LAPORAN PRAKTIKUM
KARAKTERISTIK BAHAN HASIL PERTANIAN
(Viskositas Bahan Hasil Pertanian)
Oleh:
Nama : Tania Rizki Fauziah
NPM : 240110160120
Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 22 November 2017
Waktu/Shift : 07.30 WIB/ B2
Asisten : 1. Connie Shintia Ayu Sidabutar
2. Lisa Oktavia Br Napitupulu
3. Zahrah Eza Arpima
4. Zulfa Irbah Zain
2.1 Viskositas
Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh
fluida yang bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya
gesekan ini biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin
besar viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat
cair tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar
partikel zat cair (Martoharsono, 2006).
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya
gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat
ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan
semakin lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut.
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
kekentalan yang berbeda. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya
kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas,
viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul. Viskositas dapat dinyatakan
sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan antara molekul – molekul
cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat
dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit
mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi (Sarojo, 2009).
Viskositas (kekentalan) dapat dianggap suatu gesekan dibagian dalam suatu
fluida. Karena adanya viskositas ini maka untuk menggerakkan salah satu lapisan
fluida diatasnya lapisan lain haruslah dikerjakan gaya. Karena pengaruh gaya k,
lapisan zat cair dapat bergerak dengan kecepatan v, yang harganya semakin
mengecil untuk lapisan dasar sehingga timbul gradien kecepatan. Baik zat cair
maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental (viscous) dari
pada gas tidak kental (Mobile ) (Martoharsono, 2006).
METODOLOGI PRAKTIKUM
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, praktikan mempelajari salah satu sifat bahan hasil
pertanian yaitu viskositas atau kekentalan. Viskositas sejatinya merupakan besaran
dari suatu fluida yang menyatakan zat tersebut encer atau kental. Yang
menyebabkan zat tersebut kental adalah karena tahanan pada permukaan zat cair
tersebut sangat kuat. Sedangkan untuk yang encer mungkin tidak sekuat tahanan
pada yang kental, atau memang jarak antar molekul di dalam zat tersebut sangat
jauh. Untuk dapat mengukur viskositas dari suatu zat diperlukan alat yang
bernama viscometer. Alat ini biasa digunakan untuk mengukur kekentalan jus,
sirup, minyak, dan produk-produk makanan lainnya.
Viskometer bermacam-macam jenisnya, ada viscometer Oswald, Hopper,
Cup and Bob, Cone and plate, dan juga Brookfield. Pada kesempatan kali ini,
praktikan mencoba mengukur kekentalan menggunakan viscometer Brookfield.
Alat ini menyerupai bentuk mixer untuk membuat kue, yaitu ada alat pemutar
ditengahnya, dimana wadahnya ditaruh dibawah alat pemutar tersebut. Pengali
yang dipakai pada saat pengukuran dengan viscometer ini berbeda-beda
tergantung dengan jenis zat yang ingin diukurnya. Bentuk ukuran spindle yang
digunakan juga berbeda-beda untuk jenis zat yang berbeda, misalnya pada minyak
goreng ukuran benang spindelnya adalah 2, untuk kecap ukurannya adalah 3, dan
untuk saus ukurannya adalah 4.
Untuk kecap, pengali yang digunakan pada kecap dingin adalah 400, lalu
pada kecap sedang dan panas adalah 40. Kami sebagai praktikan tidak mengetahui
secara pasti mengapa pengali yang digunakan berbeda-beda tiap perlakuan.
Mungkin untuk suhu dan kekentalan yang berbeda, dibutuhkan pengali yang pas
agar spindle dapat berputar dan mengukur kekentalan secara optimal.
Berdasarkan hasil pengukuran yang kelompok kami lakukan, besar
kekentalan paling tinggi ditemui pada kecap Indofood dingin, yaitu sebesar 6800
mPa.s. Lalu yang paling encer ditemui pada kecap yang dipanaskan yaitu hanya
sebesar 100 mPa.s. Dari semua jenis sampel seperti minyak goreng, Kecap
Indofood, Kecap Sedaap, Saus ABC, dan juga Saus Indofood yang paling besar
tingkat kekentalannya pada suhu dingin adalah Saus Indofood, lalu yang paling
encer pada suhu panas adalah minyak goreng. Perbandingan kualitas antara kecap
Indofood dengan kecap Sedaap, akan memberikan kesimpulan bahwa kecap
Sedaap lebih bagus daripada kecap Indofood. Hal ini disebabkan karena pada saat
kedua kecap dipanaskan, kecap yang masih dapat menjaga kekentalannya adalah
kecap Sedaap yaitu dengan viskositas sebesar 132 dan kecap Indofood hanya
mencapai 100 mPa.s saja. Diantara saus ABC dan saus Indofood dapat
disimpulkan bahwa saus yang lebih bagus adalah saus ABC karena pada saat
dipanaskan memiliki kekentalan yang lebih besar daripada saus Indofood yaitu
lebih tinggi 100 mPa.s. Perbedaan angka viskositas yang cukup jauh antara saus
dan kecap dapat saja terjadi karena memang kedua zat fluida ini memang berbhan
dasar yang berbeda. Berdasarkan zat-zat penyusunnya, kecap memiliki kandungan
bahan padat yang lebih sedikit dibandingkan saus sambal, tetapi kecap lebih
banyak mengandung air dibandingkan sambal. Hal tersebutlah yang mungkin
dapat menyebabkan perbedaan kekentalan yang cukup jauh diantara kedua zat
tersebut.
Adapun manfaat mempelajari sifat kekentalan dari suatu produk bahan hasil
pertanian yaitu kita dapat mendeskripsikan bagaimanakah kualitas olahan bahan
hasil pertanian yang baik dari segi kekentalannya. Apakah dengan kekentalan
yang sudah diketahui tersebut, dapat memperpanjang masa penyimpanan ataukah
akan membuatnya cepat busuk. Dengan mengetahui viskositas awal dari bahan
hasil pertanian, kita dapat mengujinya dengan cara meningkatkan dan menurunkan
viskositasnya untuk dapat menemukan kekentalan yang optimal agar masa
penyimpanan lebih lama dari biasanya. Tidak hanya untuk masa penyimpanan,
dengan kekentalan kita juga dapat menentukan cita rasa yang diinginkan
konsumen. Dengan membagikan tester pada kekentalan yang berbeda, kita dapat
menguji pada tingkat kekentalan yang seberapa besar untuk dapat menarik hati
konsumen nantinya.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Semakin tinggi suhu, semakin encer zat cair dan semakin rendah suhu
semakin kental zat cair.
2. Setiap jenis zat akan berbeda besar viskositasnya.
3. Suhu dapat mempengaruhi viskositas suatu bahan.
4. Viskositas dapat menentukan kualitas bahan hasil pertanian.
5. Viskositas menggunakan satuan pascal, karena merupakan tekanan gaya
keatas dari permukaan air.
6. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi viskositas selain suhu adalah
tekanan udara, berat molekul, kehadiran zat lain, dan kekuatan antar
molekul.
7. Viscometer yang digunakan pada praktikum kali ini adalah viscometer jenis
viscometer Brookfield.
8. Selain viscometer Brookfield, terdapat viscometer Oswald, Hoppler, Cup
and Bob, dan Cone and Plate.
6.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah:
1. Sebaiknya saat akan melakukan praktikum, praktikan mempelajari materi
yang akan dibahas dan dipraktikumkan agar memperoleh kemudahan dalam
melaksanakan praktikum.
2. Alat-alat yang digunakan untuk praktikum harus dalam kondisi baik dan
dapat digunakan, serta berhati – hati dalam menggunakannya agar tidak
rusak.
3. Saat pelaksanaan praktikum, praktikan harus lebih teliti dalam menentukan
nilai-nilai yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Sarojo, Ganijanti Aby. 2006. Seri Fisika Dasar Mekanika. Salemba Teknika.
Jakarta.