Anda di halaman 1dari 11

MATERI IPM PART 1

SISTEM PERTAHANAN RONGGA MULUT


DEFINISI
IMUNITAS
Imunitas / Kekebalan = sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap
pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh atau melawan mikroba patogen
serta sel tumor, misalnya virus dengue penyebab penyakit DBD. Atau Imunitas adalah ketahanan
tubuh kita atau resistensi tubuh atau reaksi tubuh kita terhadap suatu penyakit atau masuknya
substansi asing.
(https://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/06._Sistem_Imunologi_.pdf)
(https://www.academia.edu/33098314/Bab_sistem_imunitas)

RESPON IMUN
Respon imun adalah cara tubuh merespon atau mengenali suatu substansi asing yang
terkoordinasi.
Respon imun timbul karena adanya reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul terhadap
mikroba dan bahan lainnya.
Respon imun terbagi menjadi:
1) Respon imun non-spesifik, tidak membeda-bedakan antigen yang diserang.
2) Respon imun spesifik, menyerang antigen tertentu dan dapat mengenali kembali jika sewaktu-
sewaktu antigen yang sama menyerang kembali.
(https://materi78.files.wordpress.com/2014/04/imun_bio3_4.pdf)
(https://fkuwks2012c.files.wordpress.com/2015/02/sejarah-konsep-imunologi-4peb2015.pdf)

SISTEM IMUN
Sistem imun adalah sistem yang melibatkan sel dan molekul yang bertanggung jawab dalam
imunitas. Sistem imun yang sehat adalah sistem imun yang seimbang, dapat meningkatkan
kemampuan tubuh dalam melawan penyakit
Sistem imun yang bertugas mengatur keseimbangan, menggunakan komponennya yang beredar
diseluruh tubuh, supaya dapat mencapai sasaran yang jauh dari pusat.
Sistem imun dilengkapi dengan kemampuan untuk memberikan respons imun non spesifik,
misalnya fagositosis, maupun kemampuan untuk memberikan respons imun spesifik yang
dilakukan oleh sel-sel dan jaringan limfoid yang tergolong kedalam system limforetikuler.
Sistem ini terdiri atas sejumlah organ limfoid yaitu :
1. kelenjar timus
2. kelenjar limfe
3. limfa
4. Tonsil
5. berbagai jenis sel serta jaringan diluar organ limfoid, seperti :
a. peyer,s patches yang terdapat pada dinding usus
b. jaringan limfoid yang membatasi saluran nafas dan saluran urogenital
c. jaringan limfoid dalam sumsum tulang dan dalam darah

Sistem imun adalah sekumpulan sel, jaringan, dan organ yang terdiri atas :
 Pertahanan lini pertama tubuh — Merupakan bagian yang dapat dilihat oleh tubuh dan
berada pada permukaan tubuh manusia sepeti kulit, air mata, air liur, bulu hidung,
keringat, cairan mukosa, rambut.
 Pertahanan lini kedua tubuh — Merupakan bagian yang tidak dapat dilihat seperti timus,
limpa, sistem limfatik, sumsum tulang, sel darah putih/ leukosit, antibodi, dan hormon
(https://www.academia.edu/18550866/Dasar_Imunologi)
(https://fkuwks2012c.files.wordpress.com/2015/02/sejarah-konsep-imunologi-4peb2015.pdf)
(https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/284a0e69155751dc6c459b07f14bc03c.
pdf)

IMUNOLOGI
Imunologi berasal dari bahsa latin yaitu Imunis dan Logos, Imun yang berarti kebal dan logos
yang berarti ilmu.
Imunologi adalah ilmu yang mempelajari antigen, antiobodi dan fungsi pertahanan tubuh host
yang diperantarai oleh sel, terutama yang berhubungan dengan imunitas terhadap penyakit,
reaksi biologis hipersensitifitas, alergi dan penolakan benda asing.
Imunologi : Ilmu yang mempelajari tentang sistem kekebalan, pertahanan dan menetralisasi
benda / subtansi asing dalam tubuh.
Konsep baru Imunologi adalah studi mekanisme dan fungsi sistem kekebalan akibat pengenalan
zat asing dan usaha netralisasi, eliminasi dan metabolisme zat asing tersebut atau produknya.
(https://fkuwks2012c.files.wordpress.com/2015/02/sejarah-konsep-imunologi-4peb2015.pdf)
(https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/5e1529f513c56201fab08bcee6db476e.
pdf)
(http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Imunoserologi_SC.pdf)

FUNGSI SISTEM IMUN (SECARA UMUM)


1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan
mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, virus, tumor serta sel-sel abnormal,
termutasi, atau ganas, serta menghancurkannya)
2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan jaringan.
3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal
Sasaran utama: bakteri patogen & virus.
Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag, & sel mast)

Dalam pandangan modern, sistem imun mempunyai tiga fungsi utama yaitu: pertahanan,
homeostasis dan perondaan.
1. Pertahanan
Fungsi pertahanan menyangkut pertahanan terhadap antigen dari luar tubuh seperti invasi
mikroorganisme dan parasit kedalam tubuh. Ada dua kemungkinan yang terjadi dari hasil
perlawanan antara dua pihak yang berhadapan tersebut, yaitu tubuh dapat bebas dari akibat yang
merugikan atau sebaliknya, apabila pihak penyerang yang lebih kuat (mendapat kemenangan),
maka tubuh akan menderita sakit.
2. Homeostasis
Fungsi homeostasis, memenuhi persyaratan umum dari semua organisma multiseluler yang
menghendaki selalu terjadinya bentuk uniform dari setiap jenis sel tubuh. Dalam usaha
memperoleh keseimbangan tersebut, terjadilah proses degradasi dan katabolisme yang bersifat
normal agar unsure seluler yang telah rusak dapat dibersihkan dari tubuh. Sebagai contoh
misalnya dalam proses pembersihan eritrosit dan leukosit yang telah habis masa hidupnya.
3. Pengawasan
Fungsi ada ini diseluruh bagian tubuh terutama ditujukan untuk memantau pengenalan terhadap
sel-sel yang berubah menjadi abnormal melalui proses mutasi. Perubahan sel tersebut dapat
terjadi spontan atau dapat diinduksi oleh zat-zat kimia tertentu, radiasi atau infeksi virus. Fungsi
pengawasan (surveillance) dari sistem imun bertugas untuk selalu waspada dan mengenal adanya
perubahabperubahan dan selanjutnya secara cepat membuang konfigurasi yang baru timbul pada
permukaan sel yang abnormal.
(https://fkuwks2012c.files.wordpress.com/2015/02/sejarah-konsep-imunologi-4peb2015.pdf)
(https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/284a0e69155751dc6c459b07f14bc03c.
pdf)

TAHAPAN RESPON IMUN


1. Deteksi & mengenali benda asing
Sel-sel darah putih akan mengenali antigen / zat asing kemudian menandai bentuk molekul
protein dan molekul lain pada permukaan sel dapat dibedakan antara sel diri sendiri dan bukan
diri sendiri (sel asing)

2. Komunikasi dgn sel lain untuk berespons


Leukosit yang sudah mengenali molekul asing (misalnya berupa bakteri maupun
mikroorganisme lain) selanjutnya menginformasikan kepada sel-sel pertahanan tubuh lain bahwa
antigen telah datang Komunikasi antar sel tersebut diperantarai oleh sitokin (suatu protein yang
disekresi oleh sel bernukleus)

3. Rekruitmen bantuan & koordinasi respons

4. Destruksi atau supresi penginvasi


Sel penyerang / antigen akan dilemahkan dengan protein spesifik yang diproduksi oleh sel
pertahanan tubuh yang disebut antibodi. Antibodi akan mengikat antigen sehingga mudah
dihancurkan oleh leukosit
(http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2014/06/Sistem-Imun.pdf)
KLASIFIKASI IMUNITAS

(https://materi78.files.wordpress.com/2014/04/imun_bio3_4.pdf)

INNATE IMMUNITY
Respon imun non spesifik atau kekebalan bawaan (innate immunity) merupakan imunitas
alamiah yang diturunkan dan telah ada sejak lahir. Imunitas ini tidak ditujukan hanya untuk satu
jenis antigen, tetapi untuk berbagai macam antigen, jadi bukan merupakan pertahanan khusus
untuk antigen tertentu.
Kekebalan bawaan melakukan respon imun non-spesifik dalam waktu yang cepat.
(https://www.academia.edu/18550866/Dasar_Imunologi)
(https://materi78.files.wordpress.com/2014/04/imun_bio3_4.pdf)

JENIS
1) Pertahanan fisik/mekanik
Kulit (tersusun atas keratin yang sulit ditembus antigen), selaput lendir, silia pada saluran
pernafasan, batuk, bersin akan mencegah masuknya berbagai kuman patogen kedalam tubuh.
Kulit yang rusak misalnya oleh luka bakar dan selaput lendir yang rusak oleh asap rokok akan
meninggikan resiko infeksi.
2) Pertahanan biokimia
Bahan yang disekresi mukosa saluran nafas, kelenjar sebaseus kulit, kel kulit, telinga, spermin
dalam semen, mengandung bahan yang berperan dalam pertahanan tubuh secara biokimiawi.
asam HCL dalam cairan lambung , lisozim dalam keringat, ludah , air mata dan air susu dapat
melindungi tubuh terhadap berbagai kuman gram positif dengan menghancurkan dinding selnya.
Air susu ibu juga mengandung laktoferin dan asam neuraminik yang mempunyai sifat
antibacterial terhadap E. coli dan staphylococcus. Lisozim yang dilepas oleh makrofag dapat
menghancurkan kuman gram negatif dan hal tersebut diperkuat oleh komplemen. Laktoferin dan
transferin dalam serum dapat mengikat zan besi yang dibutuhkan untuk kehidupan kuman
pseudomonas.
3) Pertahanan humoral
Berbagai bahan dalam sirkulasi berperan pada pertahanan tubuh secara humoral. Bahan-bahan
tersebut adalah:
a. Komplemen
Komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu destruktif bakteri dan parasit karena:
 Komplemen dapat menghancurkan sel membran bakteri
 Merupakan faktor kemotaktik yang mengarahkan makrofag ke tempat bakteri
 Komponen komplemen lain yang mengendap pada permukaan bakteri memudahkan
makrofag untuk mengenal dan memfagositosis (opsonisasi).
b. Interferon
Interferon adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan oleh berbagai sel manusia yang
mengandung nukleus dan dilepaskan sebagai respons terhadap infeksi virus. Interveron
mempunyai sifat anti virus dengan jalan menginduksi sel-sel sekitar sel yang terinfeksi virus
sehingga menjadi resisten terhadap virus. Disamping itu, interveron juga dapat mengaktifkan
Natural Killer cell (sel NK). Sel yang diinfeksi virus atau menjadi ganas akan menunjukkan
perubahan pada permukaannya. Perubahan tersebut akan dikenal oleh sel NK yang kemudian
membunuhnya. Dengan demikian penyebaran virus dapat dicegah.
c. C-Reactive Protein (CRP)
Peranan CRP adalah sebagai opsonin dan dapat mengaktifkan komplemen. CRP dibentuk oleh
badan pada saat infeksi. CRP merupakan protein yang kadarnya cepat meningkat (100 x atau
lebih) setelah infeksi atau inflamasi akut. CRP berperanan pada imunitas non spesifik, karena
dengan bantuan Ca++ dapat mengikat berbagai molekul yang terdapat pada banyak bakteri dan
jamur.
4) Pertahanan seluler
Fagosit/makrofag dan sel NK berperanan dalam sistem imun non spesifik seluller.
a. Fagosit
Meskipun berbagai sel dalam tubuh dapat melakukan fagositosis tetapi sel utama yang berperaan
dalam pertahanan non spesifik adalah sel mononuclear (monosit dan makrofag) serta sel
polimorfonuklear seperti neutrofil. Dalam kerjanya sel fagosit juga berinteraksi dengan
komplemen dan sistem imun spesifik. Penghancuran kuman terjadi dalam beberapa tingakt
sebagai berikut: Kemotaksis, menangkap, memakan (fagosistosis), membunuh dan mencerna.
Kemotaksis adalah gerakan fagosit ketempat infekis sebagai respon terhadap berbagai factor
sperti produk bakteri dan factor biokimiawi yang dilepas pada aktivasi komplemen. Antibody
seperti pada halnya dengan komplemen C3b dapat meningkatkan fagosistosis (opsonisasi).
Antigen yang diikat antibody akan lebih mudah dikenal oleh fagosit untuk kemudian
dihancurkan. Hal tersebut dimungkinkan oleh adanya reseptor untuk fraksi Fc dari
immunoglobulin pada permukaan fagosit.
b. Natural Killer Cell (sel NK)
Sel NK adalah sel limfoid yang ditemukan dalam sirkulasi dan tidak mempunyai cirri sel limfoid
dari siitem imun spesifik, maka karenan itu disebut sel non B non T (sel NBNT) atau sel poplasi
ketiga. Sel NK dapat menghancurkan sel yang mengandung virus atau sel neoplasma dan
interveron meempunyai pengaruh dalam mempercepat pematangan dan efeksitolitik sel NK.
(https://www.academia.edu/18550866/Dasar_Imunologi)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


Faktor Metabolik
Beberapa hormon dapat mempengaruhi respons imun tubuh, misalnya pada keadaan hipoadrenal
dan hipotiroidisme akan mengakibatkan menurunnya daya tahan terhadap infeksi. Demikian juga
pada orang-orang yang mendapat pengobatan dengan sediaan steroid sangat mudah mendapat
infeksi bakteri maupun virus. Steroid akan menghambat fagositosis, produksi antibodi dan
menghambat proses radang. Hormon kelamin yang termasuk kedalam golongan hormone steroid,
seperti androgen, estrogen dan progesterone diduga sebagai faktor pengubah terhadap respons
imun. Hal ini tercermin dari adanya perbedaan jumlah penderita antara laki-laki dan perempuan
yang mengidap penyakit imun tertentu.
Faktor lingkungan
Kenaikan angka kesakitan penyakit infeksi, sering terjadi pada masyarakat yang taraf hidupnya
kurang mampu. Kenaikan angka infeksi tersebut, mungkin disebabkan oleh karena lebih banyak
menghadapi bibit penyakit atau hilangnya daya tahan tubuh yang disebabkan oleh jeleknya
keadaan gizi.
Faktor Gizi
Keadaan gizi seseorang sangat berpengaruh terhadap status imun seseorang. Tubuh
membutuhkan enam komponen dasar bahan makanan yang dimanfaatkan untuk pertumbuhan
dan pemeliharaan kesehatan tubuh. Keenam komponen tersebut yaitu : protein, karbohidrat,
lemak, vitamin, mineral dan air. Gizi yang cukup dan sesuai sangat penting untuk berfungsinya
system imun secara normal. Kekurangan gizi merupakan penyebab utama timbulnya
imunodefisiensi.
Faktor Anatomi
Garis pertahanan pertama dalam menghadapi invasi mikroba biasanya terdapat pada kulit dan
selaput lender yang melapisi bagian permukaan dalam tubuh. Struktur jaringan tersebut,
bertindak sebagai imunitas alamiah dengan menyediakan suatu rintangan fisik yang efektif.
Dalam hal ini kulit lebih efektif dari pada selaput lender. Adanya kerusakan pada permukaan
kulit, atau pada selaput lender, akan lebih memudahkan timbulnya suatu penyakit.
Faktor Fisiologis
Getah lambung pada umumnya menyebabkan suatu lingkungan yang kurang menguntungkan
untuk sebagian besar bakteri pathogen. Demikian pula dengan air kemih yang normal akan
membilas saluran kemih sehingga menurunkan kemungkinan infeksi oleh bakteri. Pada kulit juga
dihasilkan zatzat yang bersifat bakterisida. Didalam darah terdapat sejumlah zat protektif yang
bereaksi secara non spesifik. Faktor humoral lainnya adalah properdin dan interferon yang selalu
siap untuk menanggulangi masuknya zat-zat asing.
Faktor Umur
Berhubung dengan perkembangan sistem imun sudah dimulai semasa dalam kandungan, maka
efektifitasnya juga diawali dari keadaan yang lemah dan meningkat sesuai dengan bertambahnya
umur. Walaupun demikian tidak berarti bahwa pada umur lanjut, sistem imun akan bekerja
secara maksimal. Malah sebaliknya fungsi sistem imun pada usia lanjut akan mulai menurun
dibandingkan dengan orang yang lebih muda, walaupun tidak mengalami gangguan pada sistem
imunnya. Hal tersebut, selain disebabkan karena pengaruh kemunduran biologik, secara umum
juga jelas berkaitan dengan menyusutnya kelenjar timus. Keadaan tersebut akan mengakibatkan
perubahan-perubahan respons imun seluler dan humoral. Pada usia lanjut resiko akan timbulnya
berbagai kelainan yang melibatkan sistem imun akan bertambah, misalnya resiko menderita
penyakit autoimun, penyakit keganasan, sehinggaakan mempermudah terinfeksi oleh suatu
penyakit.
Faktor Mikroba
Berkembangnya koloni mikroba yang tidak pathogen pada permukaan tubuh,baik diluar maupun
didalam tubuh, akan mempengaruhi sistem imun. Misalnya dibutuhkan untuk membantu
produksi natural antibody. Flora normal yang tumbuh pada tubuh dapat pula membantu
menghambat pertumbuhan kuman pathogen. Pengobatan dengan antibiotika tanpa prosedur yang
benar, dapat mematikan pertumbuhan flora normal, dan sebaliknya dapat menyuburkan
pertumbuhan bakteri pathogen.
(https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/284a0e69155751dc6c459b07f14bc03c.
pdf)

MEKANISME
MEKANISME SISTEM IMUN INNATE
Imun innate atau respons imun non spesifik atau respon ilmu alami sudah ada sejak lahir dan
merupakan komponen normal.
Respon imun meliputi pertahanan fisik atau mekanik, pertahanan biokimia, pertahanan
humoral, dan pertahanan selular. Respon imun ini merupakan pertahanan terdepan dalam
menghadapi serangan mikroba dan dapat memberikan respons langsung, siap mencegah mikroba
masuk ke tubuh dan dengan cepat menyingkirkannya. Jumlah nya dapat ditingkatkan oleh
infeksi, misal sel leukosit meningkat selama fase akut penyakit. Respon ini dimediasi oleh
rangkaian kompleks dari peristiwa selular dan molekular termasuk fagositosis,radang dan lain-
lain (Sudiono Janti, 2014).
Ada beberapa komponen innate immunity yaitu:
1. Pemusnahan bakteri intraselular oleh sel polimorfonuklear (PMN) dan makrofag
2. Aktivasi komplemen melalui jalur alternatif.
3. Degranulasi sel mast yang melepaskan mediator inflamasi.
4. Protein fase akut C-Reactive Protein (CRP) yang mengikat mikroorganisme, selanjutnya
terjadi aktivasi komplemen melalui jalur klasik yang menyebabkan lisis mikroorganisme.
5. Produksi interferon alfa oleh leukosit dan interferon beta oleh fibroblast yang mempunyai
efek antivirus.
6. Pemusnahan mikroorganisme ekstraselular oleh sel natural killer (sel NK) melalui
pelepasan granula yang mengandung perforin.
7. Pelepasan mediator eosinofil seperti major basic protein (MBP) dan protein kationili
yang dapat merusak membran parasit.
Mekansime imunitas ini memerlukan pengenalan terhadap antigen lebih dulu. Mekanisme
imunitas spesifik ini terdiri dari:
1. Imunitas humoral.
Produksi antibodi spesifik oleh sel limfosit B (T dependent dan non T dependent).
2. Cell mediated immunity (CMI).
(https://www.slideshare.net/1591091684/imunifisologi-part-i)
(https://www.academia.edu/38056726/BAB_2_DAN_4_IMUNOLOGI_DASAR)

ACQUIRED IMMUNITY
Respon imun spesifik (kekebalan adaptif atau didapati) merupakan mekanisme pertahanan yang
ditujukan khusus terhadap satu jenis antigen setelah dikenal, karena itu tidak dapat berperan
terhadap antigen jenis lain. Imun spesifik mampu mengenali kembali antigen yang pernah
dijumpainya (memiliki memory), sehingga paparan berikutnya akan meningkatkan efektifitas
mekanisme pertahanan tubuh.
Kekebalan adaptif melakukan respon imun spesifik dalam waktu yang lambat.
Acquired immunity terdiri dari :
1) Sistem imun spesifik humoral
Yang berperanan dalam sistem imun humoral adalah limfosit B atau sel B (antibodymediated
immunity). Sel B tersebut berasal dari sel asal multipoten. Bila sel B dirangsang oleh benda
asing maka sel tersebut akan berproliferasi dan berkembang menjadi sel plasma yang dapat
menbentuk zat anti atau antibody. Antibody yang dilepas dapat ditemukan didalam serum. Funsi
utama antibody ini ialah untuk pertahanan tehadap infeksi virus, bakteri (ekstraseluler), dan
dapat menetralkan toksinnya.
2) Sistem imun spesifik selular
Yang berperanan dalam sistem imun spesifik seluler adalah limfosit T atau sel T
(antibodymediated immunity). sel tersebut juga berasal dari sel asal yang sama dari sel B. factor
timus yang disebut timosin dapat ditemukan dalam peredaran darah sebagai hormon asli dan
dapat memberikan pengaruhnya terhadap diferensiasi sel T diperifer. Berbeda dengan sel B , sel
T terdiri atas beberapa sel subset yang mempunyai fungsi berlainan. Fungsi utama sel imun
spesifik adalah untuk pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur, parasit,
dan keganasan.
(https://www.academia.edu/18550866/Dasar_Imunologi)
(https://materi78.files.wordpress.com/2014/04/imun_bio3_4.pdf)

ACTIVE IMMUNITY
kekebalan yang dikembangkan oleh tubuh sendiri. Contoh :
Vaksinasi atau imunisasi adalah pemberian vaksin yang disuntikkan ke dalam tubuh. Vaksin
adalah antigen yang telah lemah atau hilang patogenitasnya dan dapat merangsang ingatan
imunologis dan antibodi secara alami.
Imunitas spesifik ALAMIAH AKTIF  Imunitas alamiah katif dapat terjadi bila suatu
mikoorgansme secara alamiah masuk kedalam tubuh dan menimbulkan pembentukan antibody
atau sel yang tersensitisasi.
Imunitas spesifik BUATAN AKTIF  Imunitas alamiah pasif ialah pemindahan antibody atau
sel darah putih yang disensitisasi dari badan seorang yang imun ke orang lain yang imun,
misalnya melalui plasenta dan kolostrum dari ibu ke anak.
(https://www.academia.edu/18550866/Dasar_Imunologi)
(https://materi78.files.wordpress.com/2014/04/imun_bio3_4.pdf)

PASSIVE IMMUNITY
kekebalan yang dibuat pada tubuh organisme lain.
Imunitas spesifik ALAMIAH PASIF  Imunitas alamiah pasif ialah pemindahan antibody atau
sel darah putih yang disensitisasi dari badan seorang yang imun ke orang lain yang imun,
misalnya melalui plasenta dan kolostrum dari ibu ke anak.
Imunitas spesifik BUATAN PASIF  Imunitas buatan pasif dilakukan dengan memberikan
serum, antibody, antitoksin misalnya pada tetanus, difteri, gangrengas, gigitan ular dan difesiensi
imun atau pemberian sel yang sudah disensitisasi pada tuberkolosis dan hepar.
(https://www.academia.edu/18550866/Dasar_Imunologi)
(https://materi78.files.wordpress.com/2014/04/imun_bio3_4.pdf)

PERBEDAAN
(https://materi78.files.wordpress.com/2014/04/imun_bio3_4.pdf)

LOCAL IMMUNITY
Kekebalan lokal adalah kekebalan alami atau didapat terhadap agen infeksi tertentu,
sebagaimana dimanifestasikan oleh organ atau jaringan, secara keseluruhan atau sebagian.

HERD IMMUNITY
Herd immunity atau kekebalan kelompok adalah kondisi ketika sebagian besar orang dalam suatu
kelompok telah memiliki kekebalan terhadap penyakit infeksi tertentu. Semakin banyak orang
yang kebal terhadap suatu penyakit, semakin sulit bagi penyakit tersebut untuk menyebar karena
tidak banyak orang yang dapat terinfeksi.
Cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan kekebalan pada banyak orang sekaligus
adalah vaksinasi. 
Contoh  vaksinasi polio. Ketika seseorang mendapatkan vaksin polio, tubuhnya membentuk
kekebalan spesifik terhadap virus polio.
Suatu saat, ketika ada virus polio memasuki tubuh orang tersebut, sistem imun tubuhnya telah
siap melawan virus polio, sehingga virus ini mati dan tidak sampai menyebabkan penyakit polio.
Dengan begitu, virus juga tidak bisa menyebar ke orang lain.
Bayangkan bila dalam waktu yang bersamaan, hampir semua orang dalam suatu kelompok yang
sama dengan orang tadi juga memiliki kekebalan terhadap virus polio. Tentunya kesempatan
virus polio untuk menyebabkan penyakit dan menular menjadi sangat kecil.
Secara otomatis, kondisi ini juga dapat memberikan perlindungan kepada orang yang belum
mendapatkan vaksin polio di kelompok tersebut
(https://www.alodokter.com/herd-immunity-cara-yang-diduga-bisa-menekan-penyebaran-covid-
19)

Anda mungkin juga menyukai