Pentingnya Respirasi Seluler aerobik. Respirasi selular aerobik mengacu pada proses di
mana sel-sel menggunakan oksigen untuk membantu mengubah makanan menjadi energi yang
tersimpan. Tanpa transfer energi ini, sel-sel tidak dapat melakukan tugas-tugas penting yang
dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bila oksigen tidak tersedia, beberapa sel
dapat melakukan respirasi anaerobik, ini jenis respirasi menghasilkan energi jauh lebih sedikit.
Tujuan Respirasi Seluler aerobik
Respirasi Seluler Aerobik
Tujuan dari respirasi selular aerobik adalah untuk
menghasilkan ATP untuk memenuhi kebutuhan energi
sel . Sel membutuhkan energi untuk melakukan
berbagai tugas dalam tubuh, termasuk menggerakkan
otot, menjaga organ vital bekerja, dan pembelahan sel
dan replikasi.
Saat Oksigen Tidak Tersedia
Jika oksigen tidak tersedia, beberapa sel dapat
melakukan respirasi anaerobik untuk waktu terbatas.
Misalnya, ketika berolahraga kadang oksigen habis
lebih cepat daripada yang dapat dikembalikan. Dalam
situasi ini, sel-sel otot melakukan respirasi anaerob,
yang menyebabkan asam laktat untuk dibangun pada
otot. Di penumpukan asam laktat menyebabkan
kelelahan otot.
Penipisan oksigen
penurunan Oksigen akhirnya dapat menyebabkan
ketidaksadaran dan kematian. Pada tingkat sel,
oksigen diperlukan untuk menghasilkan ATP, tanpa sel
ATP tidak akan memiliki energi untuk berfungsi. Sinyal
saraf penting seperti sinyal menyebabkan jantung
berdebar dan paru-paru untuk memperluas dan
kontrak tidak dapat dikirim ke sumsum tulang
belakang tanpa ATP.
Respirasi Seluler aerobik dalam Tanaman
Banyak orang secara keliru percaya bahwa tanaman tidak membutuhkan oksigen. Perbedaan
antara tumbuhan dan hewan adalah bahwa tumbuhan membuat makanannya sendiri melalui
fotosintesis, yang kemudian diubah menjadi energi melalui respirasi sel, hewan mendapatkan
makanan dengan memakan tumbuhan atau hewan lainnya.
Tanaman melakukan baik fotosintesis dan respirasi aerobik siang hari. Pada malam hari,
fotosintesis berhenti tetapi respirasi aerobik terus.
Kekurangan oksigen menyebabkan kematian pada tanaman maupun hewan.
1.1
Struktur Oksigen
Hipoksia
Hipoksia merupakan kondisi di mana berkurangnya suplai oksigen ke jaringan di bawah
level normal yang tentunya tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh.
Terdapat 4 macam klasifikasi hipoksia berdasarkan Best danTaylor:
1.
Hipoksia anemik, terjadi ketika tubuh tidak mampu mengangkut oksigen yang tersedia
ke jaringan target. Penyebab hal ini antara lain:
Anemia berat karena kehilangan darah baik akut maupun kronis. Anemia yang
bersifat ringan-sedang tidak akan menyebabkan hipoksia anemik karena tubuh masih
dapat mengkompensasi walaupun pasien akan tetap mengalami hipoksia jika melakukan
aktivitas;
Keracunan karbon monoksida (CO);
Obat-obatan seperti aspirin, sulfonamid, nitrit;
Methemoglobinemia (kondisi di mana terdapatnya methemoglobin, suatu pigmen
Hipoksia stagnant, terjadi ketika tidak adanya aliran darah yang cukup ke jaringan
target. Organ yang paling terpengaruh adalah ginjal dan jantung karena mereka memiliki
kebutuhan oksigen yang tinggi. Penyebab hal ini antara lain:
Gagal jantung;
Menurunnya volume darah yang bersirkulasi;
Melebarnya pembuluh darah vena;
Darah vena yang tidak bisa mengalir baik akibat G-forces (seperti yang dialami
oleh para pengemudi pesawat-pesawat tempur atau aerobatik).
Hipoksia histotoksik, terjadi ketika jaringan tubuh tidak dapat menggunakan oksigen
yang sudah dialirkan ke mereka. Kasus ini bukan merupakan hipoksia sebenarnya karena
tingkat oksigenisasi jaringan dapat normal atau lebih dari normal. Penyebab hal ini
sebagian besar berupa racun, antara lain:
Keracunan sianida;
Konsumsi alkohol;
Narkotika.
GEJALA
Gejala dan tanda utama dari hipoksia adalah adanya peningkatan frekuensi napas lebih
dari normal,sianosis, dan gejala-gejala (yang karena terjadi gangguan pada) otak.
Peningkatan frekuensi napas terjadi ketika reseptor (saraf penerima) di pembuluh darah
tepi terangsang karena rendahnya tekanan oksigen di (pembuluh darah) arteri. Hal ini
juga dapat terjadi pada hipoksia hipoksik dan histotoksik. Akan tetapi, peningkatan
frekuensi napas ini tidak terlihat pada hipoksia anemik karena tekanan oksigen di arteri
normal dan juga pada hipoksia stagnant karena tekanan pada reseptor di pembuluh
darah tepi tinggi (bahkan lebih tinggi dari normal).
Sianosis merupakan perubahan warna menjadi kebiruan pada kulit dan selaput lendir.
Keadaan ini terjadi ketika kadar hemoglobin yang tidak mengikat oksigen lebih dari 5
g/dL. Terdapat 2 tipe sianosis: perifer dan sentral. Sianosis perifer terlihat pada kuku dan
mengarah pada hipoksia stagnant. Bagian terluar dari tubuh (seperti ujung-ujung jari)
sangat kurang mendapat aliran darah ketika tekanan darah rendah dan melepaskan
oksigen dalam jumlah besar dari hemoglobin, sehingga
kadar deoksihemoglobin meningkat.
Sianosis sentral terlihat pada selaput lendir seperti ujung lidah dan bibir dan cuping
telinga, di mana kulit sangat tipis. Area-area ini merupakan area yang biasanya
menerima darah dalam jumlah besar dan menjadi sianosis jika kadar oksigen dalam
darah rendah seperti pada hipoksia hipoksik.
Gejala-gejala otak karena hipoksia mirip dengan mereka yang sedang dalam keadaan
keracunan alkohol seperti pertimbangan yang terganggu, mengantuk atau terlalu
gembira, sensitivitas terhadap nyeri yang berkurang, disorientasi, dan sakit kepala.
Gejala lain seperti mual, muntah, denyut nadi yang meningkat, dan tekanan darah yang
tinggi.
Jari tangan atau kaki yang berbentuk seperti tabuh juga merupakan tanda yang dapat
ditemui. Akan tetapi, jari tabuh ini juga dapat disebabkan oleh kondisi lain
baik idiopatik (tidak diketahui), bawaan, atau didapat meliputi: penyakit jantung bawaan,
infeksi dinding jantung dan katupnya, kondisi paru-paru (penyebaran dari kanker
paru, abses paru, fibrosis kistik, mesothelioma, bronkiektasis), dan juga penyakitpenyakit saluran cerna (sirosis hati, penyakit radang saluran cerna).
Akan tetapi, gejala-gejala di atas muncul sesuai dengan tingkatan dari hipoksia. Waktu
yang dihabiskan seseorang dalam satu tingkat dalam keempat tingkat ini berbeda-beda
antara masing-masing orang. Biasanya tingkat hipoksia ini dipakai oleh bagian
penerbangan. Empat tingkat hipoksia adalah:
1.
Tidak Bergejala
Orang biasanya tidak awas akan efek dari hipoksia pada tingkat ini. Gejala biasanya
adalah berkurangnya pandangan saat malam hari dan berkurangnya penglihatan warna.
Biasanya perubahan ini dapat terjadi pada ketinggian sedang (serendah 4000 kaki) dan
terutama sangat signifikan untuk pilot saat malam hari. Kadar oksigen dalam darah
biasanya antara 90-95%.
Kompensasi
Pada orang sehat, tingkat ini terjadi pada ketinggian antara 10.000-15.000 kaki. Tubuh
masih dapat mengkompensasi dengan peningkatan frekuensi dan kedalaman napas dan
curah jantung (volume darah yang dipompakan jantung ke seluruh tubuh tiap menit).
Kadar oksigen dalam darah biasanya antara 80-90%.
1
Perburukan / Gangguan
Pada tingkat ini, tubuh sudah tidak dapat mengkompensasi kekurangan oksigen.
Sayangnya, tidak semua orang dapat merasakan gejala dan tanda yang berhubungan
pada tingkat ini. Jika tidak bergejala, tentunya orang tidak dapat melakukan untuk
mengoreksi masalah ini. Berikut beberapa gejala yang dapat terjadi pada tingkat
ini: sianosis (perubahan warna menjadi kebiruan pada kulit dan selaput lendir),
mengantuk, sakit kepala, agresif, pertimbangan yang terganggu, inkoordinasi (kekikukan
gerakan), kesulitan melakukan tugas sederhana, berkurangnya penglihatan, kesemutan,
napas pendek, dsb. Kadar oksigen dalam darah biasanya antara 70-80%.
Kritis
Tingkat ini merupakan tingkat terakhir yang dapat menyebabkan kematian. Orang tidak
berdaya secara fisik dan mental pada tingkat ini. Gejala seperti kehilangan kesadaran,
kejang, henti napas, hingga kematian dapat terjadi. Kadar oksigen dalam darah biasanya
di bawah 70%.
PENYEBAB
Penyebab hipoksia dapat dilihat dari penyebab terjadinya sianosis sentral dan perifer.
Sianosis sentral dapat disebabkan oleh:
Kondisi di mana kadar oksigen berkurang seperti: daerah ketinggian, fungsi paru-
paru yang sudah berkurang, hubungan yang tidak selaras antara oksigen yang masuk ke
paru dan oksigen yang dapat dialirkan oleh darah ke seluruh tubuh, beberapa tipe
penyakit jantung bawaan;
Hemoglobin dengan afinitas (ketertarikan) yang rendah terhadap oksigen;
Kelainan dari hemoglobin
seperti: methemoglobinemia, sulfhemoglobinemia, karboksihemoglobinemia.
Sedangkan sianosis perifer dapat disebabkan oleh:
Kondisi yang dapat menyebakan menurunnya curah jantung (volume darah yang
dipompakan jantung ke seluruh tubuh tiap menit);
Paparan terhadap dingin;
Sumbatan pada pembuluh darah arteri atau vena.
PENGOBATAN
Pencegahan merupakan pengobatan terbaik. Evaluasi pasien secara lengkap merupakan
hal yang penting. Hipoksia merupakan hal yang perlu dihindari pada pasien dalam
keadaan sakit berat, keracunan, dananemia / kurang darah.
Penting untuk mengetahui sejak kapan pasien mengalami sianosis. Sianosis yang terjadi
sejak lahir mengarah ke suatu penyakit jantung bawaan. Sianosis sentral dan perifer
harus dibedakan karena penyebab yang berbeda-beda. Pemijatan atau penghangatan
pada ujung-ujung jari yang kebiruan (sianosis perifer)dapat meningkatkan aliran darah
dan menghilangkan sianosis tersebut, tetapi hal ini tidak terjadi pada kasus sianosis
sentral. Kadar oksigen di pembuluh darah arteri juga harus ditentukan dengan analisis
gas darah.
Pencegahan dan pengobatan hipoksia dapat dilakukan dengan pemberian oksigen.
Pemberian oksigen disesuaikan dengan kadar oksigen dalam darah dan diberikan dengan
aliran sedemikian sehingga kadar oksigen dalam darah di atas 90%.
Pengobatan umum untuk hipoksia histotoksik adalah oksigen hiperbarik. Pengobatan
khusus untuk keracunansianida adalah nitrit atau biru metilen dengan cara
membentuk methemoglobin dari hemoglobin yang selanjutnya akan menetralkan
sianida. Akan tetapi, penggunaan nitrit harus berhati-hati karena dapat menimbulkan
hipoksia anemik jika diberikan dalam jumlah besar.
Pemberian terapi oksigen juga perlu berhati-hati pada pasien dengan kegagalan
pernapasan yang berat seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Normalnya, laju
napas kita dipengaruhi oleh kadar karbondioksida dalam darah. Jika kadar
karbondioksida tinggi, otak akan mempercepat laju napas kita agar kadar oksigen naik
dan kadar karbondioksida turun.
Akan tetapi, pada pasien dengan PPOK, otak tidak sensitif lagi dengan kadar
karbondioksida yang tinggi dan laju napas justru dipengaruhi oleh kadar oksigen yang
rendah. Pemberian oksigen yang berlebihan tentunya dapat membuat otak mengurangi
laju napas sampai dapat terjadi henti napas.
Selain itu, oksigen 100% juga memiliki efek racun karena dapat memicu terbentuknya
radikal bebeas. Ketika diberikan lebih dari 8 jam, dapat mengiritasi saluran napas. Jika
diberikan lebih lama lagi dapat memicu kelainan pada paru dan mata. Selain itu, oksigen
hiperbarik 100% juga dapat memicu gejala seperti iritasi saluran napas, kedutan pada
otot, telinga berdenging, kejang, dan koma. Semakin besar tekanan oksigen yang
diberikan, semakin cepat gejala-gejala tersebut muncul.
http://www.kerjanya.net/faq/6612-hipoksia.html
MM hemoglobin
Rasullah Saw bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh turmudzi dari saad
Artinya:Sesungguhnya Allah itu baik menyukai yang baik, bersih menyukai yang bersih,
Murah menyukai kemurahan, dermawan menyukai kedermawanan, maka bersihkanlah
halaman/pekarangan dan janganlah kamu meniru orang-orang yahudi.
Artinya: Kebersihan adalah sebagian dari Iman