Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ainul Yakin Kelas : A Semester : VI

Pemikiran Pendidikan Islam Oleh Ibnu Miskawaih dan Abdullah Nasich Ulwan

Sangat banyak para pemikir-pemikir pendidikan islam yang telah mendedikasikan


dirinya untuk merumuskan sebuah pengertian dan pemahaman lalu menjadi ilmu, dan
namanya dikenang oleh seantero dunia sebagai orang yang paling berpengaruh dalam
mengembangkan suatu disiplin ilmu, baik itu dari ilmuan barat, ilmuan muslim, maupun
ilmuan yunani kuno. Ilmuan muslim contohnya, ada 2 tokoh yang membahas tentang
pendidikan islam, yakni Ibnu Masawih dan Abdullah Nasich Ulwan.

A. Ibnu Miskawaih, bertolak dari pemikiran tentang manusia dan keutamaannya,


maka Ibn Miskawaih membangun konsep pendidikan yang bertumpu pada
pendidikan akhlak. Menurut Ibn Miskawaih, akhlak adalah suatu keadaan jiwa.
Keadaan ini menyebabkan jiwa bertindak tanpa dipikir atau dipertimbangkan
secara mendalam. Sebagai filsuf akhlak, Ibn Miskawaih memberikan perhatian
serius terhadap pendidikan akhlak anak-anak. Menurut Ibn Miskawaih, jiwa
seorang anak itu diibaratkan sebagai mata rantai antara jiwa binatang dan jiwa
manusia berakal. Pada jiwa anak-anak ini, jiwa binatang berakhir sementara jiwa
manusia mulai muncul. Selanjutnya Ibn Miskawaih menyatakan bahwa banyak
tingkatan manusia dalam menerima akhlak. Dalam konteks anak-anak, Ibn
Miskawaih menyebutkan bahwa akhlak atau karakter mereka muncul sejak awal
pertumbuhan mereka. Anak-anak tidak menutup-nutupi dengan sengaja dan sadar,
sebagaimana dilakukan orang dewasa. Seorang anak terkadang merasa enggan
untuk memperbaiki karakternya. Karakter mereka itu mulai dari karakter yang
keras sampai kepada karakter yang malu-malu. Terkadang karakter anak-anak itu
baik, terkadang pula buruk seperti kikir, keras kepala, dengki, dan seterusnya.
B. Abdullah Nasich Ulwan. Konsep Pendidikan Islam menurut Abdullah Nasich
Ulwan terbagi menjadi 6.
1. Pendidikan Iman, yang dimaksud dengan pendidikan Iman adalah, mengikat
anak dengan dasar-dasar keimanan sejak ia mengerti, membiasakannya
dengan rukun Islam sejak ia memahami, dan mengajarkan kepadanya dasar-
dasar syariat usia tamyiz.
2. Pendidikan Moral, Abdullah Nashih Ulwan menempatkan pendidikan moral
sebagai hal yang sangat penting. Pendidikan moral adalah serangkaian prinsip
dasar moral dan keutamaan sikap serta watak (tabiat) yang harus dimiliki dan
dijadikan kebiasaan oleh anak sejak masa pemula hingga menjadi seorang
mukalaf, Abdullah Nashih Ulwan menjelaskan apa saja tanggung jawab
pendidik atau orang tua pada pendidikan moral ini sebagai berikut: Dalam
bidang moral ini, tanggung jawab mereka meliputi masalah perbaikan jiwa
mereka, meluruskan penyimpngan mereka, mengangkat mereka dari seluruh
kehinaan dan menganjurkan pergaulan yang baik dengan orang lain.
3. Pendidikan Fisik. . Hal ini dimaksudkan agar anak-anak tumbuh dewasa
dengan kondisi fisik yang kuat, sehat, bergairah, dan bersemangat.
4. Pendidikan Rasio. sebagaimana ungkapan Abdullah Nashih Ulwan,“yang
dimaksud pendidikan rasio (akal) adalah, membentuk (pola) pikir anak dengan
segala sesuatu yang bermanfaat, seperti: ilmu-ilmu agama, kebudayaan dan
peradaban”. Dengan demikian pikiran anak menjadi matang, bermuatan ilmu,
kebudayaan, dan sebagainya.
5. Pendidikan Kejiwaan. Maksud dari pendidikan kejiwaan ini adalah mendidik
anak semenjak anak mulai mengerti agar anak berani terbuka, mandiri, suka
menolong, bisa mengendalikan amarah dan senang kepada seluruh bentuk
keutamaan jiwa dan moral secara mutlak. Tujuan pendidikan ini adalah untuk
membentuk kepribadian anak. Tujuan dari pendidikan ini adalah membentuk,
membina dan meyeimbangkan kepribadian anak. Sehingga ketika anak taklif
(dewasa), ia dapat melaksanakan kewajiban-kewajiban yang dibebankan pada
dirinya secara baik dan sempurna.”
6. Pendidikan Sosial. Menurut Abdullah Nasih Ulwan, “Pendidikan sosial adalah
mendidik anak sejak kecil agar terbiasa menjalankan perilaku sosial, dasar-
dasar kejiwaan yang mulia bersumber pada akidah Islam yang kekal dan
kesadaran iman yang mendalam, agar di tengah-tengah masyarakat ia mampu
bergaul dan berperilaku dengan baik, serta memiliki keseimbangan akal yang
matang dan tindakan yang bijaksana”.
7. Pendidikan Seksual. Menurut Abdullah Nasih Ulwan, “Pendidikan seksual
adalah upaya pengajaran, penyadaran, dan penerangan tentang
masalahmasalah seksual kepada anak, sejak ia mengenal masalah-masalah
yang berkenaan dengan naluri seks dan perkawinan. Pendidikan seksual ini
dimaksudkan agar ketika anak tumbuh dewasa, maka ia memahami dan
mengetahui pergaulan yang diharamkan dan dihalalkan.

Anda mungkin juga menyukai