Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN FISKUS TERHADAP REINVENTING POLICY DAN

KEPATUHAN WAJIB PAJAK


(Studi pada Wajib Pajak Badan yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Madya Bekasi)

Risa Harmenita
Mochammad Al Musadieq
Ika Ruhana

(PS Perpajakan, Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya,
125030400111032@mail.ub.ac.id)

ABSTRACT

The pursuit of an ever-increasing state revenues in every year it must be offset by increased tax compliance . In
order to improve taxpayer compliance that impact on state revenue then by this government launched a policy such
as the elimination of administrative sanctions set out in Finance Minister Regulation No. 91 / PMK.03 / 2015 on
April 30 , 2015 by reinventing term policy. To support the government's policy is to run smoothly , then the quality
of care by working unit tax authorities needs to be improved . The object of research is conducted on a registered
taxpayer in KPP Madya Bekasi by distributing questionnaires and record documentation. Source of data used comes
from the primary data and secondary data with quantitative approach . Analysis of the data used in this research is
descriptive analysis and path analysis.
Keywords : Quality of Tax Authority Service, Reinventing Policy, Compliance of the Taxpayers

ABSTRAK

Upaya mengejar penerimaan negara yang selalu meningkat disetiap tahunnya maka harus diimbangi
dengan peningkatan kepatuhan wajib pajak. Demi meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak yang
berdampak pada penerimaan negara maka dengan hal ini pemerintah meluncurkan suatu kebijakan
berupa penghapusan sanksi administrasi yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
91/PMK.03/2015 pada tanggal 30 April 2015 dengan istilah reinventing policy. Untuk mendukung
kebijakan pemerintah tersebut dapat berjalan lancar, maka kualitas pelayanan oleh satuan kerja aparat
pajak perlu ditingkatkan. Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Madya Bekasi merupakan objek
dalam penelitian ini dan dengan menyebarkan kuesioner dan mencatat dokumentasi. Sumber data yang
digunakan berasal dari data primer dan data sekunder dengan pendekatan kuantitatif. Analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis jalur (Path Analysis).
Kata kunci : Kualitas Pelayanan Fiskus, Reinventing Policy, Kepatuhan Wajib Pajak

PENDAHULUAN tersebut. Dalam menjalankan


Pembangunan nasional merupakan upaya penyelenggaraannya pemerintah memerlukan
pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan dana yang tidak sedikit untuk membiayai
rakyat baik materiil maupun formal. Oleh sebab pembelanjaan negara, dana tersebut
itu pemerintah mutlak memerlukan dukungan dikumpulkan dari berbagai potensi sumber
dari seluruh elemen bangsa guna mencapai hal daya yang dimiliki suatu negara. Sumber dana

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| 1


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
terbesar negara dikucurkan dari penerimaan hukum atas program fasilitas ini Direktorat
pajak. Potensi penerimaan dari kontribusi pajak Jenderal Pajak telah menerbitkan Peraturan
itu sendiri dapat dikatakan relatif stabil Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.03/2015.
dikarenakan tidak berpengaruh yang begitu Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk
signifikan terhadap pergerakan rotasi mencapai target penerimaan pajak di tahun 2015
perekonomian dunia (Ardani, 2:2010). dimana tahun ini merupakan Tahun Pembinaan
Didukung juga oleh pernyataan yang Wajib Pajak.
dikemukakan oleh Aryobimo, 2012:1 bahwa Demi mengemban tugas pencapaian target
salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan penerimaan pajak di tahun 2015. Upaya untuk
pemerintahan dan pembangunan yang masih mendukung program reinventing policy maka
dimungkinkan terbuka luas yaitu penerimaan disini pemerintah lebih memperhatikan kondisi
negara dari sektor pajak. Menyadari kondisi internal aparat pajaknya yang salah satunya
tersebut pemerintah Indonesia tentunya telah dengan membenahi kualitas pelayanannya.
menerbitkan upaya sebagai langkah Pelayanan aparat pajak (fiskus) berperan
mengimplementasikan arah kebijakan yang penting dalam upaya menggali penerimaan
digunakan untuk mendongkrak penerimaan negara dikarenakan visi pemberian pelayanan
pajak agar melampaui target yang mengalami untuk menuntun wajib pajak mengerti dan
kenaikan setiap tahunnya. Pernyataan ini sadar atas kewajiban perpajakannya. Dapat
didukung dengan tabel berikut: dikatakan pelayanan yang baik dari aparat
pajak mampu menciptakan wajib pajak patuh
Tabel 1.1
(Syahril, 2013:7). Penelitian ini bertujuan untuk
Target dan Realisasi Penerimaan Perpajakan
menjelaskan pengaruh kualitas pelayanan fiskus
Periode 2010-2014 (miliar rupiah)
Tahun Target Realisasi Persentase
dan reinventing policy terhadap kepatuhan Wajib
Penerimaan Penerimaan Realisasi Pajak.
2010 743.326 723.307 97,3%
2011 878.685 873.735 99,4% KAJIAN TEORITIS
2012 1.011.738 980.199 96,8% Pelayanan

2013 1.148.365 1.077.308 93,8% Pelayanan adalah suatu proses tindakan untuk
memenuhi kebutuhan seseorang melalui
2014 1.246.107 1.146.847 92%
Sumber: Nota Keuangan dan APBN, 2015
aktivitas yang dilakukan orang lain secara
langsung (Pandiangan, 2005:3). Dalam bidang
Berdasarkan Tabel 1.1, realisasi penerimaan perpajakan pelayanan dikategorkan sebagai
pajak dalam 5 tahun terakhir tidak pernah pelayanan publik. Berdasarkan Undang-Undang
mencapai targetnya, padahal target penerimaan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009,
pada setiap tahunnya yang ditetapkan oleh definisi dari pelayanan publik adalah kegiatan
pemerintah selalu meningkat. Tahun ini dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
tepatnya pada tanggal 30 April 2015 pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak Menurut Parasuraman et al dikutip dari Hesti
menyediakan kembali fasilitas pengampunan (2013: 30-33) terdapat lima indikator atau
pajak atas transaksi administrasi. Landasan dimensi kualitas pelayanan yaitu: bukti fisik

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| 2


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
(tangibles), keandalan (reliability), daya tanggap HIPOTESIS
(responsiveness), keyakinan (assurance), empati Gambar 2.1 Model Hipotesis
(emphaty). H2

H1 H3
Fiskus (Aparatur Pajak) Kualitas Reinventing Policy Kepatuhan
Fiskus atau aparat pajak adalah orang yang Pelayanan di KPP Madya Wajib Pajak
melakukan pelayanan pajak pada Wajib Pajak Fiskus (X) Bekasi (Z) (Y)
mengenai perpajakan. Tugas fiskus saat ini tidak Sumber: Kajian Teoritis, 2015
lagi melakukan penetapkan semua jumlah pajak Keterangan :
terhutang yang harus dibayar, melainkan : Garis ini menunjukkan pengaruh
melakukan tugas pembinaan, pelayanan, antar variabel secara parsial.
pengawasan, dan penerapan sanksi perpajakan H1 : Diduga kualitas pelayanan fiskus (X)
(Alam, 2003:5). memiliki pengaruh signifikan terhadap
reinventing policy di KPP Madya Bekasi
Reinventing Policy (Z)
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan H2 : Diduga kualitas pelayanan fiskus (X)
Nomor 91/PMK.03/2015, Reinventing Policy memiliki pengaruh signifikan terhadap
merupakan instrumen legal yang digunakan kepatuhan Wajib Pajak (Y)
oleh Direktorat Jenderal Pajak yang didalamnya H3 : Diduga reinventing policy di KPP Madya
mengatur tentang pengurangan atau Bekasi (Z) memiliki pengaruh signifikan
penghapusan sanksi yang dikarenakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak (Y)
kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena
kesalahannya (Tobing, Farman dan Khairani, METODE PENELITIAN
2015:6). Jenis penelitian penjelasan (explanotory
research) dengan metode pendekatan kuantitatif
Kepatuhan dipergunakan dalam penyusunan skripsi ini.
Kepatuhan secara terminologi berarti taat, Menurut teori yang dikatakan Singarimbun dan
patuh, disiplin terhadap suatu aturan yang Effendi, 2006:5 mengemukakan bahwa
berlaku. Dalam Keputusan Menteri Keuangan Penelitian explanotory research yaitu suatu
Nomor 544/KMK.04/2000 menyatakan bahwa penelitian yang menjelaskan hubungan kausal
kepatuhan perpajakan merupakan tindakan antara variabel-variabel yang mempengaruhi
yang dilakukan Wajib Pajak dalam memenuhi pengujian hipotesis. Sumber data penelitian ini
kewajiban perpajakannya dan telah sesuai menggunakan data primer dan sekunder.
berdasarkan ketentuan peraturan perundang- Teknik Accidental Sampling (Kusumawardani,
undangan dan peraturan pelaksanaan 66:2015) yang digunakan dalam pengambilan
perpajakan yang berlaku dalam suatu negara. sampel.. Jumlah Wajib Pajak Badan yang
terdaftar di KPP Madya Bekasi sejumlah 1.271
yang akan dijadikan populasi dalam penelitian
ini. Penggunaan rumus Slovin dipakai sebagai
penentu jumlah sampel yang ideal dalam

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| 3


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
penelitian ini dan didapatkan jumlah sampel 1. Analisis Jalur (Path Analysis)
sebanyak 92,71 yang dibulatkan menjadi 100 a. Pengaruh Kualitas Pelayanan Fiskus
responden. Terhadap Reinventing Policy di KPP Madya
Bekasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4.1 Hasil Uji Koefisien Jalur Kualitas
HASIL Pelayanan Fiskus terhadap Reinventing Policy di
Tabel 2. Distribusi Frekuensi variabel Kualitas KPP Madya Bekasi
Pelayanan Fiskus (X), Reinventing Policy (Z) dan Variabel Variabel Beta Probab
Kepatuhan Wajib Pajak (Y) Bebas Intervening ilitas Ket.
No Item Mean X Z 0,656 0,000 Signifikan
X1.1 Penampilan fiskus rapi 4,10
X1.2 Fasilitas yang disediakan 3,96 R21 : 0,430 thitung : 0,8596
mendukung pelayanan Sumber : Data diolah, 2015
X1.3 Fiskus tepat waktu dalam 3,87
menerapkan peraturan
Tabel 4.1 menunjukkan X terhadap Z dengan
X1.4 Fiskus tegas dalam menerapkan 4,05
peraturan koefisien beta sebesar 0,656 dan probabilitas
X1.5 Fiskus mampu memberikan 3,98 sebesar 0,VVV1 û™ÂVðV[üð1 –Š”Š1 ”Ž™ž•žœŠ——¢Š11
informasi yang dibutuhkan adalah H0 ditolak, berarti hipotesis pertama
X1.6 Fiskus cepat dalam menangani 3,93
diterima.
keluhan wajib pajak
X1.7 Fiskus merespon dengan baik 3,95
X1.8 Fiskus memberikan pelayanan 4,12 b. Pengaruh Kualitas Pelayanan Fiskus dan
dengan santun Reinventing Policy di KPP Madya Bekasi
X1.9 Fiskus dapat menjaga kerahasiaan 4,20 terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
wajib pajak Tabel 4.2
X1.10 Fiskus mampu memberikan 3,83 Hasil Uji Koefisien Jalur Kepatuhan Wajib Pajak
perhatian Varia Variabel Variabel Beta Sig.
bel Interven Terikat Ket.
X1.11 Fiskus tidak membeda-bedakan 4,13
Bebas ing
wajib pajak
X Y 0,564 0,000 Signifikan
Z1.1 WP merasakan dampak reinventing 3,92
policy atas keterlambatan Z 0,229 0,013 Signifikan
penyampaian SPT thitung: 6,195
Z1.2 Reinventing Policy memberikan 3,96
R 22 : 0,541 2,517
manfaat atas keterlambatan SPT
Masa Sumber : Data diolah, 2015
Z1.3 WP merasakan dampak 3,99
pengampunan sanksi pajak terutang Tabel 4.2 menunjukkan X terhadap Y dengan
Z1.4 Reinventing Policy memberikan 4,01 koefisien beta sebesar 0,564 dan probabilitas
manfaat atas keterlambatan
sebesar 0,0VV1 û™ÂVðV[üð1 –Š”Š1 ”Ž™ž•žœŠ——¢Š1
pembayaran pajak terutang
Y1.1 WP pajak memahami ketentuan 3,79 adalah H0 ditolak, berarti hipotesis kedua
perpajakan diterima. Selanjutnya menunjukkan Z terhadap
Y1.2 WP tidak pernah mendapat sanksi 3,63 Y dengan koefisien beta sebesar 0,229 dan
Y1.3 WP mengisi laporan dengan benar 4,21
™›˜‹Š‹’•’•Šœ1 œŽ‹ŽœŠ›1 VðVWY1 û™ÂVðV[üð1 –aka
Y1.4 WP menyampaikan SPT tepat waktu 4,18
Y1.5 WP membayar pajak tepat waktu 4,08 keputusannya adalah H0 ditolak, berarti
Sumber : Data diolah, 2015 hipotesis ketiga diterima.

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| 4


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
PEMBAHASAN mengemukakan bahwa tujuan kebijakan
1. Perhitungan hasil uji koefisien jalur didapatkan pemerintah dalam pemberian pengahapusan
bahwa pada hipotesis pertama yaitu kualitas sanksi pajak dibidang perpajakan tidak lain
pelayanan fiskus terhadap reinventing policy di untuk menambah peningkatan penerimaan
KPP Madya Bekasi menunjukkan pengaruh pajak dan memberikan kesempatan bagi wajib
signifikan, hal ini berarti kemampuan fiskus pajak yang tidak patuh menjadi patuh. Melalui
dalam pemberian pelayanan dalam penelitian ini telah membuktikan bahwa
mensosialisasikan pengahapusan pajak kepada program reinventing policy yang diluncurkan
wajib pajak berhasil menyukseskan program pemerintah dan yang berlangsung di KPP
reinventing policy yang sedang berlangsung. Madya tersebut sukses meningkatkan jumlah
2. Pengujian pada hipotesis kedua dinyatakan Wajib Pajak patuh dengan terbukti
signifikan berdasarkan hasil uji koefisien jalur bertambahnya jumlah Wajib Pajak sebesar 129
yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan Wajib Pajak dari tahun sebelumnya.
fiskus berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak. Hal ini berarti KESIMPULAN DAN SARAN
peningkatakan wajib pajak yang terjadi di KPP KESIMPULAN
Madya tersebut tidak luput dari kerja keras Berdasarkan hasil pengujian koefisien jalur
aparat pajak yang telah memberikan kualitas dan pengelolaan data lainnya dapat diambil
pelayanannya. Pendapat yang sama kesimpulan sebagai berikut:
dikemukakan oleh Nasucha (2004:272) yang 1. Perolehan nilai thitung sebesar 8,596 dan
menyatakan bahwa tolok ukur keberhasilan probabilitas 0,000 (sig  0,05) menyimpulkan
reformasi perpajakan yaitu dengan tercapainya bahwa hipotesis pertama diterima dan
peningkatan kualitas pelayanan pajak dan berpengaruh signifikan.
penerimaan serta kesejahteraan langsung dan 2. Hipotesis kedua berpengaruh signifikan dan
tidak langsung berdampak pada kepatuhan dinyatakan diterima berdasarkan dari
masyarakat (Wajib Pajak). perolehan nilai thitung sebesar 6,195 dan
3. Dikatakan reinventing policy di KPP Madya probabilitas 0,000 (sig  0,05).
Bekasi berpengaruh signifikan terhadap 3. Perhitungan analisis terhadap hipotesis ketiga
kepatuhan Wajib Pajak telah dibuktikan dari berpengaruh signifikan didukung dengan
hasil perhitungan uji koefisien jalur dengan nilai hasil perolehan nilai thitung sebesar 2,517 dan
thitung sebesar 2,517 dan probabilitas sebesar 0,013 probabilitas 0,000 (sig  0,05).
ûœ’•1 Â1 VðV[üï Hasil pengelolaan data lainnya
menghasilkan koefisien beta sebesar 0,229. SARAN
Dapat dikatakan bahwa program kebijakan 1. Bagi Peneliti Selanjutnya
reinventing policy yang berlangsung di KPP Hasil yang dapat dipakai dalam penelitian ini
Madya tersebut mampu memberikan dipergunakan sebagai bahan referensi bagi
penambahan wajib pajak yang artinya peneliti selanjutnya, peneliti yang tertarik
meningkatkan kepatuhan wajib pajak. untuk melakukan kajian dalam variabel yang
Diperkuat juga dengan teori menurut Devano sama yaitu menganalisis Service Quality
dan Rahayu dalam Ratung dan Adi (2009:6) terhadap reinventing policy dan kepatuhan

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| 5


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
wajib pajak badan dapat juga lebih karena terjadi peningkatan jumlah wajib pajak
memperluas cakupan variabel lain yang tidak patuh ditahun tersebut dibandningkan dengan
terdapat dalam penelitian ini. Misalnya tahun sebelumnya dan secara tidak langsung
menambahkan variabel dependen lainnya juga meningkatkan penerimaan pajak
yaitu penerimaan pajak. Alasan mengapa khususnya di KPP tersebut. Oleh sebab itu,
mengulas penelitian ini lebih dalam agar hasil bagi pihak kantor diharapkan mampu
yang didapat akan memberikan temuan- mempertahankan kinerja kualitas pelayanan
temuan baru yang berarti, bermanfaat bagi terbaiknya dengan selalu melakukan evaluasi
pihak lainya, dan pengaruh dari penelitian ini seperti yang pertama adalah Pembenahan
pun juga memberikan masukan kepada Administrasi bertujuan agar administrasi
pejabat setingkat menteri untuk membuat pajak menjadi instrumen yang mampu bekerja
diskresi atau kebijakan-kebijakan yang secara efektif dan efisien, hal ini guna
responsive terhadap tuntutan perkembangan menjawab keluhan Wajib Pajak yang masih
jaman mengacu pada kebijakan reinventing menganggap rumit sistim perpajakan. Kedua
policy 2015 berhasil meningkatkan kepatuhan perbaikan pelayanan yaitu dengan cara
wajib pajak. peningkatan kualitas dan kemampuan teknis
2. Bagi Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak fiskus dalam bidang perpajakan, perbaikan
Madya Bekasi infrastruktur seperti perluasan tempat
Meskipun Tahun Pembinaan Wajib Pajak telah pelayanan terpadu (TPT), penggunaan sistem
berakhir dengan program kerja pemerintah informasi dan teknologi guna memberikan
yaitu reinventing policy dan telah memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak dalam
dampak yang signifikan terhadap peningkatan memenuhi kewajiban perpajakannya. Ketiga,
kepatuhan wajib pajak, hal ini dikarenakan penyuluhan secara sistimatis dan
wajib pajak merasakan manfaatnya secara berkesinambungan kepada Wajib Pajak,
tidak langsung mendapatkan kesempatan supaya Wajib Pajak paham terhadap hak dan
memperoleh manfaat ekonomis dari kewajibannya, sehingga kemudian muncul
penghapusan sanksi administrasi tersebut kepatuhan dalam diri Wajib Pajak. Keempat
yang pasalnya didukung dari kinerja aparat penegakan hukum yang kuat serta yang
pajak menuntun wajib pajak dalam proses terakhir kinerja penerapan sosialisasi yang
mendapatkan kebijakan penghapusan sanksi diberikan pihak fiskus, dikarenakan perlu
administrasi ini. Maka diharapkan untuk lebih aktif lagi mensosialisasikan peraturan
kedepannya Wajib Pajak dapat patuh dan mengenai penerapan sistem self assesment
sadar akan kewajibannya tanpa perlu berkaitan dengan berlangsung nya
menunggu resposivitas para aparat pajak serta pelaksanaan kebijakan penghapusan sanksi
tidak ada lagi didapati kembali Wajib Pajak administrasi kepada masyarakat luas. Agar
yang masih tidak patuh. kepatuhan Wajib Pajak di setiap tahun nya
3. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Madya Bekasi meningkat setelah berakhirnya program
Kinerja yang telah diberikan oleh pihak KPP reinventing policy.
Madya Bekasi dikatakan berhasil dan sukses
dalam mendukung kebijakan reinventing policy,

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| 6


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
DAFTAR PUSTAKA Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Alam, Sahrul. 2003. Pengaruh Tingkat 91/PMK.03/2015 tentang Pengurangan Atau
Pengetahuan Fiskus Terhadap Kepatuhan Penghapusan Sanksi Administrasi Atas
Wajib Pajak Orang Pribadi Memenuhi Keterlambatan Penyampaian Surat
Kewajiban Perpajakan (Studi Kasus di Kantor Pemberitahuan, Pembetulan Surat
Pelayanan Pajak Lubuk Linggau), Tesis S2 Pemberitahuan, dan Keterlambatan
Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial Pembayaran atau Penyetoran Pajak.
dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Ratung, Tatiana dan Priyo Hari Adi. Dampak
Ardani, Mira Novana. 2010. Pengaruh Kebijakan Program Sunset Policy Terhadap Faktor-faktor
Sunset Policy Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak yang mempengaruhi Kemauan Membayar
(Studi Kasus di Kanwil Direktorat Jenderal Pajak,Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas
Pajak Jawa Timur 1 Surabaya), Tesis S2 Satya Wacana Salatiga, 2009.
Program Magister Ilmu Hukum Universitas
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2006.
Diponogoro.
Metode Penelitian Survey. Edisi Revisi.
Aryobimo, Putut. Tri. 2012. Pengaruh Persepsi Cetakan Kedelapanbelas. Jakarta : LP3ES
Wajib Pajak tentang Kualitas Pelayanan Fiskus
Syahril, Farid. 2013. Pengaruh Tingkat
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan
Pemahaman Wajib Pajak Dan Kualitas
Kondisi Keuangan Wajib Pajak dan Preferensi
Pelayanan Fiskus Terhadap Tingkat Kepatuhan
Risiko sebagai Variabel Moderating. Skripsi.
Wajib Pajak PPh Orang Pribadi (Studi
Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Emperis pada KPP Pratama Kota Solok).
Universitas Diponegoro.
Program Studi Akuntansi Fakultas
Hesti, Chandra. 2013. Pengaruh Kepuasan atas Ekonomi, Universitas Negeri Padang.
Pelayanan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib
Tobing, Ganda C., Farman dan Khaerani. 2015.
Pajak UMKM. Malang.
Pahami dan Manfaatkan Reinventing Policy,
Keputusan Menteri Keuangan Reublik
Inside Tax Ed. 31). Jakarta: Darussalam.
Indonesia Nomor 544/KMK.04/2000
tentang Kriteria Wajib Pajak yang dapat Undang-Undang Republik Indonesia No. 25
diberikan Pengembalian Pendahuluan tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Kelebihan Pembayaran Pajak.
Kusumawardani, Kadek Wiji. 2015. Pengaruh
Responsivitas Petugas Pajak Terhadap
Kepuasan dan Kepatuhan Wajib Pajak (Studi
pada Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Badung Selatan). Program Studi
Perpajakan, Universitas Brawijaya.
Nasucha, Chaizi. 2004. Reformasi Administrasi
Publik. Jakarta: PT. Grasindo
Š—•’Š—•Š—ð1 ’‹Ž›•¢ï1 1 žŠœ”Š‘1 —•Š1 Dengan
Ž•Š¢Š—Š—1 Š“Š”ð 1 ›•’”Ž•1 ’—’1 diakeses
pada tanggal 23 September 2015, dari
http://www.kanwilpajakwpbesar.go.id/beri
ta.php?cmd=detail&id=2005-10-
10%2014:47:04

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| 7


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai