Anda di halaman 1dari 7

III.

MENGENAL PRESENTASI

TUJUAN:
 Mengetahui cara melakukan presentasi ilmiah.
 Mengetahui unsur-unsur dalam sebuah presentasi.
 Dapat menentukan teknik presentasi yang tepat saat melakukan presentasi.
 Mengetahui model-model presentasi.

Presentasi (presentation) merupakan komunikasi langsung antara penyaji (presenter) dengan


sekelompok pendengar (audience) dalam situasi teknis, saintifik, atau profesional untuk tujuan
tertentu dengan menggunakan teknik sajian dan media yang terencana [ CITATION Bas09 \l 1033 ].
Presentasi merupakan unsur penting yang harus dikuasai pembicara (presenter) dalam setiap
kegiatan seminar, baik seminar yang bersifat ilmiah maupun kegiatan seminar lainnya. Presentasi
dalam seminar ilmiah sedikit bebeda dengan presentasi pada seminar secara umum. Karena pada
presentasi yang bersifat ilmiah, setiap topik yang dibahas merupakan suatu permasalahan ilmiah
dimana penyampaian materi maupun penyelesaian masalah yang dihasilkan nantinya harus
bersifat ilmiah dengan cara-cara yang ilmiah. Oleh karena itu, sangat penting bagi pembicara
maupun peserta diskusi dalam seminar ilmiah untuk membuat argumen yang jelas dan
terpercaya. Artinya, penyampaian informasi ataupun tanggapan, harus disertai fakta-fakta yang
ada baik berupa data, grafik, maupun gambar.

3.1 Unsur-unsur dalam Sebuah Presentasi


Terdapat empat faktor utama yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam melakukan
sebuah presentasi, yaitu presenter (penyaji), materi yang disampaikan, sarana yang
digunakan dalam menyampaikan informasi dan peserta (audience).

a. Presenter (penyaji)
Presenter (penyaji) merupakan unsur terpenting dalam sebuah presentasi. Menjadi
seorang penyaji bukanlah merupakan hal yang mudah. Pada kenyataannya pemahaman
serta kesiapan yang baik terhadap materi tidak dapat menjamin bahwa informasi yang
ingin disampaikan dapat diterima oleh para peserta.
Presenter yang tampil
di hadapan para peserta,
harus memberikan kesan
bahwa ide serta gagasan
yang disampaikannya jelas
dan dapat dipercaya. Kesan
yang meyakinkan ini
sangat didukung oleh
gerakan tubuh serta bahasa
Gambar 3.1 Contoh Presenter yang Baik yang digunakan dalam
Sumber: http://promobiledj.com
penyampaian materi.
Presenter yang baik harus memberikan kesan bahwa ia mampu menguasai
“panggung”. Hal ini ditandai dengan gerakan tangan, badan serta mimik muka yang tidak
berlebihan, sederhana dan meyakinkan. Penyampaian materi juga harus dilakukan dengan
gaya bahasa yang sederhana, mudah dipahami dan jelas dengan suara yang bersemangat,
menarik dan tidak terkesan monoton. Disamping itu, kecepatan berbicara juga sangat
berpengaruh. Presenter yang gelisah cenderung berbicara dengan cepat sehingga sulit
dimengerti, sedangkan presenter yang kurang menguasai materi akan berbicara terlalu
panjang dan membosankan.

Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang presenter untuk mempalajari teknik-
teknik penyampaian materi presentasi yang baik serta melakukan latihan terlebih dahulu
materi yang disampaikan.
Ada beberapa tipe penyaji berdasarkan gaya dan tujuan dalam penyampaian
materinya, yaitu [ CITATION Aba12 \l 1033 ]:
1. The Pitchman, yaitu penyaji yang dalam forum apapun selalu digunakan untuk
kepentingan bisnisnya dan bagia dari marketing bisnis pribadinya.
2. The Apologizer, yaitu penyaji yang merasa dirinya tidak mampu untuk melakukan
presentasi, takut banyak pertanyaan, sehingga presentasinya menjadi tidak menarik.
3. The Antimiker, yaitu penyaji yang merasa lebih macho, suaranya dikeraskan dan
lantang tanpa menghiraukan auditorium maupun sound sistemnya, yang justru suara
yang keluar menjadi pekak dan tidak jelas.
4. The Nonwit, penyaji yang cenderung formal, kaku dan berwibawa. Selingan
leluconnya “garing”.
5. The Malvisualizer, penyaji yang tidak terlalu mahir menggunakan teknologi, tetapi
berlagak seolah-olah memahami IT. Penyaji membawa banyak kelengkapan IT tetapi
tidak bisa mengoperasikannya.
6. The Dull Reader, yaitu penyaji yang menyajikan materinya dengan membaca seluruh
teks secara keseluruhan tanpa memperhatikan peserta, bertingkah monoton dan
terkesan kaku.
7. The Platituder, yaitu penyaji yang penyampaian materinya tidak terarah, tidak fokus,
serta lebih banyak menyampaikan masalah pribadinya.
8. The Loner, yaitu penyajikan yang penyampaian materinya tidak menghiraukan
pendapat, latar belakang, kerangka berpikir, dan kerangka pengalaman pesertanya.
Tipe penyaji seperti ini adalah penyaji yang hanya memaksakan pendapatnya sendiri.
9. The Impressor, yaitu penyaji yang suka meniru gaya orang lain, padahal sangat tidak
sesuai dengan karakternya sendiri, baik gaya suara maupun gesturnya.
10. The Fanster, yaitu penyaji yang penyampaian materinya tidak sesuai dengan tema
yang ada dalam seminar.

Materi yang dipresentasikan merupakan bobot yang paling menentukan walaupun


tidak setiap orang pernah mengalami atau terdampar pada suatu situasi yang mau tidak
mau harus ia hadapi [ CITATION Kus07 \l 1033 ].
Materi atau bahan yang akan disampaikan merupakan inti kesuksesan presentasi
sehingga harus dipersiapkan dengan baik. Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan
dalam mempresentasikan materi, yaitu :
- Menentukan bahan atau poin-poin penting yang harus dibahas.
- Mengatur poin-poin yang telah dipersiapkan agar alur penyajiannya terstruktur.
- Menyajikan kerangka berfikir dalam bentuk diagram alir sehingga memiliki alur
penalaran yang jelas.
- Materi dipresentasikan menggunakan powerpoint atau macromedia flash agar
tampilan lebih menarik dan tidak membosankan.

b. Sarana presentasi
Penyajian informasi saat presentasi juga sangat didukung oleh penggunaan
multimedia dalam teknik penyajiannya. Hal ini dapat menjadikan materi yang
dipresentasikan menjadi lebih menarik dan efektif. Dalam penyajiannya, presenter dapat
menyajikan gambar, grafik menggunakan animasi, suara bahkan video untuk mengemas
materi menjadi semenarik mungkin. Pada butir-butir permasalahan yang dianggap
penting, presenter dapat membuat penekanan yang jelas.

Selain itu, penggunaan alat bantu dalam presentasi juga sangat penting, namun perlu
dipilih alat bantu yang mudah dipahami peserta, murah, praktis, aman, sesuai dengan
metode penyajian dan karakteristik peserta, tepat dan banyak tersedia. Beberapa contoh
alat bantu yang bisa digunakan antara lain sampel atau contoh produk, rancangan produk,
replika, handout, poster, diagram alir, dan peta.
c. Peserta (audience)
Peserta merupakan penentu apakah presentasi yang disampaikan penyaji baik dan
dapat dipahami atau tidak.
Peserta merupakan unsur yang
tidak bisa diabaikan karena
mereka yang akan menerima
dan melihat bagaimana
informasi tersebut
disampaikan oleh presenter.
Untuk melakukan
Gambar 3.2 Audiensi Seminar
pendekatan kepada peserta, Sumber: http://i.kinja-img.com

presenter harus mampu menempatkan dirinya pada posisi yang sama dengan peserta. Hal
ini akan membantu presenter untuk memahami apa yang diinginkan peserta dalam
penyajian informasi, sehingga presenter dapat menyajikan informasi yang sesuai dan
menarik bagi peserta yang hadir.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian informasi dihadapan peserta
adalah:
- Tidak diam di tempat saat memberikan informasi, sehingga semua peserta tidak
merasa diabaikan.
- Menyampaikan informasi dengan suara yang jelas dan bahasa yang mudah dimengerti
peserta.
- Memastikan informasi yang ditampilkan penyaji pada layar presentasi masih dapat
terlihat jelas meskipun oleh peserta yang berada jauh dibelakang.
- Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan member kesempatan pada audiensi untuk
berbicara.
- Jangan membiarkan posisi duduk peserta memanjang ke belakang.

3.2 Teknik Berbicara dalam Persentasi


Ada tiga teknik berbicara yang biasanya dilakukan seorang presenter saat menyampaikan
materinya yaitu verbatim, memorized dan extemporaneous (penyajian secara spontan).
1. Verbatim
Verbatim ialah cara penyampaian yang dilakukan berdasarkan teks yang tertera pada
layar atau slide. Pada teknik ini, pembicara tidak perlu menghapal atau mencatat point
tapi cukup membaca apa yang sudah tertera pada slide sambil memberikan beberapa
penekanan pada bagian yang penting. Keuntungannya, semua informasi yang dibaca akan
tersampaikan secara detail dan jelas.
Penggunaa teknik verbatim tidak bisa dilakukan secara keseluruhan dalam melakukan
presentasi, karena hanya cocok untuk menjelaskan sesuatu yang bersifat definitif.
Pembicara yang terlalu banyak membaca slide akan terkesan tidak menguasai materi dan
membosankan bagi pesertanya. Disamping itu terlalu lama membaca teks akan
menyebabkan pembicara kehilangan kontak mata dengan peserta. Hal ini sangat penting
dilakukan, kontak mata antara pembicara dan peserta akan menimbulkan sikap positif dan
menimbulkan kepercayaan bagi peserta sehingga peserta akan lebih mudah memahami
informasi yang disampaikan.
2. Memorized
Memorized ialah metode penyampaian informasi dengan cara menghafal. Pembicara
membuat beberapa poin penting dan diagram alir terlebih dahulu kemudian berlatih
mempresentasikan materinya dengan cara menghafal bagian-bagian dan ide-ide yang
ingin disampaikan.
Metode ini dapat dilakukan selama presentasi, akan tetapi tetap memiliki kelemahan.
Pembicara yang sudah menghafal bagian yang akan disampaikan harus memperhatikan
cara menyampaikannya juga. Seringkali karena terlalu hafal dengan apa yang akan
disampaikan, memberikan kesan yang kurang ekspresif dalam presentasi, karena
pembicara terbebani dengan teks-teks yang harus dihafalkan.
3. Extemporaneous (spontan)
Metode yang paling baik digunakan adalah extemporaneous. Dalam metode ini,
pembicara tidak perlu menghafal, namun dituntut untuk benar-benar mengerti dan
memahami informasi yang akan disampaikan. Slide yang dibuat dalam presentasi juga
tidak perlu terlalu detil, cukup dengan membuat kerangka dan menambahkan beberapa
informasi penting. Selanjutnya pembicara yang telah menguasai materinya akan dapat
berbicara secara spontan menjelaskan apa yang tertera pada slide. Akan tetapi pembicara
yang menggunakan metode ini harus dapat mengontrol waktu agar tidak terlalu lama.

3.3 Model Presentasi


Setelah mengetahui unsur dan teknik berbicara dalam prentasi. Penting juga untuk
mempelajari model apa saja yang dapat digunakan dalam presentasi. Ada tiga model
presentasi yang perlu dikenali yaitu presentasi persuasif, presentasi penyampaian informasi
dan presentasi pelatihan atau training.
a. Presentasi Persuasif
Presentasi persuasif adalah jenis presentasi yang sifatnya mebujuk atau merayu
peserta. Biasanya model presentasi seperti ini sering digunakan dalam sebuah presentasi
bisnis, untuk memasarkan produk, atau bisa juga digunakan oleh seorang motivator,
tokoh masyarakat ataupun tokoh agama.

Presentasi ini bertujuan untuk mengubah perilaku atau kebiasaan dari peserta secara
tidak langsung. Pada model presentasi ini presenter tidak secara langsung mendapatkan
hasil atau jawaban dari peserta apakah presentasi yang disampaikan dapat diterima atau
tidak.
b. Presentasi Penyampaian Informasi
Presentasi penyampaian informasi, digunakan untuk mempresentasikan ide atau
gagasan, hasil penelitian atau rekomendasi atas permasalahan yang dihadapi. Hasil
presentasi model ini sangat menentukan, apakah ide yang disampaikan diterima atau
tidak. Selain itu presenter akan menerima pertanyaan atau memberikan pertanggung
jawaban secara langsung terhadap apa yang disampaikan kepada peserta.

Contoh model ini diantaranya seorang manajer yang sedang mempresentasikan status
dari sebuah proyek atau rangkaian pekerjaan yang ditugaskan kepadanya, laporan
finansial, atau kebijaksanaan pemasaran, penyampaian proposal untuk meminta dana.
Hasil presentasi model ini sangat menentukan apakah idenya diterima atau tidak. Selain
itu, presenter akan menerima pertanyaan atau memberikan pertanggungjawaban secara
langsung terhadap apa yang disampaikannya [ CITATION Kus07 \l 1033 ].
c. Presentasi Pelatihan atau Training
Model presentasi ini biasanya digunakan dalam forum-forum pelatihan atau training.
Misalnya pelatihan yang diberikan sehubungan dengan akan diterapkannya sistem,
pelatihan kepada karyawan baru, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai