Anda di halaman 1dari 12

Nama : Rara shinta lotu

Nim : P07120317040

Prodi : DIV Kep (Tingkat III)

TUGAS SOSIOLOGI
A. Kelompok sosial

Menurut pendapat yang disampaikan oleh Soerjono Soekanto, Kelompok


Sosial merupakan suatu kesatuan atau himpunan manusia yang saling berkaitan
diantara mereka dengan adanya timbal balik serta akan saling memengaruhi.

1. Tipe kelompok sosial

Berbagai tipe kelompok sosial dalam masyarakat dapat diklasifikasikan ke dalam


tipe-tipe tertentu. Adapun tipe-tipe tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kelompok Sosial menurut Proses Terbentuknya

Menurut proses terbentuknya, kelompok sosial dapat dibedakan menjadi:

a. Kelompok semu

Kelompok semu merupakan kelompok orang-orang yang bersifat


sementara. Kelompok sosial ini tidak memiliki struktur, ikatan, kesadaran jenis,
atau aturan. Biasanya kelompok semu ini terjadi secara spontan atau tiba-tiba.
Adapun ciri-ciri kelompok semu adalah:

1) tidak direncanakan karena terjadi secara spontan,

2) tidak terorganisasi sehingga tidak berstruktur,

3) tidak ada interaksi, interelasi, dan komunikasi yang berlangsung lama

4) tidak ada kesadaran kelompok, dan

5) kehadirannya bersifat sementara.

Atas dasar ciri-cirinya tersebut, maka kelompok semu ini juga dapat dibedakan
menjadi 3, yaitu:
1) Kerumunan (crowd)

Kerumunan merupakan berkumpulnya orang-orang pada saat tertentu


secara cepat tanpa ada ikatan organisasi. Himpunan manusia yang termasuk
kerumunan, yaitu:

a) Penonton pasif (formal audience)

b) Kelompok ekspresif (planned expressive group)

c) Kelompok saling tidak senang (inconvinient causal crowds).

d) Kerumunan panik (panic causal crowds)

e) Kerumunan emosional (acting lawless crowds)

f) Kerumunan tak bermoral (immoral lawless crowd).

2) Massa (mass)

Massa mempunyai kemiripan ciri dengan kerumunan tetapi proses


terbentuknya agak berbeda. Pada massa ada sebagian pembentukan yang
disengaja dan ada sebagian yang terjadi secara spontan

3) Publik (public)

Terbentuknya publik hampir sama dengan massa tetapi tidak dalam


tempat yang sama. Publik mempunyai anggota yang tersebar tanpa batas
wilayah formal.

b. Kelompok nyata

Kelompok sosial yang nyata mempunyai berbagai bentuk tetapi ada satu
ciri yang sama, yaitu kehadirannya bersifat tetap. Hampir pada semua
kelompok sosial yang terjadi di masyarakat merupakan kelompok nyata.
Adapun bentuk-bentuk kelompok nyata adalah:

1) Kelompok statistik (statistick group)

Kelompok statistik merupakan kelompok dalam arti analitis saja. Ciri-


ciri dari kelompok ini adalah:

a) tidak direncanakan tetapi bukan berarti terjadi secara spontan,


b) tidak terorganisir dalam satu wadah tertentu,

c) tidak ada interaksi, interelasi, dan komunikasi yang berlangsung lama


(langgeng),

d) tidak ada kesadaran berkelompok, dan

e) kehadirannya bersifat tetap..

2) Kelompok kemasyarakatan (societal group)

Kelompok kemasyarakatan adalah kelompok yang di dalamnya


terdapat persamaan kepentingan pribadi diantara para anggotanya, tetapi
kepentingan tersebut bukanlah kepentingan bersama. Kelompok
kemasyarakatan mempunyai ciri-ciri:

a) tidak direncanakan tetapi sudah ada dengan sendirinya,

b) kemungkinan berkelompok dalam suatu wadah tertentu,

c) kemungkinan ada interaksi, interelasi, dan komunikasi,

d) kemungkinan terjadi kesadaran berkelompok, dan

e) kehadirannya tetap.

3) Kelompok sosial (social group)

Kelompok sosial oleh para ahli sosiologi sering disebut kelompok


masyarakat “khusus”. Sering kali kelompok ini terjadi karena ikatan pekerjaan,
usia, jenis kelamin, tempat tinggal, dan sebagainya. Ciri-ciri kelompok sosial
adalah:

a) tidak direncanakan tetapi sudah ada dengan sendirinya,

b) kemungkinan berkelompok dalam suatu wadah tertentu,

c) ada interaksi dan interelasi sehingga terjadi komunikasi,

d) ada kesadaran berkelompok, dan

e) kehadirannya tetap.
4) Kelompok asosiasi (associational group)

Kelompok asosiasi mempunyai bentuk yang tetap. Ciri-ciri kelompok


asosiasi adalah:

a) terjadi karena sengaja direncanakan/dibuat,

b) terorganisir dalam suatu wadah,

c) ada interaksi, interalasi, dan komunikasi secara terus menerus,

d) kesadaran berkelompok sangat kuat, dan

e) kehadirannya bersifat tetap.

2. Kelompok Sosial menurut Ikatannya

Kelompok sosial ini didasarkan atas keeratan ikatan antaranggotanya.


Ferdinand Tonies (Dalam Soerjono Soekanto, 402 ; 2005) membagi kelompokini
menjadi 2 yaitu, Gemeinschaft dan Gesellschaft. Kedua kelompok ini oleh
Djojodiguno kemudian dikenalkan dengan istilah Paguyuban dan Patembayan.

a. Paguyuban (gemeinschaft)

Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggota-


anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta
bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan
batin yang memang telah dikodratkan. Kehidupan tersebut juga bersifat nyata
dan organis, sebagaimana dapat diumpamakan dengan organ tubuh manusia
atau hewan. Bentuk paguyuban terutama akan dapat dijumpai di dalam
keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga, dan lain sebagainya.

b. Patembayan (gesellschaft)

Patembayan merupakan kelompok sosial yang terbentuk atas dasar


kepentingan tertentu. Seseorang akan menjadi anggota patembayan dengan
memperhitungkan untung rugi. Jadi, pada kelompok sosial ini masing-masing
anggota menggunakan rasionya untuk bergabung dalam kelompok. Bila
anggota merasa sudah tidak perlu lagi terhadap kelompok, maka ia dapat keluar
dari kelompok tersebut. Oleh karena itu, ikatan antaranggotanya bersifat
longgar. Contohnya perusahaan, Perkumpulan PKK, dan sebagainya.
3. Komunitas

Komunitas merupakan kelompok sosial yang dibatasi oleh wilayah geografis


yang jelas. Komunitas ini sering dinamakan dengan istilah masyarakat setempat.
Dasar dalam suatu komunitas yaitu batas wilayah dan kesadaran berkelompok.
Contohnya RT, RW, Kelurahan, SMA Y, dan sebagainya.

Dalam mengadakan klasifikasi masyarakat setempat (komunitas), dapat digunakan


4 (empat) kriteria yang saling berkaitan, yaitu:

 jumlah penduduk,

 luas, kekayaan, dan kepadatan penduduk,

 fungsi-fungsi khusus anggota komunitas terhadap seluruh masyarakat atau


komunitas, dan

 organisasi masyarakat setempat atau komunitas yang bersangkutan.

4. Organisasi Sosial

Kelompok sosial yang paling jelas keberadaannya adalah asosiasi.


Kelompok asosiasi ini mempunyai struktur yang jelas dan memiliki kesadaran
kelompok yang kuat, tetapi ikatan kelompoknya relatif longgar. Semakin
berkembang tingkat kehidupan masyarakat, maka semakin berkembang pula
ragam kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka dibuatlah wadah-
wadah yang dapat mengorganisir anggota kelompok. Oleh karena itu,
perkembangan kelompok asosiasi menjadi organisasi sosial semakin nyata.
Organisasi merupakan kesatuan orang-orang dengan struktur dan pembagian kerja
yang jelas. Jadi, pengertian organisasi sosial adalah kesatuan orang-orang dengan
struktur dan pembagian kerja yang jelas sebagai akibat hubungan sosial yang
terjadi di dalam masyarakat.

a. Ciri-ciri organisasi sosial

Organisasi sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Memiliki keanggotaan yang bersifat formal

2) Status dan peran dari masing-masing anggota sesuai dengan struktur


organisasi sehingga jelas..
3) Rumusan organisasi jelas. Tujuan yang telah ditetapkan organisasi sudah
jelas dan dijunjung tinggi oleh seluruh anggota

4) Memiliki identitas yang jelas. Identitas merupakan suatu simbol yang


menunjukkan organisasi

b. Tata hubungan dalam organisasi sosial

Dalam sebuah organisasi, antaranggota terjadi hubungan sosial. Hubungan


ini sangat penting untuk melaksanakan jalannya organisasi. Sistem manajemen
yang handal dalam organisasi berhubungan erat dengan tata hubungan struktur
organisasi. Tata hubungan tersebut agar dapat berlangsung dengan baik
dibutuhkan syarat-syarat sebagai berikut:

1) Ada ukuran yang tetap dalam tata hubungan sosial, yang dapat diterima oleh
anggota kelompok.

2) Adanya pola tingkah laku yang standar dan menjadi pedoman tingkah laku
anggota.

3) Ada otoritas atau kekuasaan yang dapat memaksa tata hubungan sosial anggota.

4) Ada pengaturan dan penyusunan individu-individu dalam kelompok dan lapisan


sosial tertentu untuk memudahkan koordinasi.

5) Anggota-anggota yang berada pada berbagai bidang dapat bekerjasama secara


harmonis dan nyaman (favourable).

2. Kelompok sosial yang teratur dimasyarakat

Kelompok Sosial Yang Teratur yaitu :

a. In-group dan out-group

In-group adalah kelompok sosial yang individunya mengidentifikasinya


dirinya dalam kelompok tersebut. Sifat in-group didasarkan pada faktor simpat
dan kedekatan dengan anggotak kelompok. Seperti, dian adalah siswa kelas X-
A SMA Harapan Pertiwi, maka yang menjadi in-group Dian adalah kelas X-A.
Out-group adalah kelompok yang diartikan oleh individu sebagai lawan in-
groupnya atau kelompok yang ada diluar kelompok dirinya. Seperti, out- qroup
bagi Dian adalah kelas selain kelas X-A, seperti kelas X-B atau X-C.

b. Kelompok primer dan kelompok sekunder

 Kelompok primer adalah kelompok kecil yang anggotanya memiliki


hubungan dekat, personal dan langgeng. Misalnya keluarga.

 Kelompok sekunder adalah kelompok yang lebih besar, bersifat sementara,


dibentuk untuk tujuan tertentu, dan hubungan antaranggotanya tidak bersifat
pribadi sehingga biasanya tidak langgeng. Misalnya kesebalasan sepak bola.

c. Paguyuban (gemeinschaft) dan patembayan (gesselschaft)

 Paguyuban adalah bentuk dari hubungan bersama yang anggota-anggotanya


terikat oleh hubungan batin murni yang sifatnya alamiah dan juga kekal. Ciri-
ciri paguyuban adalah hubungan akrab, eksklusif (hanya orang tertentu), dan
bersifat pribadi.

 Patembayan adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dalam jangka waktu yang
pendek.

d. Grup formal dan grup informal

 Grup formal adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja
diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur antar sesama.
Contohnya: perusahaan, birokrasi, dan negara.

 Grup informal adalah kelompok yang tidak mempunyai sturktur yang pasti,
terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang sehingga terjadi pertemuan
kepentingan dan pengalaman. Contohnya, klik (ikatan kelompok teman
terdekat atau perkawanan).

e. Membership group dan reference group

 Membership group adalah suatu kelompok yang didalanya setiap orang secara
fisik menjadi anggotanya.

 Reference group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang
untuk membetuk kepribadian dan perilakunya.
3. Pendekatan sosial keperawatan

Komunikasi adalah bentuk nyata dari sebuah kecerdasan sosial. Komunikasi


dalam praktek Keperawatan Profesional merupakan unsur utama dalam
melakukan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang optimal. Komunikasi
Terapeutik adalah komunikasi yang terjadi antaraperawat-klien yang bertujuan
untuk mempercepat kesembuhan dengan berbagai macam teknik berdasarkan
asuhan keperawatan..

Keperawatan yang menjadi unsur terpenting dalam memberikan pelayanan


dalam hal ini perawat berperan sebagai provider. Fokus perhatian terhadap
buruknya komunikasi juga terjadi pada tim keperawatan. Hal ini terjadi karena
beberapa sebab diantaranya adalah lemahnya pemahaman mengenai penggunaan
diri secara terapeutik saat melakukan intraksi dengan klien, kurangnya kesadaran
diri para perawat dalam menjalankan komunikasi dua arah secara terapeutik,
lemahnya penerapan sistem evaluasi tindakan (kinerja) individual yang berdampak
terhadap lemahnya pengembangan kemampuan diri sendiri.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka perlu diupayakan suatu hubungan


interpersonal yang mencerminkan penerapan komunikasi yang lebih terapeutik.
Hal ini dimaksudkan untuk meminimalkan permasalahan yang dapat terjadi pada
komunikasi yang dijalin oleh tim keperawatan dengan kliennya. Modifikasi yang
perlu dilakukan oleh tim keperawatan adalah melakukan pendekatan dengan
berlandaskan pada model konseptual sebagai dasar ilmiah dalam melakukan
tindakan keperawatan. Sebagai contoh adalah melakukan komunikasi dengan
menggunakan pendekatan model konseptual proses interpersonal yang
dikembangkan oleh Hildegard E.Peplau.
B. Proses sosial dan interaksi sosial

1. Definisi Kebudayaan

Kebudayaan bukan hal asing di telinga orang Indonesia. Orang asing


mengenal Indonesia sebagai negara dengan beragam kebudayaan. Kita juga pasti
familiar dengan istilah budaya timur dan budaya barat. Lantas, apa itu
kebudayaan? Kebudayaan memiliki akar kata budaya. Budaya sendiri berasal dari
Bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari kata
buddhi yang berarti akala tau budi (Soekamto, 2012). Kebudayaan kemudian
diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akala tau budi (Soekamto,
2012)

2. Timbulnya kebudayaan

Kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia


sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi
lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya.
Suatu kebudayaan adalah milik bersama anggota suatu masyarakat atau suatu
golongan sosial, yang disebarkan kepada anggota-anggotanya dan diwariskan
kepada generasi berikutnya melalui proses belajar dan dengan menggunakan
simbol-simbol yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun yang tidak
(termasuk juga berbagai peralatan yang dibuat oleh manusia).

Dan dengan demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai suatu


pengetahuan mengenai kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama dengan
anggota-anggota lainnya, disebabkan oleh pengalaman dan proses belajar yang
berbeda dan karena lingkungan-lingkungan yang mereka hadapi tidak selamanya
sama. Munculnya budaya juga dipengaruhi karena adanya sebuah interaksi.

3. Unsur kebudayaan

Terdapat 7 unsur kebudayaan universal yakni

1. bahasa,

2. sistem pengetahuan,

3. sistem teknologi dan peralatan,

4. kesenian,
5. sistem mata pencaharian dan ekonomi,

6. religi,

7. sistem kekerabatan dan organisasi kemasyarakatan.

4. Pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian

Dalam setiap masyarakat,akan dijumpai suatu proses dimana seorang


anggota masyarakat yang baru(misalnya bayi) akan mempelajari norma-norma dan
kebudayaan masyarakat dimana dia menjadi anggota proses itu dinamakan proses
socialization.

Secara sosiologis,kepribadian seseorang didapat melalui proses diatas yang


dimulai sejak kelahirannya.pada tahap itu,dia mulai mempelajari pola-pola prilaku
yang berlaku dalam masyarakatnya.Dengan cara mengadakan hubungandengan
orang lain.perttama deengan orang tua dan saudara-saudaranya.Lambat laun
setelah menjadi anak-anak,dia mulai dapat membedakan dirinya sendiri dengan
orang lain yang berada disekitarnya.

Dengan demikian,dia mulai Menyadari bahwa apabila dia mengikuti


petunjuk-petunjuk orang tuanya,pasti perbuatanya akan disukai orang lain.dengan
demikian apabila dia melanggar ptunjuk-petunjuk tersebut,dia akan mendapatkan
teguran secara bertahap dia akan memppunyai konsep tentang dirinya sendiri yang
didasarkan pada dugaan tentang pendapat orang-orang perihal dirinya. kesadaran
akan dirinya sendiri yang didasarkan pada digaan tentang pendapat orang-orang
perihal dirinya. kesadaran akan dirinya sendiri dapat diamati dalam tingkah laku
anak tersebut dalam permainan, mungkin terhadap alat-alat permainan atau
mingkin terhadap teman-teman sepermainannya . sifat-sifat tadi makin lama makin
berkembang dengan bertambah dewasanya individu tersebut itu semuanya
menghasilkan peranan individu dalam kelompoknya.

Walaupun demikian setiap masyarakat mempunyai pola prilaku yang berlaki


umum,yang membatasi prilaku individu adalah kepribadiannya. apabila
memperhatikan kebiasaan -kebiasaan masyarakat didunia ini , akan dijumpai
prilaku-prilaku yang disuatu masyarakat dilarang. tetapi dilain masyarakat justru
tidak menjadi persoalan . misalnya mengeluarkan bunyui berdesis dari mulut pada
orang inggris dianggap sebagai perbuatan yang menghina. akan tetapi orang
jepang tindakan tersebut dianggap sebagai tanda menghargai orang yang berasal
dari derajat sosial yang lebih tinggi.

5. Fungsi Kebudayan bagi masyarakat

 Kebudayaan berfungsi untuk menjadi pedoman hidup berperilaku. Hal ini


diwujudkan dalam bentuk nilai, norma, ataupun hukum. Oleh sebab itu maka
kebudayaan seperti ini terus diturunkan dari generasi ke generasi (shared
culture).

 Kebudayaan juga berfungsi sebegai alat atau media yang membantu hidup
manusia, yang diwujudkan dalam penciptaan teknologi. Menurut Soerjono
Soekamto, setidaknya ada tujuh unsur dalam teknologi yaitu alat produksi,
senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan, rumah dan
tempat berlindung, serta alat atau moda transportasi.

 Kebudayaan juga dapat berfungsi sebagai control sosial atau tata tertib bagi
masyarakat.
Daftar pustaka

https://www.yuksinau.id/kelompok-sosial/

https://personalityshalha.wordpress.com/kecerdasan-sosial-pada-perawat/

Muin, Idianto. 2013. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Kelompok Peminatan Ilmu-
Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga. Hal: 80-84.

http://umum-pengertian.blogspot.com/2016/04/macam-macam-kelompok-sosial-
jenis.html?m=1

https://www.studiobelajar.com/kebudayaan/

Macionis, J. J. (2008). Sociology 13th Edition. New Jersey: Prentice Hall.

Soekanto, S., & Sulistyowati, B. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali
Pers.

id.wikipedia.org/wiki/Budaya

yourarticlelibrary.com/culture/culture-the-meaning-characteristics-and-
functions/9577 Kontributor: Roy Obet Purba, S.Sos.Alumni Sosiologi FISIP UI

Anda mungkin juga menyukai