MINI RISET Perawatan
MINI RISET Perawatan
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan laporan hasil mini riset Tata Rias Pengantin
Laporan hasil mini riset ini penulis susun dengan kesungguhan untuk mencapai hasil
yang maksimal, namun kiranya masih banyak kekurangan yang belum dapat penulis penuhi
dalam penyusunan laporan hasil mini riset ini, karena penulis sebagai pembuat laporan hasil mini
riset ini juga dalam proses belajar. Dilain kesempatan penulis akan memaksimalkan tulisan-
tulisan yang akan penulis buat nantinya.
Dalam penyusunan laporan hasil mini riset ini masih banyak kesalahan dan kekurangan
baik dalam penulisan dan isi. Untuk itu, penulis mohon masukan dan kritikan yang membangun
demi kesempunaan laporan hasil mini riset ini, dan semoga berguna sebagai informasi bagi
mahasiswa dan masyarakat.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Penelitian.................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah..........................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.4 Tujuan Penelitian..............................................................................................................2
1.5 Manfaat Penelitian............................................................................................................2
BAB II KERANGKA TEORITIS...................................................................................................3
2.1 Pengertian Perawatan Rambut...............................................................................................3
2.2 Penyebab Rambut Rontok......................................................................................................3
2.3. Perawatan Rambut dengan Hair Spa....................................................................................4
BAB III............................................................................................................................................6
METODE PENELITIAN................................................................................................................6
3.1 Jenis Penelitian..................................................................................................................6
3.2 Subjek Penelitian...............................................................................................................6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................................7
BAB V PENUTUP.......................................................................................................................12
ii
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12
5.2 Saran................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tata rias wajah (bahasa Inggris: make up) adalah kegiatan mengubah penampilan dari bentuk
asli sebenarnya dengan bantuan bahan dan alat kosmetik. Istilah make up lebih sering ditujukan
kepada pengubahan bentuk wajah, meskipun sebenarnya seluruh tubuh bisa di hias (make up
Berbicara tentang pernikahan, Indonesia sebagai negara yang memiliki beragam suku dan budaya
juga mempunyai tata cara adat tersendiri mengenai pernikahan. Pelaksanaan pernikahan secara adat
biasanya unik dan berbeda satu sama lain. Misalnya, suku Mandailing yang berasal dari Provinsi
Sumatera Utara. Suku ini menganggap bukan termasuk dalam batak karena asal usul dalam kitab
Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Tantular bahwa Mandailing, Pane, Toba dan Barus termasuk ke
dalam rumpun Melayu dan tidak ada Batak di kala itu.
Nah, kembali lagi soal pernikahan, pengantin Mandailing menggunakan pakaian adat yang didominasi
warna merah, keemasan dan hitam. Pengantin pria menggunakan penutup kepala yang disebut ampu-
mahkota yang dipakai raja-raja Mandailing di masa lalu, baju godang yang berbentuk jas, ikat pinggang
warna keemasan dengan selipan dua pisau kecil disebut bobat, gelang polos di lengan atas warna
keemasan, serta kain sesamping dari songket Tapanuli. Sedangkan, pengantin wanita memakai penutup
kepala disebut bulang berwarna keemaasan dengan beberapa tingkat, penutup daerah dada yaitu kalung
warna hitam dengan ornamen keemasan dan dua lembar selendang dari kain songket, gelang polos di
lengan atas berwarna keemasan, ikat pinggang warna keemasan dengan selipan dua pisau kecil, dan baju
kurung dengan bawahannya songket
1
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka dapat
diidentifikasikan permasalahan pada hal tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tatarias adalah salah satu hal yang paling dibutuhkan oleh pengantin.
2. Banyak ciri khas Tatarias pengantin Mandailing
2
BAB II
KERANGKA TEORITIS
Sedangkan fungsi dan tujuan dari tata rias wajah itu sendiri secara umum adalah dapat
merias wajah, baik untuk diri sendiri maupun orang lain sesuai dengan karakter wajah dan
kesempatan yang akan dihadiri.
3
2.2 Suku Batak Mandailing
Batak Mandailing merupakan suatu etnik yang menarik garis keturunan dari pihak ayah,
sehingga suatu perkawinan yang terjadi antara pihak laki-laki Batak Mandailing dan perempuan
Batak Mandailing menghasilkan keturunan laki-laki, maka keturunannya tersebut berhak dan
wajib meneruskan garis keturunan ayahnya yang dapat dilihat dari marga yang dibawanya, selain
itu perkawinan antara individu Batak Mandailing merupakan suatu perkawinan yang dianggap
ideal dari sudut pandang hukum adat Batak Mandailing, karena segala akibat yang timbul dari
perkawinan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan hukum adat, namun apabila keturunan
dari perkawinan tersebut adalah perempuan maka perempuan tersebut hanya berhak menerima
marga ayahnya tanpa memiliki kemampuan meneruskan marga ayahnya tersebut pada
keturunannya kelak.
Hukum adat yang ada dan berlaku sekarang ini ditengah-tengah masyarakat Batak Mandailing
banyak dipengaruhi oleh hukum-hukum Islam, hal ini disebabkan pengaruh Islam yang sangat
kuat dan menjadi landasan hukum adat, walaupun sebenarnya hukum adat Batak Mandailing
bersumber dari adat budaya mereka sendiri tanpa campur tangan agama, masuknya pengaruh
agama dalam hukum adat dapat dilihat dari istilah yang ada ditengah- tengah masyarakat Batak
Mandailing, yaitu Adat-Ibadah, yang berarti adat harus sejalan dengan nilai-nilai agama yang
dalam hal ini adalah agama Islam.
Masuknya pengaruh agama dalam hukum adat Batak Mandailing telah merubah hukum adat
tersebut, seperti misalnya, dalam hukum adat tidak diatur mengenai perkawinan antara laki-laki
Batak Mandailing dan perempuan Batak Mandailing namun berbeda keyakinan atau agama,
dengan masuknya hukum agama (Islam) dalam hukum adat telah menjadikan perkawinan
tersebut tidak sah dari sudut pandang agama, namun legal dari sudut pandang adat karena
perkawinan yang terjadi merupakan perkawinan ideal tanpa dipengaruhi oleh faktor agama, hal
ini secara antropologis terjelaskan bahwa agama muncul dan berkembang dari suatu kebudayaan,
4
sehingga dalam pernikahan adat mandailing lebih kuat unsur agama islam dibanding dengan adat
tetapi masih memakai nilai-nilai dari adat mandailing tersebut.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak
yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian (Lerbin,1992 dalam
Hadi, 2007). Tanya jawab ‘sepihak’ berarti bahwa pengumpul data yang aktif bertanya,
sermentara pihak yang ditanya aktif memberikan jawaban atau tanggapan. Dari definisi itu, kita
juga dapat mengetahuibahwa Tanya jawab dilakukan secara sistematis, telah terencana, dan
mengacu pada tujuan penelitian yang dilakukan
5
Pukul :
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1.2 Saran
6
DAFTAR PUSTAKA