Guru Berintegritas
Profesi guru sangat identik dengan peran mendidik seperti membimbing, membina,
mengasuh ataupun mengajar. Ibarat sebuah contoh lukisan yang akan ditiru oleh anak didiknya.
Baik buruk hasil lukisan tersebut tergantung dari contonya. Guru (digugu dan ditiru) otomatis
menjadi teladan. Melihat peran tersebut, sudah menjadi kemutlakan bahwa guru harus memiliki
integritas dan personaliti yang baik dan benar. Hal ini sangat mendasar, karena tugas guru bukan
hanya mengajar (transfer knowledge) tetapi juga menanamkan nilai-nilai dasar dari bangun
karakter atau akhlak anak.
Keteladanan seorang guru adalah segala yang dapat diberikan untuk keberhasilan anak didiknya.
Inilah aktualisasi dari sosok seorang yang memiliki integritas tinggi, yang akan senantiasa
berpikir dan memikirkan apa yang dapat diberikan untuk anak didiknya sebelum memikirkan apa
yang akan didapat. Memberi lebih penting sebelum menerima
Evaluasi dan intropeksi diri adalah salah satu karakter guru sejati. Karenanya sebagai seorang
yang berintegritas tinggi, tentunya guru akan bertidak berdasarkan kebenaran atau
ketidakbenaran, bukan beradasarkan menang atau kalah di dalam proses pengajarannya.
Pemimpin yang benar dan berintegritas adalah yang menyadari saat dirinya salah, bukan yang
selalu menang meski dirinya salah.
Akar dari pendidikan itu pahit, tetapi buahnya manis. Dan Guru yang berintegritas tinggi akan
selalu memiliki harapan pada hasil pendidikan, yaitu menggantikan pikiran-pikiran yang kosong
dengan pikiran yang terbuka dan dinamis.