Anda di halaman 1dari 2

B.

Pokok-Pokok Pemikiran Tokoh William Ockham

1. Pisau Cukur Ockham


Ockham sangat terkenal dengan ungkapan yang tidak ditemukan dalam karya-
karyanya, tetapi sudah terlanjur disebut “Pisau Cukur Ockham”. Alasan
Ockham menggunakan pisau untuk menjelaskan perumpamaannya sendiri
karena pisau dapat menghilangkan suatu maksud yang tidak
dibutuhkan.Ungkapan ini berbunyi “Entitas tidak bisa digandakan tanpa
keperluan”. Meskipun ia tidak mengatakan ungkapan ini, ia mengatakan hal
yang mempunyai efek sama, yaitu “adalah sia-sia melakukan dengan lebih
banyak apa yang bisa dilakukan dengan lebih sedikit”. Yaitu jika sesuatu dalam
sebagian ilmu bisa ditafsirkan tanpa mengambil entitas hipotesis ini atau itu,
tidak ada dasar untuk mengambilnya.

2. Logika
Bagi Ockham, logika adalah alat untuk filsafat alam, yang bisa berdiri sendiri
terlepas dari metafisika. Logika adalah analisa ilmu diskursif; Ilmu adalah
tentang sesuatu tetapi logika tidak. Sesuatu bersifat individual, tetapi diantara
istilah-istilah ada universal. Logika membahas universal, sedangkan ilmu
menggunakannya tanpa mendiskusikannya. Konsep adalah sebuah tanda
natural, kata adalah tanda konvensional. Kita harus membedakan ketika kita
berbicara kata sebagai suatu benda, dan ketika kitamenggunakannya sebagai
mempunyai makna.

3. Nominalisme
William dari Ockham adalah pelopor nominalisme, dan beberapa
menganggapnya sebagai bapak epistemologi modern, karena posisinya yang
sangat kuat berpendapat bahwa hanya individu yang ada, bukan universal
supra-individu, esensi, atau bentuk,Pokok pikiran Ockham ini tentang
pengertian metafisis dipandang hanya sebagai memiliki arti yang subyektif
saja. Tidak ada pengetahuan yang pasti terhadap Allah dan jiwa. Di dalam soal
ini manusia harus bersandar kepada iman.

4. Teori Politik
William dari Ockham juga semakin dikenal sebagai kontributor penting bagi
perkembangan ide-ide konstitusional Barat, terutama ide-ide pemerintahan
dengan tanggung jawab terbatas. Dia adalah salah satu penulis abad
pertengahan pertama yang menganjurkan bentuk pemisahan gereja dan
negara, dan penting untuk perkembangan awal gagasan tentang hak milik.
Ide-ide politiknya dianggap sebagai "natural" atau "sekuler", memegang
absolutisme sekuler. Pandangan tentang akuntabilitas monarki yang dianut
dalam Dialogusnya (ditulis antara 1332 dan 1347) sangat mempengaruhi
gerakan Konsili dan membantu munculnya ideologi demokrasi liberal. William
menganjurkan agar aturan spiritual dan aturan duniawi sepenuhnya
dipisahkan. Dia berpikir bahwa paus dan orang-orang gereja tidak memiliki
hak atau dasar sama sekali untuk pemerintahan sekuler seperti memiliki
properti, mengutip 2 Tim. 2: 4. Itu hanya milik penguasa duniawi, yang
mungkin juga menuduh paus melakukan kejahatan, jika perlu.

C. Hubungan Pokok Pikiran Filsafat Dengan Teologi dan Pak

1. Jika menghubungkan pokok pikiran nominalisme tidak ada pengetahuan yang


pasti tentang Allah dan jiwa, dengan demikian pembedaan itu tidak berarti
ada dua bentuk kekuasaan yang terpisah terhadap Allah dan jiwa. Pada pola
pikir teologi setiap manusia harus bersandar pada iman, dan meyakinkan pada
diri masing-masing bahwa Allah itu ada pada saat apapun. Segala sesuatu
yang terjadi harus yakin bahwa Allah itu ada dan jiwa tidak akan mati dan
iman sajalah yang dapat memberi kepastian tentang semua yang jelas bahwa
hakekat jiwa ada pada kehendaknya. Sedangkan terhadap pendidikan ialah
setiap individu belajar akan hikmat yang diberikan Allah terhadap manusia
dan lebih mendalami lagi apa yang menjadi tujuan hidup seorang Kristen dan
lebih mengalami kuasa Tuhan lewat iman setiap orang.

2. Hubungan dengan pokok pikiran pisau cukur yaitu pada teologi diungkapkan
bahwa ketika kita orang Kristen bekerja lebih banyak namun tidak berarti bagi
siapapun itu sama berarti tidak menguntungkan pada siapapun itu namun
apabila bekerja dengan sungguh-sungguh namun lebih sedikit adanya tetapi
mengandung arti dan manfaat yang banyak bagi setiap orang. Dan hubungan
dengan pendidikan yaitu mampu mengartikan segala sesuatu yang menjadi
tanggung jawab terhadap diri masing-masing dan dapat melaksanakan tugas
yang diberikan dengan yakin dan percaya pada Tuhan dan yakin bahwa akan
dibalas baik oleh Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai