Paper Kelompok Leptospirosis
Paper Kelompok Leptospirosis
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK LEPTOSPIROSIS
2018
Epidemiologi Penyakit Menular Leptospirosis
Kurnia Indah Sari (101711535001), Yudha Nur Iriyanti (101711535003), Mirah Alamiyyah (101711535005), Ristiana
(101711535006), Oktavia Ika Nur Winda (101711535010), Selviani Setyaning Dwiyanti (101711535011), I’anatul Ulya
Dewi (101711535013), Xindy Imey Pratiwi (101711535015), Mierna Mega Rizki (101711535016), Ajeng Febrianti
(101711535018), Fiko Ainun Nur (101711535019), Yuda Mustakim (101711535021), Rista Novianti (101711535025),
Nadya Reza Palupi (101711535026), Pramudya Santoso Aji (101711535027), Putri Retno Asih (101711535030),
Nadiyah Rahmasari (101711535031), Tiara Sandi Sandi (101711535032), Dewi Firdanis (101711535033), Offa Afrilla
(101711535040), Eqia Arum Azzahro (101711535042), Adi Zayd Bintang (101711535043)
ABSTRAK
Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang berbentuk spiral dari
genus leptospira sedangkan, zoonosis adalah penyakit yang secara alami dapat dipindahkan dari hewan
vertebrata ke manusia atau sebaliknya. Leptospirosis terjadi di seluruh dunia, baik di desa, kota, di daerah tropis
maupun subtropis. Iklim yang sesuai untuk perkembangan Leptospira adalah udara yang hangat, tanah yang
basah dan pH alkalis, kondisi ini banyak ditemukan di negara beriklim tropis. Leptospirosis disebabkan oleh
bakteri dari genus Leptospira dari famili Leptospiraceae, ordo Spirochaetales. Pola penyakit dibedakan
menjadi 3 yaitu berdasarkan menurut orang, waktu, dan tempat. Riwayat alamiah penyakit ini terjadi beberapa
tahap yaitu prepatogenesis, pathogenesis, dan pasca pathogenesis. Leptospirosis merupakan penyakit yang
dapat ditularkan melalui air (water borne diseases). Masa inkubasi leptospirosis berkisar 2-26 hari, dengan rata-
rata 10 hari. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara health promotion, specific protection, early diagnosis
dan prompt treatment. Determinan faktor terdiri dari Pendidikan, Pengetahuan Masyarakat, Sarana air bersih ,
Komponen dan penataan rumah.
Leptospirosis is a disease caused by bacterial infection of the transient leptospira genus, zoonosis is a
disease that can be changed from vertebrate animals to humans or vice versa. Leptospirosis occurs throughout
the world, both in villages, cities, in tropical and subtropical regions. The climate that is suitable for the
development of Leptospira is warm air, wet soil and alkaline pH. This condition is commonly found in tropical
climates. Leptospirosis is caused by bacteria from the genus Leptospira from the family Leptospiraceae, the
order of Spirochaetales. Disease patterns can be divided into 3, which are based on people, time and place.
Natural history of this disease reaches several stages, namely prepatogenesis, pathogenesis, and post-
pathogenesis. Leptospirosis is a disease that can be transmitted through air (water borne diseases). The
incubation period for leptospirosis continues 2-26 days, with an average of 10 days. Prevention can be done by
means of health promotion, special protection, early diagnosis and prompt treatment. Determine the factors
that exist from Education, Community Knowledge, Clean Water Facilities, Components and housing
arrangements.
I. PENCEGAHAN
a. Promotion
Pemberian informasi tentang penyakit
leptospirosis (penyebab, pencegahan,
cara penularan, dsb)
b. Specific protection
Vaksinasi terhadap hewan maupun yang
berisiko tinggi terinfeksi
Pencegahan hubungan dengan air atau
Leptospirosis merupakan penyakit tanah yang terkontaminasi
zoonosis fatal yang endemik pada daerah tropis Melindungi sanitasi air minum
setelah terjadi banjir atau hujan deras. Infeksi Pengendalian hospes perantara
adalah hasil paparan langsung maupun tidak leptospira (penggunaan racun tikus,
langsung dari hewan mamalia. Sumber infeksi pemasangan jebakan, penggunaan
utama untuk manusia adalah tikus, sehingga rodentisida, penggunaan predator
individu yang berada pada lingkungan kumuh rodent)
dengan sanitasi dan kepadatan yang buruk Mewaspadai pencemaran urine dari dari
memiliki resiko tinggi terinfeksi leptospirosis. semua hewan
Penyakit leptospirosis merupakan penyakit Perilaku hidup sehat dan bersih
water bourne, yang berarti dapat menularkan Menggunakan antiseptik untuk
penyakit lewat media air. sehingga pekerja membersihkan diri setelah kontak
outdoor relatif lebih beresiko terinfeksi dengan hewan, kandang maupun
leptospirosis, dan karena reservoir utamanya linkungan dimana hewan berada
hewan mamalia maka pekerja yang berkaitan Para peternak dihimbau untuk
dengan hewan juga memiliki resiko lebih. menempatkan ternaknya jauh dari
Faktor risiko Orang yang berisiko ialah sumber air
orang yang sering menyentuh binatang atau air, Limbah ternak harus diarahkan ke suatu
lumpur, tanah, dan tanaman yang telah tempat khusus agar tidak mencemari
dicemari air kencing binatang yang lingkungan
terkontaminasi leptospirosis. Beberapa c. Early diagnosis & prompt treatment
pekerjaan yang berisiko seperti petani sawah,
Hewan yang terifeksi parah perlu
pekerja pejagalan, peternak, pekerja tambang,
diberikan perawatan intensif
industri perikanan, serta petani tebu dan pisang.
Pengobatan leptospirosis ringan dapat
Dokter hewan maupun staf laboratorium yang
menggunakan Doxycycline atau
kontak dengan kultur leptospirosis juga
amoxicillin, dsb
memiliki risiko terpapar leptospirosis.
Beberapa kegemaran yang bersentuhan dengan
air atau tanah yang tercemar juga bisa
Pengobatan leptospirosis berat dapat Ramadhani, Tri. Bambang Yunianto. 2012.
menggunakan injeksi penicillin atau Reservoir dan Kasus Leptospirosis di Wilayah
ceftrioxine. Kejadian Luar Biasa. Balai Penelitian dan
Pemeriksaan dan pengobatan oleh Pengembangan Pengendalian Penyakit
tenaga kesehatan Berbasis Binatang Banjarnegata. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional, Vol.7, No.4.
J. DETERMINAN FAKTOR
Menurut penelitian Mari Okatink, dkk. Rampengan, Novie H. 2016. Leptospirosis.
Hubungan Faktor Lingkungan dan Fakultas Kedokteran Universitas Samratulangi
Karakteristik Individu Terhadap kejadian Manado. Jurnal Biomedik (JBM) Vol. 8 No. 3
penyakit leptopspirosis di Jakarta 2003-2005, November 2016 Hal. 143-150. Diakses pada 25
data yang di peroleh sebagai berikut: Oktober 2018 di
1. Pendidikan https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedi
Pendidikan rendah OR= 2,41 k/article/viewFile/14148/13722
Pendidikan tinggi OR= 1,333
Kasus leptopsiros berisIko terjadi pada Okatini, Mari dkk. 2007.Hubungan Faktor
responden yang berpendidikan rendah Lingkungan dan Karakteristik Individu
sebesar 2,41 kali dibandingkan responden Terhadap kejadian penyakit leptopspirosis di
yang berpendidikan tinggi Jakarta 2003-2005. Depok Universutas
2. Pengetahuan Masyarakat Indonesia.
Pengetahuan Rendah OR= 17.63 Pembagian Job Disk Tugas
Pengetahuan tinggi OR= 6.573
Responden yang memiliki tingkat 1. Definisi + Pengepul + Pembuat PPT :
pengetahuan rendah mempunyai resiko Eqia Arum Azzahro dan Mirah Alamiyyah
sebesar 17,63 kali lebih besar dari 2. Besaran Masalah :
responden yang berpengetahuan tinggi. Nadya Reza Palupi, Oktaviani dan Xindy
3. Sarana air bersih Imey Pratiwi
Memenuhi syarat Saranan air bersih dengan 3. Etiologi :
OR = 1.111 Rista Novianti dan Ajeng Febrianti
Tidak memenuhi syarat sarana air bersih 4. Pola Penyakit :
OR= 1.98 Kurnia Indah Sari dan Dewi Firdanis
Pembuangan limbah yang tidak memenuhi 5. Riwayat Alamiyah Penyakit :
syarat kesehatan merupakan resiko pajanan Nadiyah Rahmasari dan Fiko Nur Aisyiyah
sebesar 2 Kali dibandingkan dengan 6. Cara Penularan :
pemnuangan limbah yang memenuhi syarat I’anatul Ulya dan Adi Zayd Bintang
terhadap leptospirosis 7. Gejala Klinis :
4. Komponen dan penataan rumah Selviani dan Ristiana
Tidak memenuhi dengan OR= 3.96 8. Faktor Resiko :
Yang memenuhi dengan OR = 1.511 Pramudya Santoso Aji, Sandi Aminullah
Responden yang mempunyai keadaan dan dan Mierna Mega
penataan rumah yang tidak memenuhi syarat 9. Pencegahan :
mempunyai resiko sebesar 4 Kali untuk Tiara Sandi dan Offa Afrilla
menderita lepstoppirosis 10. Determinan :
Yudha Nur dan Putri Retno Asih
DAFTAR PUSTAKA