Anda di halaman 1dari 9

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH

18
UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI

GERAKAN LITERASI SEKOLAH DASAR

Mulyo Teguh
Pengawas pada Dinas Pendidikan Kabupaten Pati

Abstrak

Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar. Artikel ini bertujuan menumbuhkembangkan budi
pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah agar mereka menjadi
pembelajar sepanjang hayat. Sasarannya adalah semua warga sekolah. Gerakan Literasi Sekolah
lebih dari sekedar membaca dan menulis namun mencakup ketrampilan berfikir sesuai dengan
tahapan dan komponen literasi. Sedangkan dalam praktik yang baik perlu menekankan prinsip-prinsip
gerakan literasi sekolah. Agar sekolah mampu menjadi garis depan dalam budaya literasi, maka perlu
menggunakan beberapa strategi pelaksanaan. Ada beberapa teknis konsep literasi di Sekolah antara
lain secara harian, mingguan, bulanan dan persemester. Kegiatan ini dilaksanakan untuk
menumbuhkan minat baca peserta didik agar pengetahuan dapat dikuasai secara baik. Materi baca
berisi nilai-nilai budu pekerti, kearifan lokal, nasional dan global,yang disampaikan sesuai
perkembangan peserta didik. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan GLS (Gerakan Literasi
Sekolah) menggunakan indikator pencapaian setiap tahapan.

Kata Kunci : gerakan, peserta didik, literasi, sekolah dasar

Abstract

School Literacy Action in Primary Schools. This article aims to develop the manners of learners
through literacy ecosystem civilizing schools so that they become lifelong learners. The goal was all
the school community. School Literacy Action is more than just reading and writing but include
thinking skills in accordance with the stages and components of literacy. While in good practices need
to emphasize the principles of school literacy action. In order for schools to be the front line in the
culture of literacy, it is necessary to use several strategies for implementation. There are some
technical concept of literacy in schools, among others, on a daily, weekly, monthly and each semester.
This event is held to foster interest in reading for students so that knowledge can be mastered as well.
Reading material contains budu character values, local knowledge, national and global, delivered
according to the development of learners. Monitoring and evaluation activities of GLS (School
Literacy Action) using the indicators of achievement of each stage.

Keywords: movement, learners, literacy, primary school

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017


AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH
19
UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI

PENDAHULUAN Penanaman nilai-nilai budi pekerti


Membaca merupakan salah satu luhur ini penting dilakukan sejak dini
fungsi yang paling penting dalam hidup. sebab proses pendidikan sejatinya bukan
Semua proses belajar didasarkan pada hanya untuk mencetak manusia yang
kemampuan membaca . Dengan cerdas secara intelektual, tapi juga cerdas
kemampuan membaca yang membudaya emosional dan spiritual. Harus diakui,
dalam diri setiap anak, maka tingkat salah satu kekeliruan besar dalam sistem
keberhasilan di sekolah maupun dalam pendidikan kita adalah sangat
kehidupan di masyarakat akan membuka mengedepankan kecerdasan intelektual,
peluang kesuksesan hidup yang lebih baik namun mengenyampingkan pembelajaran
yang mengandung nilai-nilai moral. Tak
Rendahnya reading literacy bangsa heran jika saat ini banyak orang pintar,
kita menyebabkan Sumber Daya Manusia berpendidikan tinggi, tapi tak tahu sopan-
kita tidak kompetitif karena kurangnya santun, tak punya sikap tenggang rasa, tak
penguasaan ilmu pengetahuan dan punya empati, dan semacamnya. Padahal
teknologi, sebagai akibat lemahnya minat dari buku-buku cerita rakyat misalnya,
dan kemampuan membaca dan menulis. banyak digambarkan ucap dan laku nenek
Membaca dan menulis belum menjadi moyang kita yang begitu luhur.
kebutuhan hidup dan belum menjadi
budaya bangsa. Jumlah perpustakaan dan Sekolah Dasar merupakan masa
buku-buku jauh dari mencukupi kebutuhan anak-anak pada usia emas (golden age)
tuntutan membaca sebagai basis sehingga penting untuk menanamkan
pendidikan permasalahan budaya membaca nilai-nilai budi pekerti luhur. Gerakan
belum dianggap sebagai critical problem, literasi adalah salah satu cara yang dapat
sementara banyak masalah lain yang dilakukan untuk menanamkan budi pekerti
dianggap lebih mendesak. luhur. Guru memiliki peran penting dalam
merangsang siswa untuk belajar, sehingga
Kementerian Pendidikan dan dalam melaksanakan pembelajaran, guru
Kebudayaan melalui Peraturan Menteri harus menggunakan pendekatan yang
nomor 23 tahun 2013 meluncurkan sebuah komprehensif serta progresif agar bisa
gerakan literasi sekolah untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa dan
menumbuhkan sikap budi pekerti luhur memicu siswa untuk berpikir kritis. Hal ini
kepada anak-anak melalui bahasa. akan berhasil jika guru mampu
Sederhananya, setiap anak di sekolah mengembangkan pembelajaran yang tepat
dasar diwajibkan membaca buku-buku sehingga pembelajaran yang dilaksanakan
bacaan cerita lokal dan cerita rakyat yang dapat meningkatkan kemampuan literasi
memiliki kearifan lokal dalam materi dan potensi siswa seutuhnya. Dalam
bacaannya sebelum proses pembelajaran di pengembangan pembelajaran, guru juga
kelas dimulai. harus mampu memilih dan memanfaatkan
Secara luas, literasi yang dimaksud bahan ajar, seperti mendorong siswa untuk
disini lebih dari sekedar membaca dan membaca buku-buku yang berkualitas,
menulis. Hal ini juga mencakup bagaimana karena kegiatan membaca sejalan dengan
seseorang berkomunikasi dalam proses berpikir kritis yang memungkinkan
masyarakat. Literasi juga bermakna praktik siswa untuk kreatif dan berdaya cipta.
dan hubungan sosial yang terkait dengan Gerakan literasi akan berhasil jika
pengetahuan, bahasa, dan budaya. berjalan secara holistik. Selain guru di
AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH
20
UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI

sekolah, orang tua, perpustakaan, melaksanakan kegiatan gerakan


pemerintah, dan pihak swasta pun harus literasi sekolah yang merupakan bentuk
bersama-sama mendukung mewujudkan aksi/kegiatan;
gerakan literasi. 2. Mengadakan Sosialisasi tentang
pemahaman kepada guru, kepala
Konsep Dasar Literasi
sekolah, komite atau orang tua siswa
1. Literasi Dasar tentang apa dan bagaimana gerakan
Mengembangkan kegiatan membaca, literasi sekolah;
menulis, dan berhitung. 3. Menyediakan Buku Bacaan Bagi Siswa,
2. Literasi Perpustakaan merupakan kegiatan yang dirancang
Menggalakkan kegiatan literasi dengan untuk mendapatkan buku bacaan bagi
menggunakan referensi yang ada di sekolah minimal 3 kali jumlah siswa di
perpustakaan. sekolah, setiap kelas di dorong untuk
3. Literasi Tekhnologi memiliki sudut baca (reading corner),
Menggunakan kemajuan teknologi melalui kerjasama dengan komite
untuk memudahkan kegiatan literasi. sekolah dan wali murid;
4. Literasi Media 4. Program Membaca Setiap Hari,
Menggunakan media sebagai media merupakan kegiatan yang dirancang
promosi literasi. Media terbagi menjadi agar setiap sekolah mengalokasikan
media online seperti pembuatan blog waktu minimal 15 menit sehari, guna
yang akan me-link ke website, facebook membiasakan siswa, guru, manajeman
dan twitter. Sementara media cetak bisa sekolah dan kepala sekolah untuk
dilakukan dengan bekerjasama dengan membaca di sekolah maupun di rumah;
koran agar menyediakan kolom khusus 5. One child book, merupakan kegiatan
untuk bagi karya anak, seperti puisi, yang dirancang untuk meningkatkan
karangan bebas, cerita bergambar, dan jumlah dan jenis buku bacaan di
sebagainya. Atau bekerja sama dengan sekolah, agar setiap siswa paling sedikit
stasiun TV dan radio untuk menyiarkan memiliki 1 buku untuk dibaca di
dan mengampanyekan gerakan literasi. sekolah/kelas maupun di rumah,
5. Literasi Visual diharapkan orang tua membelikan
Kemampuan untuk mengapresiasi minimal 1 buku untuk satu
design grafis dan teks visual. semester atau 1 buku satu tahun, yang
Tujuan kemudian disumbangkan untuk
Tujuannya untuk menjadikan sekolah perpustakaan sekolah;
sebagai komunitas yang memiliki 6. Tantangan Membaca, merupakan
komitmen dan budaya membaca yang kegiatan yang dirancang untuk
tinggi serta miliki kemampuan untuk mengejar target/jumlah tertentu
menulis yang komprehensif. Untuk terhadap buku yang dibaca baik tingkat
mencapai tujuan tersebut dapat dilakukan sekolah, kabupaten/kota maupun tingkat
Program Aksi dari Gerakan Literasi provinsi;
Sekolah sebagai berikut. 7. Reading Award, merupakan kegiatan
yang dirancang untuk memberikan
1. Menawarkan, mengajak atau menunjuk penghargaan membaca bagi siswa
sekolah atau masyarakat sekolah (siswa, terbanyak membaca buku baik
guru, manajemen sekolah, kepala bersakala tingkat masing masing
sekolah dan komite) agar dapat sekolah, kabupaten/kota maupun tingkat
AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH
21
UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI

provinsi, hal ini bertujuan agar mengatasi berbagai persoalan.


meransang siswa agar terus membaca; Kemampuan-kemampuan itu perlu dimiliki
8. Pelatihan Menulis, merupakan kegiatan tiap individu sebagai syarat untuk
yang dirancang agar setiap sekolah berpartisipasi dalam masyarakat informasi,
melatih/mendidik siswa untuk menulis, dan itu bagian dari hak dasar manusia
dengan pemberian tugas untuk menulis menyangkut pembelajaran sepanjang
kembali buku yang telah dibaca dalam hayat.
bentuk resume buku atau resensi buku; Gerakan Literasi Sekolah merupakan
9. Writing Award, merupakan kegiatan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat
yang dirancang untuk memberikan partisipatif dengan melibatkan warga
penghargaan kemampuan menulis bagi sekolah (peserta didik, guru, kepala
siswa terhadap buku yang dibaca baik sekolah, tenaga kependidikan, pengawas
tingkat sekolah, kabupaten/kota maupun sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali
tingkat provinsi, hal ini bertujuan agar murid peserta didik), akademisi, penerbit,
merangsang siswa untuk bisa menulis; media massa, masyarakat (tokoh
10. Program Aksi Lainnya, program masyarakat yang dapat merepresentasikan
aksi/kegiatan lainnya dapat dirancang keteladanan, dunia usaha) dan pemangku
secara khusus dalam upaya kepentingan di bawah koordinasi
membudayakan minat baca dan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
meningkatkan kemampuan menulis Menengah Kementerian Pendidikan dan
siswa sesuai dengan sasaran dan Kebudayaan.
harapan yang diinginkan.
Sasaran Gerakan Literasi Sekolah adalah
1. Sekolah Dasar/MI gerakan sosial dengan dukungan
2. Perpustakaan/TBM kolaboratif berbagai elemen. Upaya yang
3. Pemerintah ditempuh untuk mewujudkannya berupa
4. Umum (swasta, LSM, dan perorangan) pembiasaan membaca peserta didik.
Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan
Tahapan Gerakan Literasi Sekolah 15 menit membaca. Ketika pembiasaan
membaca terbentuk, selanjutnya akan
Kegiatan literasi selama ini identik diarahkan ke tahap pengembangan dan
dengan aktivitas membaca dan menulis. pembelajaran (disertai tagihan berdasarkan
Namun, Deklarasi Praha pada tahun 2003 Kurikulum 2013). Variasi kegiatan dapat
menyebutkan bahwa literasi juga berupa perpaduan pengembangan
mencakup bagaimana seseorang keterampilan reseptif maupun produktif.
berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi Dalam pelaksanaannya, pada periode
juga bermakna praktik dan hubungan sosial tertentu yang terjadwal, dilakukan
yang terkait dengan pengetahuan, bahasa, assesmen agar dampak keberadaan
dan budaya (UNESCO, 2003). Deklarasi Gerakan Literasi Sekolah dapat diketahui
UNESCO itu juga menyebutkan bahwa dan terus-menerus dikembangkan. Gerakan
literasi informasi terkait pula dengan Literasi Sekolah diharapkan mampu
kemampuan untuk mengidentifikasi, menggerakkan warga sekolah, pemangku
menentukan, menemukan, mengevaluasi, kepentingan, dan masyarakat untuk
menciptakan secara efektif dan bersama-sama memiliki, melaksanakan,
terorganisasi, menggunakan dan dan menjadikan gerakan ini sebagai bagian
mengomunikasikan informasi untuk penting dalam kehidupan.
AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH
22
UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI

Literasi lebih dari sekadar membaca umum, kegemaran, minat khusus, atau
dan menulis, namun mencakup teks multimodal, dan juga dapat
keterampilan berpikir menggunakan dikaitkan dengan mata pelajaran
sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk tertentu sebanyak 6 buku bagi siswa
cetak, visual, digital, dan audio. Berikut ini SD, 12 buku bagi siswa SMP, dan 18
adalah tahapan Gerakan Literasi Sekolah. buku bagi siswa SMA/SMK. Buku
1. Tahap ke-1: Pembiasaan kegiatan laporan kegiatan membaca pada tahap
membaca yang menyenangkan di pembelajaran ini disediakan oleh wali
ekosistem sekolah. Pembiasaan ini kelas.
bertujuan untuk menumbuhkan minat Kegiatan rutin ini dilaksanakan untuk
terhadap bacaan dan terhadap kegiatan menumbuhkan minat baca peserta didik/
membaca dalam diri warga sekolah. siswa serta dalam rangka meningkatkan
Penumbuhan minat baca merupakan keterampilan membaca agar pengetahuan
hal fundamental bagi pengembangan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi
kemampuan literasi peserta didik. baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa
2. Tahap ke-2: Pengembangan minat kearifan lokal, nasional, dan global yang
baca untuk meningkatkan kemampuan disampaikan sesuai tahap perkembangan
literasi. Kegiatan literasi pada tahap peserta didik.
ini bertujuan mengembangkan
kemampuan memahami bacaan dan
Komponen literasi
mengaitkannya dengan pengalaman
pribadi, berpikir kritis, dan mengolah Clay (2001) dan Ferguson
kemampuan komunikasi secara kreatif (www.bibliotech.us/pdfs/InfoLit.pdf)
melalui kegiatan menanggapi bacaan menjabarkan bahwa komponen literasi
pengayaan (Anderson & Krathwol, informasi terdiri atas literasi dini, literasi
2001). dasar, literasi perpustakaan, literasi media,
3. Tahap ke-3: Pelaksanaan pembelajaran literasi teknologi, dan literasi visual.
berbasis literasi. Kegiatan literasi pada Dalam konteks Indonesia, literasi dini
tahap pembelajaran bertujuan diperlukan sebagai dasar pemerolehan
mengembangkan kemampuan berliterasi tahap selanjutnya. Komponen
memahami teks dan mengaitkannya literasi tersebut dijelaskan sebagai berikut:
dengan pengalaman pribadi, berpikir 1. Literasi Dini (Early Literacy) yaitu
kritis, dan mengolah kemampuan kemampuan untuk menyimak,
komunikasi secara kreatif melalui memahami bahasa lisan, dan
kegiatan menanggapi teks buku berkomunikasi melalui gambar dan
bacaan pengayaan dan buku pelajaran lisan yang dibentuk oleh
(cf. Anderson & Krathwol, 2001). pengalamannya berinteraksi dengan
Dalam tahap ini ada tagihan yang lingkungan sosialnya di rumah.
sifatnya akademis (terkait dengan Pengalaman peserta didik dalam
mata pelajaran). Kegiatan membaca berkomunikasi dengan bahasa ibu
pada tahap ini untuk mendukung menjadi fondasi perkembangan literasi
pelaksanaan Kurikulum 2013 yang dasar.
mensyaratkan peserta didik membaca 2. Literasi Dasar (Basic Literacy) yaitu
buku nonteks pelajaran yang dapat kemampuan untuk mendengarkan,
berupa buku tentang pengetahuan berbicara, membaca, menulis, dan
AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH
23
UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI

menghitung (counting) berkaitan program perangkat lunak. Sejalan


dengan kemampuan analisis untuk dengan membanjirnya informasi
memperhitungkan (calculating), karena perkembangan teknologi saat
mempersepsikan informasi ini, diperlukan pemahaman yang baik
(perceiving), mengomunikasikan, serta dalam mengelola informasi yang
menggambarkan informasi dibutuhkan masyarakat.
berdasarkan pemahaman dan 6. Literasi Visual (Visual Literacy)
pengambilan kesimpulan pribadi. adalah pemahaman tingkat lanjut
3. Literasi Perpustakaan (Library antara literasi media dan literasi
Literacy) antara lain, memberikan teknologi, yang mengembangkan
pemahaman cara membedakan bacaan kemampuan dan kebutuhan belajar
fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan dengan memanfaatkan materi visual
koleksi referensi dan periodikal, dan audiovisual secara kritis dan
memahami Dewey Decimal System bermartabat. Tafsir terhadap materi
sebagai klasifikasi pengetahuan yang visual yang tidak terbendung, baik
memudahkan dalam menggunakan dalam bentuk cetak, auditori, maupun
perpustakaan, memahami penggunaan digital (perpaduan ketiganya disebut
katalog dan pengindeksan, hingga teks multimodal), perlu dikelola
memiliki pengetahuan dalam dengan baik. Bagaimanapun di
memahami informasi ketika sedang dalamnya banyak manipulasi dan
menyelesaikan sebuah tulisan, hiburan yang benarbenar perlu
penelitian, pekerjaan, atau mengatasi disaring berdasarkan etika dan
masalah. kepatutan.
4. Literasi Media (Media Literacy) yaitu
kemampuan untuk mengetahui Prinsip-prinsip GLS
berbagai bentuk media yang berbeda, Menurut Beers (2009), praktik-
seperti media cetak, media elektronik praktik yang baik dalam gerakan literasi
(media radio, media televisi), media sekolah menekankan prinsip-prinsip
digital (media internet), dan sebagai berikut.
memahami tujuan penggunaannya. 1. Perkembangan literasi berjalan sesuai
5. Literasi Teknologi (Technology tahap perkembangan yang dapat
Literacy) yaitu kemampuan diprediksi. Tahap perkembangan anak
memahami kelengkapan yang dalam belajar membaca dan menulis
mengikuti teknologi seperti peranti saling beririsan antar tahap
keras (hardware), peranti lunak perkembangan. Memahami tahap
(software), serta etika dan etiket dalam perkembangan literasi peserta didik
memanfaatkan teknologi. Berikutnya, dapat membantu sekolah untuk memilih
kemampuan dalam memahami strategi pembiasaan dan pembelajaran
teknologi untuk mencetak, literasi yang tepat sesuai kebutuhan
mempresentasikan, dan mengakses perkembangan mereka.
internet. Dalam praktiknya, juga 2. Program literasi yang baik bersifat
pemahaman menggunakan komputer berimbang Sekolah yang menerapkan
(Computer Literacy) yang di dalamnya program literasi berimbang menyadari
mencakup menghidupkan dan bahwa tiap peserta didik memiliki
mematikan komputer, menyimpan dan kebutuhan yang berbeda. Oleh karena
mengelola data, serta mengoperasikan itu, strategi membaca dan jenis teks
AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH
24
UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI

yang dibaca perlu divariasikan dan literasi, ada beberapa strategi untuk
disesuaikan dengan jenjang pendidikan. menciptakan budaya literasi yang positif di
Program literasi yang bermakna dapat sekolah.
dilakukan dengan memanfaatkan bahan 1. Mengkondisikan lingkungan fisik
bacaan kaya ragam teks, seperti karya ramah literasi Lingkungan fisik adalah
sastra untuk anak dan remaja. hal pertama yang dilihat dan dirasakan
3. Program literasi terintegrasi dengan warga sekolah. Oleh karena itu,
kurikulum Pembiasaan dan lingkungan fisik perlu terlihat ramah
pembelajaran literasi di sekolah adalah dan kondusif untuk pembelajaran.
tanggung jawab semua guru di semua Sekolah yang mendukung
mata pelajaran sebab pembelajaran mata pengembangan budaya literasi
pelajaran apapun membutuhkan bahasa, sebaiknya memajang karya peserta
terutama membaca dan menulis. didik dipajang di seluruh area sekolah,
Dengan demikian, pengembangan termasuk koridor, kantor kepala sekolah
profesional guru dalam hal literasi perlu dan guru. Selain itu, karyakarya peserta
diberikan kepada guru semua mata didik diganti secara rutin untuk
pelajaran. memberikan kesempatan kepada semua
4. Kegiatan membaca dan menulis peserta didik. Selain itu, peserta didik
dilakukan kapanpun Misalnya, ‘menulis dapat mengakses buku dan bahan
surat kepada presiden’ atau ‘membaca bacaan lain di Sudut Baca di semua
untuk ibu’ merupakan contoh-contoh kelas, kantor, dan area lain di sekolah.
kegiatan literasi yang bermakna. Ruang pimpinan dengan pajangan karya
5. Kegiatan literasi mengembangkan peserta didik akan memberikan kesan
budaya lisan Kelas berbasis literasi positif tentang komitmen sekolah
yang kuat diharapkan memunculkan terhadap pengembangan budaya literasi.
berbagai kegiatan lisan berupa diskusi 2. Mengupayakan lingkungan sosial dan
tentang buku selama pembelajaran di afektif sebagai model komunikasi dan
kelas. Kegiatan diskusi ini juga perlu interaksi yang literat Lingkungan sosial
membuka kemungkinan untuk dan afektif dibangun melalui model
perbedaan pendapat agar kemampuan komunikasi dan interaksi seluruh
berpikir kritis dapat diasah. Peserta komponen sekolah. Hal itu dapat
didik perlu belajar untuk menyampaikan dikembangkan dengan pengakuan atas
perasaan dan pendapatnya, saling capaian peserta didik sepanjang tahun.
mendengarkan, dan menghormati Pemberian penghargaan dapat
perbedaan pandangan. dilakukan saat upacara bendera setiap
6. Kegiatan literasi perlu mengembangkan minggu untuk menghargai kemajuan
kesadaran terhadap keberagaman Warga peserta didik di semua aspek. Prestasi
sekolah perlu menghargai perbedaan yang dihargai bukan hanya akademik,
melalui kegiatan literasi di sekolah. tetapi juga sikap dan upaya peserta
Bahan bacaan untuk peserta didik perlu didik. Dengan demikian, setiap peserta
merefleksikan kekayaan budaya didik mempunyai kesempatan untuk
Indonesia agar mereka dapat terpajan memperoleh penghargaan sekolah.
pada pengalaman multikultural. Selain itu, literasi diharapkan dapat
Strategi Pelaksanaan mewarnai semua perayaan penting di
Agar sekolah mampu menjadi garis sepanjang tahun pelajaran. Ini bisa
depan dalam pengembangan budaya direalisasikan dalam bentuk festival
AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH
25
UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI

buku, lomba poster, mendongeng,


karnaval tokoh buku cerita, dan
Pelaksanaan GLS di Sekolah
sebagainya. Pimpinan sekolah
selayaknya berperan aktif dalam Tekhnis Konsep Literasi (Harian,
menggerakkan literasi, antara lain Mingguan, Bulanan, Per Semester) Sekolah
dengan membangun budaya kolaboratif Harian
antarguru dan tenaga kependidikan.
Dengan demikian, setiap orang dapat 1. Membaca buku-buku budi pekerti 10
terlibat sesuai kepakaran masing- menit sebelum pelajaran dimulai di
masing. Peran orang tua sebagai kelas masing-masing
relawan gerakan literasi akan semakin 2. Menyediakan Pojok Literasi di
memperkuat komitmen sekolah dalam Perpustakaan, taman, atau lokasi
pengembangan budaya literasi manapun yang nyaman di lingkungan
3. Mengupayakan sekolah sebagai sekolah
lingkungan akademik yang literat 3. Menjadwalkan kegiatan literasi
Lingkungan fisik, sosial, dan afektif (membaca, menulis, mendongeng,
berkaitan erat dengan lingkungan bermain drama,
akademik. Ini dapat dilihat dari menggambar, kerajinan tangan, dst)
perencanaan dan pelaksanaan gerakan bagi setiap kelas di Pojok Literasi
literasi di sekolah. Sekolah sebaiknya 4. Membuat Majalah Dinding di perpus
memberikan alokasi waktu yang cukup sekolah sebagai media apresiasi karya
banyak untuk pembelajaran literasi. anak
Salah satunya dengan menjalankan 5. Mengaitkan setiap mata pelajaran
kegiatan membaca dalam hati dan guru dengan buku-buku yang mengandung
membacakan buku dengan nyaring nilai-nilai budi pekerti luhur
selama 15 menit sebelum pelajaran 6. Mengarahkan hukuman siswa (yang
berlangsung. Untuk menunjang bolos, tawuran, tdk mengerjakan
kemampuan guru dan staf, mereka perlu tugas, dll) dengan menyumbang buku
diberikan kesempatan untuk mengikuti anak untuk sekolah
program pelatihan tenaga kependidikan 7. Membuat form observasi untuk
untuk peningkatan pemahaman tentang menilai kemajuan anak dalam hal
program literasi, pelaksanaan, dan literasi
keterlaksanaannya. 8. Memposting gambar/cerita kegiatan
literasi di media sosial (facebook dan
Program Gerakan Literasi Sekolah twitter)
dilaksanakan secara bertahap dengan
mempertimbangkan kesiapan sekolah di Mingguan
seluruh Indonesia. Kesiapan ini mencakup 1. Mengadakan quis atau perlombaan
kesiapan kapasitas sekolah (ketersediaan kegiatan literasi (lomba membaca,
fasilitas, bahan bacaan, sarana, prasarana mendongeng, berpuisi, drama cerita
literasi), kesiapan warga sekolah, dan rakyat, menari, dst) yang
kesiapan sistem pendukung lainnya menyenangkan
(partisipasi publik, dukungan kelembagaan, 2. Meminta dan memotivasi anak untuk
dan perangkat kebijakan yang relevan). berkunjung ke Perpustakaan Taman
yang merupakan kegiatan mingguan
Perpustakaan
AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH
26
UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI

3. Mendorong dan mendampingi anak agar pengetahuan dapat dikuasai secara


untuk membuat karya (mengarang, baik.
pusi, dan gambar) untuk dimuat di
media massa
4. Melakukan Evaluasi dan Observasi DAFTAR PUSTAKA
terhadap pelaksanaan kegiatan literasi
Anonim. 2016 . Panduan Gerakan Literasi
di akhir pekan
Sekolah di Sekolah Dasar. Buku
Bulanan Ditjen Dikdasmen Kemdikbud
1. Mengadakan kegiatan kunjungan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
pusat-pusat Literasi (Gramedia, 2016 . Menumbuhkan Budaya
pameran, museum, rumah adat, tokoh Literasi di Sekolah. Buku Saku
masyarakat, dinas Pariwisata, dst) Gerakan Literasi di Sekolah Ditjen
2. Mengadakan festival literasi keluarga Dikdasmen Kemdikbud.
(misal: lomba membaca atau bermain
Peraturan Menteri Pendidikan dan
drama antara orang tua dan anak)
Kebudayaan RI Nomor 23 Tahun
Per semester / enam bulan
2013 tentang Standar Pelayanan
1. Memberi reward kepada siswa yang
Minimal Pendidikan Dasar di
mendapatkan nilai terbaik dalam
Kabupaten/Kota.
bidang literasi (reading award dan
writing award) Peraturan Menteri Pendidikan dan
2. Mendorong orang tua siswa untuk Kebudayaan RI Nomor 23 Tahun
menjadi penyumbang buku anak di 2015 tentang Penumbuhan Budi
akhir semester Pekerti.
Monitoring dan Evaluasi Wiedarti, Pangesti dan Kisyani-Laksono
1. Perpustakaan kepada sekolah (Ed.). 2016. Desain Induk Gerakan
2. Sekolah kepada siswa Literasi Sekolah. Jakarta:
Kemdikbud.
SIMPULAN DAN SARAN
Gerakan Literasi Sekolah lebih dari
sekedar membaca dan menulis namun
mencakup ketrampilan berfikir sesuai
dengan tahapan dan komponen literasi.
Sedangkan dalam praktik yang baik perlu
menekankan prinsip-prinsip gerakan
literasi sekolah. Agar sekolah mampu
menjadi garis depan dalam budaya literasi,
maka perlu menggunakan beberapa strategi
pelaksanaan. Ada beberapa teknis konsep
literasi di Sekolah antara lain secara harian,
mingguan, bulanan dan persemester.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk
menumbuhkan minat baca peserta didik

Anda mungkin juga menyukai