INVEKTORY
DI SUSUN
OLEH :
NIM : 105721147217
JURUSAN MANAJEMEN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan laju perkembangan yang terus berkembang di Indonesia, maka banyak
bermunculan perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Tujuan utama suatu
perusahaan yaitu memperoleh laba seoptimal mungkin dan mengawasi berjalannya perusahaan
serta berkembangnya perusahaan, maka hal yang perlu dilakukan oleh suatu perusahaan adalah
mengadakan penilaian terhadap persediaan dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan. Hal ini
dilakukan karena persediaan bagi kebanyakan perusahaan merupakan salah satu modal kerja
yang sangat penting didalam suatu perusahaan, dimana prosedurnya terus menerus mengalami
perubahan dan perputaran.
Dalam suatu perusahaan, pelaporan mengenai persediaan sangat penting bagi perusahaan dalam
mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah satu dari beberapa unsur yang
paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus menerus diperoleh, diproduksi dan
dijual. Oleh karena itu, sistem akuntansi itu sendiri harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga
tidak mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya operasi perusahaan. Pelaporan persediaan
yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk memberikan informasi yang berguna bagi
perusahaan. Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan persediaan, maka akan mengakibatkan
kesalahan dalam menentukan besarnya laba perusahaan yang diperoleh. Jika persediaan akhir
dinilai terlalu rendah dan mengakibatkan harga pokok barang yang dijual terlalu rendah, maka
pendapatan bersih akan mengalami peningkatan. Begitu juga dengan lamanya persediaan yang
tersimpan di gudang akan mempengaruhi biaya sehingga kemungkinan akan terjadinya
kerusakan yang mengakibatkan kerugian dan kemungkinan juga persediaan akan kadaluarsa
sehingga tidak laku dipasar.
Dari penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa persediaan sangat penting artinya bagi
perusahaan. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk lebih mengetahui dan memahami
bagaimana persediaan dimanage secara benar yang diterapkan dalam suatu perusahaan agar
membawa manfaat yang baik dalam pencapaian laba yang diinginkan.
B. Rumusan Masalah
6. Bagaimanakah Reorder Point?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Persediaan
Persediaan merupakan salah satu unsur penting dalam operasi perusahaan, selain itu persediaan
dapat mempermudah dan memperlancar jalannya kegiatan normal pada suatu perusahaan yang
dilakukan secara rutin untuk memproduksi barang yang selanjutnya ditimbulkan pada konsumen.
Pengertian persediaan menurut Freddy Rangkuti yaitu “salah satu unsur yang paling aktif dalam
operasi perusahaan yang secara continue diperoleh, diubah kemudian dijual kembali”
Persediaan (inventory) adalah bahan-bahan atau barang (sumber daya-sumber daya organisasi)
yang disimpan yang akan dipergunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses
produksi atau perakitan, untuk suku cadang dari peralatan, maupun untuk dijual. Walaupun
persediaan hanya merupakan suatu sumber dana yang menganggur, akan tetapi dapat dikatakan
tidak ada perusahaan yang beroperasi tanpa persediaan.
Persediaan merupakan unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan dagang dan perusahaan
industri serta perusahaan jasa. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada
keadaan bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan para
pelanggannya sehingga kontinuitas perusahaan dapat teranggu karena sumber utama pendapatan
perusahaan berasal dari penjualan persediaan. Ini berarti perusahaan akan kehilangan
kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seterusnya didapatkan.
Persediaan mempunyai arti dan peranan yang penting dalam suatu perusahaan. Persediaan
barang dagangan yang secara terus menerus dibeli dan dijual yang merupakan salah satu unsur
yang paling aktif dalam operasi perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan
industri. Penjualan barang dagangan merupakan sumber utama penghasilan bagi perusahaan,
karena sebagian besar sumber perusahaan tertanam dalam persediaan.
B. Jenis-Jenis Persediaan
Secara garis besar dalam perusahaan yang bergerak di dalam industri pabrik (manufaktur),
persediaan diklasifikasikan berdasarkan tahapan dalam proses produksi. Karena itu jenis-jenis
persediaan menurut Freddy Rangkuti berdasarkan jenis dan posisi barang, terdiri dari[4]
1. Persediaan Bahan Baku (raw material stock)
1. Persediaan bahan baku (raw material stock), yaitu persediaan barang-barang berwujud,
seperti besi, kayu serta komponen-komponen lainnya yang digunakan dalam proses produksi.
3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies stock), yaitu persediaan barang-
barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen
barang jadi.
4. Persediaan barang setengah jadi (work in process stock), yaitu persediaan barang-barang
yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah
menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu di proses lebih lanjut menjadi barang jadi.
5. Persediaan barang jadi (finished good stock), yaitu persediaan barang- barang yang telah
selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau dikirim pada langganan.
Jenis-jenis persediaan dalam suatu perusahaan menurut fungsinya dapat dibedakan atas
1. Bath Stock/Lot Size Inventory adalah persediaan yang diadakan karena kita membeli atau
membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang
dibutuhkan pada saat itu.
Keuntungannya:
b. Efisiensi produksi.
Macam persediaan, tergantung jenis perusahaan (bahan baku, barang dalam proses, barang jadi,
suku cadang dan lain-lain). Pada perusahaan manufaktur umumnya mempunyai 3 jenis
persediaan yaitu:
1. Bahan baku/material.
3. Barang jadi.
1. Lead time, yaitu lamanya masa tunggu material yang dipesan datang.
1. Bahan baku, dipengaruhi oleh: perkiraan produksi, sifat musiman produksi, dapat
diandalkan pemasok, dan tingkat efisiensi penjadualan pembelian dan kegiatan produksi.
2. Barang dalam proses, dipengaruhi oleh: lamanya produksi yaitu waktu yang dibutuhkan
sejak saat bahan baku masuk ke proses produksi sampai dengan saat penyelesaian barang jadi.
3. Barang jadi, persediaan ini sebenarnya merupakan masalah koordinasi produksi dan
penjualan.
Penjualan Bersih
Penjualan Bersih
Persediaan Rata-rata
Atau
Persediaan Rata-Rata
2
Persediaan Rata-rata =_________________________________________
365 Hari
Inventory Turnover
Inventory Turnover
Contoh Soal
Diketahui Persediaan Barang per tanggal 31 Desember tahun 2009 sebesar Rp. 100.000.000,-
dan persediaan barang per tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp. 150.000.000,-. Dalam laporan
laba rugi tahun 2009, diperoleh data penjualan sebesar 315.000.000,-. Hitunglah berapa kali
perputaran persediaan di gudang?
Jawab:
100.000.000,- + 150.000.000,-
2
= 125.000.000,-
Penjualan Bersih
315.000.000,-
125.000.000,-
2,52 kali
D. Biaya Persediaan
Economical order quantity (EOQ) adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan
biaya yang mininmal, atau sering dikatakan sebagai jumlah pembeliaan yang optimal. Dalam
menentukan besarnya jumlah pembelian yang optimal ini kita hanya memperhatikan biaya
variabel dari penyediaan persediaan tersebut, baik biaya variabel yang sifat perubahannya searah
dengan perubahan jumlah persediaan yang dibeli/disimpan maupun biaya variabel yang sifat
perubahannya berlawanan dengan perubahan jumlah inventory tersebut.
1. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi pesanan, yang kini sering
dinamakan “procurement costs” atau “set-up costs”.
2. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya “average inventory” yang biasa
disebut “storage” atau “carrying costs”.
EOQ =
R = Jumlah (dalam unit) yang dibutuhan selama satu periode tertentu, misalnya 1 tahun.
I = Biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang dinyatakan dalam persentase dari nilai rata-
rata dalam rupiah dari persediaan.
3. Jumlah produksi yang menggunakan bahan mentah tersebut stabil yang ini berarti
kebutuhan bahan mentah tersebut relatif stabil sepanjang tahun.
Contoh soal
Biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang (carrying cost) adalah 40% dari nilai average
inventory. Biaya pesanan (procurement cost) adalah Rp. 15,00 setiap kali pesanan. Jumlah
material yang dibutuhkan selama setahun sebanyak 1,200 unit dengan harga Rp. 1,00 per
unitnya.
Jawab
Selain menggunakan rumus diatas, kita dapat juga menetapkan besarnya EOQ berdasarkan
besranya biaya penyimpanan per unit, yaitu dengan menggunakan rumus:
EOQ =
Contoh:
Jumlah material yang dibutuhkan selama setahun = 1.600 unit. Biaya pesanan sebesar Rp. 100,00
setiap kali pesanan. Biaya penyimpanan per unit = Rp. 0,50. Besarnya EOQ adalah ?
EOQ = = = 800 unit
Reorder Point adalah saat atau titik di mana harus diadakan pesanan lagi sedemikian rupa
sehingga kedatangan atau penerimaan material yang dipesan itu adalah tepat pada waktu di mana
persediaan di atas safety stock sama dengan nol. Dengan demikian diharapkan datangnya
material yang dipesan itu tidak akan melewati waktu sehingga akan melanggar safety stock.
Dalam penentuan reorder point haruslah kita memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
2. Besarnya safety stock.
1. Menetapkan jumlah penggunaan selama “lead time” dan ditambah dengan persentase
tertentu. Misalnya ditetapkan bahwa safety stock sebesar 50% dari penggunaan selama “lead
time” dan ditetapkan bahwa “lead time”-nya adalah 5 minggu, sedangkan kebutuhan material
setiap minggunya adalah 40 unit.
= 200 + 100
= 300 unit
2. Dengan menetapkan penggunaan selama “lead time” dan ditambah dengan penggunaan
selama periode tertentu sebagai safety stock, misalkan kebutuhan selama 4 minggu.
= 200 + 160
= 360 unit
Dari contoh yang terakhir ini dapatlah dikatakan bahwa “reorder point”-nya adalah pada jumlah
360 unit, yang ini berarti bahwa pesanan harus dilakukan pada waktu jumlah persediaan tinggal
360 menit. Apabila pesanan, baru dilakukan sesudah persediaan tinggal 300 unit, maka ini berarti
bahwa pada saat barang yang dipesan datang, perusahaan terpaksa sudah mengambil material
dari safety stock sebesar 60 unit. Pada waktu barang yang dipesan persediaan dalam gudang
tinggal 100 unit (300 - 200), padahal safety stock telah ditetapkan sebesar 160 unit. Dengan
demikian safety stock di sini sudah terlanggar. Apabila pesanan sudah dilakukan pada waktu
persediaan sebesar 360 unit, maka pada waktu barang yang dipesan datang, persediaan di dalam
gudang masih 160 unit (yaitu 360 - 200), persis sama besarnya dengan baesranya safety stock,
yang ini berarti bahwa safety stock tidak terlanggar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persediaan merupakan unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan dagang dan perusahaan
industri serta perusahaan jasa. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada
keadaan bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan para
pelanggannya sehingga kontinuitas perusahaan dapat teranggu karena sumber utama pendapatan
perusahaan berasal dari penjualan persediaan. Ini berarti perusahaan akan kehilangan
kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seterusnya didapatkan.
Jenis-jenis persediaan berdasarkan jenis dan posisi barang, terdiri dari: Persediaan Bahan Baku
(raw material stock), Persediaan Komponen-Komponen Rakitan (purchased parts/components),
Persediaan Bahan Pembantu atau Penolong (supplies stock), Persediaan Barang Setengah Jadi
(work in process stock), Persediaan Barang Jadi (finished good stock). Sedangkan berdasarkan
fungsinya dapat dibedakan atas: Bath Stock/Lot Size Inventory, Fluctuation
Stock dan Anticipation Stock.
Wareen, Carl S. dkk. Prinsip-Prinsip Akuntansi. Ed. 19. Jil. 1. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1999.
Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigham. Manajemen Keuangan. Ed. 9. Jil. 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga, 1989.