FISIOLOGI TUMBUHAN:
RESPIRASI
OLEH:
TIM DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH
FISIOLOGI TUMBUHAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2019
1
RESPIRASI
TUJUAN UMUM: mahasiswa memahami bagaimana sel memanen energi kimiawi yang
tersimpan dalam molekul organik dan menggunakannya untuk meregenerasi ATP; molekul
yang menggerakkan sebagian besar kerja seluler
TUJUAN KHUSUS:
Hidup itu kerja. Sel mengorganisasikan molekul organik kecil menjadi polimer,
seperti protein dan DNA. Sel pindah atau mengubah bentuknya. Sel tumbuh dan dan
bereproduksi. Sel harus bekerja hanya untuk mempertahankan strukturnya yang rumit, karena
susunannya secara instrinsik tidak stabil. Untuk melaksanakan tugasnya yang banyak, sel
membutuhkan masukan energi dari sumber luar. Energi memasuksi sebagian besar ekosistem
dalam bentuk cahaya matahari, sumber energi bagi tumbuhan dan organisme fotosintetik
lainnya (Gambar 1) di bawah ini.
2
Gambar 1. Aliran energi dan pendaurulangan kimiawi dalam ekosistem. Mitokondria eukariota (termasuk
tumbuhan) menggunakan produk organik dari fotosintesis sebagai bahan bakar untuk respirasi seluler yang juga
mengkonsumsi oksigen yang dihasilkan oleh fotosintesis. Respirasi memberikan energi yang tersimpan dalam
molekul organik untuk menghasilkan ATP, yang menggerakkan sebagian besar kerja seluler. Produk limbah
respirasi, karbondiksida dan air, merupakan bahan yang digunakan kloroplas sebagai bahan mentah untuk
fotosintesis. dengan demikian, unsur kimiawi yang penting bagi kehidupan bisa didaur-ulang. Akan tetapi,
energi tidak bisa didaur-ulang. Energi ini mengalir ke dalam ekosistem sebagai cahaya matahari dan
meninggalkan ekosistem sebagai panas.
Hewan seperti orang utan seperti Gambar 2 di bawah ini memperoleh bahan
bakarnya dengan memakan tumbuhan, atau dengan memakan organisme lain yang memakan
tumbuhan.
3
Gambar 2.
Dalam memanen energi, sel biasanya menggunakan jalur metabolisme dengan banyak
langkah.
Senyawa organik menyimpan energi dalam susunan atomnya. Dengan bantuan enzim,
sel secara sistematik merombak molekul organik kompleks yang kaya akan energi potensial
menjadi produk limbah yang berenergi lebih rendah. Sebagian energi yang diambil dari
simpanan kimiawi dapat digunakan untuk melakukan kerja; sisanya dilepas sebagai panas.
Jalur metabolisme yang melepaskan energi simpanan dengan cara memecah molekul
kompleks disebut jalur katabolik. Suatu proses katabolik, fermentasi, merupakan perombakan
parsial gula yang terjadi tanpa bantuan oksigen. Akan tetapi, jalur katabolik, yang paling
umum dan paling efisien adalah respirasi seluler, dimana oksigen dikonsumsi sebagai
reaktan bersama-sama dengan bahan bakar organik. Dalam sel eukariotik, mitokondria
mewadahi sebagian besar perlengkapan metabolik yang digunakan untuk respirasi seluler.
Makanan merupakan bahan bakar untuk respirasi, dan buangannya adalah karbon
dioksida dan air. Proses keseluruhan dapat dirangkum sebagai berikut:
4
Walaupun karbohidrat, lemak dan protein semuanya dapat diproses dan dikonsumsi
sebagai bahan bakar, kita terbiasa untuk mempelajari langkah-langkah respirasi seluler
dengan menelusuri perombakan glukosa (C6H12O6):
Molekul yang dikenal sebagai ATP, singkatan untuk adenosine trifosfat, merupakan
karakter sentral dalam bioenergitika. Ekor trifosfat ATP merupakan ekuivalensi kimiawi
untuk pegas berbeban; pemadatan ketiga gugus fosfat bermuatan negatif merupakan susunan
penyimpan-energi yang tidak stabil (karena seperti muatan yang saling tolak-menolak).
“Pegas” kimiawi ini cenderung untuk “bebas” dengan cara menghilangkan fosfat
terminalnya. Sel memanfaatkan sumber energi ini dengan cara menggunakan enzim untuk
mentransfer gugus fosfat dari ATP ke senyawa lain, yang kemudian dikatakan terfosforilasi.
Fosforilasi memancing molekul untuk mengalami sejenis perubahan yang melakukan kerja,
dan molekul tersebut kehilangan gugus fosfatnya dalam proses ini. Dengan demikian, biaya
untuk sebagian besar kerja seluler adalah perubahan ATP menjadi ADP dan fosfat anorganik
(disingkat Pi, produk yang menyimpan energi lebih sedikit daripada ATP. Agar tetap bisa
bekerja, sel harus meregenerasi pasokan ATP-nya dari ADP dan fosfat anorganik.
Reaksi redoks melepas energi ketika elektron bergerak lebih dekat ke atom
elektronegatif
Apakah yang akan terjadi jika respirasi seluler menguraikan glukosa dan bahan bakar
organik lainnya? Mengapa jalur metabolisme ini menghasilkan energi? Jawabannya
didasarkan pada perpindahan elektron selama reaksi kimiawi. Relokasi elektron melepaskan
energi yang tersimpan dalam molekul makanan dan energi ini digunakan untuk mensintesis
ATP.
Pada banyak reaksi kimiawi, terjadi transfer satu atau lebih elektron (e-) dari satu
reaktan ke reaktan yang lain. Transfer elektron ini disebut reaksi reduksi-oksidasi, atau
disingkat redoks. Pada suatu reaksi redoks, kehilangan elektron dari satu bahan disebut
oksidasi dan penambahan elektron ke bahan lain dikenal sebagai reduksi (istilah ini
menyalahi intuisi: penambahan elektron disebut reduksi. Istilah ini dijabarkan dari pengaruh
listrik dari penambahan elektron: elektron bermuatan negatif yang ditambahkan ke suatu
kation mereduksi/mengurangi jumlah muatan positif kation tersebut). Misalnya, perhatikan
reaksi antara natrium dan klorin untuk menghasilkan garam dapur:
5
Karena transfer elektron membutuhkan donor maupun akseptor, oksidasi dan reduksi
selalu terjadi bersamaan.
Tidak semua reaksi redoks melibatkan transfer elektron dari satu substansi ke
substansi lain secara sempurna; sebgaian reaksi mengubah banyaknya elektron yang dipakai
bersama dalam ikatan kovalen. Reaksi antara metana dan oksigen untuk membentuk karbon
dioksida dan air, yang ditunjukkan pada Gambar 3 merupakan contohnya.
Gambar 3. Pembakaran metana merupakan reaksi redoks penghasil energi. Selama reaksi, elektron yang
digunakan bersama dalam ikatan kovalen berpindah menjauhi atom karbon dan hidrogen dan lebih dekat ke
oksigen, yang sangat elektronegatif. Reaksi ini melepas energi ke sekelilingnya, karena elektron kehilangan
energi potensial begitu elektron itu berpindah lebih dekat ke atom elektronegatif.
Energi harus ditambahkan untuk menarik elektron menjauhi suatu atom, persis seperti
energi harus ditambahkan untuk mendorong sebuah bola besar menaiki bukit. Semakin
elektronegatif atomnya (semakin kuat tarikannya pada elektron), semakin banyak energi yang
dibutuhkan untuk menjaga agar elektron tersebut jauh darinya, persis seperti dibutuhkan
energi yang lebih banyak untuk mendorong bola menaiki tanjakan yang lebih curam.
Elektron kehilangan energi potensialnya ketika bergeser dari atom yang kurang elektronegatif
(atom dengan tartikan ke elektron yang lebih lemah) ke arah atom yang lebih elektronegatif,
persis seperti sebuah bola yang kehilangan energi potensial jika bola tersebut menggelinding
menuruni tanjakan. Reaksi redoks yang merelokasi elektron lebih dekat ke oksigen, seperti
pembakaran metana, melepaskan energi kimiawi yang dapat dikapai untuk melakukan suatu
kerja.
6
Elektron “jatuh” dari molekul organik ke oksigen selama respirasi seluler
Perhatikan kembali persamaan rangkuman respirasi seluler, tetapi kali ini pikirkan ini sebagai
proses redoks. Bahan bakar (gula) dioksidasi dan oksigen direduksi, dan elektron kehilangan
energi potensial bersama proses tersebut.
Makanan penghasil energi utama, karbohidrat dan lemak, merupakan wadah elektron
yang berikatan dengan hidrogen. Hanya rintangan dari energi aktivasi yang menahan banjir
elektron untuk menuju keadaan energi yang lebih rendah. Tanpa rintangan ini, bahan
makanan seperti glukosa akan bergabung secara spontan dengan O2.
Keseluruhan energi yang dilepaskan dari suatu bahan bakar sulit ditangkap secara
efisien untuk melakukan kerja konstruktif. Glukosa dan bahan bakar lainnya dipecah secara
perlahan-lahan dalam beberapa langkah, setiap langkah dikatalisis oleh suatu enzim. Pada
langkah utamanya, atom-atom hidrogen dilepaskan dari glukosa, tetapi tidak ditransfer secara
langsung ke oksigen. Atom hidrogen tersebut biasanya dilewatkan dahulu ke suatu koenzim
yang disebut NAD+ (nikotinamaida adenine dinukleotida). Dengan demikian, NAD+
berfungsi sebagai agen pengoksidasi selama respirasi.
Bagaimana NAD+ menangkap elektron dari glukosa dan molekul bahan bakar lannya?
Enzim yang disebut dehidrogenase mengeluarkan sepasang atom hidrogen dari substratnya,
gula atau bahan bakar lain. Dapat dibayangkan, ini sebagai pengeluaran dua elektron dan dua
proton (dua nukleus atom hidrogen). Enzim ini membawa dua elektron bersama dengan satu
proton ke koenzimnya, NAD+ (Gambar 4). Proton lain dilepas sebagai ion hydrogen (H+) ke
dalam larutan sekelilingnya:
7
Walaupun merupakan bentuk teroksidasi, NAD+ bermuatan positif, sedangkan bentuk
tereduksinya, NADH, secara listrik netral. Dengan menerima dua elektron bermuatan negatif
tetapi hanya satu proton bermuatan positif, muatan NAD+ menjadi ternetralkan. Nama
NADH untuk bentuk tereduksi menunjukkan hidrogen yang telah diterima dalam reaksi
tersebut. Karena NAD+ memperoleh elektron, NAD+ merupakan suatu akseptor elektron
(sinonim untuk agen pengoksidasi). Akseptor elektron yang paling serbaguna dalam respirasi
seluler, yaitu NAD+, berfungsi dalam banyak langkah redoks selama pemecahan gula.
Gambar 4. NAD+ sebagai kendaraan bolak-balik elektron. Nama lengkap NAD+, nikotinamida adenine
dinukleotida, menjelaskan strukturnya: molekul ini terdiri atas dua nukleotida yang bergabung bersama.
(Nikotinamida merupakan basa nitrogen, walaupun bukan basa yang ada dalam DNA atau RNA) Transfer
enzimatik dua elektron dan satu proton dari beberapa substrat organik ke NAD+ mereduksi NAD+ menjadi
NADH. Sebagian besar elektron yang dikeluarkan dari makanan mula-mula ditransfer ke NAD+.
Elektron kehilangan sangat sedikit energi potensialnya ketika ditransfer dari makanan
ke NAD+. Setiap molekul NADH yang terbentuk selama respirasi mewakili energi simpanan
yang dapat diambil untuk membuat ATP jika elektron-elektron telah menyelesaikan seluruh
“kejatuhannya” dari NADH ke oksigen.
Bagaimana elektron yang diekstraksi dari makanan dan disimpan oleh NADH
akhirnya mencapai oksigen? Hal ini akan lebih mudah dipahami jika membandingkan
kimia redoks yang kompleks dari respirasi seluler ini dengan reaksi yang jauh lebih
sederhana: reaksi antara hidrogen dan oksigen untuk membentuk air (Gambar 5a).
Campuran H2 dan O2, memberikan percikan untuk energi aktivasi, dan gas-gas ini bergabung
dan menimbulkan ledakan. Ledakan menggambarkan pelepasan energi begitu elektron dari
hidrogen jatuh lebih dekat ke oksigen yang elektronegatif. Respirasi seluler juga
menyebabkan hidrogen dan oksigen bergabung untuk membentuk air, tetapi terdapat dua
perbedaan penting. Pertama, pada respirasi seluler, hidrogen yang bereaksi dengan oksigen
berasal dari molekul organik. Kedua, respirasi menggunakan rantai transport elektron,
untuk memecah-mecah kejatuhan elektron ke oksigen menjadi beberapa lengkah pelepas-
8
energi dan bukan barupa satu reaksi yang meledak (Gambar 5b) rantai transport itu terdiri
atas sejumlah molekul, sebagian besar berupa protein, yang ada di dalam membran-dalam
mitokondria. Elektron-elektron yang dikeluarkan dari makanan digerakkan secara bolak-balik
oleh NADH ke ujung “atas” rantai tersebut. Pada ujung “bawah”-nya, oksigen menangkap
elektron-elektron ini bersama dengan nukleus hidrogen (H+), untuk membentuk air.
Oleh karena itu, selama respirasi, sebagian besar elektron menempuh rute “turun
bukit” ini: makanan NADH rantai transport elektron oksigen.
Gambar 5. Pengenalan tentang rantai transport elektron. (a) reaksi eksetgonik hidrogen dengan oksigen
untuk membentuk air melepaskan sejumlah besar energi dalam bentuk panas dan cahaya: suatu ledakan. (b)
pada respirasi seluler, suat rantai transport elektron memecah-mecah “jatuhnya” elektron dalam reaksi ini
menjadi beberapa langkah yang lebih kecil dan menyimpan sebagian energi yang dilepas dalam bentuk yang
dapat digunakan untuk membuat ATP (sisa energi itu dilepas sebagai panas).
9
PROSES RESPIRASI SELULER
Respirasi melibatkan glikolisis, siklus Krebs, dan transport elektron: gambaran umum
Gambar 6. Gambaran umum respirasi seluler. Pada sel eukariotik, respirasi terjadi di luar mitokondria dalam
sitosol. Siklus Krebs dan rantai transport elektron ditempatkan di dalam mitokondria. Selama glikolisis, setiap
molekul glukosa dipecah menjadi dua molekul senyawa piruvat. Piruvat melintasi membran ganda mitokondria
untuk memasuki matriksnya, dimana siklus Krebs memecahnya menjadi karbon dioksida. NADH mentransfer
elektron dari glikolisis dan siklus Krebs ke rantai transport elektron, yang ada di membran krista. Rantai
transpor elektron ini mengubah energi kimiawi menjadi bentuk yang dapat digunakan untuk menggerakkan
fosforilasi oksidatif, yang bertanggung jawab atas sebagian besar ATP yang dihasilkan oleh respirasi seluler.
Sejumlah kecil ATP dibentuk langsung selama glikolisis dan siklus Krebs oleh fosforilasi tingkat-substrat.
Dua tahapan yang pertama, glikolisis dan siklus Krebs, merupakan jalur katabolik
yang menguraikan glukosa dan bahan bakar organik lainnya. Glikolisis, yang terjadi dalam
sitosol mengawali perombakan dengan pemecahan glukosa menjadi dua molekul senyawa
yang disebut piruvat. Siklus Krebs, yang terjadi dalam matriks mitokondria
menyempurnakan pekerjaan ini dengan menguraikan turunan piruvat menjadi karbon
dioksida (CO2).
10
Proses Lokasi Aktivitas
Dengan demikian, karbon dioksida yang dihasilkan oleh respirasi merupakan fragmen
molekul organik yang teroksidasi. Sebagian tahap glikolisis dan siklus Krebs ini merupakan
reaksi redoks dimana enzim dehidrogenase mentransfer elektron dari substrat ke NAD+, dan
membentuk NADH. Pada langkah ketiga respirasi, rantai transport elektron menerima
elektron dari produk hasil perombakan kedua langkah yang pertama tersebut (biasanya
melalui NADH) dan melewatkan elektron ini dari satu melekul ke molekul yang lain. Pada
akhir rantai ini, elektron digabungkan dengan ion hidrogen dan oksigen molekuler untuk
membentuk air (lihat Gambar 5b). Energi yang dilepas pada setiap langkah tersebut
disimpan dalam suatu bentuk yang digunakan oleh mitokondria untuk membuat ATP. Modus
sintesis ATP ini disebut…. karena sintesis ini digerakkan oleh reaksi redoks yang
mentransfer elektron dari makanan ke oksigen.
Respirasi menukar satuan energi yang besar yang ditumpuk dalam glukosa dengan
suatu perubahan kecil ATP, yang lebih praktis untuk digunakan sel dalam melakukan
kerjanya. Untuk setiap moleklul glukosa yang dirombak menjadi karbon dioksida dan air
oleh respirasi, sel ini menghasilkan kira-kira 38 molekul ATP. Gambaran umum ini telah
memperkenalkan bagaimana glikolisis, siklus Krebs dan transport elektron tersebut sesuai
dengan proses keseluruhan respirasi seluler.
11
Gambar 7. … Beberapa ATP terbentuk oleh transfer enzimatik gugus fosfat secara langsung dari substrat ke
ADP. Donor fosfat dalam hal ini adalah fosfoenolpiruvat (PEP), yang dibentuk dari pemecahan gula selama
glikolisis.
12
Gambar 8.
13
Fase investasi-energi:
1. Glukosa memasuki sel dan difosforilasi oleh enzim
heksokinase, yang mentransfer gugus fosfat dari
ATP ke gula. Muatan listrik gugus fosfta menjebak
gula tadi dalam sel karena ketidakpermeabelan
membrane plasma terhadap ion. Fosforilasi glukosa
juga membuat molekulnya secara kimiawi lebih
reaktif. Dalam diagram ini, transfer gugus fosfta
atau pasangan elektron dari satu reaktan ke reaktan
yang lain ditandaia dengan tanda panah gabungan.
2. Glukosa 6-fosfta disusun ulang untuk mengubahnay
menjadi isomernya, fruktosa 6-fosfta.
3. Dalam langkah ini, molekul ATP lain masih
diinvestasikan dalam glikolisis. Enzim mentransfer
gugus fosfat dari ATP ke gula. Sampai sejauh ini,
neraca ATP menunjukkan hasil 2 ATP. Dengan
gugus fosfta pada ujung-ujung yang berlawanan,
gula ini sekarang siap diuraikan menjadi
setengahnya.
4. Dari reaksi inilah muncul nama glikolisis. Enzim
menguraikan molekul gula menjadi dua gula
berkarbon-tiga yang berbeda: gliseraldehida fosfat
dan dihidroksiaseton fosfat. Kedua gula ini
merupakan isomer satu sama lain.
5. Enzim lain mengkatalisis perubahan bolak-balik
(reversible) antara kedua gula berkarbon-tiga
tersebut, dan jika dibiarkan dalam tabung reaksi,
akan mencapai keseimbangan. Akan tetapi, ini tidak
akan terjadi dalam sel karena enzim berikutnya
dalam glikolisis menggunakan hanya gliseraldehida
fosfat sebagai substratnya dan tidak menerima
dihidroksiaseton fosfta. Hal ini akan mendorong
keseimbangan di antara kedua gula berkarbon-tiga
tersebut kea rah gliseraldehida fosfat, dimana
senyawa ini dikeluarkan secepat laju terbentuknya.
Jadi, selisih langkah 4 dan 5 adalah penguraian gula
berakrbon-enam menjadi dua molekul
gliseraldehida fosfat; masing-masing akan berlanjut
melalui langkah glikolisis berikutnya.
14
FASE PEMBAYARAN-ENERGI:
6. Suatu enzimmengkatalisis dua reaksi berurutan ketika enzim
itu mengikat gliseraldehida fosfat dalam tempat aktifnya.
Pertama, gula dioksidasi oleh transfer elektron dan H+ ke
NAD+, yang membentuk NADH. Dapat dilihat disini, dalam
konteks metabolic, jenis rekasi redoks yg diuraikan sebelum
ini.reaksi ini sangat eksergonik dan enzim tersebut
menggunakan energi yg dilepas untuk mengikat gugus fosfat
ke substrat teroksidasi, menghasilkan produk dg energi
potensial yg sangat tinggi. Sumber fosfat adalah fosfat
anorganik, yg selalu ada dalam sitosol. Perhatikan bahwa
koevisien 2 terdapat pada semua molekul dalam fase ini:
langkah-langkah ini terjadi setelah glukosa di[each menjadi
dua gula berkarbon-tiga.
7. Akhirnya, glikolisis menghasilkan sejumlah ATP. Gugus fosfat
yg ditambahkan dalam langkah sebelumnya ditransfer ke ADP
dalam suatu reaksi eksergonik. Untuk setiap molekul glukosa
yg memulai glikolisis, langkah 7 menghasilkan 2 molekul
ATP, karena setiap produk setelah langkah penguraian-gula
(langkah 4) digandakan. Tentu saja, dua ATP telah
diinvestasikan sebelumnya untuk membuat gula ini siap
diuraikan. Neraca ATP sekarang menjadi nol. Pada akhir
langkah 7 ini, glukosa telah diubah menjadi 2 molekul 3-
fosfoglirerat. Senyawa ini bukanlah gula. Gugus karbonil yg
menandakangula telah dioksidasi menjadi gugus karboksil,
merupakan cirri asam organik. Gula telah dioksidasi dalam
langkah 6, dan sekarang energi yg disediakan oleh oksidasi itu
telah digunakan untuk membuat ATP.
8. Selanjutnya, suatuenzim yg merelokasi gugus fosfat yg tersisa.
Hal ini mempersiapkan substrat untuk reaksi berikutnya.
9. Suatu enzim membentuk ikatan ganda dalam substrat dg cara
mengekstraksi suatu molekul air untuk membentuk PEP. Ini
menyebabkan elektron substrat disusun-iulang sedemikian
rupa sehingga ikatan fosfatnya yg tersisa menjadi sangat tidak
stabil, yaitu mempersiapkan subtract untuk reaksi berikutnya.
10. Reaksi terakhir glikolisis ini menghasilkan lagi ATP dg
mentrasfer gugus fosfat dari PEP ke ADP. Karena langkah ini
terjadi dua kali untuk setiap molekul glukosa, neraa ATP
sekarang menunjukkan selisih perolehan 2 ATP. Langkah 7
dan 10 masing-msing menghasilkan 2 ATP telah dilakukan
pada langlkah 1 dan 3. Glikolisis telah membayar kembali
inventasi ATP dengan bunga 100%. Energi tambahan dismpan
oleh langkah 6 dalam NADH, yg dapat digunakan untuk
membuat ATP melaluifosforilasi oksidatif jika oksigen ada.
Sementara itu, glukosa telah dipecah dan dioksidasi menjadi
dua molekul piruvat, produk-akhir jalur glikolitik ini.
Gambar 9. Pendalaman atas glikolisis. Diagram orientasi di sebelah kanan (Gambar 9a) mengaitkan glikolisis
dengan proses keseluruhan respirasi. Jangan biarkan rincian kimiawi dalama diagram ini menghalangi
pandangan atas glikolisis sebagai sumber ATP dan NADH.
15
Siklus Krebs menyempurnakan oksidasi molekul organik penghasil-energi: pendalaman
Gambar 10.
16
Gambar 11.
17
Gambar 12.
18
Gambar 13.
19
Gambar 14.
20
Gambar 15.
21
Gambar 16.
22
Gambar 17.
23
Gambar 18.
24
Gambar 19.
25
Gambar 20.
26
Membran-dalam mitokondria mengkopel transport elektron dengan sintesis ATP:
pendalaman
Respirasi seluler menghasilkan banyak molekul ATP untuk setiap molekul gula yang
dioksidasinya: tinjauan
Fermentasi memungkinkan sebagian sel dapat menghasilkan ATP tanpa bantuan oksigen
27
KUIS RESPIRASI
28
b. CO2 memiliki pengikatan elektron yang lebih sedikit daripada senyawa organik
lainnya
c. Atom karbon telah direduksi sempurna
d. Sebagian energi elektron yang tersedia dilepas pada saat CO2 terbentuk
e. Molekulnya memiliki atom yang terlalu sedikit
9. Yang mana dari pernyataan berikut yang merupakan perbedaan nyata antara
fermentasi dan respirasi seluler?
a. Hanya respirasi yang mengoksidasi glukosa
b. NADH dioksidasi oleh rantai transpor elektron hanya dalam respirasi
c. Fermentasi, dan bukannya respirasi, merupakan suatu contoh jalur katabolik
d. Fosforilasi tingkat-substrat bersifat unik untuk fermentasi
e. NAD+ berfungsi sebagai agen pengoksidasi hanya dalam respirasi
10. Sebagian besar CO2 dari katabolisme dilepas selama
a. Glikolisis b. Siklus Krebs c. Fermentasi laktat d. Transpor elektron e.
Fosforilasi oksidatif
29
KUNCI KUIS RESPIRASI
Tabel 1. Hasil kuis soal Respirasi (pretest) mahasiswa pada tanggal 11 Januari 2018
30
DAFTAR PUSTAKA
31
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
(GBPP)
2 Setelah Memberikan Pertumbuhan dan Ceramah dan LCD dan Papan Pertanyaan
mengikuti alas an perkembangan diskusi tulis dan Tugas
kuliah ini pentingnya tumbuhan Teks Book :
mahasiswa pertumbuhan 1. Parameter dan 1.Salisbury &
mampu dan kinetika Ross
menjelaska perkembangan pertumbuhan 2. Hopkins &
n tentang Membedakan 2. Pola Norman
pertumbuha pertumbuhan pertumbuhan
n dan dan 3. Pengontrolan
perkemban perkembangan pertumbuhan
gan Menggambarka dan
tumbuhan n pola perkembangan
pertumbuhan tumbuhan
dan
pengontrolan
3 Setelah Menjelaskan Reproduksi pada Ceramah dan LCD dan Papan Pertanyaan
mengikuti cara reproduksi tumbuhan diskusi tulis dan Tugas
32
kuliah ini tumbuhan 1. Proses
mahasiswa Menggambarka embriogenesis
mampu n proses 2. Pembentukan
menjelaska embriogenesis, buah dan bij
n tentang pembentukan 3. Perkecambaha
reproduksi buah dan biji, n
pada serta proses 4. Reproduksi
tumbuhan perkecambahan aseksual
5.
4 Setelah Menjelaskan Hormon dan zat Ceramah dan LCD dan Papan Pertanyaan
mengikuti perbedan pengatur tumbuh (ZPT) diskusi tulis dan Tugas
kuliah ini hormone dan 1. Macam- Teks Book :
mahasiswa ZPT macam 1.Salisbury &
mampu Menjelaaskan kelompok Ross
menjelaska macam hormone dan 2. Hopkins &
n tentang hoermon dan ZPT Norman
hormone ZPT dan 2. Fungsi
dan zat fungsinya pada hormone dan
pengatur pertumbuhan ZPT dalam
tumbuh dan pertumbuhan
perkembangan dan
tumbuhan perkembangan
UJIAN TENGAH
SMESTER
5 Setelah Menjelaskan Jam biologi, osilasi dan Ceramah dan LCD dan Papan Pertanyaan
mengikuti makna jam sirkadian diskusi tulis dan tugas
kuliah ini biologi, osilasi 1. Jam biologi Teks Book :
mahasiswa dan sirkadian 2. Fotoperiodism 1.Salisbury &
mampu Menjelaskan e Ross
menjelaska proses 3. Vernalisasi 2. Hopkins &
n tentang fotoperiodisme Norman
jam biologi, dan vernalisasi
osilasi dan
sirkadian
6 Setelah Menjelaskan Gerak pada tumbuhan Ceramah dan LCD dan Papan Pertanyaan
mengikuti arti gerak pada 1. Gerak dan diskusi tulis dan Tugas
kuliah ini tumbuhan dan mekanismeny Teks Book :
mahasiswa mekanismenya a 1.Salisbury &
mampu Membedakan 2. Tropisme Ross
menjelaska tropisme dan 3. Nasti 2. Hopkins &
n tentang nasti Norman
gerak pada
tumbuhan
7 Setelah Membedakan Dormansi dan senessen Ceramah dan LCD dan Papan Pertanyaan
mengikuti dormansi dan 1. Dormansi diskusi tulis dan Tugas
kuliah ini senessen 2. Senessen Teks Book
mahasiswa Menjelaskan 1.Salisbury &
mampu kepentingan Ross
menjelaska dormansi dan 2. Hopkins &
n tentang senessen Norman
dormansi Menjelaskan
dan tipe-tipe
senessen dormansi dan
cara
pemecahannya
8 Setelah Ekofisiologi tumbuhan Ceramah dan LCD dan Papan Tugas
mengikuti 1. Hubungan diskusi tulis Jurnal hasil
kuliah ini lingkungan Teks Book: penelitian
33
mahasiswa dengan proses 1.Salisbury & tentang
mampu fisiologi Ross ekofisiologi
menjelaska 2. Adaptasi 2. Hopkins & tumbuhan
n tentang fisiologi Norman
ekofisiologi 3. Adaptasi
tumbuhan fisiologi
terhadap
lingkungan
UJIAN AKHIR
SEMESTER
Sumber Pembelajaran/Referensi:
Salisbury, F.B. & C.W.Ross. 1992. Plant Physiology 4th edition. Wadsworth Publishing
Company. Belmont. California.
Hopkins, W.G. & Norman P.A.H. 2004. Plant Physiology 3rd ed.
John Wiley & Sons, Inc. New York
34
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
B. Standar Kompetensi :. Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami konsep-konsep proses Fisiologi yang
terjadi di dalam tubuh tumbuhan serta menerapkannya dalam aspek penelitian dan aspek praktis.
C. Kompetensi Dasar : Setelah mengikuti kuliah ini mahasisawa mampu menjelaskan tentang respirasi
G. Langkah-langkah Pembelajaran :
3. Penutup ( 10 1.Merangkum bahan kuliah yang sudah Memperhatikan LCD dan Papan
menit) dijelaskan dan memberi kesempatan kepada Bertanya tulis
mahasiswa untuk bertanya.
2. Menyampaikan topik materi perkuliahan yang
akan datang.
35
H. Evaluasi
Beberapa pertanyaan untuk mengetahui daya serap mahasiswa.
I. Sumber Pembelajaran/Referensi :
1. Salisbury, F.B. & C.W.Ross. 1992. Plant Physiology 4 th edition. Wadsworth Publishing Company.
Belmont. California.
2. Hopkins, W.G. & Norman P.A.H. 2004. Plant Physiology 3 rd ed. John Wiley & Sons, Inc. New York
36
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
B. Standar Kompetensi :. Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami konsep-konsep proses Fisiologi yang
terjadi di dalam tubuh tumbuhan serta menerapkannya dalam aspek penelitian dan aspek praktis.
C. Kompetensi Dasar : Setelah mengikuti kuliah ini mahasisawa mampu menjelaskan tentang
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
D. Indikator : - Memberikan alasan perlunya pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan
- Membedakan pertumbuhan dan perkembangan
- Menjelaskan parameter dan kinetika pertumbuhan
- Menjelaskan pola pertumbuhan dan pengontrolan pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan
G. Langkah-langkah Pembelajaran :
37
3. Penutup 1.Merangkum bahan kuliah yang sudah Memperhatikan LCD dan Papan
( 10 menit) dijelaskan dan memberi Bertanya tulis
kesempatan kepada mahasiswa
untuk bertanya.
2. Menyampaikan topik materi
perkuliahan yang akan datang.
H. Evaluasi
Beerapa pertanyaan untuk mengetahui daya serap mahasiswa.
I. Sumber Pembelajaran/Referensi :
Salisbury, F.B. & C.W.Ross. 1992. Plant Physiology 4 th edition. Wadsworth Publishing Company. Belmont.
California.
Hopkins, W.G. & Norman P.A.H. 2004. Plant Physiology 3rd ed. John Wiley & Sons, Inc. New York
38
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
B. Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami konsep-konsep proses Fisiologi yang
terjadi di dalam tubuh tumbuhan serta menerapkannya dalam aspek penelitian dan
aspek praktis.
C. Kompetensi Dasar : Setelah mengikuti kuliah ini mahasisawa mampu menjelaskan tentang
reproduksi pada tumbuhan
G. Langkah-langkah Pembelajaran :
39
3. Penutup ( 10 1.Merangkum bahan kuliah yang sudah Memperhatikan LCD dan
menit) dijelaskan dan memberi kesempatan Bertanya Papan tulis
kepada mahasiswa untuk bertanya.
2. Menyampaikan topik materi perkuliahan
yang akan datang.
H. Evaluasi
Beerapa pertanyaan untuk mengetahui daya serap mahasiswa.
I. Sumber Pembelajaran/Referensi :
Salisbury, F.B. & C.W.Ross. 1992. Plant Physiology 4th edition. Wadsworth Publishing Company. Belmont.
California.
Hopkins, W.G. & Norman P.A.H. 2004. Plant Physiology 3 rd ed. John Wiley & Sons, Inc. New York
40
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
B. Standar Kompetensi :. Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami konsep-konsep proses Fisiologi yang
terjadi di dalam tubuh tumbuhan serta menerapkannya dalam aspek penelitian dan aspek praktis.
C. Kompetensi Dasar : Setelah mengikuti kuliah ini mahasisawa mampu menjelaskan tentang
hormone dan zat pengatur tumbuh
D. Indikator : - Memberikan alasan perlunya hormone dan Zat Pengatur Tumbuh bagi
tumbuhan
- Membedakan pengertian hormone dan ZPT
- Menjelaskan macam-macam hormone dan ZPT
- Menjelaskan fungsi masing-masing hormone dan ZPT dalam
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
H. Evaluasi
Beerapa pertanyaan untuk mengetahui daya serap mahasiswa.
I..Sumber Pembelajaran/Referensi :
41
Salisbury, F.B. & C.W.Ross. 1992. Plant Physiology 4th edition. Wadsworth Publishing Company. Belmont.
California.
Hopkins, W.G. & Norman P.A.H. 2004. Plant Physiology 3 rd ed. John Wiley & Sons, Inc. New York
42
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
B. Standar Kompetensi :. Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami konsep-konsep proses Fisiologi yang
terjadi di dalam tubuh tumbuhan serta menerapkannya dalam aspek penelitian dan aspek praktis.
C. Kompetensi Dasar : Setelah mengikuti kuliah ini mahasisawa mampu menjelaskan tentang Jam biologi,
Osilasi dan Sirkadian
D. Indikator : - Memberikan alasan pentingnya jam biologi, osilasi dan sirkadian
- Menjelaskan jam biologi pada tumbuhan
- Menjelaskan fotoperiodisme pada tumbuhan
- Menjelaskan vernalisasi
E. Materi Pembelajaran : Jam Biologi, Osilasi dan Sirkadian
1. Jam biologi
2. Fotoperiodisme
3. Vernalisasi
F. Metode Pembelajaran : Ceramah dan Diskusi
G. Langkah-langkah Pembelajaran :
H. Evaluasi
Beerapa pertanyaan untuk mengetahui daya serap mahasiswa.
I. Sumber Pembelajaran/Referensi :
43
Salisbury, F.B. & C.W.Ross. 1992. Plant Physiology 4 th edition. Wadsworth Publishing Company. Belmont.
California.
Hopkins, W.G. & Norman P.A.H. 2004. Plant Physiology 3 rd ed. John Wiley & Sons, Inc. New York
44
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
B. Standar Kompetensi :. Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami konsep-konsep proses Fisiologi yang
terjadi di dalam tubuh tumbuhan serta menerapkannya dalam aspek penelitian dan aspek praktis.
C. Kompetensi Dasar : Setelah mengikuti kuliah ini mahasisawa mampu menjelaskan tentang
Gerak pada tumbuhan
D. Indikator : - Memberikan alasan perlunya gerak pada tumbuhan
- Membedakan macam macam gerak pada tumbuhan
G. Langkah-langkah Pembelajaran :
H. Evaluasi
Beberapa pertanyaan untuk mengetahui daya serap mahasiswa.
45
I.Sumber Pembelajaran/Referensi :
Salisbury, F.B. & C.W.Ross. 1992. Plant Physiology 4th edition. Wadsworth Publishing Company. Belmont.
California.
Hopkins, W.G. & Norman P.A.H. 2004. Plant Physiology 3 rd ed. John Wiley & Sons, Inc. New York
46
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
B. Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami konsep-konsep proses Fisiologi yang
terjadi di dalam tubuh tumbuhan serta menerapkannya dalam aspek penelitian dan
aspek praktis.
C. Kompetensi Dasar : Setelah mengikuti kuliah ini mahasisawa mampu menjelaskan tentang
Dormansi dan Senescens
D. Indikator : - Memberikan alasan perlunya dormansi dan senessen pada tumbuhan
- Membedakan tipe-tipe dormansi pada tumbuhan
- Menjelaskan cara pemecahan dormansi
- Menjelaskan senessens pada tumbuhan dan factor yang
mempengaruhinya
G. Langkah-langkah Pembelajaran :
2. Senescens
- Menjelaskan pengertian senessen
- Menjelaskan proses terjadinya senescens
- menjelaskan factor-faktor yang
mempengaruhi senesens
3. Penutup ( 10 1.Merangkum bahan kuliah yang sudah Memperhatikan LCD dan
menit) dijelaskan dan memberi kesempatan Bertanya Papan tulis
kepada mahasiswa untuk bertanya.
2. Menyampaikan topik materi perkuliahan
yang akan datang.
H. Evaluasi
Beerapa pertanyaan untuk mengetahui daya serap mahasiswa.
47
I. Sumber Pembelajaran/Referensi :
Salisbury, F.B. & C.W.Ross. 1992. Plant Physiology 4 th edition. Wadsworth Publishing Company. Belmont.
California.
Hopkins, W.G. & Norman P.A.H. 2004. Plant Physiology 3 rd ed. John Wiley & Sons, Inc. New York
48
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
B. Standar Kompetensi :. Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami konsep-konsep proses Fisiologi yang
terjadi di dalam tubuh tumbuhan serta menerapkannya dalam aspek penelitian dan aspek praktis.
C. Kompetensi Dasar : Setelah mengikuti kuliah ini mahasisawa mampu menjelaskan tentang Ekofisiologi
tumbuhan
D. Indikator : - Memberikan penjelasan tentang ekofisiologi tumbuhan
- Membedakan faktor-faktor yang mempengaruhi fisiologi dalam
tumbuhan
- Menjelaskan peran dari faktor ekologi terhadap proses fisiologi
tumbuhan
- Menjelaskan bagaimana adaptasi tumbuhan terhadap faktor lingkungan
G. Langkah-langkah Pembelajaran :
49
- Cekaman logam berat
- Cekaman lahan masam dan Al
- Allelopati
H. Evaluasi
Beerapa pertanyaan untuk mengetahui daya serap mahasiswa.
I. Sumber Pembelajaran/Referensi :
Salisbury, F.B. & C.W.Ross. 1992. Plant Physiology 4th edition. Wadsworth Publishing Company. Belmont.
California.
Hopkins, W.G. & Norman P.A.H. 2004. Plant Physiology 3 rd ed. John Wiley & Sons, Inc. New York
50