(MEA)
Editor :
ISBN : 987-602-18397-4-4
@2016
Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Indonesia
Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Matematika
FKIP Universitas Jember, Oktober 2016
Kantor : Jl. Kalimantan 37 Tegalboto Jember, 68121
Pelindung : Prof. Dr. Sunardi, M.Pd.
(Dekan FKIP Universitas Jember)
Anggota Tim Editor : Prof. Dr. Sunardi, M.Pd. Arif Fatahillah, S.Pd., M.Si.
Prof.Drs.Slamin,M.Comp.Sc., Ph.D Arika Indah Kristiana, S.Si., M.Pd.
Drs. Toto’ Bara Setiawan, M.Si. Dian Kurniati, S.Pd., M.Pd.
Drs.Suharto, M.Kes. Nurcholif Dyah Sri L., S.Pd., M.Pd.
Dr. Susanto, M.Pd. Ervin Oktavianingtyas,S.Pd, M.Pd.
Dr. Hobri, S.Pd. M.Pd. Abi Suwito, S.Pd.,M.Pd.
Dra.Titik Sugiarti, M.Pd. Erfan Yudianto, S.Pd. M.Pd.
Susi Setiawani, S.Si., M.Sc. Lioni Anka M., S.Pd., M.Pd.
Dra. Dinawati Trapsilasiwi, M.Pd. Randi Pratama, S.Pd., M.Pd.
Kami menyajikan beberapa artikel yang sangat berguna bagi pembaca. Berbagai kajian dalam
bidang pendidikan kami sajikan apik. Topiknya adalah “Peluang Matematika dan Pembelajarannya
dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)”. Pada kesempatan ini pula, kami
menyampaikan terima kasih kepada narasumber utama, yaitu : Prof. Dr. Basuki Widodo, M.Sc.
(Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya), dan Dr. Hobri, S.Pd. M.Pd. (Universitas Jember).
Editor
DAFTAR ISI Halaman
MAKALAH UTAMA
MAKALAH PENDIDIKAN
Proses Berpikir Siswa Kelas VIII MTs. Al Misri dalam Menyelesaikan Soal
Faktorisasi Bentuk Aljabar Berdasarkan Teori Piaget (A. Mujib
M.T.).................................................................................................................... 60-73
Abstrak
Pada jenjang SMP, distribusi penyebaran standar kompetensi materi Geometri mendapat porsi paling besar
(41%) dibandingkan materi lain seperti Aljabar (29%), Bilangan (18%), serta Statistika dan Peluang (12%).
Namun, berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 1 Balung, dan wawancara dengan guru Matematika, serta
analisis data nilai ulangan harian materi Garis dan Sudut, diperoleh data: “Dari 221 siswa kelas VII, siswa yang
mencapai KKM = 75, hanya 103 siswa atau 46,6%.” GeoGebra merupakan software yang dapat memvisuali-
sasikan materi yang abstrak menjadi lebih konkret, bersifat dinamis dan interaktif. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui perbedaan antara hasil belajar siswa yang diajar menggunakan GeoGebra dengan tanpa menggu- nakan
GeoGebra, serta untuk mengetahui manakah yang lebih baik diantara keduanya. Penelitian dilakukan di SMP
Negeri 1 Balung, Jember, melibatkan siswa kelas VII A sebagai kelas eksperimen, dan kelas VII B se- bagai kelas
kontrol. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif serta jenis penelitian True Experimental dengan bentuk
Post-test Only Control Design. Pengumpulan data menggunakan metode tes dan dokumentasi.
Kata Kunci: GeoGebra, Pembelajaran Geometri, Segitiga
Pendahuluan
Geometri merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang penerapannya sering kali dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Jane (2006) mengemukakan bahwa “Geometry touches on every aspect of our lives”. Penyataan tersebut
mendasari alasan pentingnya mempelajari geometri. Pada tingkat satuan pendidikan SMP, distribusi penyebaran standar
kompetensi materi Geometri mendapat porsi paling besar (41%) dibandingkan materi lain seperti Aljabar (29%),
Bilangan (18%), serta Statistika dan Peluang (12%) (Saddam, 2012:5).
Geometri memiliki keabstrakan objek, sehingga menuntut siswa untuk mampu membayangkan hal-hal yang tidak
nyata bentuk fisiknya. Visualisasi merupakan aspek paling penting dalam matematika, tidak hanya geometri atau yang
berhubungan dengan aspek keruangan, tetapi juga aspek lain seperti analitis matematis (Guzman, 2002). Selain
kemampuan visualisasi, kemampuan spasial juga dibutuhkan dalam mempelajari geometri. Menurut Black (2005),
kemampuan spasial adalah suatu kemampuan dalam merepresentasikan, mentransformasi, membangun dan memanggil
kembali informasi simbolik tidak dalam bentuk bahasa.
Oleh karenanya, geometri dianggap sebagai bidang kajian matematika yang sulit. Siswa merasa kesulitan dalam
menyelesaikan persoalan geometri dan pada umumnya dalam mengkonstruksi objek geometri. Kesulitan-kesulitan
tersebut berkaitan erat dengan rendahnya kemampuan visual dan kemampuan spasial yang notabene syarat untuk dapat
memahami keabstrakan
Komputer dapat digunakan sebagai media pembelajaran interaktif untuk mempermudah siswa dalam memahami
konsep-konsep matematika yang bersifat abstrak. GeoGebra merupakan salah satu program komputer (software) yang
dapat digunakan sebagai media pembelajaran interaktif. GeoGebra memungkinkan siswa untuk aktif dalam membangun
pemahaman geometri (Wees, 2009). GeoGebra juga dapat memberikan visualisasi konsep-konsep geometri. Menurut
145 | Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pembelajarannya
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember, 23 Oktober 2016
ISBN: 987-602-18397-4-4
Pütz (2001), siswa yang menggunakan GeoGebra akan memahami geometri lebih mendalam karena adanya representasi
visual yang jelas pada objek geometri dan keterlibatan siswa untuk mengkonstruksi sehingga pemahaman geometri siswa
lebih mendalam.
Materi matematika disusun secara hirarkis, artinya siswa harus memahami materi sebelumnya agar dapat memahami
materi selanjutnya. Segitiga merupakan materi geometri yang dipelajari pada tingkat SMP. Sebelum memahami materi
(pembelajaran) Segitiga, siswa terlebih dahulu harus memahami materi Garis dan Sudut. Namun, berdasarkan hasil
observasi di SMP Negeri 1 Balung, dan wawancara dengan guru Matematika, serta analisis data nilai ulangan harian
materi Garis dan Sudut, diperoleh data: “Dari 221 siswa kelas VII, siswa yang mencapai KKM = 75, hanya 103 siswa
atau 46,6%.”
GeoGebra dapat menurunkan keabstrakan dari konsep geometris dan memvisualisasikan konsep tersebut dalam
bentuk konkret. Penggunaan GeoGebra dalam pembelajaran materi segitiga akan mempermudah dalam memahami cara
melukis segitiga dan garis-garis istimewa pada segitiga, yaitu garis tinggi, garis bagi, garis berat dan garis sumbu.
Sehingga siswa dapat memahami langkah-langkah dalam melukis segitiga dan garis-garis istimewa pada segitiga dengan
bantuan GeoGebra.
Kelebihan pemanfaatan GeoGebra, (1) Lukisan-lukisan geometri yang biasanya dihasilkan dengan cepat dan teliti
dibandingkan dengan menggunakan pensil, penggaris, atau jangka, (2) Adanya fasilitas animasi dan gerakan-gerakan
manipulasi (dragging) pada program GeoGebra dapat memberikan pengalaman visual yang lebih jelas kepada siswa
dalam memahami konsep geometri, (3) Dapat dimanfaatkan sebagai balikan/evaluasi untuk memastikan bahwa lukisan
yang telah dibuat benar, dan (4) Mempermudah guru/siswa untuk menyelidiki atau menunjukkan sifat-sifat yang berlaku
pada suatu objek geometri (Mahmudi, 2010:4).
Metode Penelitian
Desain penelitian ini adalah true experimental design. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran
menggunakan GeoGebra dan pembelajaran tanpa menggunakan GeoGebra, sedangkan variabel terikat dalam penelitian
ini adalah hasil belajar matematika siswa. Penelitian ini menggunakan dua kelas dengan menggunakan desain penelitian
Post-test Only Control Design.
Prosedur penelitian
Pertama, mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala SMP Negeri 1 Balung. Kedua, melakukan observasi
ke SMP Negeri 1 Balung dan mewawancarai Guru Matematika kelas VII. Diperoleh informasi bahwa jumlah siswa kelas
VII adalah 221 siswa dan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan untuk mata pelajaran Matematika adalah
75.
Ketiga, menentukan populasi penelitian dengan melakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji rata-rata terhadap
data hasil ulangan harian Matematika seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Balung tahun pelajaran 2012/2013, sehingga
diperoleh 3 kelas yang berdistribusi normal, homogen dan memiliki kemampuan yang sama yaitu kelas VIIA, VIIB dan
VIIC. Keempat, menentukan sampel penelitian dengan teknik cluster sampling (berdasarkan kelas, bukan anggota-per-
anggota), menggunakan sistem undian dalam pengambilan keputusan. Sehingga terpilih kelas VIIA sebagai kelas
eksperimen (38 siswa) dan kelas VIIB sebagai kelas kontrol (36 siswa).
Kelima, melaksanakan kegiatan belajar mengajar pokok bahasan segitiga dengan memanfaatkan GeoGebra di kelas
eksperimen dan tanpa menggunakan GeoGebra di kelas kontrol, sebanyak tiga kali pertemuan dimulai dengan
mengajarkan materi tentang (1) jenis-jenis segitiga, kemudian (2) menghitung keliling dan luas segitiga, serta (3) melukis
segitiga dan garis-garis istimewa pada segitiga.
Keenam, melaksanakan kegiatan belajar menggunakan GeoGebra di kelas eksperimen dan tanpa menggunakan
GeoGebra di kelas kontrol. Ketujuh, mengadakan post-test pada pertemuan terakhir dengan durasi 1 × 45 menit, baik di
kelas eksperimen maupun di kelas kontrol, untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa. Kedelapan, menganalisis
data hasil post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol, menggunakan: Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji
Hipotesis. Kesembilan, menarik kesimpulan dari hasil analisis data.
Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes dan dokumentasi. Instrumen pengumpulan data menggunakan
soal tes uraian yang telah diuji-cobakan di sekolah lain untuk mengetahui tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan
reliabilitas. Reliabilitas soal ditentukan menggunakan metode alpha, dimana jika hasil dari 𝑟11 kemudian dikonsultasikan
dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan Product Moment dk = N – 1, dan signifikannya 0,05 (5%). Kaidah keputusan: “Jika 𝑟11 >𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
berarti Reliabel, dan𝑟11 <𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti Tidak Reliabel” . Sedangkan valid tidaknya soal ditentukan menggunakan Pearson
146 | Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pembelajarannya
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember, 23 Oktober 2016
ISBN: 987-602-18397-4-4
Product Moment, dimana jika t hitung > t table berarti valid jika thitung < ttable berarti tidak valid. Persentase aktivitas
siswa selama pembelajaran berlangsung diketahui dari hasil observasi dengan bantuan observer pada kelas eksperimen.
Dalam penelitian ini, untuk menentukan data berdistribusi normal atau tidak menggunakan rumus Chi-Kuadrat (𝜒 2 ).
Selanjutnya homogen tidaknya kedua kelas yang dijadikan sampel, peneliti menggunakan uji F (varians).
Dalam Analisis data untuk mengetahui perbedaan yang signifikan pada hasil belajar matematika antara siswa yang
diajar menggunakan GeoGebra dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan GeoGebra dan untuk mengetahui hasil
belajar manakah yang lebih baik antara siswa yang diajar menggunakan GeoGebra dengan tanpa menggunakan
GeoGebra pada subpokok bahasan segitiga, peneliti menggunakan Uji Beda Mean (Uji Z) (dua pihak dan satu pihak)
dengan taraf signifikan α = 5% (0.05), Ho diterima jika –Z (½.α) ≤ Z hitung ≤ Z (½.α). Harga Z (½.α) didapat dari daftar
distribusi normal baku. Sedangkan uji satu pihak dengan taraf signifikan α = 5% (0.05), Ho diterima jika –Z α ≤ Z hitung
≤ Z α. Harga Z α didapat dari daftar distribusi normal baku.
147 | Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pembelajarannya
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember, 23 Oktober 2016
ISBN: 987-602-18397-4-4
Pembahasan
Setelah diadakan post-test diperoleh nilai terendah pada kelas eksperimen adalah 36 dan nilai tertingginya adalah 100,
sedangkan untuk kelas kontrol nilai terendah adalah 32 dan nilai tertingginya adalah 84. Jika dibandingkan antara kedua
kelas tersebut kelas eksperimen lebih unggul daripada kelas kontrol. Adapun perbandingan nilai antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol sebagai berikut.
Tabel 1 Perbandingan Nilai Hasil Post-test Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil dari Post-test kemudian diuji Normalitas menggunakan rumus Chi-Kuadrat (𝜒 2 ). Data dikatakan berdistribusi
normal jika 𝜒 2 hitung ≤ 𝜒 2 tabel .
Adapun hipotesis dan tabel normalitas hasil post-test adalah sebagai berikut.
Hipotesis nihil (H0) : Suatu kelas berdistribusi normal jika 𝜒 2 hitung lebih kecil dari pada 𝜒 2 tabel
Hipotesis alternatif (Ha) : Suatu kelas tidak berdistribusi normal jika 𝜒 2 hitung tidak lebih kecil dari pada 𝜒 2 tabel
Berdasarkan keterangan pada tabel uji normalitas nilai post-test kelas eksperimen hasilnya setelah disesuaikan dengan
Ha dan H0 maka diperoleh kesimpulan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak jadi dapat dikatakan bahwa kelas eksperimen
berdistribusi normal sedangkan kelas kontrol hasilnya setelah disesuaikan dengan Ha dan H0 maka diperoleh kesimpulan
bahwa H0 diterima dan Ha ditolak jadi dapat dikatakan bahwa kelas kontrol berdistribusi normal.
Setelah diuji normalitas, kemudian data diuji homogenitas menggunakan rumus Analisis Varians Tinggi Banding
Rendah. Data dikatakan homogen jika Fhitung ≤ Ftabel.
Adapun hipotesis dan tabel homogenitas hasil post-test adalah sebagai berikut:
Hipotesis nihil (H0) : Sepasang kelas homogen jika Fhitung lebih kecil daripada Ftabel
Hipotesis alternaif (Ha) : Sepasang kelas tidak homogen jika Fhitung tidak lebih kecil daripada Ftabel
Rata- Standar
No. Kelas n Varians Fhitung F tabel
Rata Deviasi
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1)
Terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar Matematika pokok bahasan Geometri subpokok bahasan Segitiga pada
siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 1 Balung tahun pelajaran 2012/2013 antara siswa yang diajar menggunakan
GeoGebra dengan tanpa menggunakan GeoGebra, dan (2) Hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan GeoGebra
lebih baik daripada yang diajar dengan tanpa menggunakan GeoGebra.
Saran
Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian yang telah dilakukan maka disarankan pada: (1) Pemangku kepentingan
(Stakeholder Pendidikan, antara lain: Pemerintah, Masyarakat, dan Kepala Sekolah) untuk mendukung pemanfaatan software,
khususnya GeoGebra, dalam kegiatan belajar mengajar, dengan menyediakan fasilitas pendukung yang memadai; (2) Guru
Matematika SMP, untuk mempelajari pemanfaatan GeoGebra kemudian menerapkan pengetahuannya dalam pembelajaran
Geometri, khususnya subpokok bahasan Segitiga; (3) Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK), untuk mengintegrasikan
pemanfaatan software pendidikan dalam matakuliah, sehingga mahasiswa pendidikan (calon guru) memiliki pengetahuan,
ketrampilan, dan pengalaman belajar untuk diterapkan dalam proses pembelajaran ketika kelak mereka menjadi Guru; serta (4)
Peneliti lain untuk meng-eksplor pemanfaatan software untuk mendukung kegiatan belajar mengajar yang lebih bermutu.
Daftar Pustaka
6. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
7. Budhiawan, C.I. 2012. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas VII SMP Kanisius Pakem pada Pokok Bahasan
Segitiga dengan Memanfaatkan Program GeoGebra dalam Proses Pembelajaran Remedial. Skripsi tidak diterbitkan.
Yogyakarta: FKIP Universitas Sanata Dharma.
8. Bundu, P. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah. Departemen Pendidikan Nasional.
9. Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
10. Guzman, M. (2002). The Role of Visualization in Teaching and Learning of Mathematical Analisis. 2nd Internarional
Conference on The Teaching of Mathematics. [Online]. Tersedia: www.math.uoc.rg/~ictm2/procedings/invGuz.pdg
[12 Juni 2016].
11. Hamalik, O. 2004. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.
12. Jane, Mary Schmitt.2006. Developing Geometric Reasoning.WashingtonDC:GED Mathematics Training Institute.
13. Jihad, A. & Haris, A. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
14. Mahmudi, A. 2010. Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan Matematika, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 27 Nopember.
15. Maxrizal. 2010. Penggunaan Software GeoGebra dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: FMIPA UNY.
16. Pütz, C. (2001). Teaching Descriptive Geometry: Principles and Effective Methods Demonstrated by the Example of
Monge Projection, XV Conference on Graphics, Sao Paulo Brazil, November 5-9, 2001.
17. Rahman, R. 2010. Pengaruh Pembelajaran Berbantuan GeoGebra Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Self-
Concept tentang Matematika. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung.
18. Riduwan. 2012. Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Alfabeta.
19. Saddam, A. 2012. Pembelajaran Geometri Melalui Model Van Hiele Berbantuan GeoGebra. Skripsi tidak diterbitkan.
Bandung: FMIPA UPI.
20. Sudjana, N. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
21. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
150 | Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pembelajarannya
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember, 23 Oktober 2016
ISBN: 987-602-18397-4-4
22. Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : JICA-UPI.
23. Supeno, Bambang. 2002. Statistik Terapan. Jakarta:PT Rineka Cipta.
24. Wees, David. 2009. How Can Geogebra Be Used Help Students Understand And Visualize Mathematics Problems.
http://davidwees.com/content/how-can-geogebra-be-used-help-students-understand-and-visualize-mathematics-
problems/ [13 Juni 2016].