Anda di halaman 1dari 11

MM peran Oksigen dalam respirasi sel

Pentingnya Respirasi Seluler aerobik. Respirasi selular aerobik mengacu pada proses di
mana sel-sel menggunakan oksigen untuk membantu mengubah makanan menjadi energi yang
tersimpan. Tanpa transfer energi ini, sel-sel tidak dapat melakukan tugas-tugas penting yang
dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bila oksigen tidak tersedia, beberapa sel
dapat melakukan respirasi anaerobik, ini jenis respirasi menghasilkan energi jauh lebih sedikit.
Tujuan Respirasi Seluler aerobik
Respirasi Seluler Aerobik
Tujuan dari respirasi selular aerobik adalah untuk
menghasilkan ATP untuk memenuhi kebutuhan energi
sel . Sel membutuhkan energi untuk melakukan
berbagai tugas dalam tubuh, termasuk menggerakkan
otot, menjaga organ vital bekerja, dan pembelahan sel
dan replikasi.
Saat Oksigen Tidak Tersedia
Jika oksigen tidak tersedia, beberapa sel dapat
melakukan respirasi anaerobik untuk waktu terbatas.
Misalnya, ketika berolahraga kadang oksigen habis
lebih cepat daripada yang dapat dikembalikan. Dalam
situasi ini, sel-sel otot melakukan respirasi anaerob,
yang menyebabkan asam laktat untuk dibangun pada
otot. Di penumpukan asam laktat menyebabkan
kelelahan otot.
Penipisan oksigen
penurunan Oksigen akhirnya dapat menyebabkan
ketidaksadaran dan kematian. Pada tingkat sel,
oksigen diperlukan untuk menghasilkan ATP, tanpa sel
ATP tidak akan memiliki energi untuk berfungsi. Sinyal
saraf penting seperti sinyal menyebabkan jantung
berdebar dan paru-paru untuk memperluas dan
kontrak tidak dapat dikirim ke sumsum tulang
belakang tanpa ATP.
Respirasi Seluler aerobik dalam Tanaman
Banyak orang secara keliru percaya bahwa tanaman tidak membutuhkan oksigen. Perbedaan
antara tumbuhan dan hewan adalah bahwa tumbuhan membuat makanannya sendiri melalui
fotosintesis, yang kemudian diubah menjadi energi melalui respirasi sel, hewan mendapatkan
makanan dengan memakan tumbuhan atau hewan lainnya.

Tanaman melakukan baik fotosintesis dan respirasi aerobik siang hari. Pada malam hari,
fotosintesis berhenti tetapi respirasi aerobik terus.
Kekurangan oksigen menyebabkan kematian pada tanaman maupun hewan.

Apakah Tujuan Respirasi Sel


Dasar-dasar Sel
Sebuah sel adalah blok bangunan dasar untuk semua organisme hidup. Hal ini dianggap
sebagai unit terkecil dari entitas yang hidup dan dapat menciptakan bentuk kehidupan uniseluler
(misalnya bakteri) atau kehidupan yang lebih rumit Sel dibagi menjadi dua kategori (misalnya
manusia.): Prokariotik dan eukariotik. Sel memiliki desain dasar yang mencakup membran yang
memberi struktur sel, inti yang menyediakan lokasi sentral untuk DNA dan sitoplasma, yang
merupakan lingkungan cairan sel itu sendiri. Sel-sel tumbuh, mati dan memetabolisme partikel
makanan untuk energi, fungsi dan divisi.
Tujuan Respirasi Sel
Respirasi Seluler adalah salah satu cara sel memperoleh energi. Ini adalah fungsi dari
metabolisme sel. Respirasi selular mengubah partikel makanan ke dalam air dan karbon
dioksida. Sejumlah energi dilepaskan selama proses bahwa sel menggunakan untuk kegiatankegiatannya. Respirasi selular dipecah menjadi dua fase glycoslysis dan oksidasi. Dalam
glikolisis, sel memecah molekul glukosa makanan menjadi asam piruvat. Proses ini terjadi tanpa
memerlukan oksigen untuk reaksi dan itu adalah langkah pertama dalam aerobik dan anaerobik
reaksi pengumpulan energi. Hal ini terjadi dalam sitoplasma (lingkungan cairan sel) dan fungsi
metabolisme semua organisme.
Sementara glycosis terjadi dalam sitoplasma sel, bagian dari proses juga terjadi di mitokondria.
Mitokondria adalah bagian khusus dari sel yang didedikasikan untuk konversi energi adenosin
trifosfat, atau ATP, dari makanan. Pasokan energi mitokondria untuk fungsi sel, termasuk sel
spesialisasi, komunikasi selular, pertumbuhan, kematian sel dan pembelahan sel.
Dalam oksidasi, asam piruvat diubah menjadi air dan karbon dioksida. Asam piruvat
menciptakan NADH dari molekul sendiri seperti yang teroksidasi. NADH adalah koenzim juga
dikenal sebagai adenin dinukleotida nicotinamide, juga digunakan oleh sel untuk proses.
ATP
ATP adalah molekul yang digunakan sel untuk penyimpanan dan transportasi energi. ATP
dibentuk sebagai bahan pangan yang dipecah pada tingkat molekuler. Sebuah molekul ATP
terdiri dari beberapa fosfat. Ketika fosfat rusak, energi dilepaskan untuk reaksi endergonik. ATP
juga adalah molekul yang digunakan untuk sinyal sel, proses di mana sel-sel mengirimkan
informasi.
http://www.sridianti.com/pentingnya-respirasi-seluler-aerobik-bagi-organisme.html

1.1

Struktur Oksigen

Oksigen atau zat


asam adalah unsur
kimia dalam
sistem tabel
periodik yang mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Ia merupakan unsur
golongan kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua
unsur lainnya (utamanya menjadi oksida). Pada Temperatur dan tekanan
standar, dua atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa
gas diatomik dengan rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak
berbau. Oksigen merupakan unsur paling melimpah ketiga di alam semesta
berdasarkan massa dan unsur paling melimpah di kerak Bumi. Gas oksigen
diatomik mengisi 20,9% volume atmosfer bumi..
A. Struktur Oksigen
Pada temperatur dan tekanan standar, oksigen berupa gas tak berwarna
dan tak berasa dengan rumus kimia O2, di mana dua atom oksigen secara
kimiawi berikatan dengan konfigurasi elektrontriplet spin. Ikatan ini
memiliki orde ikatan dua dan sering dijelaskan secara sederhana sebagai
ikatan ganda ataupun sebagai kombinasi satu ikatan dua elektron dengan
dua ikatan tiga elektron.
Oksigen triplet merupakan keadaan dasar molekul O2. Konfigurasi elektron
molekul ini memiliki dua elektron tak berpasangan yang menduduki
dua orbital molekul yang berdegenerasi. Kedua orbital ini dikelompokkan
sebagai antiikat (melemahkan orde ikatan dari tiga menjadi dua), sehingga
ikatan oksigen diatomik adalah lebih lemah daripada ikatan rangkap
tiga nitrogen.
Dalam bentuk triplet yang normal, molekul O2 bersifat paramagnetik oleh
karena spin momen magnetik elektron tak berpasangan molekul tersebut
dan energi pertukaran negatif antara molekul O2yang bersebelahan. Oksigen
cair akan tertarik kepada magnet, sedemikiannya pada percobaan
laboratorium, jembatan oksigen cair akan terbentuk di antara dua kutub
magnet kuat.
Oksigen Singlet, adalah nama molekul oksigen O2 yang kesemuaan spin
elektronnya berpasangan. Ia lebih reaktif terhadap molekul organik pada
umumnya. Secara alami, oksigen singlet umumnya dihasilkan dari air selama
fotosintesis. Ia juga dihasilkan di troposfer melalui fotolisis ozon oleh sinar
berpanjang gelombang pendek, dan oleh sistem kekebalan tubuh sebagai
sumber oksigen aktif.Karotenoid pada organisme yang berfotosintesis
(kemungkinan juga ada pada hewan) memainkan peran yang penting dalam
menyerap oksigen singlet dan mengubahnya menjadi berkeadaan dasar tak
tereksitasi sebelum ia menyebabkan kerusakan pada jaringan.
http://donamantiara.blogspot.com/2011/04/pengertian-oksigen.html
1.2Metabolisme ATP yang berhubungan dengan sel
Energi matahari merupakan sumber mula energi dalam sel hidup. Aliran
energi yang dimulai dari sinar matahari ditangkap sel yang berfotosintesis,
lalu diubah menjadi energi kimia (ATP dan NADPH), yang selanjutnya dipakai
oleh sel heterotrop untuk melangsungkan segala macam kegiatan didalam sel

seperti proses kontraksi, proses pengangkutan, dan proses biosintesis, dan


akhirnya didegradasi menjadi bentuk energi yang tak terpakai lagi, seperti
panas yang dilepaskan alam ke lingkungannya.

Daur Energi di dalam Sel


Molekul kimia organik yang kompleks, seperti glukosa, mempunyai energi
potensial yang besar karena keteraturan strukturnya. Ketidakteraturannya
ataupun entropinya relatif rendah. Bila glukosa dioksidasi oleh oksigen dihasilkan
6 molekul CO2 dan 6 H2O, serta energi yang dilepaskan dalam bentuk panas dan
atom karbonnya mengalami ketidakteraturan. Dalam hal ini atom karbon
tersebut
terpisah-pisah
dalam
bentuk
CO2 sehingga
menghasilkan
bertambahnya posisi yang berbeda dari molekul yang satu terhadap yang
lainnya. Hal ini menyebabkan naiknya entropi dan turunnya energi bebas.
Dalam sistem biologi, khususnya dalam sel hidup, panas yang dihasilkan
oleh proses oksidasi tersebut tidak dapat dipakai sebagai sumber energi. Proses
pembakaran dalam sistem biologi berlangsung tanpa nyala atau pada suhu yang
rendah. Energi bebas yang terkandung di dalam molekul organik diubah dan
disimpan dalam nentuk energi kimia, yaitu dalam struktur ikatan kovalen dari
gugus fosfat dalam molekul adenosin triphosfat (ATP), yang terbentuk dengan
perantaraan enzim dari adenosin diphosfat (ADP) dan senyawa phosfat
anorganik (Pi). Reaksi ini merupakan reaksi perpindahan gugus phosfat yang
secara kimia dikaitkan dengan tahap reaksi oksidasi khas yang berlangsung
dalam katabolisme. ATP yang terbentuk kemudian diangkut ke setiap bagian
dalam sel yang memerlukan energi. Dalam hal ini ATP berperan sebagai alat
pangankut energi bebas. Sebagian dari energi kimia yang terkandung dalam ATP
itu dipindahkan bersama dengan gugus phosfat ujungnya, ke molekul penerima
energi lain yang khas, sehingga molekul ini menjadi senyawa berenergi kimia
dan dapat berperan sebagai sumber energi untuk proses biokimia yang lainnya.
Proses pengangkutan energi kimia lainnya di dalam sel berlangsung
dengan proses pengangkutan elektron dengan perantaraan enzim, dari reaksi
penghasil energi (kabolisme) ke reaksi pemakai energi (anabolisme) melalui
suatu senyawa koenzim pembawa elektron. Nikotinamida adenin dinukleotida
(NAD) dan nikotinamida adenin dinukleotida phosfat (NADP) adalah dua koenzim
terpenting yang berperan sebagai molekul pengankut elektron berenergi tinggi
dari reaksi katabolisme ke reaksi anabolisme yang membutuhkan elektron.
Daur ATP
Peranan ATP sebagai sumber energi untuk metabolisme di dalam sel
berlangsung dengan suatu mekanisme mendaur. ATP berperan sebagai alat
angkut energi kimia dalam reaksi katabolisme keberbagai proses reaksi dalam
sel ayng membutuhkan energi seperti proses biosintesis, proses pengangkutan
proses kontraksi otot, proses pengaliran listrik dalam sistem syaraf, dan proses
pemancaran sinar (bioluminesensi) yang terjadi pada organisme tertentu, seperti
kunang-kunang.
ATP terbentuk dari ADP dan Pi dengan suatu reaksi phosforilasi yang
dirangkaikan dengan proses oksidasi molekul penghasil energi. Selanjutnay ATP
yang terbentuk ini dialirkan ke proses reaksi yang membutuhkan energi dan

dihidrolisis menjadi ADP dan phosfat anorganik (Pi). Demikian seterusnya


sehingga terjadilah suatu mekanisme daur ATP-ADP secara continue dan
berkeseimbangan.
Dalam hal ini gugus phosfat ujung pada molekul ATP secara kontinu
dipindahkan ke molekul penerima gugus phosfat dan secara kontinu pula diganti
oleh gugus phosfat lainnya selama katabolisme.
http://novadwiprasetiyo.blogspot.com/2011/12/peranan-atp-dalammetabolisme.html
1.3Oksidasi dan reduksi

Semua sel aktif melakukan respirasi sepanjang hidupnya, menyerap


oksigen dan melepaskan karbondioksida. Namun respirasi adalah lebih
dari sekedar pertukaran gas-gas. Respirasi adalah proses oksidasi
reduksi yang mengoksidasi senyawa-senyawa menjadi karbondioksida,
sedangkan oksigen yang diserap direduksi menjadi air (H 2O). Proses
utama respirasi adalah mobilitas senyawa organik dan oksidasi
senyawa-senyawa tersebut secara terkendali untuk menghasilkan
energi bagi pemeliharaan dan perkembangan tumbuhan.
Fisiologi tumbuhan merupakan cabang biologi yang mempelajari
tentang proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan
yang menyebabkan tumbuhan tersebut dapat hidup. Laju prosesproses metabolisme ini dipengaruhi oleh (dan dapat pula tergantung
pada) faktor-faktor lingkungan mikro di sekitar tumbuhan tersebut.
Fotosintesis dan respirasi merupakan proses metabolisme dasar yang
terjadi di dalam sel hidup.
http://nhikenpermata.blogspot.com/2014/01/makalah.html
MM tentang Hipoksia
2.1 Definisi

Hipoksia
Hipoksia merupakan kondisi di mana berkurangnya suplai oksigen ke jaringan di bawah
level normal yang tentunya tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh.
Terdapat 4 macam klasifikasi hipoksia berdasarkan Best danTaylor:
1.

Hipoksia hipoksik, merupakan bentuk tersering dari hipoksia, terjadi ketika


terdapat gangguan pertukaran oksigen di paru-paru. Beberapa penyebabnya antara lain:

Kondisi di mana tekanan parsial oksigen menurun seperti pada ketinggian

tertentu dari permukaan laut;


Kondisi yang memblokade pertukaran oksigen pada tingkat alveolus dengan
pembuluh darah kapiler, seperti: pneumonia (radang paru), asma, tenggelam;

Lain-lain, seperti penjeratan leher, terhirupnya asap (pada kebakaran), penyakit


jantung bawaan sepertiTetralogy of Fallot.

Hipoksia anemik, terjadi ketika tubuh tidak mampu mengangkut oksigen yang tersedia
ke jaringan target. Penyebab hal ini antara lain:
Anemia berat karena kehilangan darah baik akut maupun kronis. Anemia yang

bersifat ringan-sedang tidak akan menyebabkan hipoksia anemik karena tubuh masih
dapat mengkompensasi walaupun pasien akan tetap mengalami hipoksia jika melakukan
aktivitas;
Keracunan karbon monoksida (CO);
Obat-obatan seperti aspirin, sulfonamid, nitrit;
Methemoglobinemia (kondisi di mana terdapatnya methemoglobin, suatu pigmen

darah hemoglobin yang tidak normal, pada darah);


Penyakit seperti anemia sel sabit, anemia defisiensi besi, anemia aplastik, anemia
hemolitik.

Hipoksia stagnant, terjadi ketika tidak adanya aliran darah yang cukup ke jaringan
target. Organ yang paling terpengaruh adalah ginjal dan jantung karena mereka memiliki
kebutuhan oksigen yang tinggi. Penyebab hal ini antara lain:
Gagal jantung;
Menurunnya volume darah yang bersirkulasi;
Melebarnya pembuluh darah vena;
Darah vena yang tidak bisa mengalir baik akibat G-forces (seperti yang dialami
oleh para pengemudi pesawat-pesawat tempur atau aerobatik).

Hipoksia histotoksik, terjadi ketika jaringan tubuh tidak dapat menggunakan oksigen
yang sudah dialirkan ke mereka. Kasus ini bukan merupakan hipoksia sebenarnya karena
tingkat oksigenisasi jaringan dapat normal atau lebih dari normal. Penyebab hal ini
sebagian besar berupa racun, antara lain:
Keracunan sianida;
Konsumsi alkohol;
Narkotika.

GEJALA
Gejala dan tanda utama dari hipoksia adalah adanya peningkatan frekuensi napas lebih
dari normal,sianosis, dan gejala-gejala (yang karena terjadi gangguan pada) otak.
Peningkatan frekuensi napas terjadi ketika reseptor (saraf penerima) di pembuluh darah
tepi terangsang karena rendahnya tekanan oksigen di (pembuluh darah) arteri. Hal ini
juga dapat terjadi pada hipoksia hipoksik dan histotoksik. Akan tetapi, peningkatan
frekuensi napas ini tidak terlihat pada hipoksia anemik karena tekanan oksigen di arteri

normal dan juga pada hipoksia stagnant karena tekanan pada reseptor di pembuluh
darah tepi tinggi (bahkan lebih tinggi dari normal).
Sianosis merupakan perubahan warna menjadi kebiruan pada kulit dan selaput lendir.
Keadaan ini terjadi ketika kadar hemoglobin yang tidak mengikat oksigen lebih dari 5
g/dL. Terdapat 2 tipe sianosis: perifer dan sentral. Sianosis perifer terlihat pada kuku dan
mengarah pada hipoksia stagnant. Bagian terluar dari tubuh (seperti ujung-ujung jari)
sangat kurang mendapat aliran darah ketika tekanan darah rendah dan melepaskan
oksigen dalam jumlah besar dari hemoglobin, sehingga
kadar deoksihemoglobin meningkat.
Sianosis sentral terlihat pada selaput lendir seperti ujung lidah dan bibir dan cuping
telinga, di mana kulit sangat tipis. Area-area ini merupakan area yang biasanya
menerima darah dalam jumlah besar dan menjadi sianosis jika kadar oksigen dalam
darah rendah seperti pada hipoksia hipoksik.
Gejala-gejala otak karena hipoksia mirip dengan mereka yang sedang dalam keadaan
keracunan alkohol seperti pertimbangan yang terganggu, mengantuk atau terlalu
gembira, sensitivitas terhadap nyeri yang berkurang, disorientasi, dan sakit kepala.
Gejala lain seperti mual, muntah, denyut nadi yang meningkat, dan tekanan darah yang
tinggi.
Jari tangan atau kaki yang berbentuk seperti tabuh juga merupakan tanda yang dapat
ditemui. Akan tetapi, jari tabuh ini juga dapat disebabkan oleh kondisi lain
baik idiopatik (tidak diketahui), bawaan, atau didapat meliputi: penyakit jantung bawaan,
infeksi dinding jantung dan katupnya, kondisi paru-paru (penyebaran dari kanker
paru, abses paru, fibrosis kistik, mesothelioma, bronkiektasis), dan juga penyakitpenyakit saluran cerna (sirosis hati, penyakit radang saluran cerna).
Akan tetapi, gejala-gejala di atas muncul sesuai dengan tingkatan dari hipoksia. Waktu
yang dihabiskan seseorang dalam satu tingkat dalam keempat tingkat ini berbeda-beda
antara masing-masing orang. Biasanya tingkat hipoksia ini dipakai oleh bagian
penerbangan. Empat tingkat hipoksia adalah:
1.

Tidak Bergejala
Orang biasanya tidak awas akan efek dari hipoksia pada tingkat ini. Gejala biasanya
adalah berkurangnya pandangan saat malam hari dan berkurangnya penglihatan warna.
Biasanya perubahan ini dapat terjadi pada ketinggian sedang (serendah 4000 kaki) dan
terutama sangat signifikan untuk pilot saat malam hari. Kadar oksigen dalam darah
biasanya antara 90-95%.

Kompensasi
Pada orang sehat, tingkat ini terjadi pada ketinggian antara 10.000-15.000 kaki. Tubuh
masih dapat mengkompensasi dengan peningkatan frekuensi dan kedalaman napas dan

curah jantung (volume darah yang dipompakan jantung ke seluruh tubuh tiap menit).
Kadar oksigen dalam darah biasanya antara 80-90%.
1

Perburukan / Gangguan
Pada tingkat ini, tubuh sudah tidak dapat mengkompensasi kekurangan oksigen.
Sayangnya, tidak semua orang dapat merasakan gejala dan tanda yang berhubungan
pada tingkat ini. Jika tidak bergejala, tentunya orang tidak dapat melakukan untuk
mengoreksi masalah ini. Berikut beberapa gejala yang dapat terjadi pada tingkat
ini: sianosis (perubahan warna menjadi kebiruan pada kulit dan selaput lendir),
mengantuk, sakit kepala, agresif, pertimbangan yang terganggu, inkoordinasi (kekikukan
gerakan), kesulitan melakukan tugas sederhana, berkurangnya penglihatan, kesemutan,
napas pendek, dsb. Kadar oksigen dalam darah biasanya antara 70-80%.

Kritis
Tingkat ini merupakan tingkat terakhir yang dapat menyebabkan kematian. Orang tidak
berdaya secara fisik dan mental pada tingkat ini. Gejala seperti kehilangan kesadaran,
kejang, henti napas, hingga kematian dapat terjadi. Kadar oksigen dalam darah biasanya
di bawah 70%.

PENYEBAB
Penyebab hipoksia dapat dilihat dari penyebab terjadinya sianosis sentral dan perifer.
Sianosis sentral dapat disebabkan oleh:

Kondisi di mana kadar oksigen berkurang seperti: daerah ketinggian, fungsi paru-

paru yang sudah berkurang, hubungan yang tidak selaras antara oksigen yang masuk ke
paru dan oksigen yang dapat dialirkan oleh darah ke seluruh tubuh, beberapa tipe
penyakit jantung bawaan;
Hemoglobin dengan afinitas (ketertarikan) yang rendah terhadap oksigen;
Kelainan dari hemoglobin
seperti: methemoglobinemia, sulfhemoglobinemia, karboksihemoglobinemia.
Sedangkan sianosis perifer dapat disebabkan oleh:

Kondisi yang dapat menyebakan menurunnya curah jantung (volume darah yang
dipompakan jantung ke seluruh tubuh tiap menit);
Paparan terhadap dingin;
Sumbatan pada pembuluh darah arteri atau vena.

PENGOBATAN
Pencegahan merupakan pengobatan terbaik. Evaluasi pasien secara lengkap merupakan
hal yang penting. Hipoksia merupakan hal yang perlu dihindari pada pasien dalam
keadaan sakit berat, keracunan, dananemia / kurang darah.
Penting untuk mengetahui sejak kapan pasien mengalami sianosis. Sianosis yang terjadi
sejak lahir mengarah ke suatu penyakit jantung bawaan. Sianosis sentral dan perifer
harus dibedakan karena penyebab yang berbeda-beda. Pemijatan atau penghangatan
pada ujung-ujung jari yang kebiruan (sianosis perifer)dapat meningkatkan aliran darah
dan menghilangkan sianosis tersebut, tetapi hal ini tidak terjadi pada kasus sianosis
sentral. Kadar oksigen di pembuluh darah arteri juga harus ditentukan dengan analisis
gas darah.
Pencegahan dan pengobatan hipoksia dapat dilakukan dengan pemberian oksigen.
Pemberian oksigen disesuaikan dengan kadar oksigen dalam darah dan diberikan dengan
aliran sedemikian sehingga kadar oksigen dalam darah di atas 90%.
Pengobatan umum untuk hipoksia histotoksik adalah oksigen hiperbarik. Pengobatan
khusus untuk keracunansianida adalah nitrit atau biru metilen dengan cara
membentuk methemoglobin dari hemoglobin yang selanjutnya akan menetralkan
sianida. Akan tetapi, penggunaan nitrit harus berhati-hati karena dapat menimbulkan
hipoksia anemik jika diberikan dalam jumlah besar.
Pemberian terapi oksigen juga perlu berhati-hati pada pasien dengan kegagalan
pernapasan yang berat seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Normalnya, laju
napas kita dipengaruhi oleh kadar karbondioksida dalam darah. Jika kadar
karbondioksida tinggi, otak akan mempercepat laju napas kita agar kadar oksigen naik
dan kadar karbondioksida turun.
Akan tetapi, pada pasien dengan PPOK, otak tidak sensitif lagi dengan kadar
karbondioksida yang tinggi dan laju napas justru dipengaruhi oleh kadar oksigen yang
rendah. Pemberian oksigen yang berlebihan tentunya dapat membuat otak mengurangi
laju napas sampai dapat terjadi henti napas.
Selain itu, oksigen 100% juga memiliki efek racun karena dapat memicu terbentuknya
radikal bebeas. Ketika diberikan lebih dari 8 jam, dapat mengiritasi saluran napas. Jika
diberikan lebih lama lagi dapat memicu kelainan pada paru dan mata. Selain itu, oksigen
hiperbarik 100% juga dapat memicu gejala seperti iritasi saluran napas, kedutan pada
otot, telinga berdenging, kejang, dan koma. Semakin besar tekanan oksigen yang
diberikan, semakin cepat gejala-gejala tersebut muncul.

http://www.kerjanya.net/faq/6612-hipoksia.html
MM hemoglobin

Dalil menjaga kesehatan

Rasullah Saw bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh turmudzi dari saad
Artinya:Sesungguhnya Allah itu baik menyukai yang baik, bersih menyukai yang bersih,
Murah menyukai kemurahan, dermawan menyukai kedermawanan, maka bersihkanlah
halaman/pekarangan dan janganlah kamu meniru orang-orang yahudi.
Artinya: Kebersihan adalah sebagian dari Iman

Pada hadits lain Rasullah bersabda:

Anda mungkin juga menyukai