Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH EKOTOKSIKOLOGI

KONTAMINASI LOGAM BERAT PADA SAYUR-


SAYURAN DAN MEKANISME MASUKNYA LOGAM
BERAT KEDALAM TUBUH

OLEH :

1. INDAH RAHMASARI (08041181722045)


2. DIAN FEBRIANI (

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019

Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


‘Mens sana in cospore sano’ didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang
kuat. Tubuh yang sehat dan kuat mendapatkan asupan makanan yang sehat dari
sumber makanan yang sehat. Sayuran merupakan salah satu menu sehat dalam
mencukupi kebutuhan gizi seimbang, baik sayuran hijau maupun sayuran
berwarna lain (Gizi Seimbang/PMK.41/2014). Sayur bayam, kangkung, sawi atau
caisim merupakan sayuran yang mengandung kalori, karbohidrat dan protein
cukup tinggi dapat membantu dalam pemenuhan kekurangan gizi protein maupun
karbohidrat. Sayuran sehat adalah sayuran yang bebas dari zat pencemar maupun
mikroba yang membahayakan kesehatan (Rinawati dan Sofiatun, 2018).
Sayur-sayuran dan buah-buahan yang ditanam di lingkungan tercemar atau
daging dari ternak memakan rumput yang mengandung logam berat sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia. Kasus keracunan logam berat yang berasal
dari bahan pangan semakin meningkat jumlahnya. Pencemaran logam berat
terhadap alam lingkungan merupakan suatu proses yang erat hubungannya dengan
penggunaan bahan pangan oleh manusia (Sundari et al., 2016).
Sumber utama kontaminan logam berat dalam bahan pangan
sesungguhnya berasal dari udara dan air yang mencemari tanah. Selanjutnya
semua tanaman yang tumbuh di atas tanah yang telah tercemar akan
mengakumulasikan logam-logam tersebut pada semua bagian seperti akar, batang,
daun dan buah. Ternak akan memanen logam-logam berat yang ada pada tanaman
dan menumpuknya pada bagian-bagian dagingnya. Selanjutnya manusia yang
termasuk ke dalam kelompok omnivora (pemakan segalanya), akan tercemar
logam tersebut dari empat sumber utama, yaitu udara yang dihirup saat bernapas,
air minum, tanaman (berupa sayuran dan buah-buahan), serta ternak atau berupa
daging, telur, dan susu (Sundari et al., 2016).
Dari kasus-kasus pencemaran logam pada bahan seperti sayur-sayuran ini,
maka perlu mengetahui pemahaman tentang logam berat dan efeknya terhadap
kesehatan serta mekanisme masuknya logam berat kedalam tubuh.

Universitas Sriwijaya
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan pada latar belakang, adapu
masalah yang akan dibahas pada makalah ini antara lain:

1. Apa yang dimaksud dengan logam berat dan bagaimana ciri-ciri umumnya?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi toksisitas dari logam berat pada sayur-
sayuran?
3. Bagaimana cara absorbsi logam berat dalam tubuh manusia?
4. Bagaimana mekanisme biotransformasi logam berat dalam tubuh manusia?
5. Bagaimana efek logam berat pada sayuran untuk kesehatan manusia?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui mengenai logam berat serta ciri-cirinya.


2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi toksisitas dari logam berat pada sayur-
sayuran.
3. Mengetahui cara absorbsi logam berat dalam tubuh manusia.
4. Mengetahui mekanisme biotransformasi logam berat dalam tubuh manusia.
5. Mengetahui efek logam berat pada sayuran untuk kesehatan manusia.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ciri-Ciri Umum Logam Berat


Logam berat merupakan istilah yang digunakan untuk unsur-unsur transisi
yang mempunyai massa jenis atom lebih besar dari 6 g/cm3. Merkuri (Hg), timbal
(Pb), tembaga (Cu), kadmium (Cd) dan stronsium (Sr) adalah contoh logam berat
yang berupa kontaminan yang berasal dari luar tanah dan sangat diperhatikan
karena berhubungan erat dengan kesehatan manusia, pertanian dan
ekotoksikologinya. Sayuran merupakan sumber pangan yang mengandung banyak
vitamin dan mineral yang secara langsung berperan meningkatkan kesehatan.
Oleh karena itu, higienitas dan keamanan sayuran yang dikonsumsi menjadi
sangat penting agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Namun banyak jenis
sayuran yang beredar di masyarakat tidak terjamin keamanannya karena diduga
telah terkontaminasi logam-logam berat seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), atau
merkuri (Sundari et al., 2016).
Logam berat mempunyai sifat yang mudah mengikat bahan organik,
mengendap di dasar perairan dan bersatu dengan sedimen sehingga kadar logam
berat dalam sedimen lebih tinggi dibandingkan dalam air. Adapun ciri-ciri umum
dari logam berat sebagai berikut:

1. Memiliki kemampuan yang baik sebagai penghantar daya listrik (konduktor). 


2. Memiliki rapat massa yang tinggi. 
3. Dapat membentuk alloy dengan logam lainnya. 
4. Untuk logam yang padat dapat ditempa dan dibentuk.
logam berat memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Sulit didegradasi, sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan perairan
dan keberadaannya secara alami sulit terurai (dihilangkan). 

2. Dapat terakumulasi dalam organisme termasuk kerang dan ikan, dan akan
membahayakan kesehatan manusia yang mengkonsumsi organisme tersebut. 

3. Mudah terakumulasi di sedimen, sehingga konsentrasinya selalu lebih


tinggi dari konsentrasi logam dalam air. Di samping itu sedimen mudah

Universitas Sriwijaya
tersuspensi karena pergerakan masa air yang akan melarutkan kembali logam
yang dikandungnya ke dalam air, sehingga sedimen menjadi sumber
pencemar potensial dalam skala waktu tertentu.

2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Toksisitas


Logam berat telah banyak terdeteksi pada sayuran, terutama yang ditanam
dekat dengan jalan raya dan rentan polusi udara, antara lain yang berasal dari asap
pabrik serta asap kendaraan bermotor. Penelitian yang dilakukan menunjukkan
bahwa pada komoditas kangkung dan bayam yang dijual di pasar-pasar daerah
Bogor mempunyai kadar timbal (Pb) di atas ambang batas cemaran logam sesuai
yang ditetapkan Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan, yaitu 2 ppm. Kisaran
kadar timbal (Pb) pada sampel kangkung < 0,01 ppm-3,12 ppm sedangkan kisaran
timbal (Pb) pada sampel bayam < 0,01 ppm-3,38 ppm. Jalur distribusi dan cara
pengangkutan sangat berpengaruh terhadap bertambahnya kadar cemaran timbal
(Pb). Pencemaran timbal (Pb) pada sayuran setelah pasca panen terjadi selama
pengangkutan, penjualan, dan distribusi (Widaningrum et al., 2007).
Sumber pencemar yang umum terjadi di lingkungan air tanah dan udara dapat
berasal dari logam berat. Untuk sayuran selain logam berat ancaman terjadinya
kontaminasi bahan berbahaya berasal dari pestisida. Penggunaan pestisida yang
berlebihan serta kesalahan penanganan sayuran pasca panen, menyebabkan
sayuran menjadi tidak sehat untuk dikonsumsi. Berdasarkan penelitian residu
pestisida golongan organokhlorin, organophosfat, karbamat dan piretroid
ditemukan pada sayuran bayam, kangkung, sawi dan kacang panjang. Lingkungan
tempat tumbuh sayuran sangat mempengaruhi kualitas sayuran terutama jenis
tanah dan air penyiraman. Sayuran yang tumbuh diwilayah tercemar atau disiram
dengan air yang tercemar, mengindikasikan sayuran tersebut dapat tercemar oleh
bahan berbahaya terutama logam berat (Sundari et al., 2016).
Beberapa faktor yang menyebabkan kontaminasi logam berat pada
lingkungan bervariasi antara lain kondisi geologi tanah dimana tanaman
dibudidayakan, kondisi air yang digunakan untuk penyiraman, adanya kontaminan
logam berat tertentu yang berasal dari industri apabila lokasi pertanaman dekat
dengan lokasi industri, bahkan bencana yang tidak terduga. Seperti kasus yang
saat ini sudah dan masih terjadi yaitu meluapnya lumpur panas di kawasan

Universitas Sriwijaya
industri di daerah Porong, Sidoarjo Jawa Timur. Meluapnya lumpur panas dari
lapangan gas yang dikelola Lapindo Brantas Inc tersebut mengandung logam
berat yang berlebihan sehingga jika masuk ke tambak akan mematikan
mikroorganisme (Widaningrum et al., 2007).

2.3. Absorbsi Logam Berat


Logam berat masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup melalui beberapa
jalan, yaitu saluran pernafasan, pencernaan, dan penetrasi melalui kulit. Di dalam
tubuh hewan, logam diabsorpsi darah, berikatan dengan protein darah yang
kemudian didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh. Akumulasi logam yang
tertinggi biasanya dalam detoksikasi (hati) dan ekskresi (ginjal). Unsur logam
berat dapat masuk kedalam tubuh biota laut melalui tiga cara yaitu melalui
permukaan tubuh, pernapasan dan rantai makanan.

Gambar: Kontribusi logam berat Timbal (Pb), Raksa (Hg), Cadmium


(Cd), Arsenic (As), dan Cromium (Cr) pada INTAKE manusia.

Jalur utama bahan toksik dapat masuk ke dalamt ubuh manusia adalah
melalui saluran pencernaan atau gastro intestinal (menelan atau ingesti), paru-paru
(inhalasi), kulit (topical), dan jalur parental lainnya (selain usus atau intestinal).

Universitas Sriwijaya
Bahan toksik umumnya menyebabkan efek yang paling besar dan menghasilkan
respons yang paling cepat bila diberikan melalui jalur intravena. Efek toksik dari
zat kimia dapat merusak sei, yaitu menyebabkan mutasi gen kanker dan bila
kerusakannya berat menimbulkan kematian pada sel (Endrinaldi, 2009).

2.4. Mekanisme Biotransformasi Logam Berat


Logam berat yang ada di lingkungan, tanah, air dan udara dengan suatu
mekanisme tertentu masuk ke dalam tubuh makhluk hidup. Tanaman yang
menjadi mediator penyebaran logam berat pada makhluk hidup, menyerap logam
berat melalui akar dan daun (stomata). Logam berat terserap ke dalam jaringan
tanaman melalui akar, yang selanjutnya akan masuk ke dalam siklus rantai
makanan. Dengan dikonsumsinya sayuran sebagai salah satu sumber pangan pada
manusia dan hewan menyebabkan berpindahnya logam berat yang dikandung oleh
sayur-sayuran tersebut seperti timbal (Pb) dan kadmium (Cd) ke dalam tubuh
makhluk hidup lainnya. Logam berat yang masuk ke dalam tubuh manusia akan
melakukan interaksi antara lain dengan enzim, protein, DNA, serta metabolit
lainnya. Adanya logam berat pada jumlah yang berlebihan dalam tubuh akan
berpengaruh buruk terhadap tubuh (Widaningrum et al., 2007).
Sejumlah sumber makanan, baik yang berasal dari laut seperti ikan, kerang,
dan rumput laut serta dari tanaman dan produk turunannya dapat terkontaminasi
logam berat. Logam berat dapat memasuki tubuh dan mengakibatkan kerusakan
pada berbagai jaringan tubuh melalui beberapa cara. Mekanisme pertama adalah
berikatan dengan gugus sulfhidril, sehingga fungsi enzim pada jaringan tubuh
akan terganggu kerjanya. Mekanisme yang kedua adalah berikatan dengan enzim
pada siklus Krebs, sehingga proses oksidasi fosforilasi tidak terjadi. Mekanisme
yang ketiga adalah dengan efek langsung pada jaringan yang terkena yang
menyebabkan kematian (nekrosis) pada lambung dan saluran pencernaan,
kerusakan pembuluh darah, perubahan degenerasi pada hati dan ginjal. Tubuh
dapat menyerap logam berat melalui permukaan kulit dan mukosa, saluran
pencernaan dan saluran nafas. Akumulasi pada jaringan tubuh dapat menimbulkan
keracunan bagi manusia, hewan, dan tumbuhan apabila melebihi batas toleransi
(Rinawati dan Sofiatun, 2018).

Universitas Sriwijaya
2.5. Efek Logam Berat Pada Sayuran Untuk Kesehatan Manusia
Pencemaran logam berat semakin meningkat sejalan dengan proses
meningkatnya industrialisasi. Pencemaran logam berat dalam lingkungan bisa
menimbulkan bahaya kesehatan baik pada manusia, hewan, tumbuhan, maupun
lingkungan. Efek gangguan logam berat terhadap kesehatan manusia tergantung
pada bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat dalam tubuh serta
besarnya dosis paparan. Efek toksik dari logam berat mampu menghalangi kerja
enzim sehingga mengganggu metabolisme tubuh. Berbagai kasus pencemaran
limbah berbahaya dan beracun (B3) dari kegiatan penambangan minyak bumi
yang terjadi di Indonesia memerlukan perhatian yang lebih serius
(Sundari et al., 2016).
Faktor yang menyebabkan tingginya kontaminasi logam berat di lingkungan
adalah perilaku manusia yang menciptakan teknologi tanpa menimbang terlebih
dahulu efek bagi lingkungan. Sebagai contoh, di Indonesia, tingginya kandungan
timbal (Pb) pada lingkungan disebabkan oleh pemakaian bensin bertimbal yang
sangat tinggi pada hampir semua jenis kendaraan bermotor. Untuk mempermudah
bensin premium terbakar, titik bakarnya harus diturunkan melalui peningkatan
bilangan oktan dengan penambahan timbal dalam bentuk TEL. Namun dalam
proses pembakaran, timbal dilepas kembali bersama-sama sisa pembakaran
lainnya ke udara dan dihirup oleh manusia saat bernafas. Akumulasi logam berat
Pb pada tubuh manusia yang terus-menerus dapat mengakibatkan anemia,
kemandulan, penyakit ginjal, kerusakan syaraf dan kematian
(Widaningrum et al., 2007).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
PENUTUPAN

3.1. Kesimpulan

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai