PERCOBAAN I
PENGENALAN ETAP
I. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari fungsi ETAP dalam sistem tenaga listrik
2. Mempelajari cara membuat diagram saluran tenaga listrik dengan
menggunakan ETAP
2
2011
spesifikasi peralatan yang sesuai dengan frekuensi tersebut. Simbol elemen listrik
yang digunakan dalam analisa dengan menggunakan ETAP pun berbeda.
Beberapa elemen yang digunakan dalam suatu diagram saluran tunggal adalah :
a. Generator
Merupakan mesin listrik yang berfungsi untuk menghasilkan tenaga listrik.
3
2011
c. Pemutus Rangkaian
Merupakan sebuah saklar otomatis yang dirancang untuk melindungi sebuah
rangkaian listrik dari kerusakan yang disebabkan oleh kelebihan beban atau
hubungan pendek.
3. Masukkan setiap nilai atau rating elemen seperti yang tertera pada gambar.
4. Bila ada parameter elemen yang kurang jelas tanyakan pada asisten.
4
2011
5. Bila sudah selesai, simpan file ke dalam folder yang lokasinya ditentukan oleh
asisten.
6. Tutup program ETAP.
5
2011
MODUL 2
ANALISA ALIRAN DAYA (LOAD FLOW ANALYSIS)
I. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan aliran daya ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik aliran daya
yang berupa pengaruh dari variasi beban dan rugi-rugi transmisi pada aliran
daya dan juga mempelajari adanya tegangan jatuh di sisi beban .
Aliran daya pada suatu sistem tenaga listrik secara garis besar adalah suatu
peristiwa daya yang mengalir berupa daya aktif (P) dan daya reaktif (Q) dari
suatu sistem pembangkit (sisi pengirim) melalui suatu saluran atau jaringan
transmisi hingga sampai ke sisi beban (sisi penerima). Pada kondisi ideal,
maka daya yang diberikan oleh sisi pengirim akan sama dengan daya yang
diterima beban. Namun pada kondisi real, daya yang dikirim sisi pengirim
tidak akan sama dengan yang diterima beban. Hal ini dipengaruhi oleh
beberapa hal:
6
2011
7
2011
PG
T1
Lumped Load
8
2011
c) Pasang HV Circuit Breaker pada one line diagram yang telah diberi rating
tersebut!
d) Gunakan metode Newton Rhapson!
e) Jalankan Loadflow analysis melalui button “Run Load Flow”!
f) Catat Aliran daya yang mengalir pada bus, bus angle, Voltage Drop pada
line/cable, dan branch losses! (ubah pengaturan tampilan hasil melalui
“display option”)
Percobaan 2
9
2011
V. PERTANYAAN
Analisa perbandingan aliran daya pada bus 1 dan 3 pada percobaan pertama
dengan kedua
Apa yang menyebabkan perbedaan besaran aliran daya pada setiap
percabangan?
Dari hasil aliran daya yang ditampilkan , apa yang menyebabkan perbedaan
bus voltage dan bus angle?
Apa yang menyebabkan voltage drop pada sistem?
Melalui tombol “Alert View”, analisa apa yang terjadi pada kondisi critical
dan marginal? Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Dan apa yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut?
10
2011
PERCOBAAN III
SHORT CIRCUIT ANALYSIS
I. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari karakteristik arus gangguan
2. Mempelajari simulasi gangguan pada ETAP 6.0
3. Mempelajari manfaat analisa gangguan
11
2011
12
2011
2. Tulis rating generator, circuit breaker dan kabel yang ada pada gambar
seperti yang telah disediakan.
3. Tutup semua circuit breaker yang mengarah ke beban
4. Amati arus yang mengalir pada rangkaian percobaan dengan
menggunakan load flow analysis
5. Kemudian berikan gangguan pada bus dengan menggunakan short
circuit study case.
6. Amati arus gangguan yang terjadi.
7. Catat besarnya arus gangguan.
8. Periksa Short Circuit Analysis View
9. Ulangi percobaan dengan menutup circuit breaker dari gen2.
13
2011
BAB IV
STARTING MOTOR INDUKSI
I. Tujuan Percobaan
Mensimulasikan dan menganalisa kondisi dan voltage drop saat starting motor
induksi dengan menggunakan perangkat lunak ETAP 6.0.0.
Selama periode waktu starting, motor pada sistem akan dianggap sebagai
sebuah impedansi kecil yang terhubung dengan sebuah bus. Motor akan mengambil
arus yang besar dari sistem, sekitar enam kali arus ratingnya, dan bisa menyebabkan
voltage drop pada sistem serta menyebabkan gangguan pada operasi beban yang lain.
Data-data yang diberikan oleh pabrik untuk operasi full load motor
biasanya berupa : tegangan line to line (V), arus line (A), output daya P o (kW), power
factor cosø (per unit), efisiensi η (per unit atau percent), slip s (per unit atau percent).
Dengan memeriksa nilai impedansi motor atau data dari pabrik, dapat kita lihat nilai
arus starting bervariasi antara 3,5 kali arus full-load untuk motor tegangan tinggi dan
sekitar 7 kali arus full-load untuk tegangan rendah.
Selain itu arus starting bisa dihitung dari rangkaian ekivalen dengan
menset nilai slip nol. Setelah didapat nilai arus starting maka nilai starting kVA dan
PF bisa didapat. Variasi arus starting terhadap kecepatan untuk motor 22 kW dan 200
kW diperlihatkan grafik di bawah ini
14
2011
15
2011
slot yang terpisah. Dengan memilih rasio X per R untuk lilitan ini, membuat motor
bisa menghasilkan dua torsi untuk slip tertentu. Kombinasi torsi bisa konstan selama
periode acceleration. Namun, yang perlu diperhatikan harus dijamin juga bahwa
motor memiliki torsi yang cukup untuk mempercepat beban saat tegangan
terminalnya jatuh.
III. Percobaan
III.1 Simulasi percobaan static starting mototr induksi
III.2.Simulasi percobaan dinamic starting motor induksi
IV. Pertanyaan
1. Berikan alasan mengapa motor induksi merupakan jenis motor yang paling
digunakan di industri?
2. Jelaskan efek “voltage dips” yang disebabkan oleh starting motor pada sistem!
3. Motor induksi 150 hp, 440 V, dengan kode huruf H, hitunglah arus startingnya!
4. Sebutkan dan jelaskan hal-hal yang mempengaruhi waktu starting motor !
5. Sebutkan dan jelaskan 5 metode untuk melakukan starting motor induksi!
6. Dynamic Modeling
7. Syn. Motors, MV
8. The machine group consisting of all synchronous motors, which are medium
voltage (rated above 1.0 kV).
9. Syn. Motors, LV
10. The machine group consisting of all synchronous motors that are low voltage
(rated less than or equal to 1.0 kV).
11. Ind. Machines, MV
12. The machine group consisting of all induction machines that are medium voltage
(above 1.0 kV).
13. Ind. Machines, LV
14. The machine group consisting of all induction machines that are low voltage
(rated less than or equal to 1.0 kV).
15. Lumped Loads
16. This group consists of all lumped loads that are connected in the system.
17. Do Not Model Dynamically
16
2011
18. If selected, the corresponding machine group will not be dynamically modeled in
the transient stability study for this study case, regardless of dynamic models
specified for individual machines.
19. Model Machines Larger or Equal To
20. If selected, machines that are in the corresponding machine group and rated larger
than the size specified in the HP/kW field will be dynamically modeled, and
machines in the same group that are rated less than the size specified will not be
dynamically modeled.
21.
22. Note: for the machine to be dynamically modeled, it should also have a dynamic
model specified for it from its editor.
23. HP/kW (for machines) or MVA (for lumped loads)
24. Specify the size of machines (HP or kW) or lumped loads (rated MVA) for the
selected group to be dynamically modeled.
17