Anda di halaman 1dari 2

1.4.

Kode praktek dan standard


Dalam melakukan perancangan heat exchanger, perlu dipertimbangkan
beberapa hal seperti regulasi, kode praktek, standard dan spesifikasi. Regulasi
merupakan peraturan yang biasanya dikeluarkan oleh pemerintah atau badan
pemerintah yang memiliki otorisasi secara hukum pada bidang tertentu. Dalam
perancangan peralatan secara umum, regulasi merupakan pedoman tertinggi yang
harus diikuti karena regulasi ini memiliki kekuatan hukum.
Kode praktek merupakan pedoman aturan-aturan yang dikembangkan
untuk mengakomodasi kepentingan publik. Kode praktek ini biasanya disusun
oleh suatu komite ahli yang mewakili pabrikan, konsumen, badan pemerintah dan
pihak-pihak lain yang kompeten dan biasanya dibawah koordinasi suatu
organisasi profesional. Kode praktek umumnya menjelaskan aturan-aturan secara
detail terhadap prosedur disain dan pengoperasian peralatan untuk menjamin
aspek keamanan.
Standard hampir sama dengan kode praktek. Standard ini mengatur
persyaratan-persyaratan disain peralatan seperti material, prosedur disain,
instalasi, operasi dan maintenance. Berbeda dengan kode praktek yang lebih fokus
pada keamanan sistem maupun lingkungan, standard lebih mempertimbangkan
kualitas minimum material, disain dan prosedur yang terukur secara ekonomik.
Spesifikasi merupakan deskripsi detail terhadap suatu pekerjaan disain
yang akan dilakukan. Spesifikasi biasanya disusun oleh konsumen / user atau
konsultan engineering yang bertindak atas nama user. Spesifikasi biasanya
disusun mengacu pada regulasi, kode praktek dan standard yang berlaku.

1.4.1. Kode Praktek Disain Heat Exchanger


Dalam disain heat exchanger, kode praktek yang umum digunakan adalah
sebagai berikut :
a. American Society of Mechanical Engineers (ASME) ASME Section VIII,
Boiler & Pressure Vessel Code
b. British Standards (BS) British Master Pressure Vessel Standards BS 5500-
1976, Unfired Fusion Welded Pressure Vessel .

Heat Exchanger -SL 1-11


c. Japanese Industrial Standards (JIS)
- JIS B-8243, Construction of Pressure Vessels
- JIS B-8249, Shell and Tube Heat Exchangers for Application to General
Uses.
d. Standar Enjiniring Pertamina (SEP)
- SEP KP-7, Peralatan Penukar Panas
- SEP KP-8, Bejana Bertekanan yang Tidak Dipanaskan

1.4.2. Standard Disain Heat Exchanger

Standard yang umum digunakan dalam perancangan heat exchanger antara


lain adalah :
a. Tubular Exchanger Manufacturer Association (TEMA) Merupakan standard
yang paling umum digunakan dalam disain konstruksi heat exchanger.
b. Expansion Joint Manufacturers Association (EJMA) Merupakan standard
yang mengatur disain dan penggunaan expansion joint pada heat exchanger
dan peralatan lainnya.
c. American Petroleum Institute (API)
- API 660, Heat Exchangers for General Refinery Services
- API 661, Air-Cooled Heat Exchangers for General Refinery Services
d. American National Standard Institute (ANSI)
- ANSI B78.1, Tubular Heat Exchangers in Chemical Process Services
- ANSI B78.2, External Dimension for Shell and Tube Heat Exchangers for
Chemical Process Services
e. Standar Enjiniring Pertamina (SEP)
- SEP STD-160, Penukar Panas Shell and Tube Jenis TEMA
- SEP STD-161, Penukar Panas Berpendingin Udara.

Heat Exchanger -SL 1-12

Anda mungkin juga menyukai