Anda di halaman 1dari 4

Amensalisme adalah hubungan timbal balik antara dua jenis tumbuhan, dengan kondisi tumbuhan yang

satu tumbuh normal, sedangkan yang pertumbuhannya terganggu. 2. Dominansi adalah hubungan
timbal balik antara dua jenis tumbuhan dengan kandisi tumbuhan yang satu menguasai tumbuhan lain.
3. Fäktor esensial adalah faktor yang mutlak diperlukan bagi pertumbuhan tanaman; apabila jumlahnya
tidak terpenuhi, pertumbuhan tanaman terganggu. Contohnya air, unsur hara, sinar matahari, CO, dan
ruang tumbuh. Geragih (stolon) adalah batang yang tumbuh menjalar di permukaan tanah. Pada setiap
buku (nodus) dapat tumbuh tunas dan alkar untuk 4. membentuk tumbuhan baru. 5. Gulma adalah
suatu tumbuhan yang bila dibiarkan tumbuh dalam Nuatu sistem menyebabkan kerugian finansial baik
secara langsung maupun tak langsung. 6. Komensalinme adalah hubungan timbal balik antara dua jenis
tumbuhan dengan kondisi tumbuhan yang satu tumbuh normal, sedangkan yang lain mendapatkan
keuntungan. 7. Kompetisi adalah hubungan timbal balik antara dua jenis tumbuhan untuk mendapatkan
faktor esensial bagi kebutuhan hidupnya, yang terjadi apabila satu atau lebih faktor esensial yang
tersedia jumlahnya di bawah kebutuhan bersama. Asosiasi dua tumbuhan terpenting dalam
hubungannya dengan asosiasi antara gulma dan tanaman ialah kompetisi. 8. Pembatas pertumbuhan
dan hasil tanaman adalah kondisi semuaKomensalisme adalah hubungan timbal balik antara dua jenis
tumbuhan dengan kondisi tumbuhan yang satu tumbuh normal, sedangkan yang lain mendapatkan
keuntungan. 7. Kompetisi adalah hubungan timbal balik antara dua jenis tumbuhan untuk mendapatkan
faktor esensial bagi kebutuhan hidupnya, yang terjadi apabila satu atau lebih faktor esensial yang
tersedia jumlahnya di bawah kebutuhan bersama. Asosiasi dua tumbuhan 6. terpenting dalam
hubungannya dengan asosiasi antara gulma dan tanaman ialah kompetisi. Fembatas pertümbuhar dan
hasil tanaman adalah kondisi semua faktor internal dan/atau eksternal yang menyebabkan tanaman
tidak dapat mewujudkan gennya secara maksimal dalam bentuk metabolisme, pertumbuhan, dan hasil
biologi dan/hasil ekonomi. Rimpang (rhizom) adalah batang yang tumbuh menjalar di bawah permukaan
tanah. Pada setiap buku (nodus) dapat terbentuk tunas dan akar untuk membentuk tumbuhan baru.
Selama periode waktu pertumbuhan tanaman, ada suatu periode waktu tertentu, yaitu periode waktu
kritis kompetisi, ketika tanaman sangat peka terhadap kompetisi gulma. Adanya gulma đi atas suatu
densitas tertentu adalah nilai ambang kritis, menyebabkan penurunan hasil yang berarti. 11. Umbi
(tuber) adalah hasil pembesaran batang atau ujung akar yang banyak mengandung cadangan pangan
dan mampu menumbuhkan tunas yang dapat menjadi tumbuhan baru. 12. Umbi lapis (bulb) adalah
batang pendek (mampat) berbentuk cawan yang dikelilingi dain berdaging. 13. Umbi lapis palsu (corm)
adalah batang pendek berdaging dengan beberapa buku yang dilapisi oleh daun yang mereduksi (sisik)
yang tidak berdaging

1 l 0,27KB/s 20.02 A 71% https://books.google.co.id/bo 8.1 KONSEP DAN FAKTOR PEMBATAS


PERTUMBUHAN Tanaman adalah produk interaksi komposisi genetis dan lingkungan tumbuhnya.
Komposisi genetis relatif tetap bagi suatu tanaman tertentu, tetapi lingkungan tumbuhnya
memengaruhi perkembangan dan berinteraksi dengan komposisi genetis. Pada akhir perkembangan
tanaman tersebut, hasil tanaman adalah suatu produk dari keduanya dan tidak hanya satu yang
diperlambat atau yang dipercepat oleh yang lain. Pertumbuhan tanaman sangat bergantung pada
sintesis material sel baru. Empat proses yang berkaitan dengan pertumbuhan tanaman adalah
fotosintesis, translokasi, absorpsi, dan transpirasi. Tanaman normal jika laju empat proses tersebut tidak
mengalami gangguan yang berarti atau yang dapat menurunkan hasil tanaman baik hasil biologi
dan/atau hasil ekonomi secara nyata. Jika kondisi faktor lingkungan pertumbuhan tanaman budi daya,
baik lingkungan atmosfer maupun lingkungan rizosfer, dalam kondisi optimum, tanaman tersebut dapat
mewujudkan potensi genetisnya secara maksimum. Artinya, tanaman dapat mewujudkan pertumbuhan
dan hasil biologi dan/atau hasil ekonomi secara maksimal. Oleh karena itu, pembatas pertumbuhan dan
hasil tanaman ialah kondisi semua faktor internal dan/atau eksternal yang menyebabkan tanaman tidak
dapat mewujudkan gennya secara maksimal dalam bentuk metabolisme, pertumbuhan, dan hasil biologi
dan/hasil ekonomi. Banyak faktor lingkungan dikenal sebagai pembatas pertumbuhan tanaman (Gambar
8.1.). Kelompok faktor pertama (gulma, insekta, patogen) secara langsung menghambat kemampuan
hasil tanaman, yaitu menurunkan tingkat hasil maksimum yang dicapai oleh tanaman tertentu dalam
kondisi lingkungan tertentu. Kelompok faktor kedua (nutrien, densitas tanaman, orientasi daun suatu
varietas, geometri pertanaman) dapat menambahkan tingkat penghambatan kemampuan hasil
tanaman, sehingga memengaruhi hasil tanaman. Kebanyakan praktik manajemen tanaman diarahkan
menuju keseimbangan faktor tersebut untuk mencapai suatu kisaran hasil yang mendekati maksimum.
ASPEK DASAR AGRONOMI BERKELANJUTAN 311

APAKAH HASIL DAN PROFIT BERKURANG OLEH SETIAP PENYEBAB INI? TANPA FAKTOR PEMBATAS
RESPONS GULMA PENYUSUN INSEKTA PENYAKIT TANAH VARIETAS POPULASI TANAMAN AIR
KETIDAKCUKUPAN NUTRIEN PENINGKATAN INPUT Gambar 8.1. Sejumlah faktor pembatas dalam
produksi Sumber: Mitchell, 1970: 94 Pengendalian tingkat pertumbuhan dan hasil tanaman budi daya
harus sudah dirancangkan mulai pada waktu pengambilan keputusan mengenai 1. pemilihan klon atau
varietas tanaman yang akan dibudidayakan, termasuk kandungan bahan pangan atau pakan
(karbohidrat, protein, minyak/lemak, atau bahan pangan atau pakan lainnya), 2. pemilihan lahan budi
daya dengan tanaman yang dipilih akan dibudidayakan, termasuk karakteristik fisis, kimiawi, dan hayati,
3. penentuan sistem pertanaman yang akan diterapkan, dan 4. macam dan tingkat manajemen
pertanaman untuk mewujudkan pertumbuhan dan hasil tanaman yang dikehendaki. PENINGKATAN
HASIL KURVA

Perwujudan gen tanaman dalam wujud hasil biologi dan/atau hasil ekonomi telah dijelaskan dalam Bab
VII yang secara sederhana diformulasikan dalam persamaan (7.7), (7.8), (7.9) dan (711). Bab VIII
menyajikan kembali persamaan tersebut dalam persamaan (8.1), (8.2), (8.3), dan (8.4) untuk
memudahkan memahami faktor dan indeks pembatas pertumbuhan (IPP) yang menciptakan
kesenjangan pertumbuhan dan hasil (yield gap) pada tanaman budi daya. LPT = (BBT x KBT x GSP x JBG x
LLP), x FKV x (1-IPP) (8.1) LPT, = LAB, x ILD, x (1-IPP) (8.2) ALPT = -Ź LPT, (8.3) HET = IPN, x HBT, (8.4)
Persamaan (8.3) menunjukkan bahwa ALPT (akumulasi laju pertumbuhan tanaman) sebenarnya adalah
HBT, (hasil biologi tanaman). Oleh karena itu, penggabungan persamaan (8.3) ke dalam persamaan (8.4)
menghasilkan persamaan (8.5) yang dapat digunakan untuk menaksir hasil ekonomi tanaman budi daya.
HET = IPNI x ALPT (8.5) Penggabungan persamaan (8.1) ke dalam persamaan (8.5) menjadi persamaan
(8.6) menunjukkan bahwa mulai saat penanaman tanaman budi daya, perkecambahan, kemunculan,
dan pertumbuhan semai mantap, sebenarnya, HET (hasil ekonomi tanaman) tersebut telah ditentukan.
HET bergantung pada kuantitas dan kualitas BBT, IPN dan IPP tanaman tersebut. HET, = IPNI ×
(BBT×KBT×GSP×JBG×LLP) XFKV×(1-IPP) (8.6)
1l 1,70KB/s 20.02 A 71% https://books.google.co.id/bo Pada tahapan perkembangan tanaman
berikutnya, ketika daun tanaman mulai terbentuk dan berkembang sempurna dan fotosintesis terjadi,
semai tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, penggabungan persamaan (8.2) ke dalam persamaan
(8.5) kelihatannya lebih tepat untuk menjelaskan ketergantungan HET tanaman terhadap IPN, LAB, ILD,
dan IPP selama periode waktu perkembangan tanaman sampai pemanenan sebagaimana ditunjukkan
dalam persamaan (8.7). HET = IPNI x A[LAB x ILD, x (1-IPP)} (8.7) Tingkat indeks pembatas pertumbuhan
(IPP) diformulasikan dalam kondisi lingkungan tumbuh (KLT) optimum. Dalam kondisi lingkungan
tumbuh tersebut, asumsi dasarnya ialah bahwa semua faktor lingkungan tumbuh memenuhi kebutuhan
normal metabolisme tanaman untuk mewujudkan gennya secara maksimum termasuk pertumbuhan
dan hasil tanaman. Oleh karena itu, setiap faktor lingkungan tumbuh yang berada dalam status yang
semakin tidak dapat memenuhi kebutuhan normal metabolisme tanaman akan menghasilkan IPP yang
semakin tinggi, demikian juga tingkat kesenjangan hasilnya, bahkan dalam kondisi ekstrem dapat
mengakibatkan gagal panen. Dalam kondisi lingkungan tumbuh optimum tersebut maka tingkat IPP-0,
selanjutnya, IPP adalah sebagaimana disajikan dalam persamaan (8.8) dan (8.9) berikut. KLT- KLT IPP =
(8.8) KLT M KLT IPP = {1-( KLT (8.9) Berbagai faktor aspek dasar agronomi berkelanjutan yang akan
digunakan sebagai acuan untuk menentukan tingkat perwujudan gen tanaman dalam wujud
pertumbuhan dan hasil tanaman budi daya disajikan dan dibahas secara berurutan mulai Bab I sampai
Bab VII pada buku ini. Berbagai faktor lingkungan tumbuh seperti ketersediaan lengas 314 ASPEK DASAR
AGRONOMI

BERKELANJUTAN

1l 1,70KB/s 20.02 A 71% https://books.google.co.id/bo Pada tahapan perkembangan tanaman


berikutnya, ketika daun tanaman mulai terbentuk dan berkembang sempurna dan fotosintesis terjadi,
semai tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, penggabungan persamaan (8.2) ke dalam persamaan
(8.5) kelihatannya lebih tepat untuk menjelaskan ketergantungan HET tanaman terhadap IPN, LAB, ILD,
dan IPP selama periode waktu perkembangan tanaman sampai pemanenan sebagaimana ditunjukkan
dalam persamaan (8.7). HET = IPNI x A[LAB x ILD, x (1-IPP)} (8.7) Tingkat indeks pembatas pertumbuhan
(IPP) diformulasikan dalam kondisi lingkungan tumbuh (KLT) optimum. Dalam kondisi lingkungan
tumbuh tersebut, asumsi dasarnya ialah bahwa semua faktor lingkungan tumbuh memenuhi kebutuhan
normal metabolisme tanaman untuk mewujudkan gennya secara maksimum termasuk pertumbuhan
dan hasil tanaman. Oleh karena itu, setiap faktor lingkungan tumbuh yang berada dalam status yang
semakin tidak dapat memenuhi kebutuhan normal metabolisme tanaman akan menghasilkan IPP yang
semakin tinggi, demikian juga tingkat kesenjangan hasilnya, bahkan dalam kondisi ekstrem dapat
mengakibatkan gagal panen. Dalam kondisi lingkungan tumbuh optimum tersebut maka tingkat IPP-0,
selanjutnya, IPP adalah sebagaimana disajikan dalam persamaan (8.8) dan (8.9) berikut. KLT- KLT IPP =
(8.8) KLT M KLT IPP = {1-( KLT (8.9) Berbagai faktor aspek dasar agronomi berkelanjutan yang akan
digunakan sebagai acuan untuk menentukan tingkat perwujudan gen tanaman dalam wujud
pertumbuhan dan hasil tanaman budi daya disajikan dan dibahas secara berurutan mulai Bab I sampai
Bab VII pada buku ini. Berbagai faktor lingkungan tumbuh seperti ketersediaan lengas 314 ASPEK DASAR
AGRONOMI BERKELANJUTAN
tanah dan unsur-unsur hara, baik esensial maupun non-esensial, sangat menentukan keberhasilan
pertumbuhan dan hasilnya. Oleh karena itu, ketidakcukupan kebutuhan bagi pertumbuhan dan hasil
tanaman daripada yang disediakan oleh lingkungan harus potensi genetikanya dapat diwujudkan secara
maksimal. Perwujudan gen tanaman dalam wujud pertumbuhan dan hasil tanaman mungkin tidak akan
terwujud ketika ada organisme pengganggu yang melebihi populasi kritisnya pada periode pertumbuhan
kritis tanaman selama perkembangannya. Oleh karena itu, pemantauan dan evaluasi populasi aktual
organisme pengganggu tanaman tersebut senantiasa secara rutin dilakukan untuk menentukan tindakan
pencegahan. Dalam Bab VIII ini secara khusus akan dibahas berkaitan dengan tumbuhan yang senantiasa
menyertai dan tumbuh di sekitar tanaman budi daya, ketika populasi tumbuhan tersebut melebihi
populasi kritis dan tumbuh pada periode kritis pertumbuhan tanaman, jika tidak dikendalikan
menyebabkan penurunan hasil biologi dan/hasil ekonomi tanaman secara nyata. Oleh karena itu,
pemantauan dan evaluasi macam dan populasi aktual tumbuhan iringan tersebut senantiasa secara rutin
dilakukan untuk menentukan tindakan pencegahan. Tumbuhan yang tumbuh di sekitar tanaman budi
daya dalam Bab VIII ini digunakan istilah companion plant ('tumbuhan iringan') karena tumbuhan
tersebut belum tentu menghambat pertumbuhan dan/atau menurunkan hasil tanaman. Tumbuhan
iringan tersebut sering kali bahkan bermanfaat baik bagi keberadaan dan kemaslahatan umat manusia,
dan lingkungan hidup secara keseluruhan. Tumbuhan iringan yang memiliki potensi menghambat dan
menurunkan hasil tanaman budi daya dalam banyak pustaka dan jurnal dikenal sebagai gulma (weed).

Anda mungkin juga menyukai