Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM KOMUNIKASI DATA

Modul PKD 01 : PENGENALAN SISTEM KOMUNIKASI


DATA BERBASIS FREKUENSI RADIO DAN ALAT-ALAT
UKUR PENDUKUNG SISTEM KOMUNIKASI BERBASIS
FREKUENSI RADIO

KELAS/KELOMPOK B/B2
Yahya Bachtiar (17/410193/TK/45550)
Yusuf Burhan Pratama (17/410194/TK/45551)
Alfiansyach Fadhlurrahman (17/413538/TK/45978)
Faradhila Anasta Sari (17/413548/TK/45988)
Muhammad Aditia WSA (17/415125/TK/46414)
Nazhiefah Dalila (17/415127/TK/46416)
Yaqsa Mayza (17/415131/TK/46420)

Tanggal Praktikum: Jumat, 13 Maret 2020


Nama Asisten:
Muhammad Ilham Hanif
(16/399950/TK/44964)

LABORATORIUM SENSOR DAN SISTEM TELEKONTROL


DEPARTEMEN TEKNIK NUKLIR DAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
I. Hasil Praktikum dan Pembahasan
A. RIG EXPERT
Pada praktikum pertama yaitu berjudul RIG EXPERT, dilakukan matching kabel
untuk mengetahui bagaimana karakter kabel coaxial yang digunakan sebagai
penghantar transmisi data ke antena. Praktikum ini bertujuan agar praktikan mampu
menggunakan alat RIGEXPERT dan melakukan matching kabel.
Pengukuran parameter frekuensi, X, dan R dari kabel yang dilakukan dengan alat
bernama RIG EXPERT. Pada hal yang diamati di praktikum ini yaitu X dan R, nilai
idealnya adalah nilai X nya sebesar 0 Ω dan R nya sebesar 50Ω.
Untuk menggunakan RIG EXPERT pertama kali yang harus dilakukan adalah
menyambungkan kabel ke alat sebelum alat dinyalakan. Hal ini dikarenakan apabila
alat dinyalakan terlebih dahulu alat dapat rusak seperti LED yang diberi sumber
tegangan besar namun tidak dipasang resistansi.Setelah alat tersambung dengan kabel
selanjutnya adalah menyalakan alat dengan menekan tombol power. Selanjutnya untuk
melihat grafik R, X yang berfungsi mengetahui frekuensi optimum kabel tekan angka
2 dan tekan OK. Kemudian masukkan frekuensi yang akan dilihat yaitu 144.280 kHz.
Akan muncul grafik R, X dengan R berwarna merah dan X berwarna hijau. Dalam
grafik ini, apabila diperoleh nilai positif reaktansi (X) sesuai dengan beban induktif,
sedangkan apabila nilainya negatif sesuai dengan beban kapasitif. Setelah itu dicari
frekuensi optimumnya dengan mencari grafik X dan R yang berpotongan.
Tekan angka 8 untuk melihat karakteristiknya (X dan R) di frekuensi tersebut tekan
OK. Apabila nilai parameter untuk frekuensi optimum telah dilakukan selanjutnya
dicatat dan dilihat kembali berapa nilai X dan R untuk frekuensi 144.280 kHz.
Dari hasil pengukuran diperoleh data sebagai berikut:

Gambar 1. Hasil pengukuran dengan RIG EXPERT pada kabel 1

Gambar 2. Hasil pengukuran dengan RIG EXPERT pada kabel 2


Gambar 3. Hasil pengukuran dengan RIG EXPERT pada kabel 3

Tabel 1. Hasil Pengukuran

No Jenis Kabel Freq X R


1 1 144.280 kHz -32,3 Ω 3,7 Ω
147.965 kHz 5,5 Ω 2,8 Ω
2 2 144.280 kHz -4 Ω 3,3 Ω
144.678 kHz 0,5 Ω 3,4 Ω
3 3 144.280 kHz -0,1 Ω 5,1 Ω
144.299 kHz 0,2 Ω 3,2 Ω
Hasil tersebut menunjukkan bahwa data frekuensi sebelum dan sesudah matching
yang diperoleh tidak terlalu berbeda kecuali pada kabel 1. Pada kabel 1 nilai reaktansi
yang diperoleh masih sangat jauh dari 0 Ω, dimana terdapat nilai -32,3 Ω dan 5,5 Ω.
Pada kabel 2 nilai reaktansi yang diperoleh untuk frekuensi 144.280 kHz masih jauh
dari 0 Ω tetapi untuk frekuensi 144.678 kHz sudah mendekati 0 Ω. Pada kabel 2 nilai
reaktansi yang diperoleh sudah mendekati 0 Ω yaitu -0,1 Ω dan 0,2 Ω. Untuk nilai R
pada semua kabel sangat jauh dari nilai ideal yaitu 50 Ω.
B. RADIO RIG
Pada praktikum kedua yaitu RADIO RIG dilakukan pengenalan radio rig untuk
transmit dan receive, repeater dan cross band. Praktikum ini bertujuan agar praktikan
dapat menggunakan piranti radio rig sebagai transmitter dan receiver, repeater dan
cross band.
Percobaan pertama dilakukan penamaan dan penyimpanan channel dengan radio
rig single band. Dalam percobaan ini diatur 3 nama dan dalam setiap nama diatur
frekuensi, tone, tone squelch, dan duplex-nya masing-masing. Setelah itu diuji setiap
nama dengan menggunakan HT yang diatur dalam frekuensi pada nama tersebut.
Percobaan kedua yaitu repeater dilakukan dengan mengatur radio rig agar dapat
difungsikan sebagai repeater. Repeater sendiri merupakan transmitter dan receiver
sekaligus sehingga transmisi yang masuk akan diterima dan sekaligus dikirimkan
kembali. Agar berfungsi sebagai repeater dibutuhkan 2 radio rig dengan perantara
berupa carrier operated relay (COR) sehingga satu radio rig berfungsi sebagai receiver
dan radio rig lainnya berfungsi transmitter. Frekuensi receiver diatur sebesar 144.280
MHz dan transmitter sebesar 144.300 MHz.
Percobaan ketika yaitu cross band dengan radio rig dual band yang dapat
difungsikan untuk menghubungkan antara HT yang bekerja pada frekuensi VHF
dengan frekuensi UHF. Jadi meskipun berbeda band mereka tetap dapat berkomunikasi.
Frekuensi pada HT UHF diatur pada satu sisi dan sisi lain untuk mengatur frekuensi
pada HT VHF setelah itu diatur TONE dan SQUEL. Apabila kedua HT berada pada
posisi ditekan bagian PTT-nya maka dapat diatur juga bagian transmitter dan receiver-
nya dengan radio rig ini dengan mengatur posisi main berada.
C. HT
Pada praktikum ketiga yaitu Handy Transceiver (HT) praktikan diberi pengenalan
dalam pengoperasian HT Baofeng UV-5. Pada praktikum ini diberikan empat tantangan
yaitu HT berkomunikasi antar 144.280 MHz dan antar 431.250 MHz, Menyalakan LED,
private line, dan HT sebagai repeater. Praktikum ini bertujuan untuk memperkenalkan
HT dan fitur-fitur yang dapat dilakukan melalui HT.

Gambar 4. HT Baofeng UV-5

Pada tantangan pertama yaitu berkomunikasi antar 144.280 MHz dan antar
431.250MHz dilakukan pengaturan frekuensi pada HT. Untuk dapat berkomunikasi
kedua HT diatur agar bekerja pada frekuensi yang sama.
Pada tantangan kedua yaitu menyalakan LED pada HT yang berfungsi untuk
penerangan hal yang dilakukan adalah menekan sesaat tombol MONI.
Pada tantangan ketiga yaitu private line adalah bagaimana caranya agar komunikasi
antar HT dapat privat, untuk melakukannya perlu pengaturan tone dari HT dengan
menggunakan menu T-CTCS untuk pengirim dan R-CTCS untuk penerima.
Pada tantangan keempat yaitu HT sebagai repeater yaitu HT difungsikan untuk
menerima sinyal dari HT transmitter dan mengirimkan kembali ke HT receiver. Untuk
melakukan fungsi ini dapat menggunakan fitur SFT-D dan Offset. S. SFT-D berfungsi
saat menggunakan frekuensi transmit dan receive yang berbeda. Offset merupakan
hasil selisih angka transmit dan receive apakah (+) yang berarti angka transmit diatas
angka receive dan sebaliknya (–) berarti angka receive diatas angka transmit.

II. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. RIG EXPERT merupakan piranti yang digunakan untuk matching kabel. Matching
kabel dilakukan untuk melakukan analisis dimana frekuensi optimal dari suatu
kabel dan mengetahui nilai parameter SWR, X dan R untuk frekuensi tersebut.
2. Radio Rig merupakan piranti yang dapat difungsikan untuk transmitter, receiver,
repeater, dan pada radio rig dual band dapat digunakan untuk cross band.
3. Handy Transceiver merupakan piranti yang dapat digunakan untuk komunikasi
dengan pengaturan frekuensi tertentu. Apabila komunikasi ingin berjalan secara
privat maka dapat diatur dengan menu T-CTCS dan R-CTCS. HT juga memiliki
fitur lain seperti LED dan fungsi repeater.

Anda mungkin juga menyukai