RESPON IMUN
Respon imun adalah cara tubuh merespon atau mengenali suatu substansi asing yang
terkoordinasi.
Respon imun timbul karena adanya reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul terhadap
mikroba dan bahan lainnya.
Respon imun terbagi menjadi:
1) Respon imun non-spesifik, tidak membeda-bedakan antigen yang diserang.
2) Respon imun spesifik, menyerang antigen tertentu dan dapat mengenali kembali jika sewaktu-
sewaktu antigen yang sama menyerang kembali.
(https://materi78.files.wordpress.com/2014/04/imun_bio3_4.pdf)
(https://fkuwks2012c.files.wordpress.com/2015/02/sejarah-konsep-imunologi-4peb2015.pdf)
SISTEM IMUN
Sistem imun adalah sistem yang melibatkan sel dan molekul yang bertanggung jawab dalam
imunitas. Sistem imun yang sehat adalah sistem imun yang seimbang, dapat meningkatkan
kemampuan tubuh dalam melawan penyakit
Sistem imun yang bertugas mengatur keseimbangan, menggunakan komponennya yang beredar
diseluruh tubuh, supaya dapat mencapai sasaran yang jauh dari pusat.
Sistem imun dilengkapi dengan kemampuan untuk memberikan respons imun non spesifik,
misalnya fagositosis, maupun kemampuan untuk memberikan respons imun spesifik yang
dilakukan oleh sel-sel dan jaringan limfoid yang tergolong kedalam system limforetikuler.
Sistem ini terdiri atas sejumlah organ limfoid yaitu :
1. kelenjar timus
2. kelenjar limfe
3. limfa
4. Tonsil
5. berbagai jenis sel serta jaringan diluar organ limfoid, seperti :
a. peyer,s patches yang terdapat pada dinding usus
b. jaringan limfoid yang membatasi saluran nafas dan saluran urogenital
c. jaringan limfoid dalam sumsum tulang dan dalam darah
Sistem imun adalah sekumpulan sel, jaringan, dan organ yang terdiri atas :
Pertahanan lini pertama tubuh — Merupakan bagian yang dapat dilihat oleh tubuh dan
berada pada permukaan tubuh manusia sepeti kulit, air mata, air liur, bulu hidung,
keringat, cairan mukosa, rambut.
Pertahanan lini kedua tubuh — Merupakan bagian yang tidak dapat dilihat seperti timus,
limpa, sistem limfatik, sumsum tulang, sel darah putih/ leukosit, antibodi, dan hormon
(https://www.academia.edu/18550866/Dasar_Imunologi)
(https://fkuwks2012c.files.wordpress.com/2015/02/sejarah-konsep-imunologi-4peb2015.pdf)
(https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/284a0e69155751dc6c459b07f14bc03c.
pdf)
IMUNOLOGI
Imunologi berasal dari bahsa latin yaitu Imunis dan Logos, Imun yang berarti kebal dan logos
yang berarti ilmu.
Imunologi adalah ilmu yang mempelajari antigen, antiobodi dan fungsi pertahanan tubuh host
yang diperantarai oleh sel, terutama yang berhubungan dengan imunitas terhadap penyakit,
reaksi biologis hipersensitifitas, alergi dan penolakan benda asing.
Imunologi : Ilmu yang mempelajari tentang sistem kekebalan, pertahanan dan menetralisasi
benda / subtansi asing dalam tubuh.
Konsep baru Imunologi adalah studi mekanisme dan fungsi sistem kekebalan akibat pengenalan
zat asing dan usaha netralisasi, eliminasi dan metabolisme zat asing tersebut atau produknya.
(https://fkuwks2012c.files.wordpress.com/2015/02/sejarah-konsep-imunologi-4peb2015.pdf)
(https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/5e1529f513c56201fab08bcee6db476e.
pdf)
(http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Imunoserologi_SC.pdf)
Dalam pandangan modern, sistem imun mempunyai tiga fungsi utama yaitu: pertahanan,
homeostasis dan perondaan.
1. Pertahanan
Fungsi pertahanan menyangkut pertahanan terhadap antigen dari luar tubuh seperti invasi
mikroorganisme dan parasit kedalam tubuh. Ada dua kemungkinan yang terjadi dari hasil
perlawanan antara dua pihak yang berhadapan tersebut, yaitu tubuh dapat bebas dari akibat yang
merugikan atau sebaliknya, apabila pihak penyerang yang lebih kuat (mendapat kemenangan),
maka tubuh akan menderita sakit.
2. Homeostasis
Fungsi homeostasis, memenuhi persyaratan umum dari semua organisma multiseluler yang
menghendaki selalu terjadinya bentuk uniform dari setiap jenis sel tubuh. Dalam usaha
memperoleh keseimbangan tersebut, terjadilah proses degradasi dan katabolisme yang bersifat
normal agar unsure seluler yang telah rusak dapat dibersihkan dari tubuh. Sebagai contoh
misalnya dalam proses pembersihan eritrosit dan leukosit yang telah habis masa hidupnya.
3. Pengawasan
Fungsi ada ini diseluruh bagian tubuh terutama ditujukan untuk memantau pengenalan terhadap
sel-sel yang berubah menjadi abnormal melalui proses mutasi. Perubahan sel tersebut dapat
terjadi spontan atau dapat diinduksi oleh zat-zat kimia tertentu, radiasi atau infeksi virus. Fungsi
pengawasan (surveillance) dari sistem imun bertugas untuk selalu waspada dan mengenal adanya
perubahabperubahan dan selanjutnya secara cepat membuang konfigurasi yang baru timbul pada
permukaan sel yang abnormal.
(https://fkuwks2012c.files.wordpress.com/2015/02/sejarah-konsep-imunologi-4peb2015.pdf)
(https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/284a0e69155751dc6c459b07f14bc03c.
pdf)
(https://materi78.files.wordpress.com/2014/04/imun_bio3_4.pdf)
INNATE IMMUNITY
Respon imun non spesifik atau kekebalan bawaan (innate immunity) merupakan imunitas
alamiah yang diturunkan dan telah ada sejak lahir. Imunitas ini tidak ditujukan hanya untuk satu
jenis antigen, tetapi untuk berbagai macam antigen, jadi bukan merupakan pertahanan khusus
untuk antigen tertentu.
Kekebalan bawaan melakukan respon imun non-spesifik dalam waktu yang cepat.
(https://www.academia.edu/18550866/Dasar_Imunologi)
(https://materi78.files.wordpress.com/2014/04/imun_bio3_4.pdf)
JENIS
1) Pertahanan fisik/mekanik
Kulit (tersusun atas keratin yang sulit ditembus antigen), selaput lendir, silia pada saluran
pernafasan, batuk, bersin akan mencegah masuknya berbagai kuman patogen kedalam tubuh.
Kulit yang rusak misalnya oleh luka bakar dan selaput lendir yang rusak oleh asap rokok akan
meninggikan resiko infeksi.
2) Pertahanan biokimia
Bahan yang disekresi mukosa saluran nafas, kelenjar sebaseus kulit, kel kulit, telinga, spermin
dalam semen, mengandung bahan yang berperan dalam pertahanan tubuh secara biokimiawi.
asam HCL dalam cairan lambung , lisozim dalam keringat, ludah , air mata dan air susu dapat
melindungi tubuh terhadap berbagai kuman gram positif dengan menghancurkan dinding selnya.
Air susu ibu juga mengandung laktoferin dan asam neuraminik yang mempunyai sifat
antibacterial terhadap E. coli dan staphylococcus. Lisozim yang dilepas oleh makrofag dapat
menghancurkan kuman gram negatif dan hal tersebut diperkuat oleh komplemen. Laktoferin dan
transferin dalam serum dapat mengikat zan besi yang dibutuhkan untuk kehidupan kuman
pseudomonas.
3) Pertahanan humoral
Berbagai bahan dalam sirkulasi berperan pada pertahanan tubuh secara humoral. Bahan-bahan
tersebut adalah:
a. Komplemen
Komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu destruktif bakteri dan parasit karena:
Komplemen dapat menghancurkan sel membran bakteri
Merupakan faktor kemotaktik yang mengarahkan makrofag ke tempat bakteri
Komponen komplemen lain yang mengendap pada permukaan bakteri memudahkan
makrofag untuk mengenal dan memfagositosis (opsonisasi).
b. Interferon
Interferon adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan oleh berbagai sel manusia yang
mengandung nukleus dan dilepaskan sebagai respons terhadap infeksi virus. Interveron
mempunyai sifat anti virus dengan jalan menginduksi sel-sel sekitar sel yang terinfeksi virus
sehingga menjadi resisten terhadap virus. Disamping itu, interveron juga dapat mengaktifkan
Natural Killer cell (sel NK). Sel yang diinfeksi virus atau menjadi ganas akan menunjukkan
perubahan pada permukaannya. Perubahan tersebut akan dikenal oleh sel NK yang kemudian
membunuhnya. Dengan demikian penyebaran virus dapat dicegah.
c. C-Reactive Protein (CRP)
Peranan CRP adalah sebagai opsonin dan dapat mengaktifkan komplemen. CRP dibentuk oleh
badan pada saat infeksi. CRP merupakan protein yang kadarnya cepat meningkat (100 x atau
lebih) setelah infeksi atau inflamasi akut. CRP berperanan pada imunitas non spesifik, karena
dengan bantuan Ca++ dapat mengikat berbagai molekul yang terdapat pada banyak bakteri dan
jamur.
4) Pertahanan seluler
Fagosit/makrofag dan sel NK berperanan dalam sistem imun non spesifik seluller.
a. Fagosit
Meskipun berbagai sel dalam tubuh dapat melakukan fagositosis tetapi sel utama yang berperaan
dalam pertahanan non spesifik adalah sel mononuclear (monosit dan makrofag) serta sel
polimorfonuklear seperti neutrofil. Dalam kerjanya sel fagosit juga berinteraksi dengan
komplemen dan sistem imun spesifik. Penghancuran kuman terjadi dalam beberapa tingakt
sebagai berikut: Kemotaksis, menangkap, memakan (fagosistosis), membunuh dan mencerna.
Kemotaksis adalah gerakan fagosit ketempat infekis sebagai respon terhadap berbagai factor
sperti produk bakteri dan factor biokimiawi yang dilepas pada aktivasi komplemen. Antibody
seperti pada halnya dengan komplemen C3b dapat meningkatkan fagosistosis (opsonisasi).
Antigen yang diikat antibody akan lebih mudah dikenal oleh fagosit untuk kemudian
dihancurkan. Hal tersebut dimungkinkan oleh adanya reseptor untuk fraksi Fc dari
immunoglobulin pada permukaan fagosit.
b. Natural Killer Cell (sel NK)
Sel NK adalah sel limfoid yang ditemukan dalam sirkulasi dan tidak mempunyai cirri sel limfoid
dari siitem imun spesifik, maka karenan itu disebut sel non B non T (sel NBNT) atau sel poplasi
ketiga. Sel NK dapat menghancurkan sel yang mengandung virus atau sel neoplasma dan
interveron meempunyai pengaruh dalam mempercepat pematangan dan efeksitolitik sel NK.
(https://www.academia.edu/18550866/Dasar_Imunologi)
MEKANISME
MEKANISME SISTEM IMUN INNATE
Imun innate atau respons imun non spesifik atau respon ilmu alami sudah ada sejak lahir dan
merupakan komponen normal.
Respon imun meliputi pertahanan fisik atau mekanik, pertahanan biokimia, pertahanan
humoral, dan pertahanan selular. Respon imun ini merupakan pertahanan terdepan dalam
menghadapi serangan mikroba dan dapat memberikan respons langsung, siap mencegah mikroba
masuk ke tubuh dan dengan cepat menyingkirkannya. Jumlah nya dapat ditingkatkan oleh
infeksi, misal sel leukosit meningkat selama fase akut penyakit. Respon ini dimediasi oleh
rangkaian kompleks dari peristiwa selular dan molekular termasuk fagositosis,radang dan lain-
lain (Sudiono Janti, 2014).
Ada beberapa komponen innate immunity yaitu:
1. Pemusnahan bakteri intraselular oleh sel polimorfonuklear (PMN) dan makrofag
2. Aktivasi komplemen melalui jalur alternatif.
3. Degranulasi sel mast yang melepaskan mediator inflamasi.
4. Protein fase akut C-Reactive Protein (CRP) yang mengikat mikroorganisme, selanjutnya
terjadi aktivasi komplemen melalui jalur klasik yang menyebabkan lisis mikroorganisme.
5. Produksi interferon alfa oleh leukosit dan interferon beta oleh fibroblast yang mempunyai
efek antivirus.
6. Pemusnahan mikroorganisme ekstraselular oleh sel natural killer (sel NK) melalui
pelepasan granula yang mengandung perforin.
7. Pelepasan mediator eosinofil seperti major basic protein (MBP) dan protein kationili
yang dapat merusak membran parasit.
Mekansime imunitas ini memerlukan pengenalan terhadap antigen lebih dulu. Mekanisme
imunitas spesifik ini terdiri dari:
1. Imunitas humoral.
Produksi antibodi spesifik oleh sel limfosit B (T dependent dan non T dependent).
2. Cell mediated immunity (CMI).
(https://www.slideshare.net/1591091684/imunifisologi-part-i)
(https://www.academia.edu/38056726/BAB_2_DAN_4_IMUNOLOGI_DASAR)
ACQUIRED IMMUNITY
Respon imun spesifik (kekebalan adaptif atau didapati) merupakan mekanisme pertahanan yang
ditujukan khusus terhadap satu jenis antigen setelah dikenal, karena itu tidak dapat berperan
terhadap antigen jenis lain. Imun spesifik mampu mengenali kembali antigen yang pernah
dijumpainya (memiliki memory), sehingga paparan berikutnya akan meningkatkan efektifitas
mekanisme pertahanan tubuh.
Kekebalan adaptif melakukan respon imun spesifik dalam waktu yang lambat.
Acquired immunity terdiri dari :
1) Sistem imun spesifik humoral
Yang berperanan dalam sistem imun humoral adalah limfosit B atau sel B (antibodymediated
immunity). Sel B tersebut berasal dari sel asal multipoten. Bila sel B dirangsang oleh benda
asing maka sel tersebut akan berproliferasi dan berkembang menjadi sel plasma yang dapat
menbentuk zat anti atau antibody. Antibody yang dilepas dapat ditemukan didalam serum. Funsi
utama antibody ini ialah untuk pertahanan tehadap infeksi virus, bakteri (ekstraseluler), dan
dapat menetralkan toksinnya.
2) Sistem imun spesifik selular
Yang berperanan dalam sistem imun spesifik seluler adalah limfosit T atau sel T
(antibodymediated immunity). sel tersebut juga berasal dari sel asal yang sama dari sel B. factor
timus yang disebut timosin dapat ditemukan dalam peredaran darah sebagai hormon asli dan
dapat memberikan pengaruhnya terhadap diferensiasi sel T diperifer. Berbeda dengan sel B , sel
T terdiri atas beberapa sel subset yang mempunyai fungsi berlainan. Fungsi utama sel imun
spesifik adalah untuk pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur, parasit,
dan keganasan.
(https://www.academia.edu/18550866/Dasar_Imunologi)
(https://materi78.files.wordpress.com/2014/04/imun_bio3_4.pdf)
ACTIVE IMMUNITY
kekebalan yang dikembangkan oleh tubuh sendiri. Contoh :
Vaksinasi atau imunisasi adalah pemberian vaksin yang disuntikkan ke dalam tubuh. Vaksin
adalah antigen yang telah lemah atau hilang patogenitasnya dan dapat merangsang ingatan
imunologis dan antibodi secara alami.
Imunitas spesifik ALAMIAH AKTIF Imunitas alamiah katif dapat terjadi bila suatu
mikoorgansme secara alamiah masuk kedalam tubuh dan menimbulkan pembentukan antibody
atau sel yang tersensitisasi.
Imunitas spesifik BUATAN AKTIF Imunitas alamiah pasif ialah pemindahan antibody atau
sel darah putih yang disensitisasi dari badan seorang yang imun ke orang lain yang imun,
misalnya melalui plasenta dan kolostrum dari ibu ke anak.
(https://www.academia.edu/18550866/Dasar_Imunologi)
(https://materi78.files.wordpress.com/2014/04/imun_bio3_4.pdf)
PASSIVE IMMUNITY
kekebalan yang dibuat pada tubuh organisme lain.
Imunitas spesifik ALAMIAH PASIF Imunitas alamiah pasif ialah pemindahan antibody atau
sel darah putih yang disensitisasi dari badan seorang yang imun ke orang lain yang imun,
misalnya melalui plasenta dan kolostrum dari ibu ke anak.
Imunitas spesifik BUATAN PASIF Imunitas buatan pasif dilakukan dengan memberikan
serum, antibody, antitoksin misalnya pada tetanus, difteri, gangrengas, gigitan ular dan difesiensi
imun atau pemberian sel yang sudah disensitisasi pada tuberkolosis dan hepar.
(https://www.academia.edu/18550866/Dasar_Imunologi)
(https://materi78.files.wordpress.com/2014/04/imun_bio3_4.pdf)
PERBEDAAN
(https://materi78.files.wordpress.com/2014/04/imun_bio3_4.pdf)
LOCAL IMMUNITY
Kekebalan lokal adalah kekebalan alami atau didapat terhadap agen infeksi tertentu,
sebagaimana dimanifestasikan oleh organ atau jaringan, secara keseluruhan atau sebagian.
HERD IMMUNITY
Herd immunity atau kekebalan kelompok adalah kondisi ketika sebagian besar orang dalam suatu
kelompok telah memiliki kekebalan terhadap penyakit infeksi tertentu. Semakin banyak orang
yang kebal terhadap suatu penyakit, semakin sulit bagi penyakit tersebut untuk menyebar karena
tidak banyak orang yang dapat terinfeksi.
Cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan kekebalan pada banyak orang sekaligus
adalah vaksinasi.
Contoh vaksinasi polio. Ketika seseorang mendapatkan vaksin polio, tubuhnya membentuk
kekebalan spesifik terhadap virus polio.
Suatu saat, ketika ada virus polio memasuki tubuh orang tersebut, sistem imun tubuhnya telah
siap melawan virus polio, sehingga virus ini mati dan tidak sampai menyebabkan penyakit polio.
Dengan begitu, virus juga tidak bisa menyebar ke orang lain.
Bayangkan bila dalam waktu yang bersamaan, hampir semua orang dalam suatu kelompok yang
sama dengan orang tadi juga memiliki kekebalan terhadap virus polio. Tentunya kesempatan
virus polio untuk menyebabkan penyakit dan menular menjadi sangat kecil.
Secara otomatis, kondisi ini juga dapat memberikan perlindungan kepada orang yang belum
mendapatkan vaksin polio di kelompok tersebut
(https://www.alodokter.com/herd-immunity-cara-yang-diduga-bisa-menekan-penyebaran-covid-
19)