Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PERENCANAAN PROGRAM GIZI

PENYUSUNAN TINJAUAN PUSTAKA DAN DEFINISI OPERASIONAL

Disusun Oleh :

Kelompok 8

1. Amelia Ainina (P21341118002)


2. Aurey Nabilah (P21341118006)
3. Benedicta Vini Krista (P21341118008)
4. Kurnia Dewi Lestari (P21341118029)
5. Linda Aisah Putri W (P21341118031)

Kelas D3-5B

Dosen Pengampu :

Dr. Ir. Trina Astuti, M.P.S.

JURUSAN GIZI

POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II

2020
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan Gizi Ibu Hamil


Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo,2003)
Pengetahuan gizi merupakan salah satu faktor yang merangsang terwujudnya sebuah perilaku
kesehatan (Purbadewi dkk, 2013). Pengetahuan gizi dapat mempengaruhi konsumsi seseorang,
dimana tingkat pengetahuan gizi akan mempengaruhi dalam pemilihan bahan makanan yang
tepat, beragam, berimbang, serta tidak menimbulkan penyakit (Florence, 2017).
Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang hubungan konsumsi makanan dengan
kesehatan tubuh. Ibu hamil dengan pengetahuan gizi baik diharapkan dapat memilih asupan
makanan yang nilai gizinya dapat memenuhi tubuhnya yang bernilai gizi baik dan seimbang bagi
dirinya sendiri beserta janin dan keluarga.

Pengetahuan tentang asupan gizi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
konsumsi pangan. Menurut Wahyudi dkk (2016), seseorang yang tidak didasari dengan
pengetahuan maka sulit untuk bertindak dan menerapkan gaya hidup sehat termasuk untuk
memenuhi kebutuhan gizi selama kehamilan. Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang
pentingnya gizi selama kehamilan berdampak buruk bagi janin.

Masa kehamilan merupakan masa dimana ibu membutuhkan berbagai unsur gizi
(karbohidrat, protein, vitamin, mineral, lemak) yang lebih banyak daripada yang diperlukan dari
keadaan tidak hamil. Gizi tersebut selain diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri
diperlukan juga untuk pertumbuhan dan perkembangan janin yang ada di dalam kandungan
(Moehji, 2013).

Menurut Arisman (2010) dampak kekurangan gizi terhadap ibu hamil yaitu dapat
menimbulkan anemia gizi besi yang banyak terdapat di Indonesia, maka ibu hamil dianjurkan
untuk mendapat tambahan zat besi atau makanan yang mengandung zat besi. Selain itu, dampak
kekurangan gizi terhadap ibu hamil dapat terjadi kenaikan berat badan yang rendah selama
kehamilan dan menimbulkan mual muntah (hiperemesis gravidarum).

Asupan kebutuhan ibu hamil yang tidak tercukupi, dapat berakibat buruk bagi ibu dan janin.
Janin dapat mengalami kecatatan lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR), anemia pada
bayi, keguguran dan kematian neonatal. Ibu hamil yang kekurangan gizi akan menderita Kurang
Energi Kronis (KEK), sehingga berdampak kelemahan fisik, anemia, pendarahan, berat badan
ibu tidak bertambah secara normal dan diabetes dalam kehamilan yang membahayakan jiwa ibu.
Ibu hamil dengan status gizi kurang akan beresiko melahirkan bayi berat badan lahir rendah 2-3
kali lebih besar dibandingkan yang berstatus gizi baik, disamping kemungkinan bayi meninggal
sebesar 1,5 kali (Marlenywati, 2010).

Ibu hamil rentan mengalami beberapa permasalahan kurang gizi. Masalah gizi yang
sering terjadi pada ibu hamil adalah Kurang Energi Kronis (KEK), Anemia, dan Gangguan
Akibat Kekurangan Yodium. Masalah gizipada ibu hamil berdampak pada kesehatan ibu dan
bayinya. Bayi yang dilahirkan dapat mengalami keterlambatan pertumbuhan fisik dan
perkembangan mental serta penurunan kecerdasan.

Menurut Depkes RI (2000) anemi merupakan suatu keadaan dimana kadar hemoglobin
(Hb) di dalam darah lebih rendah daripada nilai normal menurut kelompok orang tertentu.
Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah kekurangan zat besi yang berasal dari
makanan yang dimakan setiap hari dan diperlukan untuk pembentukan hemoglobin sehingga
disebut “anemia kekurangan besi” (Waryana, 2010).

Dampak dari anemia pada masa kehamilan menurut Proverawati dan Asfuah (2009)
adalah abortus, persalinan prematur, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, berat badan bayi
lahir rendah, mudah terkena infeksi, janin lahir dengan anemia, ibu cepat lelah, luka susah
sembuh.

Secara umum, ada tiga penyebab anemia defisiensi zat besi, yaitu kehilangan darah
secara kronis sebagai dampak pendarahan kronis, seperti penyakit ulkus peptikum dan hemoroid,
asupan zat besi tidak cukup untuk penyerapan dan tidak adekuat serta peningkatan kebutuhan
akan zat besi untuk pembentukan sel darah merah yang lazim berlangsung pada pertumbuhan
bayi, masa pubertas, masa kehamilan, dan menyusui (Arisman, 2010).
Kekurangan besi dalam tubuh disebabkan karena kekurangan konsumsi makanan kaya
besi, terutama yang berasal dari sumber hewani, kekurangan besi karena kebutuhan yang
meningkat seperti pada kehamilan. (Waryana, 2010). Peningkatan ini dimaksudkan untuk
memasok kebutuhan janin untuk bertumbuh karena pertumbuhan janin memerlukan banyak
sekali zat besi, pertumbuhan plasenta, dan peningkatan volume darah ibu. Sebagian peningkatan
ini terpenuhi dari cadangan zat besi, serta peningkatan adaptif jumlah persentase zat besi yang
terserap melalui saluran cerna (Arisman, 2010).

Sejauh ini ada empat pendekatan dasar pencegahan anemia defieisensi zat besi, yaitu
pemberian tablet atau suntikan besi, pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan
peningkatan asupan zat besi melalui makanan, pengawasan penyakit infeksi, dan fortifikasi
makanan pokok dengan zat besi (Arisman, 2010).

Penelitian oleh Nila Eza Fitria, Mahasiswi STIKES Ceria Buana pada Februari tahun
2018 tentang hubungan pengetahuan ibu hamil tentang tablet Fe dengan kejadian anemia

Dari hasil penelitian dengan 30 responden tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Di Jorong Koto Malintang Wilayah Kerja
Puskesmas Pakan Kamih Kabupaten Agam Tahun 2014 dapat disimpulkan sebagai berikut :
Hampir dari separo (36,7%) ibu hamil yang berpengetahuan kurang tentang tablet Fe di Jorong
Koto Malintang Wilayah Kerja Puskesmas Pakan Kamih Kabupaten Agam Tahun 2014 Lebih
dari separuh lebih dari separo ibu hamil (63,3 %) yang menderita anemia di di Jorong Koto
Malintang Wilayah Kerja Puskesmas Pakan Kamih Kabupaten Agam Tahun 2014. Ada
hubungan yang bermakna antara Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tablet Fe Dengan
Kejadian Anemia Di Jorong Koto Malintang Wilayah Kerja Puskesmas Pakan Kamih
Kabupaten Agam Tahun 2014, Dimana p = 0,005 (p < 0,05). Perlu diingatkan kerjasama
antara masyarakat dengan tenaga kesehatan di puskesmas untuk dapat meningkatkan
pendidikan dan penyuluhan kesehatan tentang tablet Fe dengan kejadian Anemia.

Adapun Kekurangan yodium pada ibu hamil akan mengakibatkan janin mengalami
hipotiroid yang selanjutnya berkembang menjadi kretinisme. Kekurangan yodium juga dapat
mengakibatkan bayi lahir mati, aborsi, serta meningkatkan kematian bayi dan perinatal.
Kebutuhan yodium dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi garam beryodium serta konsumsi
bahan makanan yang bersumber dari laut.
Kekurangan energi kronis atau yang selanjutnya disebut dengan KEK merupakan suatu
keadaan dimana status gizi seseorang buruk yang disebabkan kurangnya konsumsi pangan
sumber energi yang mengandung zat gizi makro. Kebutuhan wanita akan meningkat dari
biasanya jika pertukaran dari hampir semua bahan itu terjadi sangat aktif terutama pada trimester
III. Peningkatan jumlah konsumsi makan perlu ditambah terutama konsumsi pangan sumber
energi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin, maka kurang mengkonsumsi kalori akan
menyebabkan malnutrisi.

Menurut Sediaoetama (2000), penyebab dari KEK dapat dibagi menjadi dua, yaitu : a.
Penyebab Langsung Peyebab langsung terdiri dari asupan makanan atau pola konsumsi dan
infeksi. b. Penyebab Tidak Langsung 1) Hambatan utilitas zat-zat gizi Hambatan utilitas zat-zat
gizi ialah hambatan penggunaan zat-zat gizi karena susunan asam amino didalam tubuh tidak
seimbang yang dapat menyababkan penurunan nafsu makan dan penurunan konsumsi makan. 2)
Hambatan absorbsi karena penyakit infeksi atau infeksi cacing. 3) Ekonomi yang kurang. 4)
Pendidikan umum dan pendidikan gizi kurang. 5) Produksi pangan yang kurang mencukupi
kubutuhan. 6) Kondisi hygiene yang kurang baik. 7) Jumlah anak yang terlalu banyak.

Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang
mengandung zat gizi yang diberikan pada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi
kebutuhan gizi selain ASI. MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan
keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk
maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan bayi. Pemberian MP-ASI yang cukup kualitas
dan kuantitasnya penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang
sangat pesat pada periode ini, tetapi sangat diperlukan hygienitas dalam pemberian MP-ASI
tersebut.( Brown, KH., Dewey, K., Allen, L. 1998)

Penelitian oleh Rika Andriyani (Dosen Prodi D3 Kebidanan STIKes Hang Tuah
Pekanbaru) pada Maret tahun 2016 tentang hubungan pengetahuan ibu tentang MPASI terhadap
waktu pemberian MPASI pada bayi.

Hasil dari analisis uji statistik didapatkan nilai p value = 0,001, pada nilai α 5 % (0.05) yang
berarti p value < α. Hal inimenunjukkan ada hubungan yang signifikan antara Hubungan
pengetahuan ibu tentang MP-ASI Terhadap usia awal pemberian makanan pendamping ASI di
Puskesmas RI Sidomulyo. Analisa keeratan hubungan dua variabel diperoleh nilai OR 5,662 (CI
95% = 2,118 – 1.513), artinya responden yang memiliki pengetahuan rendah memiliki peluang
lebih besar tidak mengetahui waktu yang tepat dalam memberikan MP-ASI dengan responden
yang mendapatkan pengetahuan yang tinggi.

Pengetahuan ibu terhadap gizi dan permasalahannya sangat berpengaruh terhadap status
gizi keluarga. Ibu hamil yang memiliki pengetahuan gizi yang baik akan mampu memilih jenis
makanan yang tepat untuk dirinya dan janinnya baik dari segi kuantitas dan kualitas. Selain
pengetahuan gizi, pengetahuan kesehatan kehamilan juga perlu bagi ibu hamil. Dengan
demikian, pengetahuan gizi dan kesehatan merupakan salah satu faktor protektif dalam
mempertahankan kualitas kehamilan. Pengetahuan memiliki pengaruh yang sangat besar
terhadap kesehatan.

Salah satu fenomena yang terjadi di Desa Sudalarang Kecamatan Sukawening Kabupaten
Garut terdapatnya kematian bayi prematur dengan berat badan kurang dari normal dikarenakan
ibu kurang memperhatikan gizi selama hamil Berdasarkan hasil penelitian di Desa Sudalarang
Kecamatan Sukawening Kabupaten Garut tersebut menunjukan bahwa sebagian besar tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang gizi selama kehamilan dapat dikatagorikan baik (69,0%). Banyak
Faktor eksternal dan internal yang menyebabkan hal tersebut terjadi mungkin kebiasaan, tingkat
pendidikan, sosial, ekonomi yang bisa menimbulkan perbedaan pengetahuan, pendapat dan pola
hidup.

Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya gizi selama
kehamilan sangat penting. Maka dari itu, diharapkan masyarakat khususnya ibu-ibu agar lebih
mengerti dan memperhatikan kecukupan gizi agar selalu dalam kondisi status gizi baik dan
terjaga kualitas kesehatan. Karena terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan
dengan status gizi ibu hamil. Pada dasarnya pemberian pengetahuan tentang status gizi ibu hamil
adalah bagian dari upaya untuk mengoptimalkan kemampuan ibu, sehingga dengan pengetahuan
gizi yang baik diharapkan ibu hamil memiliki status gizi yang baik pula.
DEFINISI OPERASIONAL PENGETAHUAN GIZI IBU HAMIL

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Kategori Skala


Pengetahuan Pengetahuan gizi ibu Kuesioner, terdiri dari Baik : 75-100 Ordinal
gizi ibu hamil, yaitu 25 pertanyaan. Dengan Cukup : 55-74
hamil kemampuan ibu kriteria penilaian Kurang : <55
hamil untuk sebagai berikut:
menjawab dengan -Terdapat 7 pertanyaan
benar pertanyaan apabila dijawab benar
mengenai: diberi skor 2
1.Gizi seimbang, -Terdapat 2 pertanyaan
2. Gizi ibu hamil apabila dijawab benar
3. Masalah gizi ibu diberi skor 3
hamil -Terdapat 16
4. ASI pertanyaan apabila
5. MPASI dijawab benar diberi
skor 5
-Untuk pertanyaan yang
dijawab salah diberi
skor 0
-Total skor maksimal
adalah 100

KUESIONER PENGETAHUAN GIZI IBU HAMIL

Pengantar

1. Apakah ibu pernah mendengar/ mengetahui tentang istilah “Gizi”


A. Ya
B. Tidak
C. Mungkin
2. Dimana Ibu mendapat/mengetahui informasi tentang gizi ?
A. Keluarga/Kerabat/Kader
B. Koran/Majalah/Iklan TV
C. Handphone/Internet
3. Apa itu Gizi ?
A. Ilmu tentang kehidupan manusia
B. Ilmu tentang kesehatan dan makanan
C. Ilmu tentang siklus kehidupan
4. Menurut ibu apa manfaat makanan bagi ibu hamil ?
A. Pertumbuhan janin
B. Menambah berat badan ibu
C. Persiapan menyusui
D. Tidak tahu
Kode Sampel
No Pertanyaan
1. Apa saja susunan makanan gizi seimbang ?
A. Karbohidrat, Lauk Hewani, Lauk Nabati, Buah & Sayur (5)
B. Karbohidrat, Lauk Hewani, Lauk Nabati, Sayur, Susu (0)
C. Karbohidrat, Lauk Hewani, Lauk Nabati, Buah, Susu (0)
2. Menurut ibu apa fungsi dari KH?
A. Sebagai sumber zat pengatur (1)
B. Sebagai sumber zat tenaga (2)
C. Sebagia sumber zat pembangun (1)
D. Tidak tahu (0)
3. Sumber karbohidrat terdiri dari ....
A. Telur, ikan, ayam (0)
B. Tempe, tahu, kacang (0)
C. Nasi, roti, singkong (5)
4. Menurut ibu apa fungsi dari protein?
A. Sebagai sumber zat pembangun (2)
B. Sebagai zat pengatur (1)
C. Sebagai sumber tenaga (1)
D. Tidak tahu (0)
5. Telur, daging, dan ikan merupakan sumber zat gizi ….
A. Protein (5)
B. Lemak (0)
C. Karbohidrat (0)
6. Makanan yang harus dibatasi konsumsinya oleh ibu hamil adalah ….
A. Gula, garam, lemak (5)
B. Karbohidrat, protein, lemak (0)
C. Protein, lemak, sayur (0)
7. Menurut ibu makanan apa yang mengandung vitamin dan mineral?
A. Nasi (0)
B. Wortel dan bayam (5)
C. Ikan dan tempe (0)
8. Fungsi dari Vitamin dan Mineral adalah..
A. Membantu metabolisme tubuh (2)
B. Sumber energi utama (1)
C. Sebagai zat pembangun (1)
D. Tidak tahu (0)
9. Menurut ibu makanan apa yang mengandung zat besi (Fe) paling tinggi?
A. Sayuran yang berwarna hijau tua (1)
B. Sayuran /buah yang berwarna orange/ merah (0)
C. Hati sapi/ daging/ ikan /ayam (2)
10. Tanda-tanda ibu hamil yang mengalami kurang darah..
A. Suhu badan kadang naik turun (0)
B. Muka tampak merah timbul bintik (0)
C. Wajah pucat, mudah lelah, lunglai, lemah, lesu (5)
11. Penyebab terjadinya anemia pada ibu hamil...
A. Terlalu banyak konsumsi zat gizi (0)
B. Adanya masalah pendarahan kronis (5)
C. Mengkonsumsi tablet Fe terlalu banyak (0)
12. Pemberian tablet Fe / tablet tambah darah pada ibu hamil bertujuan untuk ….
A. Mencegah anemia ibu hamil (5)
B. Meningkatkan jumlah ASI (0)
C. Menambah nafsu makan ibu hamil (0)
13. Pada ibu hamil, waktu yang baik untuk mengkonsumsi tablet tambah darah
(Fe) adalah.....
A. Secara teratur pada Trimester I sampai Trimester III masa kehamilan,
yaitu ± 1 mg/ hari - ±5 mg/hari (2)
B. Pada saat kehamilan trimester I saja (0)
C. Sesuai keinginan ibu hamil (1)
14. Untuk mengkonsumsi tablet besi sebaiknya menggunakan..
A. Air mineral (5)
B. Teh Manis (0)
C. Kopi (0)
15. Berapa banyak tablet tambah darah yang dikonsumsi selama kehamilan ?
A. 60 tablet (0)
B. 80 tablet (1)
C. 90 tablet (2)
16. Anjuran berolahraga sesuai gizi seimbang adalah ….
A. 10 menit/hari (0)
B. 20 menit/hari (1)
C. 30 menit/hari (3)
17. Secara umum, anjuran minum air putih satu hari adalah ….
A. 5 gelas (0)
B. 6 gelas (0)
C. 8 gelas (5)
18 Apa yang dimaksud dengan IMD ?
A. Bayi dilletakkan di dada dan dibiarkan mencari puting susu ibunya (2)
B. Ibu memberikan ASI ketiba ibu sudah benar-benar siap menyusui (0)
C. Memberikan dot berisi ASI atau susu formula agar bayi latihan
menghisap (0)
19. Kapan sebaiknya ASl pertama kali diberikan...
A. Segera setelah lahir (3)
B. Hari pertama setelah Iahir (1)
C. Saat ibu sudah siap menyusui (0)
20. ASI eksklusif adalah....
A. Asi yang diberikan tanpa ada batas waktu (1)
B. Memberikan ASI dan makanan pendamping lainnya (susu, bubur,
nasi tim, dan lain-lain) (0)
C. Memberikan ASI saja untuk bayi usia 0-6 bulan tanpa memberikan
makanan pendamping lainnya (5)
21. ASI yang pertama kali keluar dan berwarna kekuningan (kolostrum)
sebaiknya …
A. Dibuang (0)
B. Disimpan (0)
C. Diberikan langsung ke bayi (5)
22. Manfaat ASl adalah...
A. Mengenyangkan bayi (0)
B. Membangun kekebalan tubuh bayi dan mendekatkan ibu dan bayi (5)
C. Sama saja seperti susu formula (0)
23. Mulai usia berapa bayi dapat diberikan makanan selain ASI (MP-ASI) ...
A. Kurang dari 6 bulan (0)
B. Diatas 6 bulan (5)
C. Tidak tahu
24. Apakah manfaat yang didapatkan jika menerapkan pola makanan yang
beragam dalam menu makanan sehari-hari…
A. Meningkatkan selera makan (0)
B. Memenuhi kebutuhan zat gizi sehari-hari (5)
C. Meningkatkan jumlah makanan yang dikonsumsi (0)
25. Berapa kali ibu hamil harus periksa kehamilannya sampai menjelang
melahirkan?
A. 1 kali (0)
B. 2 - 3 kali (0)
C. minimal 4 kali (5)
TOTAL SKOR MAKSIMAL
100
KATEGORI :
Baik jika skor 75 – 100
Cukup jika skor 55 – 75
Kurang jika skor < 55
DAFTAR PUSTAKA

(Ibu et al., 2019)

(Darmawan, 2019)

(“Cross-Section,” 2020)

(Nama et al., n.d.)

http://repository.unpas.ac.id/28812/1/Skripsi%20%20Hubungan%20Pengetahuan%20Gizi%20da
n%20Pola%20Konsumsi%20terhadap%20Status%20Gizi%20pada%20Mahasiswa%20TPB%20
di%20Sekolah%20Bisnis%20dan%20Manajemen%20Institut%20Teknologi%20Bandung.pdf

http://repository.ump.ac.id/875/3/FITRIANA%20DYAH%20PRIMADANI%20BAB%20II.pdf

https://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article/viewFile/290/300

https://www.researchgate.net/publication/334747929_Pengetahuan_Ibu_Hamil_tentang_Gizi_Se
lama_Kehamilan_pada_Salah_Satu_Desa_di_Kabupaten_Garut

Anda mungkin juga menyukai