Anda di halaman 1dari 8

Pneumonia Aspirasi

Definisi

Pneumonia aspirasi didefinisikan sebagai inhalasi isi orofaring atau lambung ke dalam larynx dan
saluran pernafasan bawah.Beberapa sindrom pernafasan mungkin terjadi setelah aspirasi,
tergantung pada jumlah dan jenis material aspirasi, frekuensi aspirasi dan respon host terhadap
material aspirasi. Pneumonitis aspirasi (Mendelson’s syndrome) adalah jejas kimia yang disebabkan
oleh inhalasi isi lambung.1Nama lain nya yaitu Anaerobic pneumonia, aspirasi vomitus, pneumonia
necrotizing, pneumonitis aspirasi, pneumonitis kimia.

Epidemiologi

Pada beberapa studi, 5-15% kasus pneumonia merupakan pneumonia aspirasi.Pneumonia aspirasi
terjadi paling sering pada pasien dengan faktor predisposisi yang sudah ada seperti stroke, kejang
dan disfagia karena beberapa kasus. Pneumonia aspirasi adalah penyebab kematian paling umum
pada pasien dengan disfagia karena suatu kondisi akibat gangguan neurologis, yang mempengaruhi
sekitar 300.000 sampai 600.000 orang setiap tahun di Amerika Serikat. Sedangkan aspirasi
pneumonitis terjadi pada sekitar 10% pasien yang dirawat di rumah sakit setelah overdosis obat. Ini
juga merupakan komplikasi yang disebabkan oleh anestesi umum, yang terjadi sekitar 1 dari 3000
operasi dengan anesthesia umumdan merupakan 10-30% persen penyebab kematian yang terkait
dengan anestesi. Pneumonia aspirasi lebih sering dijumpai pada pria daripada perempuan, terutama
usia anak atau lanjut.

Etiologi

Terdapat 3 macam penyebab sindroma pneumonia aspirasi, yaitu aspirasi asamlambung yang
menyebabkan pneumonia kimiawi, aspirasi bakteri dari oral dan oropharingealmenyebabkan
pneumonia bakterial, Aspirasi minyak, seperti mineral oil atau vegetable oil dapatmenyebabkan
exogenous lipoid pneumonia. Apirasi benda asing merupakan kegawatdaruratanparu dan pada
beberapa kasus merupakan faktor predisposisi pneumonia bakterial. Infeksi terjadi secara endogen
oleh kuman orofaring yang biasanya polimikrobialnamun jenisnya tergantung kepada lokasi, tempat
terjadinya, yaitu di komunitas atau di RS. PadaPAK, kuman patogen terutama berupa kuman
anaerob obligat (41-46%) yang terdapat di sekitargigi dan dikeluarkan melalui ludah, misalnya
Peptococcus yang juga dapat disertai Klebsiellapnemoniae dan Stafilococcus, atau fusobacterium
nucleatum, Bacteriodes melaninogenicus, danPeptostreptococcus. Pada PAN pasien di RS kumannya
berasal dari kolonisasi kuman anaerobfakultatif, batang Gram negatif, pseudomonas, proteus,
serratia, dan S. aureus di samping bisajuga disertai oleh kuman ananerob obligat di atas.

Kondisi yang mempengaruhi pneumonia aspirasi antara lain:

 Kesadaran yang berkurang, merupakan hasil ayang berbahaya dari reflex batuk dan
penutupan glottis.  Disfagia dari gangguan syaraf
 Gangguan pada system gastrointestinal, seperti penyakit esophageal, pembedahan yang
melibatkan saluran atas atau esophagus, dan aliran lambung.
 Mekanisme gangguan penutupan glottis atau sfingter jantung karena trakeotomi,
endotracheal intubations (ET), bronkoskopi, endoskopi atas dan nasogastric feeding (NGT)
 Anestesi faringeal dan kondisi yang bermacam-macam seperti muntahan yang
diperpanjang, volume saluran cerna yang lebar, gastrostomi dan posisi terlentang.
 Lain-lain: fistula trakeo-esofageal, pneumonia yang berhubungan dengan ventilator,
penyakit periodontal dan trakeotomi.
Kondisi-kondisi ini kesemuanya berbagi dalam seringnya dan banyaknya volume aspirasi,
yang meningkatkan kemungkinan pengembangan pneumonitis aspirasi. Pasien dengan
stroke atau penyaki kritis yang membutuhkan perawatan biasanya mempunyai beberapa
factor resiko dan memperbaiki kasus yang mempunyai proporsi yang besar.Kurangnya
kebersihan gigi khususnya pada orang tua atau pasien yang kondisinya lemah,
menyebabkan koloni dalam mulut dengan organism patogenik yang secara potensial bisa
menyebabkan bertambahnya jumlah bakteri.Peningkatan resiko infeksi dapat menyebabkan
aspirasi.

Patofisiologi

Aspirasi merupakan hal yang dapat terjadi pada setiap orang.Di sini terdapat perananaksi
mukosilier dan makrofag alveoler dalam pembersihan material yang teraspirasi. Terdapat 3 faktor
determinan yang berperan dalam pneumonia aspirasi, yaitu sifat material yang teraspirasi,volume
aspirasi, serta faktor defensif host.

Perubahan patologis pada saluran napas pada umumnya tidak dapat dibedakan
antaraberbagai penyebab pneumonia, hampir semua kasus gangguan terjadi pada parenkim
disertaibronkiolitis dan gangguan interstisial.Perubahan patologis meliputi kerusakan
epitel,pembentukan mukus dan akhirnya terjadi penyumbatan bronkus.Selanjutnya terjadi infiltrasi
selradang peribronkial (peribronkiolitis) dan terjadi infeksi baik pada jaringan interstisial,
duktusalveolaris maupun dinding alveolus, dapat pula disertai pembentukan membran hialin
danperdarahan intra alveolar. Gangguan paru dapat berupa restriksi, difusi dan perfusi.

Pneumonia aspirasi mengarah kepada konsekuensi patologis akibat secret orofaringeal,nanah, atau
isi lambung yang masuk ke saluran napas bagian bawah. Penyakit ini terjadi pada orang dengan level
kesadaran yang berubah karena serangan cerebrovascular accident (CVA), CNS lesion mass,
keracunan obat atau overdosis dan cidera kepala. Kebanyakan individumengaspirasi sedikit secret
orofaringeal selama tidur, dan secret tersebut akan dibersihkan secara normal.

Faktor predisposisi terjadinya aspirasi berulangkali adalah:


1. Penurunan kesadaran yang mengganggu proses penutupan glottis, reflex batuk (kejang,stroke,
pembiusan, cedera kepala, tumor otak)

2. Disfagia sekunder akibat penyakit esophagus atau saraf (kanker nasofaring, scleroderma)

3. Kerusakan sfingter esophagus oleh selang nasogastrik. Juga peran jumlah bahan aspirasi,hygiene
gigi yang tidak baik, dan gangguan mekanisme klirens saluran napas.

Tabel 1: predisposisi terjadinya pneumonia aspirasi

Aspirasi mikroorganisme patologik yang berkoloni pada orofaring adalah cara infeksi saluran
pernapasan bagian bawah yang paling sering dan menyebabkan pneumonia bakteri. Pneumonia
anaerobik disebabkan oleh aspirasi sekret orofaringeal yang terdiri dari mikroorganisme anaerob
seperti Bacteroides, Fusobacterium,Peptococcus, dan Peptostreptococcus yang merupakan spesies
yang paling sering ditemukan diantara pasien-pasien dengan kebersihan gigi yang buruk. Awitan
gejala biasanya terjadi secara perlahan-lahan selama 1 hingga 2 minggu, dengan demam, penurunan
berat badan, anemia, leukositosis, dispnea, dan batuk disertai produksi sputum berbau busuk.
Abses-abses paru yang terbentuk pada parenkim paru dapat rusak, dan empiema dapat timbul
seperti mikroba-mikroba yang berjalan ke permukaan pleura. Kebanyakan abses-abses tersebut
terbentuk pada paru kanan bagian posterior dan segmen basilar bronkopulmonal akibat gaya
gravitasi karena banyak cabang yang langsung menuju cabang bronkus utama kanan.

Resiko dari aspirasi secara langsung terkait dengan level kesadaran pasien seperti misalnya
penurunan Glascow ComaScale(GCS) yang dihubungkan dengan resiko aspirasi yang meningkat.
Luasnya dan sulitnya penyakit ini secara langsung terkait dengan volume dan kadar asam cairan yang
dihirup. Aspirasi isi lambung dalam jumlah besar juga dikenal dengan Mendelson syndrome, yang
bisa menyebabkan pernafasan akut dalam waktu 1 jam.Kadar asam dan isi lambung menghasilkan
pembakaran kimia pada cabang tracheobronchial yang terlibat dalam aspirasi.

Sebuah penelitian pada tikus menunjukkan bahwa terdapat dua fase mekanisme kerusakan
paru setelah aspirasi asam. Puncak fase pertama terjadi pada satu hingga dua jam setelah aspirasi
dan menghasilkan efek langsung yang diakibatkan pH yang rendah saat aspirasi pada sel-sel alveolar-
permukaan kapiler. Fase kedua, puncak pada empat hingga enam jam, berhubungan dengan
infiltrasi neutrofil ke dalam alveoli dan intestinum paru, dengan karakteristik gambaran histologist
inflamasi akut. Mekanisme jejas pada paru setelah aspirasi lambung melibatkan mediator-mediator
inflamasi, sel-sel inflamasi, adesi molekuler, dan enzim, terdiri dari Tumor Necrosis Factor a,,
interleukin-8, cyclooxygenase dan produk lipoxygenasedan Reactive Oxygen Species (ROS).
Meskipun neutrofil dan komplemen berperan dalam perkembangan jejas, penelitian pada hewan,
neutropenia, inhibitor fungsi neutrofil, menginaktivasi interleukin-8 (chemoatraktan poten
neutrofil), dan inaktivasi komplemen melemahkan jejas akut pada paru yang diinduksi aspirasi asam.

Karena asam lambung mencegah pertumbuhan bakteri, isi lambung tetap steril dibawah
kondisi normal.kesterilan isi lambung yang relatif normal, bakteri tidak menjalankan peran dalam
tahap awal penyakit. Ini tidak sepenuhnya baik bagi pasien dengan gastroparesis atau sembelit atau
bagi mereka yang menggunakan antasida (Proton Pump Inhibitor/PPI,H2 receptor
antagonist).Dengan tanpa melihat jumlah bakteri inokulum, infeksi bakteri yang parah bisa saja
terjadi setelah cidera kimia awal.Aspirasi isi lambung secara bersama dengan adanya partikel,
menyebabkan terjadi fokus peradangan dan reaksi tubuh terhadap benda asing dengan kerusakan
jaringan secara menyeluruh akibat asam. Partikel dan asam lambung bekerja sama secara sinergis
menyebabkan kebocoran kapiler alveolar. Isi lambung tidak steril sehingga aspirasi yang terjadi
dapat disertai bakteri.Enam puluh sampai 100% terdiri dari kuman anaerob. Gabungan kuman aerob
dan anaerob sering dijumpai pada aspirasi yang terjadi di Rumah sakit.

Ada dua persyaratan untuk menghasilkan pneumonia aspirasi:

1. Membahayakan bagi pertahanan biasa yang melindungi saluran bawah, termasuk penutupan
glottis, reflek batuk, dan mekanisme pembukaan.

2. Sebuah inolukrum mengganggu saluran bawah dengan sifat toksiknya langsung, stimulasi proses
peradangan dari bakteri inolukrum yang cukup atau penghambatan karena volume zat atau zat
partikelnya yang cukup.

Sindrom aspirasi lain berkaitan dengan bahan yang diaspirasi (biasanya makanan) atau cairan
bukan asam (misalnya karena hampir tenggelam atau saat pemberian makanan) yang menyebabkan
obstruksi mekanik. Bila cairan teraspirasi, trakea harus segera diisap untuk menghilangkan
obstruksinya. Bila yang diaspirasi adalah bahan padat, maka gejala yang terlihat akan bergantung
pada ukuran bahan tersebut dan lokasinya dalam saluran pernapasan. Jika bahan tersebut
tersangkut dalam bagian atas trakea, akan menyebabkan obstruksi total, apnea, aphonia, dan dapat
terjadi kematian cepat. Jika bahan tersangkut pada bagian saluran pernapasan yang kecil, tanda dan
gejala yang timbul dapat berupa batuk kronik dan infeksi berulang

Klasifikasi

Aspirasi bisa terjadi pada individu yang sehat tanpa gejala perkembangan infeksi tergantung
pada faktor-faktor lain seperti ukuran inolukrum, besarnya efek yang dihasilkan oleh organisme dan
pertahanan bagian yang ditempatinya seperti penutupan glottis, reflek batuk, dan status
imunologis.Pneumonia bisa muncul mengikuti aspirasi mikroorganisme yang virulen.Dan istilah
pneumonia digunakan untuk kemunculan pneumonia ketika ukuran inolukrum cukup luas dan/atau
gagalnya pertahanan bagian yang ditempatinya.

Aspirasi bisa dibagi menjadi dua kategori. Ini mempunyai penilaian penting, yang akan
menyebabkan bakteri pneumonia dengan organism mulut mendominasi. Aspirasi isi lambung akan
menyebabkan sebuah pneumonitis kimia (contoh: Mendelson’s syndrome) karena isi lambung
biasanya steril, tapi kadar asamnya menghasilkan perkembangan radang yang cepat pada paru-paru.
Terdapat tumpang tindih antara pneumonia dan pneumonitis, tetapi memungkinkan untuk
membuat perbedaan dan menyesuaikan perawatan yang sesuai.Sindrom-sindrom aspirasi yang lain
termasuk penghambatan saluran karena benda asing dan pneumonia lipoid eksogen.

Aspirasi meliputi beberapa sindrom aspirasi:

1. Pneumonitis kimia: aspirasi agen toksik seperti asam lambung, cidera instanteneus ditandai
dengan hipoksemia. Pengobatan membutuhkan dukungan ventilator bertekanan positif.

2. Reflek penutupan saluran nafas: aspirasi cairan (air, garam, makanan nasogastrik) dapat
menyebabkan laringospasme pada saluran pernafasan dan edema pulmo yang menghasilkan
hipoksemia. Pengobatan termasuk pernafasan dengan tekanan positif yang tidak teratur dengan
100% oksigen dan isoproterenol.

3. Obstruksi mekanik: aspirasi cairan atau zat partikel (saluran pernafasan makanan secara parsial,
hot dog, kacang) bisa menghasilkan penghambatan mekanis yang sederhana. Terjadinya batuk,
desahan dab dispnea dengan atelektasis yang terlihat pada X-ray di dada. Pengobatan memerlukan
penyedotan trakeobronkial dan menghilangkan zat partikel dengan serat optic bronkoskopi.

4. Pneumonia aspirasi: aspirasi bakteri dari orofaring. Pasien mengalami batuk, demam, batuk
berdahak dan hasil radiografi menunjukkan infiltrasi. Pengobatan membutuhkanantibiotik.

Gejala Klinis

Manifestasi klinis pneumonia aspirasi ini bervariasi dari yang ringan hingga berat dengan syok
sepsis atau hingga gagal nafas, semua itu tergantung dengan faktor penjamu, beratnya aspirasi dan
kuman yang menjadi penyebabnya.Gejala klinis dapat berupa bronkopneumonia, pneumonia lobar,
pneumonia nekrotikans,atau abses paru dan dapat diikuti terjadinya empiema.Adapun gambaran
klinis dari pneumonia aspirasi ini didukung dengan adanya sputum berwarna kemerahan atau bisa
juga kehijauan, dan sputum tersebut berbau.Gejala klinis yang bisa ditemui juga dapat berupa
gangguan menelan dan gejala yang ada pada pneumonia yaitu demam, batuk, sesak, kesulitan saat
inspirasi atau inspirasi memanjang, dan ada nafas cuping hidung.Gangguan menelan pada pasien
pneumonia aspirasi ini diketahui bila pasien mengeluarkan cairan atau makanan melalui hidung, lalu
adanya sisa makanan di mulut setelah menelan.Pasien juga biasanya mengeluhkan nyeri saat
menelan, seperti ada yang menyngkut di tenggorokan, terkadang sampai batuk hingga tersedak saat
makan atau minum, serta terdengar adanya bunyi yang terdengar setelah makan.Pasien juga dapat
mendadak batuk dan sesak napassesudah makan atau minum.Awitan umumnya insidious, walaupun
pada infeksi anaerob bisamemberikan gambaran akut seperti pneumonia pneumokokus berupa
sesak napas pada saatistirahat, sianosis.Umumnya pasien datang 1-2 minggu sesudah aspirasi,
dengan keluhan demammengigil, nyeri pleuritik, batuk, dan dahak purulen berbau (pada 50% kasus).
Kemudian bisaditemukan nyeri perut, anoreksia, dan penurunan berat badan, bersuara saat napas
(mengi),takikardi, merasa pusing atau kebingungan, merasa marah atau cemas.

Diagnosis
Diagnosis pneumonia aspirasi harus dilihat dari gejala pasien dan temuan daripemeriksaan
fisik. Keterangan dari foto polos dada, pemeriksaan darah dan kultur sputum yangjuga bermanfaat.
Foto torak biasanya digunakan untuk mendiagnosis pasien di rumah sakit danbeberapa klinik yang
ada fasilitas foto polosnya.Namun, pada masyarakat (praktek umum),pneumonia biasanya
didiagnosis berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik saja.Mendiagnosispneumonia bisa menjadi
sulit pada beberapa orang, khususnya mereka dengan penyakit penyertalainnya. Adakalanya CT scan
dada atau pemeriksaan lain diperlukan untuk membedakanpneumonia dari penyakit lain.

Orang dengan gejala pneumonia memerlukan evaluasi medis. Pemeriksaan fisik olehtenaga
kesehatan menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh, peningkatan laju pernapasan(tachypnea),
penurunan tekanan darah (hipotensi) , denyut jantung yang cepat (takikardi) danrendahnya saturasi
oksigen, yang merupakan jumlah oksigen di dalam darah yang indikasikanoleh oksimetri atau analisis
gas darah. Orang dengan kesulitan bernapas, yang bingung, ataumemiliki sianosis memerlukan
perhatian segera.

Pemeriksaan fisik tergantung pada luas lesi di paru.Pada pemeriksaan terlihat bagianyang
sakit tertinggal waktu bernapas, fremitus raba meningkat disisi yang sakit. Pada perkusiditemukan
redup, pernapasan bronkial, ronki basah halus, egofoni, bronkofoni, “whisperedpectoriloquy”.
Kadang- kadang terdengar bising gesek pleura (pleural friction rub). Distensiabdomen terutama pada
konsolidasi pada lobus bawah paru, yang perlu dibedakan dengankolesistitis dan peritonitis akut
akibat perforasi.

Pemeriksaan penunjang

1 . Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan jumlah leukosit yang meningkat (lebih


dari10.000/mm3, kadang- kadang mencapai 30.000/mm3), yang mengindikasikan adanyainfeksi atau
inflamasi.Tapi pada 20% penderita tidak terdapat leukositosis. Hitung jenisleukosit “shift to the left”.
LED selalu naik. Billirubin direct atau indirect dapatmeningkat, oleh karena pemecahan dari sel darah
merah yang terkumpul dalam alveolidan disfungsi dari hepar oleh karena hipoksia. Untuk
menentukan diagnosa etiologidiperlukan pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi. Analisis gas
darah menunjukanhipoksemia dan hipokarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis
respiratorik.

2. Pemeriksaan radiologi

Pemeriksaan radiologi pilihan untuk pneumonia aspirasi adalah foto toraks.3 Gambaran
radiologi pneumonia aspirasi bervariasi tergantung pada beratnya penyakit dan lokasinya.Lobus
bawah dan lobus tengah kanan paling sering terkena, Tetapi lobus bawah kiri juga sering.Ditemukan
area-area ireguler yang tidak berbatas tegas yang mengalami peningkatan densitas. Pada tahap awal
area densitas tinggi tersebut hanya lokal, akan tetapi pada tahap lanjut akan berkelompok/ menyatu
(infiltrat). Pada beberapa kasus pneumonia aspirasi bersifat akut dan akan bersih dengan cepat
ketika penyebab yang menimbulkan aspirasi telah teratasi. Pada beberapa kasus, pneumonia
disebabkan oleh penyakit kronik dan aspirasi berulang akan mengakibatkan pneumonitis basis paru
kronik yang menampilkan bercak berawan (perselubungan inhomogen). Pemeriksaan radiologi
seperti :

1. Computed Tomography Scanning (CT scan) Toraks


2. Magnetic Resonance Imaging (MRI) Toraks

Penatalaksanaan
Pasien dibaringkan setengah duduk. Pada pasien dengan disfagi dan atau gangguan reflex
menelan perlu dipasang selang nasogastrik. Bila cairan teraspirasi, trakea harus segera diisap untuk
menghilangkan obstruksinya. Lakukan maneuver Heimlich untuk mengeluarkan aspirasi bahan
padat, bila bahan yang teraspirasi tidak dapat dikeluarkan segera lakukan trakeotomi (krikotirotomi).
Pengeluaran bahan yang tersangkut, biasanya dilakukan dengan bronkoskopi.Berikan oksigen nasal
atau masker bila ada tanda gagal napas berikan bantuan ventilasi mekanik. Lakukan postural
drainage untuk membantu pengeluaran mukus dari paru-paru.

Pneumonia aspirasi (PA) dengan tipe yang didapat di masyarakat diberikan penisilin atau
sefalosporin generasi ke 3, ataupun klindamisin 600 mg iv/ 8 jam bila penisilin tidak mempan atau
alergi terhadap penisilin. Bila PA didapatkan di rumah sakit diberikan antibiotika spectrum luas
terhadap kuman aerob dan anaerob, misalnya aminoglikosida dikombinasikan dengan sefalosporin
generasi ke 3 atau 4, atau klindamisin.Perlu dipertimbangkan pola dan resistensi kuman di rumah
sakit bersangkutan. Dilakukan evaluasi hasil terapi dan resolusi terhadap terapi berdasarkan
gambaran klinis bakteriologis untuk memutuskan penggantian atau penyesuaian antibiotik (AB).

Tidak ada patokan pasti lamanya terapi.Antibiotik perlu diteruskan hingga kondisi pasien baik,
gambaran radiologis bersih atau stabil selama 2 minggu.Biasanya diperlukan terapi 3-6 minggu.

Komplikasi

Gagal nafas dan sirkulasi

Efek pneumonia terhadap paru-paru pada orang yang menderita pneumonia seringkesulitan
bernafas,dan itu tidak mungkin bagi mereka untuk tetap cukup bernafas tanpabantuan agar tetap
hidup. Bantuan pernapasan non-invasiv yang dapat membantu sepertimesin untuk jalan nafas
dengan bilevel tekanan positif,dalam kasus lain pemasanganendotracheal tube kalau perlu dan
ventilator dapat digunakan untuk membantu pernafasan.Pneumonia dapat menyebabkan gagal
nafas oleh pencetus acute respiratory distresssyndrome(ARDS). Hasil dari gabungan infeksi dan
respon inflamasi dalam paru-parusegera diisi cairan dan menjadi sangat kental, kekentalan ini
menyatu dengan kerasmenyebabkan kesulitan penyaringan udara untuk cairan alveoli,harus
membuat ventilasimekanik yang dibutuhkan.

Syok sepsis dan septic

Merupakan komplikasi potensial dari pneumonia.Sepsis terjadi karenamikroorganisme masuk


ke aliran darah dan respon sistem imun melalui sekresi sitokin.Sepsis seringkali terjadi pada
pneumonia karena bakteri; streptoccocus pneumoniamerupakan salah satu penyebabnya.Individu
dengan sepsis atau septik membutuhkan unitperawatan intensif di rumah sakit.Mereka
membutuhkan cairan infus dan obat-obatanuntuk membantu mempertahankan tekanan darah agar
tidak turun sampai rendah. Sepsisdapat menyebabkan kerusakan hati,ginjal,dan jantung diantara
masalah lain dan seringmenyebabkan kematian.

Effusi pleura,empyema dan abces

Ada kalanya,infeksi mikroorganisme pada paru-paru akan menyebabkanbertambahnya (effusi


pleura) cairan dalam ruang yang mengelilingi paru (cavum pleura).Jika mikroorganisme itu sendiri
ada di rongga pleura, kumpulan cairan ini disebutempyema.Bila cairan pleura ada pada orang
dengan pneumonia, cairan ini sering diambildengan jarum (toracentesis) dan diperiksa, tergantung
dari hasil pemeriksaan ini.Padakasus empyema berat perlu tindakan pembedahan. Jika cairan tidak
dapatdikeluarkan,mungkin infeksi berlangsung lama, karena antibiotik tiak menembus denganbaik
ke dalam rongga pleura. Abses pada paru biasanya dapat dilihat dengan foto thoraxdengan sinar x
atau CT scan. Abses-abses khas terjadi pada pneumonia aspirasi dan seringmengandung beberapa
tipe bakteri. Biasanya antibiotik cukup untuk pengobatan abses padaparu,tetapi kadang abses harus
dikeluarkan oleh ahli bedah atau ahli radiologi.

Prognosis

Angka mortalitas PAK adalah sebesar 5% yang meningkat menjadi 20% padaPAN.Angka mortalitas
pneumonia aspirasi yang tidak disertai komplikasi adalah sebesar5%, sedangkan pada aspirsai masif
dengan atau tanpa disertai sindrom Mendelsonmencapai 70%. Angka mortalitas aspirasi pneumonia
disertai empyema sebesar 20%.

Anda mungkin juga menyukai