya pada suhu dingin adalah Saus Indofood, lalu yang paling
encer pada suhu panas adalah minyak goreng. Perbandingan kualitas antara kecap
Indofood dengan kecap Sedaap, akan memberikan kesimpulan bahwa kecap
Sedaap lebih bagus daripada kecap Indofood. Hal ini disebabkan karena pada saat
kedua kecap dipanaskan, kecap yang masih dapat menjaga kekentalannya adalah
kecap Sedaap yaitu dengan viskositas sebesar 132 dan kecap Indofood hanya
mencapai 100 mPa.s saja. Diantara saus ABC dan saus Indofood dapat
disimpulkan bahwa saus yang lebih bagus adalah saus ABC karena pada saat
dipanaskan memiliki kekentalan yang lebih besar daripada saus Indofood yaitu
lebih tinggi 100 mPa.s. Perbedaan angka viskositas yang cukup jauh antara saus
dan kecap dapat saja terjadi karena memang kedua zat fluida ini memang berbhan
dasar yang berbeda. Berdasarkan zat-zat penyusunnya, kecap memiliki kandungan
bahan padat yang lebih sedikit dibandingkan saus sambal, tetapi kecap lebih
banyak mengandung air dibandingkan sambal. Hal tersebutlah yang mungkin
dapat menyebabkan perbedaan kekentalan yang cukup jauh diantara kedua zat
tersebut.
Adapun manfaat mempelajari sifat kekentalan dari suatu produk bahan hasil
pertanian yaitu kita dapat mendeskripsikan bagaimanakah kualitas olahan bahan
hasil pertanian yang baik dari segi kekentalannya. Apakah dengan kekentalan
yang sudah diketahui tersebut, dapat memperpanjang masa penyimpanan ataukah
akan membuatnya cepat busuk. Dengan mengetahui viskositas awal dari bahan
hasil pertanian, kita dapat mengujinya dengan cara meningkatkan dan menurunkan
viskositasnya untuk dapat menemukan kekentalan yang optimal agar masa
penyimpanan lebih lama dari biasanya. Tidak hanya untuk masa penyimpanan,
dengan kekentalan kita juga dapat menentukan cita rasa yang diinginkan
konsumen. Dengan membagikan tester pada kekentalan yang berbeda, kita dapat
menguji pada tingkat kekentalan yang seberapa besar untuk dapat menarik hati
konsumen nantinya.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Semakin tinggi suhu, semakin encer zat cair dan semakin rendah suhu
semakin kental zat cair.
2. Setiap jenis zat akan berbeda besar viskositasnya.
3. Suhu dapat mempengaruhi viskositas suatu bahan.
4. Viskositas dapat menentukan kualitas bahan hasil pertanian.
5. Viskositas menggunakan satuan pascal, karena merupakan tekanan gaya
keatas dari permukaan air.
6. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi viskositas selain suhu adalah
tekanan udara, berat molekul, kehadiran zat lain, dan kekuatan antar
molekul.
7. Viscometer yang digunakan pada praktikum kali ini adalah viscometer jenis
viscometer Brookfield.
8. Selain viscometer Brookfield, terdapat viscometer Oswald, Hoppler, Cup
and Bob, dan Cone and Plate.
6.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah:
1. Sebaiknya saat akan melakukan praktikum, praktikan mempelajari materi
yang akan dibahas dan dipraktikumkan agar memperoleh kemudahan dalam
melaksanakan praktikum.
2. Alat-alat yang digunakan untuk praktikum harus dalam kondisi baik dan
dapat digunakan, serta berhati – hati dalam menggunakannya agar tidak
rusak.
3. Saat pelaksanaan praktikum, praktikan harus lebih teliti dalam menentukan
nilai-nilai yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Dogra. 2006. Kimia Fisika dan Soal-Soal. Malang. Universitas Malang

D . Young, Hugh. 2009. Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta.

Ginting, Tjurmin. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. LDB UNSRI.


Indralaya.

Kanginan, Marthen. 2006. Fisika. Erlangga. Jakarta.

Lutfy, Stokes. 2007. Fisika Dasar I. Erlangga. Jakarta.

Martoharsono, Soemanto. 2006. Biokimia I. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Sarojo, Ganijanti Aby. 2006. Seri Fisika Dasar Mekanika. Salemba Teknika.
Jakarta.

Sudarjo, Randy. 2008. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Universitas Sriwijaya.


Inderalaya.
LAMPIRAN

Gambar 1. Menyalakan Viskometer


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017)

Gambar 2. Memanaskan Sampel


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017)

Gambar 3. Mengukur Suhu Sampel


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017)

Anda mungkin juga menyukai