0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut berisi ringkasan jawaban ujian akhir semester mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI II oleh Ainul Yakin. Ringkasan utama dari jawaban tersebut adalah mengenai permasalahan pendidikan di Indonesia beserta solusinya, perbandingan pendidikan konvensional dan berbasis masalah, sebutan pendidik dalam pendidikan Islam, serta nilai-nilai pendidikan dalam Al-Quran.
Dokumen tersebut berisi ringkasan jawaban ujian akhir semester mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI II oleh Ainul Yakin. Ringkasan utama dari jawaban tersebut adalah mengenai permasalahan pendidikan di Indonesia beserta solusinya, perbandingan pendidikan konvensional dan berbasis masalah, sebutan pendidik dalam pendidikan Islam, serta nilai-nilai pendidikan dalam Al-Quran.
Dokumen tersebut berisi ringkasan jawaban ujian akhir semester mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI II oleh Ainul Yakin. Ringkasan utama dari jawaban tersebut adalah mengenai permasalahan pendidikan di Indonesia beserta solusinya, perbandingan pendidikan konvensional dan berbasis masalah, sebutan pendidik dalam pendidikan Islam, serta nilai-nilai pendidikan dalam Al-Quran.
Dosen pengampu : Dr. Nur Afif, M.Pd.I Tanggal : Rabu, 08 April 2020 No Absen : 10 Matakuliah : Pengembangan Kurikulum PAI II Program Studi : Pendidikan Agama Islam Semester : VI ( enam) A
1. Problem pendidikan di Indonesia beserta solusinya
a. Masalah pemerataan pendidikan. Masalah ini adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan, masalah ini timbul apabila masih banyak warga negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat ditampung di dalam sistem pendidikan atau lembaga pendidikan karena minimnya fasilitas yang tersedia. Nah solusi dari masalah ini bisa dilakukan melalui dua cara, yaitu cara konvensional dan cara inovatif. Cara konvensional yaitu dia bisa membangun banyak gedung sekolah dan ruang belajar atau dengan sistem double shift ( sistem bergantian pagi dan sore). Sedangkan cara inovatif yaitu dengan cara sistem pamong ( pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) seperti membangun SD kecil pada daerah terpencil, gurunya yang berkunjung kesuatu desa terpencil, atau bisa dengan mengejar dengan paket A dan B. b. Masalah Mutu Pendidikan. Masalah ini dapat dilihat dari cara pengukuran mutu produk suatu sekolah tersebut. Di Indonesia umumnya mengasosiasikan dengan hasil belajar yang sering kita kenal dengan EBTA atau mungkin yang sekarang kita kenal dengan UN yang pada kenyataan nya justru itu semua membuat para siswa ketakutan dan frustasi karena takut tidak lulus nantinya. Padahal hasil belajar bermutu itu hanay bisa dicapai dengan kualitas proses belajar dari suatu sekolah tersebut, jika proses belajar nya tidak optimal maka akan sangat sulit untuk mencapai hasil belajar yang bermutu, berarti pokok dari permasalahan ini terletak pada pemerosesan pendidikan tersebut dimana komponen pemerosesan pendidikan ini mencakup peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran dan juga masyarakat sekitar. Nah solusi dari permasalahan ini adalah dengan mengembangkan kembali kemampuan ketenagaan pendidikan melalui studi lanjut, penyempurnaan kurikulum, serta penyempurnaan sarana dan prasarana untuk belajar seperti buku paket, lab, media pembelajaran. c. Masalah Kurikulum. Jika dibandingkan dengan kurikulum luar Negeri, kurikulum Indonesia terlalu kompleks hal ini akan berakibat pada guru maupun siswa, siswa akan terbebani dengan segudang materi yang harus dikuasinya serta siswa harus berusaha keras untuk memahami dan mengejar target yang sudah ditargetkan. Hal ini akan mengakibatkan siswa tidak akan memahami seluruh materi yang diajarkan, selain berdampak pada siswa, masalah ini juga berdampak pada guru tugas guru akan semakin menumpuk dan kurang maksimal dalam memberikan pengajaran. Guru juga akan terbebani dengan pencapaian target materi yang terlalu banyak. Solusinya dari permasalahan ini adalah dengan mengadakan lesson study ataupun workshop yang membahas cara mengajarkan kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan dalam kurikulum,serta membuat pertemuan dengan antar sekolah yang sudah menerapkan kurikulum baru. d. Masalah efesiensi pendidikan atau pengelolaan pendidikan. Masalah utama dari masalah ini adalah pemanfaatan dana dan sumber daya manusia. Para ahli banyak mengatakan bahwa sistem pendidikan sekarang masih kurang efisien. Hal ini tampak dari banyaknya anak yang drop-out, banyak anak yang belum dapat pelayanan pendidikan, banyak anak yang tinggal kelas, dan kurang dapat pelayanan yang semestinya. Solusi dari permasalahan ini adalah dengan meningkatkan pendidikan suatu sekolah secara terprogram agar efektif, memberi perhatian terhadap tenaga kependidikan ( prajabatan dan jabatan), melakukan penyusunan yang mantap terhadap potensi siswa melalui keragaman jenis program studi. e. Masalah mahalnya biaya pendidikan. Mahalnya pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain selain tidak bersekolah dan putus sekolah ditengah jalan. Ini adalah masalah utama dalam sistem pendidikan di Indonesia. Meskipun anggaran pendidikan dari pemerintah terbilang cukup banyal, namun masih belum bisa menyelesaikan masalah ini, bahkan program dana BOS dari pemerintah masih belum bisa berjalan dengan baik. Solusinya dari permasalahan ini adalah pertama diperlukannya kejujuran dan rencana yang strategis dari jajaran birokrasi pendidikan untuk mengimplementasikan anggaran pendidikan pada program pendidikan pembiayaan pendidikan gratis (murah) bagi masyarakat yang kurang mampu. Kedua dalam dunia pendidikan harus dibersihkan dari berbagai biaya pemungutan seperti biaya LKS, seragam, biaya uang gedung, dan biaya ekstrakulikuler serta program pemberantasan korupsi harus bisa menyentuh dunia pendidikan terutama disekolah- sekolah. Ketiga kebijakan dari bidang pendidikan yang menyepakati program kapitalis pendidikan harus diberhentikan. 2. a. Pendidikan Konvensional b. Pendidikan berbasis Masalah Guru menjelaskan Guru membahas tujuan informasi latar belakang pembeljaran dan masalah, pentingnya memotivasi siswa untuk pelajaran, mempersiapkan terlibat dalam kegiatan siswa untuk belajar. mengatasi masalah Guru mendemonstrasikan Guru membantu siswa keterampilan dengan benar untuk mendefinisikan dan atau menyajikan informasi mengorganisasikan tugas- tahap demi tahap. tugas belajar yang terkait dengan permasalahan Guru merencanakan dan Guru mendorong siswa memberikan bimbingan untuk mendapatkan pelatihan awal informasi yang tepat, melaksakan eksperimen, untuk mencari penjelasan dan solusi Guru mengecek siswa Guru membantu siswa apakah siswa telah berhasil dalam merencanakan dan melakukan tugas dengan menyiapkan karya yang baik, serta memberi umpan sesuai dengan laporan, balik vidio dan model Guru mempersiapkan Guru membantu siswa kesempatan melakukan untuk melakukan refleksi pelatihan lanjutan, dengan dan evaluasi terhadap perhatian khusus kepada penyelidikan mereka dan situasi lebih kompleks dan proses-proses yang mereka kehidupan sehari-hari gunakan
3. Sebutan pendidik dalam pendidikan islam
a. Muallim. Muallim adalah orang yang mampu menguasai, mengembangkan serta menjelaskan fungsi dari ilmu tersebut bagi kehidupan. b. Murabbi. Murabbi adalah pendidik yang mampu menyiapkan, mengatur, mengelola, membina, memimpin, membimbing dan mengembangkan potensi kreatif peserta didik. c. Mudarris. Mudarris adalah pendidik yang mampu menciptakan susasana pembelajaran yang dialogis dan dinamis. d. Mursyid. Mursyid adalah pendidik yang menjadi sentral figur (uswatun hasanat) bagi peserta didiknya. e. Muzakki. Muzakki adalah pendidik yang bersifat hati-hati terhadap apa yang akan di ajarkan nya kepada peserta didik nya. f. Mukhlis. Mukhlis adalah pendidik yang melaksanakan tugasnya dalam mendidik dan mengutamakan motivasi beribadah yang benar- benar ikhlas karena Allah. 4. Yang saya rasakan dalam berbagai perubahan yang ada dalam pendidikan di Indonesia ini adalah saya merasakan berbagai macam metode belajar dari cara guru guru saya mengajar. 5. Menurut saya potret kurikulum yang ada pada saat ini kurang begitu efektif, karena sekarang ini masih menggunakan k13 dimana didalam k13 ini memiliki 4 aspek penilaian diantaranya keterampilan, sikap, pengetahuan dan prilaku. Namun dari ke 4 aspek ini masih jauh dari harapan, masih banyak anak-anak sekolah yang prilakunya kurang baik, sikap nya pun kurang sopan, bahkan masih ada saja beberapa sekolah yang tawuran. 6. Karna di Indonesia ini begitu banyak keberagaman mulai dari suku, agama, budaya dan bahasa. Maka menurut saya kebijakan pendidikan yang ada di Indonesia harus berlatar belakangi dengan nilai-nilai dari PANCASILA, karna menurut saya jika nilai-nilai yang ada pada PANCASILA Insya Allah kebijakan yang dibikin akan efektif, namun itu semua kembali kepada kejujuran birokrasi pendidikan dan para pejabat pendidikan di indonesia. Karena sampai kapanpun jika birokrasi pendidikan kita bobrok banyak yang KORUPSI maka menurut saya kebijakan apapun tidak akan efektif bagi dunia pendidikan di indonesia. 7. Nilai-nilai pendidikan dalam Al-Qur’an Menghardik anak yatim Tidak memberi makan orang miskin Orang orang yang lalai dalam sholat Orang orang yang berbuat riya Enggan memberikan bantuan kalau ada musibah 8. Syarat-syarat pendidikan Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjaungkau dengan berjalan kaki maksimal 3km Jumlah peserta didik dalam setiap kelas untuk SD tidak lebih dari 32 orang, SMP tidak lebih dari 36 orang Di setiap sekolah harus ada ruang guru yang dilengkapi meja dan kursi untuk setiap gurunya. Setiap sekolah harus memiliki satu orang guru pada satu mata pelajaran. 9. Bentuk-bentuk penilaian yang aplikatif dalam pendidikan Penilaian formatif. Penilaian ini ditujukan untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa setelah menyelesaikan program dalam satuan bahan pelajaran pada suatu bidang pelajaran tertentu Penilaian sumatif. Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh murid dalam satuan semester Penilaian penempatan. Penilaian ini untuk mengetahui keadaan anak termasuk keadaan pribadinya yang diperlukan agar anak dapat ditempatkan sesuai dengan kemampuan dan kepribadiannya. Penilaian diagnostik. Penilaian ini merupakan penilaian masalah yang di hadapi seseorang anak sering diakibatkan banyaknya faktor,misalnya seperti anak yang sering bolos pada mata pelajaran. 10. 6 model pengajaran Model berpikir induktif. Seorang guru harus dapat mendisain pembelajaran yang efektif supaya meningkatkan efektivitas dalam membangun konsep dan membangun keterampilan siswa. Model pembelajaran langsung. Pengetahuan dasar yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada keterampilan dasar yang akan lebih efektif jika disampaikan secara langsung. Pembelajaran berbasis masalah. Model ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk berfikir dan menyelesaikan masalah pada siswa. Koperatif. Guru dalam pembelajaran membuat kelompok kepada siswa untuk saling bekerja sama untuk menyelesaikan sebuah masalah. Kontekstual. Biasanya guru memulai pembelajaran dengan sajian atau tanya jawab dengan kehidupan siswa, dan untuk memotivasi siswa. Model penelitian ilmiah. Melibatkan siswa dalam masalah penelitian yang benar benar orisinal dengan cara menghadapkan mereka pada bidang investigasi, membantu mereka mengidentifikasi masalah, serta mengajak mereka untuk merancang cara-cara memecahkan sebuah masalah.